All Chapters of Pesona Kekasih Rahasia Anak Asuh Presdir: Chapter 61 - Chapter 70

136 Chapters

61. Pamit

"Berhenti tertawa," hardik Bumi sebal melihat Ola terus tergelak. "Dasar cemen, baru juga aku pelorotin celana udah panik. Gegayaan mau nidurin aku," cibir Ola di tengah tawanya yang terdengar begitu renyah. Kejadiannya sama sekali tidak Bumi duga. Dia yang berencana menakuti gadis itu mendadak panik sendiri saat Ola ikut-ikutan membuka baju dan celananya. Hasilnya sudah bisa ditebak. Pria itu kehebohan sendiri meminta Ola untuk mengenakan pakaiannya kembali. Bumi membanting tubuhnya ke atas ranjang. Masih bertelanjang dada, dengan ikat pinggang yang masih belum dia kaitkan kembali. "Padahal aku nggak keberatan loh kalau Kak Bumi mau." "Diem!" Ola kembali terbahak. Gagal sudah dia melihat sesuatu yang Bumi sembunyikan di balik boxernya itu. Padahal dia sangat penasaran bentukannya wkwkwk. Gadis itu mendekati Bumi begitu tawanya reda. Menempelkan belakang kepala ke bahu pria itu. "Kak." "Hm." "Lain kali bisa tegas dikit nggak sama Dira? Aku nggak mau dia salah paham sama sikap
last updateLast Updated : 2024-10-25
Read more

62. Bukan Satu-satunya

DUA TAHUN KEMUDIAN======================"Aspri Mas Gy?!" Ola menjerit saat mendengar kabar itu. Pasalnya Ola sedang berjuang menyelesaikan skripsi. Dan dia benar-benar butuh support lelaki itu untuk tetap berada di sisinya. Jatuh bangun menyelesaikan semua matkul agar bisa ikut skripsian semester ini setelah semester lalu gagal. Bahkan Ola harus rela melihat temannya lebih dulu memakai toga. Tahun ini dia berencana mengejar ketinggalan itu. Kadang Ola kesal mengapa dirinya diberi kapasitas otak yang pas-pasan. Sangat berbeda dengan kedua kakaknya yang pandai mengukir prestasi. Satu-satunya prestasi yang dia punya ialah suaranya yang sudah mengudara ke pelosok negeri. Beberapa kali juga menyabet juara dalam kontes tarik suara nasional. Namun meski itu membuat mami papinya bangga, gadis itu tidak diperkenankan meniti karir melalui jalur tarik suara. "Anggap menyanyi itu hobi. Bukan pekerjaan. Papi lebih suka kamu membantu Mas Gyan."Itu kata papi yang tidak bisa Ola bantah. Dan saa
last updateLast Updated : 2024-10-26
Read more

63. Provokasi

Sudah Ola duga. Bumi bakal sibuk setelah menjadi asisten pribadi Gyan yang saat ini sudah menerima tongkat estafet dari Daniel. Baru seminggu menjadi aspri, pesan dari Ola sering diabaikan. Bukan sepenuhnya diabaikan, tepatnya telat mendapat balasan. Kirim pagi, siang atau sorenya baru dapat balasan. Gyan benar-benar merampas Bumi. Tidak hanya fisik, bahkan waktu lelaki itu juga. "Mas, apa nggak ada orang lain yang bisa dijadiin aspri? Jangan Kak Bumi dong. Aku butuh dia," protes Ola pada Gyan via telepon saat akhirnya dia tak tahan karena sering Bumi abaikan. "Pusat lebih butuh kakak kesayanganmu itu, Sayang." Ola mengerutkan dahi. Dua tahun lalu sebenarnya papi sudah meminta Bumi kembali ke kantor pusat. Namun karena ada beberapa sebab terkait cabang di Bandung, Daniel menunda penarikan kembali lelaki itu. "Mas, Kak Bumi lagi bantu aku skripsian. Tanggung banget, sebentar lagi udah otw bab tiga." "Bentar lagi selesai tuh. Aku yakin tanpa Bumi kamu bisa menyusun sendiri. Adik
last updateLast Updated : 2024-10-27
Read more

64. Sahabat Baik

Ini seperti mimpi saat dosen menyetujui untuk lanjut sidang. Di sisi lain Ola senang luar bisa, tapi dia juga merasa deg-degan. Selama menggarap sisa skripsi, Ola benar-benar menantang diri untuk tidak menghubungi Bumi lebih dulu. Sekuat hati dia menahan keinginannya juga rindunya untuk melihat pria itu. Bahkan jika Bumi tidak mengirim pesan lebih dulu, Ola tidak mau memulainya. "Demi lo, gue sama Galen bakal cuti saat hari sidang!" seru Yara di ujung telepon sana saat Ola memberi tahu kabar itu. Gadis itu juga benar-benar ikut bahagia dengar sahabatnya bisa melalui tantangan ini. "Sweet banget sih kalian. Sumpah, kalau nggak ada support kalian, gue nggak tau bisa selesein ini atau enggak." Ola mengusap pipinya yang mendadak basah. "Hei, ini semua kan hasil usaha lo sendiri. Sebagai bestie gue cuma bisa support. Galen kayaknya bakal yang duluan ke sana. Gue ntar nyusul ya." Ola mengempaskan diri ke kasur seraya tersenyum lebar. "No problem, yang penting kalian ada pas hari H.""C
last updateLast Updated : 2024-10-27
Read more

65. Baru Awal

Ola langsung disambut pelukan hangat Daniel ketika dia keluar dari ruang sidang dengan perasaan yang luar biasa lega. Hampir-hampir dia menangis karena merasa terharu dan tidak menyangka bahwa dirinya bisa melewati tantangan ini dengan baik. "I'm proud of you. Congratulation, My Dear Daughter," ucap Daniel mengecup sayang kening Ola. "Thanks, Pi." Ola tersenyum senang sambil menatap sang papi sebelum Delotta meraih gadis itu dalam pelukannya. "Selamat ya, Sayang. Akhirnya kamu lulus juga. Mami sempat khawatir, untung papi kamu selalu ngingetin mami kalau kamu udah dewasa sekarang." "Ini baru awal. Tantangan yang sebenarnya akan kamu lihat sebentar lagi," sambar Kavia sambil mengerlingkan mata. Ketika wanita cantik itu merentangkan tangan, Ola langsung menghambur ke pelukannya. "Makasih ya, Mbak. Udah sempet datang," ucap Ola makin tersenyum bahagia. Terlebih ketika dia juga melihat Resta ikut datang untuk mendukungnya. "Mbak sekaligus wakili Mas Gyan buat ucapin selamat." Tidak
last updateLast Updated : 2024-10-28
Read more

66. Kak Bumi Jahat!

"Ya ampun, Kak Ola. Repot banget kamu nganterin ke sini. Padahal tadi WA aja sih." Ola tersenyum sambil menyerahkan satu kotak dus berisi buku-buku mata kuliah kepada Irma. Salah seorang adik tingkat, yang meminta agar buku-buku materi yang Ola punya diwariskan padanya. "Nggak apa-apa. Aku sekalian buang sampah tadi." "Makasih banyak, Kak. Misal kamu perlu bantuan lagi tinggal bilang ya, Kak." "Udah beres semua kok, Ir. Tinggal cabut aja." "Wah, sukses terus ya buat kamu, Kak. Semoga ke depannya makin lancar. Insyaallah aku datang ke wisudaan ntar." Ola menatap suasana kosan tiga lantai ini dari bawah. Akhirnya datang, hari di mana dia meninggalkan tempat yang sudah menjadi rumahnya selama hampir lima tahun ini. Saksi perjuangannya selama menjadi mahasiswa. Ola pasti akan merindukan kos-kosan yang terawat ini. Ola memutar langkah. Namun, baru saja hendak kembali ke lantai dua ponselnya berdering. Dia merogoh saku celana dan melihat layar ponselnya berkedip menampilkan nama Galen
last updateLast Updated : 2024-10-28
Read more

67. Rindu

"Mas Gyan harus bayar kompensasi ke aku. Pelit banget, masa cuma kasih kamu cuti dua hari?" "Kerjaan benar-benar lagi padat banget, Ola." Bumi menyingkirkan anak rambut Ola yang menjuntai. "Kamu akan tahu gimana sibuknya kami kalau udah kerja di sana." "I can't wait kerja bareng kamu." Ola tersenyum sampai matanya menyipit, lalu memeluk Bumi erat-erat seolah tidak mau melepasnya lagi. "Kayaknya kamu menikmati banget hidup jauh dari aku?" tanya Bumi, mengingat beberapa bulan terakhir gadis itu benar-benar mengabaikannya. "Kata siapa? Bukannya sebaliknya? Di pusat kan banyak karyawan cantik-cantik. Kamu betah kan di sana? Bebas godain mereka karena nggak ada aku. Kamu pasti udah kepincut salah satu dari mereka, makanya males balesin chat-chat aku."Mendengar itu Bumi memutar bola mata. Kenapa wanita suka sekali memutar balikan fakta? Bumi tidak punya waktu untuk hal-hal yang tidak berguna seperti itu."Gimana dengan Galen? Kayaknya akhir-akhir ini kamu intens ketemu dia? Ada yang ak
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

68. Buket Cokelat

Bumi menangkap tangan Ola yang bergerak nakal di dadanya. Dia menyunggingkan senyum dan menahan tangan gadis itu agar tidak bisa bergerak lagi. Napasnya berembus pelan. "Yang tadi belum cukup?" tanya Bumi dengan mata terpejam, ngantuk. "Memang kita pernah cukup?" Ola bergerak memeluk pria itu setelah berhasil menarik tangannya kembali. "Kak..." "Hm..." "Setelah prosesi wisuda besok, kamu bakal umumin hubungan kita kan?" Ola berharap Bumi bisa menjawab pertanyaan dengan segera. Namun beberapa lama menunggu pria itu belum juga bersuara. "Kak... Kamu tidur?" Kepala Ola terangkat. Mata Bumi memang terpejam, tapi dia tahu lelaki itu belum tidur. "Kak, jawab dong. Jangan malah pura-pura tidur. Sudah lebih dari dua tahun kita backstreet, aku juga udah lulus. Mau sampai kapan kita main rahasiaan terus sama mereka?" Bumi masih bergeming. "Kamu nggak niat rahasiain ini selamanya kan?" Melihat belum ada tanggapan dari pria itu Ola beranjak menjauh. Dia menarik selimut dan bergerak memungg
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

69. Mencari oleh-oleh

"Mas Gyan keterlaluan. Ini kan masih cutinya Kak Bumi. Bisa-bisanya Mas nyuruh Kak Bumi kerja!"Ola berkacak pinggang sambil memelotot garang. Beberapa menit lalu dia dan Gyan baru saja mengantar Bumi yang akan pergi menemui klien. Di saat mereka harusnya masih berada di suasana bahagia atas kelulusan Ola. Bumi malah langsung cabut begitu makan-makan bersama selesai. Gyan meringis sambil menangkupkan kedua tangan di depan dada. "Sori ya, Dek. Terpaksa. Mbak kamu lagi tantrum dari kemarin. Mas harus bujukin dia dulu supaya moodnya balik lagi.""Tapi kan—" Belum juga lanjut mengomel pria itu sudah kabur. Seharusnya ini menjadi momen yang membahagiakan, tapi dia malah ditinggal sendirian. Daniel dan Delotta sudah lebih dulu masuk ke kamar hotel lantaran kelelahan. Kavia dan Javas entah ke mana rimbanya. Lalu Gyan, dia masih sibuk bujukin istrinya yang sedang uring-uringan. Ceritanya akan beda kalau Yara dan Galen masih ada di sini. Namun kedua sahabatnya itu langsung pulang ke Jakarta
last updateLast Updated : 2024-10-30
Read more

70. Hadiah Kelulusan dari Bumi

"Geser dikit ke atas. Nah! Begitu. Terus agak kencengan biar enak." "Kak, pegel nih.""Belum selesai, Ola. Kamu tekan dikit lagi pake tenaga.""Ini udah paling pol!" "Agh! Enak banget, Sayang." "Kamu yang enak, tanganku pegel. Kapan nih selesainya? " "Ini belum ada satu jam." Ola mendesah. Hampir menangis lantaran tangannya sudah kelelahan memijat kaki panjang Bumi yang sekeras batu. "Kasih diskon waktu, Kak." "Mana ada hukuman pake diskon. Udah, lanjutin aja. Jangan banyak protes. Siapa suruh nggak nurut." Masih dengan posisi tengkurap dengan kepala merebah nyaman di atas bantal, Bumi tersenyum geli melihat Ola manyun. Wajah gadis itu masam, tapi herannya masih terlihat begitu cantik dan menggemaskan. "Ini hari kelulusanku. Tega-teganya kamu hukum aku begini," keluh Ola lagi. Untuk ke sekian kalinya. "Dari pada nyuruh aku pijat, mending Kak Bumi panggil terapis spa hotel aja." Sontak kepala Bumi terangkat dan menoleh ke belakang punggung. "Memang kamu nggak keberatan kalau t
last updateLast Updated : 2024-10-30
Read more
PREV
1
...
56789
...
14
DMCA.com Protection Status