All Chapters of Pesona Kekasih Rahasia Anak Asuh Presdir: Chapter 41 - Chapter 50

136 Chapters

41. Sidang

Ola berlari-lari kencang begitu turun dari ojek online. Beberapa kali dia mengumpat karena hampir tersandung kakinya sendiri. Belum lagi saat menyenggol bahu atau lengan orang tanpa sengaja ketika berpapasan di koridor. Tidak peduli dengan makian orang yang ditabrak dia terus berlari melewati selasar gedung Pascasarjana Teknik. Hari ini Bumi sidang tesis dan gara-gara bangun kesiangan, dia hampir melewatkan peristiwa penting itu. Napas Ola nyaris putus ketika akhirnya dia sampai di tempat sidang. Dia membungkuk seraya memegangi lututnya dengan napas tersengal-sengal. Gara-gara telat juga dia cuma membeli bunga seadanya, cuma setangkai mawar putih. Ya ampun, masa orang selesai sidang dikasih setangkai mawar? Gagal semua rencana hari ini. Jika tahu bakal telat, dia tidak akan menunda pergi ke Bandung hingga keesokan harinya. Ola mengatur napas sebelum mendekati layar monitor yang menampilkan sidang akhir tesis Bumi. Penguji keempat terlihat sedang memberi pertanyaan pada Bumi saat Ol
last updateLast Updated : 2024-10-14
Read more

42. Selamat

"Mami benar-benar bangga padamu, Nak." Bumi tersenyum bahagia saat mendapat tepukan pelan di sisi wajahnya dari Delotta. Sebelumnya dia juga mendapat pelukan dari ibu asuhnya itu. Daniel juga terlihat senang melihat keberhasilan Bumi melewati masa sulitnya. "Finally you can achieve what you want, My Son," ujar Daniel seraya memeluk putra asuhnya itu. Dia tidak menyesal sudah menuruti keinginan Delotta membawa Bumi turut pulang ke Jakarta 15 tahun lalu. Bumi menjadi pribadi yang bisa diandalkan. Khususnya ketika pria itu menjadi asisten pribadinya dulu. "Thanks, Mam. Thanks, Pi. Tanpa kalian aku nggak akan bisa seperti ini," sahut Bumi dengan penuh kerendahan hati. Jika dulu dia mengambil bidang ekonomi atas perintah Daniel, kali ini program study yang dia ambil merupakan beasiswa dari kampus sekaligus jurusan yang sangat dia minati. Maka dari itu ketika dikabarkan lolos seleksi beasiswa, Bumi tidak menyiakan kesempatan berharga itu. "Berapa gelar yang akan tersemat di kartu undang
last updateLast Updated : 2024-10-15
Read more

43. Baginda Romo Prabu Daniel Jagland

"Tapi aku masih mau di sini, Pi!" "Kamu masih libur semester, belum mulai perkuliahan lagi. Jadi kamu ikut pulang sama papi dan mami."Tidak ikhlas! Ola menjerit dalam hati. Bibirnya mencebik, dan mata sedihnya menatap Bumi. Minta pertolongan."Kamu kan juga belum ke perusahaan. Bukannya kamu janji sama papi mau bantu di perusahaan kalau liburan?" Ola memejamkan mata. Merutuk dalam hati kenapa dulu dia membuat janji seperti itu ke papinya. "Lagian kalau kamu di sini pasti bakal repotin Bumi. Kakak kamu itu orang sibuk. Bebannya akan lebih ringan kalau kamu ikut pulang ke rumah." Kembali Ola melihat Bumi dengan tatapan memohon. "Pi, sebenarnya aku nggak apa-apa kalau Ola mau liburan di sini," ucap Bumi kemudian. Dia tidak tega juga melihat gadisnya terus memohon pertolongan. "Biar Ola di sini, Pi."Namun Daniel menggeleng tegas. "Ola tetap harus ikut pulang ke rumah," putus Daniel final. Tidak mau diganggu gugat. Seandainya Kanina tidak tetap tinggal, mungkin Ola akan dengan rela
last updateLast Updated : 2024-10-15
Read more

44. Aku Suka Kamu

Kalau pun Bumi punya banyak hari cuti, dia ingin menghabiskan waktu itu bersama Ola. Bukan dengan wanita lain. Bumi akui Kanina itu cantik. Tipe wanita yang banyak digilai para lelaki dewasa. Memiliki body goal yang sempura dan paras serupa bidadari. Kulitnya yang kadang mengintip di balik pakaiannya yang terbuka tampak bersinar. Lebih dari itu dia memiliki karir yang gemilang di salah satu firma hukum ternama di Indonesia. Bahkan Bumi merasa minder mendengar bibit bebet bobot wanita itu yang Daniel ceritakan.Jelas dirinya yang bukan siapa-siapa ini tak pantas disandingkan dengan wanita dari keluarga terhormat itu. Jangankan Kanina, menjadi kekasih Viola Jagland saja sebenarnya dia merasa tak pantas. Jika tidak ada keluarga Jagland di belakangnya, dia tidak mungkin memiliki power seperti sekarang. "Uhm... Enak!" Bumi mengernyit melihat Kanina berseru saat menikmati pangsit chili oil yang bagi Bumi pedasnya luar biasa itu. "Ayo, kamu juga makan." Wanita itu mengacungkan sumpit ke d
last updateLast Updated : 2024-10-16
Read more

45. Kunjungan Pagi

Bumi meraup wajah beberapa kali. Tengah malam dirinya baru sampai apartemen setelah mengantar Kanina pulang ke hotel. Masih ada satu hari lagi, tapi dia sudah merasa lelah. Bumi menghempaskan diri ke atas tempat tidur, lantas membuang napas dalam-dalam. Tangannya yang terlentang mengusap permukaan tempat tidurnya yang dingin. Mendadak dia merindukan gadis kecilnya. Dia yakin gadis itu sudah terbang bersama mimpinya sekarang. Tidak seperti dirinya yang malah tidak bisa mengatupkan mata. Bunyi notif pesan masuk membuat tangannya terjulur merogoh saku celana. Dengan posisi masih terlentang, dia membuka kunci layar ponsel. Sebuah pesan dari Kanina muncul. Kanina : [ Besok kamu masih mau menjemputku, kan? ] Bumi mendesah, tanpa berniat membalas dia melempar tangannya yang menggenggam ponsel. Namun beberapa detik kemudian, bunyi notif pesan terdengar lagi. Dia berdecak malas, tapi tetap membuka kembali layar ponsel. Hampir saja dia menghapus pesan tanpa ingin membacanya sebelum tahu tern
last updateLast Updated : 2024-10-16
Read more

46. Tanpa Sengaja

"Iya, Pi. Aku lagi menuju ke sana." Bumi memutar kemudi, masih memperhatikan jalan sementara telinganya mendengar wejangan-wejangan Daniel dari airbuds yang dia kenakan. Ini terjadi lantaran Bumi tidak bisa makan siang bersama Kanina, akibatnya Daniel terus mewanti-wanti dirinya agar selalu stand by di samping wanita itu."Oke, aku tutup dulu, Pi. Sudah sampai." Bumi mendesah. Belum apa-apa tapi dia sudah merasa lelah. Setelah berhasil memarkirkan mobil, langkah besarnya langsung memasuki gedung olahraga. Kanina bilang dirinya ikut jogging sore bersama teman-temannya. Namun, ketika sampai di track jogging dia tidak menemukan batang hidung wanita itu. Bahkan ketika ditelepon, Kanina tidak menjawab hingga nada dering panggilan berakhir. Bumi keluar dari jogging track, dan kembali berjalan di selasar gedunhg sambil terus mencoba menghubungi Kanina kembali. Namun sampai tiga kali panggilan, wanita itu masih belum juga mengangkatnya. "Dia marah?" gumamnya. Ini akan jadi masalah kalau Da
last updateLast Updated : 2024-10-17
Read more

47. Jujur

"Terima kasih buat hari ini."Bumi baru saja menghentikan laju kendaraannya di parkir area hotel yang Kanina tempati. "Besok aku udah pulang ke Jakarta. Hm, tapi rasanya kok berat ya," lanjut Kanina, lalu terkekeh kecil. Dia tidak sadar Bumi di sampingnya tengah meremas stir erat-erat. Kanina melepas seatbelt lantas sedikit menyerongkan posisi duduk menghadap Bumi. "Bumi, aku punya sesuatu buat kamu. Bisa kamu ikut aku ke kamarku dulu? Yang akan aku kasih ke kamu ada di sana." Bumi sudah terlalu capek. Dia hanya ingin segera mengakhiri ini. Pria itu mengangguk kecil, yang langsung disambut senyuman bahagia Kanina. Mungkin ini saatnya dia harus bicara pada wanita itu. Bumi tidak mau ini berlarut-larut. "Tunggu sebentar," ujar Kanina saat keduanya sudah sampai di kamar hotel. Dengan kepala penuh tanda tanya, dan tanpa curiga apa pun, Bumi bergerak duduk di salah satu sofa single seat yang ada di ujung kamar. Tidak lama menunggu, Kanina tampak keluar lagi dari arah kamar mandi. Raha
last updateLast Updated : 2024-10-18
Read more

48. Kejutan Malam

Setelah ini, Bumi yakin ayah asuhnya akan kembali memberinya petuah. Entah harus berapa kali dia menjelaskan kepada Daniel untuk tidak mengurusi perihal jodoh. Bumi benar-benar tidak peduli meski usianya saat ini sudah menginjak kepala tiga.Baru kali ini ada cuti yang membuatnya lelah alih-alih bersemangat. Bumi membuang napas sebelum menekan password pintu apartemen. Dengan gontai dirinya memasuki unit. Namun baru selangkah masuk, dia menemukan sebuah kejanggalan. Keningnya kontan berkerut. Seingatnya sebelum pergi, dia tidak menyalakan lampu unit. Namun kenapa sekarang terang benderang? Bumi memutar badan, dan langsung melirik ke arah lemari sepatu yang terletak tidak jauh dari pintu masuk. Kepalanya meneleng, dan matanya menyipit melihat ujung flat shoes berwarna putih yang mengintip dari balik rak. Apa mungkin...."Kak Bumi!" Teriakan itu membuat Bumi kembali memutar badan. Dia terperanjat dan refleks berseru 'waaa' sambil menangkap tubuh seseorang yang tiba-tiba meloncat k
last updateLast Updated : 2024-10-18
Read more

49. Morning Wood

Akhirnya Bumi bisa tidur nyenyak semalaman setelah dua hari yang melelahkan. Apalagi saat ini ada Ola di sisinya. Dia bangun dari tidur dalam keadaan sedang memeluk gadis itu. Bibirnya mengukir senyum tipis melihat wajah polos Ola ketika terlelap. Bumi akui dulu dia suka mencuri lihat kala Ola tertidur. Dalam keadaan tenang begitu, kecantikan Ola tambah berkali-kali lipat. Wajahnya begitu lugu, tidak akan ada yang menyangka kalau gadis itu pandai membuat masalah dan bikin kepala Bumi pusing tujuh keliling. Bumi terkesiap ketika tiba-tiba kaki Ola bergerak, dan lutut gadis itu menyentuh pangkal pahanya yang mengeras. Please, kalian jangan salah paham. Bagi pria, morning wood itu sesuatu yang normal. Jadi, kalian dilarang menghujat. (mode Bumi tersenyum miring) Ketika pria itu bergeser, lengan Ola malah memeluk lehernya, sementara tungkai panjang gadis itu beralih membelit tubuhnya. Apa gadis itu pikir Bumi itu sebuah guling? "Ola, aku nggak bisa napas. Bangun." Bumi menepuk pelan le
last updateLast Updated : 2024-10-19
Read more

50. Telepon Rean

Bumi dan Ola langsung bertolak ke bengkel ketika urusan kantor selesai. Bengkel masih sama ramainya seperti biasa. Cabang ke-tiga yang Bumi dirikan itu sudah mulai dikenal dan banyak langganan yang mempercayakan kendaraannya di sana. "Makin besar aja ya bengkel Kak Bumi. Belum lagi yang ada di Jakarta. Kalau papi tahu pasti bangga." Bumi kontan mengacungkan jari telunjuk ke bibir. Yang langsung dibalas gerakan mengunci mulut oleh Ola. Ya, Daniel memang tidak tahu perkara bengkel yang didirikan Bumi sejak enam tahun lalu itu. Bengkel yang dia dirikan dari hasil kerja kerasnya selama bekerja menjadi asisten pribadi sang presdir. Bengkel yang bermula dari hobinya mengoprek mesin. Bumi bahkan tidak pernah berekspektasi akan menjadi sebesar ini. Setelah berhasil membuka cabang kedua di Jakarta, pria itu mencoba peruntungan membuka cabang ketiga di Bandung. Dan lagi-lagi hasilnya di luar ekspektasi. Meskipun Bumi tidak terjun secara langsung dalam manajemennya, dia tetap memonitoring ket
last updateLast Updated : 2024-10-19
Read more
PREV
1
...
34567
...
14
DMCA.com Protection Status