All Chapters of Pesona Kekasih Rahasia Anak Asuh Presdir: Chapter 31 - Chapter 40

140 Chapters

31. Sungai

Senyum Ola terbit ketika akhirnya dia menemukan Bumi. Pria itu tengah duduk sendirian di pinggiran sungai jernih di dekat tenda. Di saat yang lain tengah berkumpul di kebun stroberi, pria itu malah memisahkan diri. Dengan pelan Ola jalan mengendap-ngendap, melipir ke pinggir tenda. Dan ketika tepat berada di belakang Bumi, dua lengannya langsung merangkul leher pria itu. Serta-merta tindakan itu membuat Bumi terkejut bukan main. Hampir saja pria itu jatuh ke sungai kalau kaki panjangnya tidak segera menyangga bobot tubuhnya. "Ola!" Tanpa merasa bersalah gadis itu malah tersenyum lebar. "Kak Bumi lagi mikirin apa? Kok nggak ikut berkebun?" Tidak seperti Ola yang terlihat santai, raut terkejut Bumi berubah panik. Dengan enggan dia mencoba melepaskan rangkulan lengan Ola. "Ola, jaga sikap. Nanti ada yang lihat," bisik Bumi sembari celingukan, takut ada yang memergoki mereka. "Mereka jauh, Kak. Ada di ujung sana. Nggak mungkin tiba-tiba langsung ke sini." "Iya, tapi jangan begini."
last updateLast Updated : 2024-10-09
Read more

32. Syal

"Jadi, kalian dari tadi main berdua aja di sungai?" Bumi dan Ola kompak mengangguk sambil memaksakan tersenyum. Degup jantung keduanya yang menggila belum sempat mereda. Keduanya bahkan masih susah payah mengatur napas. "Kalian lagi nangkap ikan ya?" Wajah penuh tanda tanya Gyan kontan berbinar-binar. "Kenapa nggak ngajak-ngajak sih?" Sekonyong-konyong Gyan ikut menceburkan kakinya ke sungai berair jernih itu. "Kan seru kalau nangkap ikan rame-rame." Bumi dan Ola tertawa kaku melihat reaksi Gyan yang tidak terduga itu. Dalam hati, mereka merasa lega karena Gyan tidak curiga. Ola sampai memukul-mukul punggung Bumi untuk meyakinkan tawa terpaksanya itu. "Iya, gimana sih Kak Bumi kok nggak ngajak-ngajak Mas Gy nyari ikan," seru Ola lantas tertawa lagi dengan ekspresi aneh. Dengan gerakan mata dia memberi isyarat agar Bumi menimpali ucapannya. Bumi mengusap belakang kepala sambil meringis kaku. "Sori, Gy. Lupa." "Aduh ayo kita berburu lagi. Lumayan kan buat acara ntar malam kalau dap
last updateLast Updated : 2024-10-09
Read more

33. Happy Birthday, My World

Senyum lebar Gyan kontan buyar ketika suapan ketiga cake yang Ola potong mampir ke mulut Bumi lebih dulu alih-alih dirinya. Dua alis tebalnya tertaut seketika. Baru saja lelaki itu hendak melayangkan protes, adik bungsunya langsung menyumpal mulutnya dengan potongan cake. "Nggak usah protes. Mas Gy sama Kak Bumi kedudukannya sama." Gyan kontan manyun sambil mengunyah. Tapi sejurus kemudian dia tersenyum lebar. "Kue buatan May kok bisa selezat ini ya?" Mayrosa, alias pacar Gyan yang baru sempat menyusul, tersenyum. Dia terlalu sibuk dengan kegiatan syuting acaranya sehingga baru datang satu jam sebelum puncak acara camping ground ini dimulai. "Itu bukan buatan aku, Gy. Tapi buatan tanteku," sahut wanita itu. Setengah tahun tidak bertemu membuat wanita itu terus menempeli Gyan. "By the way happy birthday, Ola. I hope that whatever you want will come true soon.""Makasih, Mbak." Ola tersenyum tipis. Tatapnya melirik Bumi sesaat. Ola yakin pria itu tadi tersenyum juga, tapi kenapa men
last updateLast Updated : 2024-10-10
Read more

34. HOT

Setelah acara ultah yang mendebarkan bagi Ola, keesokan harinya dia terpaksa harus berpisah sementara dari Bumi. Sejujurnya Ola lebih suka menghabiskan liburan bersama Bumi di Bandung, tapi pria itu ngotot memaksanya agar ikut mami dan papi pulang ke Jakarta."Setiap liburan semester kamu pulang. Mami sama papi pasti bertanya-tanya kalau kamu menolak pulang," ujar Bumi ketika membujuk Ola agar ikut Daniel. "Tapi kan aku mau habisin liburan sama kamu, Kak. Kita baru jadian masa udah pisahan." "Nggak pisahan, Ola. Weekend aku ke Jakarta kok. Nikmati liburan kamu, oke?" Bibir tipis Ola mencebik, sementara tangannya yang menggenggam tangan Bumi terayun. "Pasti ngebosenin di rumah nggak ada kamu." Mata Bumi menyipit saat tersenyum, meningkahi ucapan gadis itu. Diusapnya puncak kepala Ola dengan lembut. "Kalau mami denger kamu ngomong gitu, mami bakal sedih loh." Mata kelam Ola kontan melirik maminya yang tampak masih sibuk mengobrol dengan Nani Luna. Gadis itu akhirnya terpaksa menyetu
last updateLast Updated : 2024-10-10
Read more

35. Jodoh

Jari-jari Ola mengetuk-ngetuk meja dengan gerakan tak sabar. Sesekali matanya juga melirik jam dinding besar yang terlihat jelas dari arah dapur. Lalu menatap ponsel yang tergeletak di meja dan menyentuh hingga layarnya menyala. Tidak ada notif apa pun lagi. Bahkan pesan yang dia kirim belum Bumi balas. Pagi tadi Bumi memberitahu bahwa dia akan pulang ke Jakarta. Sudah dua Minggu Ola tidak melihat lelaki itu. Rasa kangennya sudah menumpuk karena weekend lalu Bumi tidak pulang. "Maaf Ola, dosenku bilang hanya punya waktu weekend ini buat bahas revisian." Kalau sudah begitu memang Ola bisa berbuat apa? Meski rasa kangennya sudah mencapai ubun-ubun, tidak mungkin dia menghalangi aktivitas penting satu itu. Di depan Ola sekarang, satu potong cake yang Delotta sajikan baru dia sentuh secuil. Sebelum batang hidung kekasihnya muncul, rasanya dia belum bisa berselera makan. "Loh kok kuenya masih utuh?" tanya Delotta ketika berjalan melewati putrinya. "Nunggu Kak Bumi, Mam." Delotta terk
last updateLast Updated : 2024-10-11
Read more

36. Galon

Bumi baru muncul ketika sore menjelang. Itu pun langsung dikonter Daniel untuk mengenalkan Kanina padanya. Pria itu agak terkejut melihat kehadiran wanita asing itu. Jadi kata-kata Gyan waktu itu benar bahwa sang papi mau mengenalkan seseorang padanya? Ola pasti sudah tahu tentang ini. Dan biasanya gadis itu akan menyambutnya, tapi kali ini Ola tidak menampakkan batang hidungnya sama sekali sejak Bumi menginjakkan kaki di rumah besar orang tua asuhnya ini. "Kuliah sambil kerja?" Mata besar berbulu lentik itu melebar. "Keren banget itu sih. Tapi apa nggak pusing bagi waktu antara kuliah dan kerja?" tanya Kanina yang belum apa-apa sudah terkagum-kagum dengan anak asuh Daniel itu. "Itu udah biasa buat Bumi. Sejak pertama kuliah dia sudah mulai bekerja membantu di perusahaan," sahut Daniel. Sementara Bumi di sisinya hanya tersenyum tipis. Bumi tidak banyak bicara. Hanya sesekali menjawab pertanyaan yang Kanina ajukan. Sementara dia tidak berselera untuk tahu lebih banyak tentang wanita
last updateLast Updated : 2024-10-11
Read more

37. Don't Be Bad

Ola bukan anak bawang di sini! Dia terpaksa meredam kekesalan ketika harus menempati kursi penumpang bagian belakang. Poninya berkibar beberapa kali tersapu embusan napasnya yang kasar. Matanya mengerling tak senang mendengar wanita yang duduk di sebelah kursi kemudi terus menyerocos, berusaha mengakrabkan diri dengan Bumi yang tengah konsentrasi menyetir. Ola bukannya tak tahu kalau Bumi di belakang kemudi terus memantaunya dari kaca spion depan. Tapi Ola tak peduli dan hanya memasang wajah cemberut. Gimana tidak? Kursi yang Kanina duduki itu tempatnya! Bumi itu pacarnya bisa-bisanya dia malah jadi obat nyamuk begini. Ola geram minta ampun, tapi dia tetap berusaha menutupi emosinya. "Gebetan kamu kating atau temen sekelas, Ola?" Pertanyaan Kanina membuat Ola segera mengubah eskpresi wajah. Dia memasang senyum palsunya yang dibuat selebar mungkin. "Bukan kating atau teman sekelas kok, Mbak. Dia itu lelaki dewasa yang udah kerja." "Beneran?" Kanina takjub sampai harus memutar bad
last updateLast Updated : 2024-10-12
Read more

38. Panu dan Kurap

Bahkan di dalam ruang gelap bioskop, Ola kembali berhasil memanipulasi Kanina. Dalam hati dia terkikik geli karena wanita itu benar-benar gampang dikelabui. "Aku agak takut gelap. Apalagi yang akan kita tonton ini film horor." "Tapi tadi kamu yang pilih filmnya." Kanina menatap bingung sekaligus heran. "Iya kata temen-temenku filmnya bagus. Jadi, aku pilihin itu. Tapi~"Kanina mengembuskan napas pelan dan akhirnya mengalah bertukar tempat duduk dengan Ola. Dia tidak tahu kalau di belakang punggung, Ola mengayunkan tangannya yang terkepal begitu misinya berhasil. Bungsu Daniel itu berhasil duduk di antara Bumi dan Kanina. Dengan begitu tidak akan ada lagi kesempatan wanita cantik itu untuk berdekatan dengan Bumi. "Takut gelap kamu bilang?" bisik Bumi pelan, seraya tersenyum miring. "Kamu benar-benar Ola adikku bukan?"Ola menyambut sindiran itu dengan senyum. "Aku pacarmu kalau kamu lupa," sahut Ola tak kalah pelan. Dia sedikit mencuri ciuman Bumi di tengah gelapnya ruangan. Membua
last updateLast Updated : 2024-10-13
Read more

39. Billiard

"Kapan kita bisa keluar berdua?" tanya Kanina ketika Bumi mengantarnya sampai ke depan pintu lobi. "Saya tidak tahu." Wanita anggun di depannya menghela napas. Tapi kemudian matanya kembali berpijar. "Mungkin nanti aku bisa main ke Bandung. Biasanya suka ada tugas ke sana. Kalau aku ke sana kamu mau kan menemani aku jalan?" "Tergantung situasi.""Hm iya sih. Kamu pasti sibuk juga." Kanina melirik Ola yang masih ada di dalam mobil. Gadis itu ngambek, tidak mau ikut turun. Masih perkara larangan Bumi ke bar. "Ya udah. Kalau gitu see you next time. Uhm, tapi aku harap kita bisa cepat ketemu lagi."Kanina menggigit bibir, tatapnya menunduk. Alih-alih cepat masuk lobi wanita itu malah terpaku di tempat. "Ada lagi yang mau kamu katakan?" tanya Bumi dengan alis sedikit naik. Sikap Kanina mendadak terlihat aneh. "Bumi," panggil Kanina seraya mendongak, menatap pria tinggi di depannya. "Aku sangat berkesan dengan pertemuan pertama kita. Apa kamu merasakan hal yang sama?" Bumi mengerjap.
last updateLast Updated : 2024-10-13
Read more

40. Reward

Ola tersenyum lebar dan mengerling jenaka ketika dia berhasil memasukkan bola terakhir. Terhitung tiga kali putaran dia memenangkan permainan billiard ini. Luar biasa untuk seorang pemula. "Mungkin ini yang orang sebut keberuntungan pemula," ujar Bumi sedikit melengkungkan bibir ke bawah. "Coba kamu bisa kayak gini juga pas dosen nerangin matkul, mungkin kamu bisa cepat lulus dan nggak ngulang-ngulang matkul terus." Kontan saja mata kelam Ola mendelik tak terima. "Baru ada satu mata kuliah yang aku ulang ya! Jangan berlebihan," serunya sedikit kesal. Dia melempar tongkatnya dan mendekati Bumi dengan cepat. Ditariknya kerah baju pria itu, lantas tersenyum miring. "Akui kekalahanmu kali ini, Kak. Dan berikan aku reward." Bumi menatap lekat wajah cantik di depannya itu dengan sedikit senyum. Dalam mode dominan begini Ola makin membuat hatinya terpesona. Direngkuhnya pinggang gadis itu dengan sebelah lengannya dan menariknya mendekat. Aksi Bumi yang tiba-tiba itu membuat Ola agak terk
last updateLast Updated : 2024-10-14
Read more
PREV
123456
...
14
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status