All Chapters of Gelora Hasrat Tuan Muda di Pertemuan Pertama: Chapter 141 - Chapter 150

195 Chapters

Nilesh tidak mau jujur

Pria itu memberitahu Arland di mana alamat Anthony, pria itu tetap diikat mereka tidak akan membebaskan pria itu sebelum mendapatkan Anthony. "Kita harus pergi ke sana, kali ini aku tidak mau dia melakukan aksi biadabnya lagi." Kay dan Arland naik ke mobil lalu pergi ke alamat yang dikatakan pria itu. Mereka menempuh jarak kurang lebih 40 menit, Arland pun memakaikan mobilnya agak jauh dari alamat yang dikatakan pria itu. Arland melihat sekelilingnya, ia tidak menemukan apa-apa dia juga tidak melihat mobil yang terparkir di dalam rumah yang dikatakan pria itu. "Arland apa kau melihat sesuatu?" "Tidak ada." Arland masuk ke dalam mobil lalu mereka mengamati dari dalam. "Mereka suka berpindah tempat, karena mereka tidak mau ada orang yang mengetahui keberadaan mereka," ucap pria itu sambil merintih kesakitan. "Apa kau tahu di mana lagi mereka tinggal?" Pria itu mencoba mengingat alamat rumah Anthony. Lalu ia memberitahunya, ternyata alamat yang dikatakan pria itu
Read more

Kay di culik lalu di pukuli

Semua orang sudah tidur di ruangan Novia dengan lelap setelah selesai makan, Kay dan Arland sama sekali belum bisa tidur dengan nyenyak, mereka harus selalu waspada, karena apapun bisa terjadi saat mereka lengah. "Apa yang harus kita lakukan supaya Nilesh bicara jujur?" tanya Kay saat mereka berdua duduk di depan ruangan Novia. "Aku tidak tahu, jika dia tidak bicara juga habisi saja dia." Kay sangat tahu sifat Arland, ia pasti akan melakukan apapun jika seseorang mengganggunya melebihi kesabarannya. "Tunggu, jangan gegabah dulu, aku tahu dia pasti akan bicara, kita tunggu saja beberapa hari ini." Kay masih tetap menunggu, karena ia yakin Nilesh pasti akan bicara jujur pada mereka. Kay melihat jam di tangannya sudah pukul 22.00, tak terasa sudah lebih 2 minggu ia tidak pulang ke rumahnya. Kay sebenarnya ingin pulang dan istirahat, tapi ia tidak mau meninggalkan Arland sendirian. "Apa kau ingin pulang ke rumah?" Arland sepertinya bisa membaca pikiran Kay saat ini, ia ter
Read more

Kay memberikan minuman pada Nilesh

Arland menyetir dengan pelan supaya Kay tetap merasa nyaman karena ia masih merasakan sakit akibat pukulan beberapa anak buah Anthony. Arland membawanya ke rumah sakit, Kay segera di tangani oleh dokter. "Arland, kenapa kau tahu aku dibawa ke sana?" "Diam kau, biarkan dokter mengobati lukamu, nanti saja bicara setelah kau merasa lebih baik!" Kay pun tersenyum, ia melihat kepedulian di mata Arland padanya. "Aku akan pergi keruangan Novia, datang saja ke sana setelah kau selesai di obati." "Iya." Arland berjalan ke ruangan Novia, disana ia melihat Bella dan juga keluarganya. Novia tertidur dengan pulas dengan papa dan mommy nya, sedangkan Bella berjaga sambil menahan rasa ngantuk. "Bella," Arland mengelus rambutnya. Bella memeluk Arland dengan erat, matanya terlihat bengkak karena menahan rasa ngantuk. "Kau sangat mengantuk!" "Tidak, aku masih bisa berjaga!" Bella tidak mau Arland mencemaskan dirinya, ia tetap berusaha kuat di depan suaminya. Arland menyuruh
Read more

Arland dan Kay menemukan Anthony

Sebentar Nilesh juga sudah tidak bisa menahan rasa haus, ia menatap Kay penuh curiga, apakah Kay akan memanfaatkan dirinya atau tidak. Nilesh belum menerima botol minuman itu, sedangkan pria di sebelahnya sudah minum sampai habis. "Minumlah, apa kau ingin mati di sini? baiklah kalau itu yang kau mau!" Kay berdiri lalu melangkah menjauhi Nilesh, ia segera memanggil Kay untuk meminta minuman itu. "Aku mau minum!" Kay berhenti melangkah, ia segera berjalan lalu memberikan minuman itu pada Nilesh. "Kenapa kau tidak membunuh ku saja? aku tidak perduli dengan hidupku!" "Kalau kau mati, mati saja, siapa yang perduli denganmu?" ucap Kay lalu pergi menemui Arland. Nilesh bingung, ia pikir Kay akan membunuhnya jika ia maish tetap diam. "Apa yang dia pikirkan?" Nilesh semakin penasaran. Saat Nilesh dan pria yang di sampingnya itu berusaha lepas dari ikatan Kay, Arland berjalan mendekati mereka, rasa benci Nilesh terhadapnya semakin besar. Nilesh menatapnya seolah menantangn
Read more

Anthony di bawa ke rumah kecil itu

Anthony mencoba melepaskan dirinya dari Arland dan Kay, sedangkan Sunny hanya duduk di atas ranjang sambil berusaha menutupi tubuhnya dengan selimut dengannya, Kay Arland memaksa Anthony ikut dengannya, Kay melemparkan pakaian yang ada di lantai ke depan Sunny. "Hargai dirimu sendiri." Hanya itu yang di ucapkan Kay padanya, lalu ia pun pergi, sementara Sunny hanya terdiam sambil meneteskan air matanya, ia sangat sedih, merasa bersalah karena telah berkhianat pada sahabatnya, sementara ia tahu dengan jelas jika Anthony selalu melakukan kesalahan, ia hanya melakukan apapun yang ia inginkan tanpa peduli pada siapapun. Semua orang memperhatikan Arland membawa Anthony masuk ke dalam, sayangnya Anthony hanya menggunakan handuk, tangannya di borgol, pandangan semua orang tidak lepas dari mereka. "Minggir, jangan menghalangi jalan," ucap Kay saat beberapa orang mengerumuni mereka. "Lepaskan aku bajingan, aku akan membunuhmu," Anthony bicara keras pada Arland, Arland tidak memperd
Read more

Maudy kembali lagi dengan berbagai alasan

"Apa yang kalian lakukan lepaskan aku? kalian tidak punya hak untuk menahan ku di sini, aku bisa melaporkan kalian ke pihak yang berwajib, sebelum kesabaranku habis lepaskan aku!" Arland dan Kay berhenti saat mendengar ucapan Anthony. "Apa yang kau katakan? kau ingin lepas? berusahalah lepas sendiri kenapa harus meminta tolong pada orang lain? bukankah selama ini kau selalu merasa memiliki kuasa? seolah-olah kau bisa melakukan apapun terhadap orang lain!" Arland sangat geram terhadap Anthony, sebenarnya ia ingin menghabisi Anthony secepatnya, tetapi Kay melarangnya karena ada suatu alasan. "Kalau kau berani lepaskan! aku sendiri yang akan melawan mu!" Arland tersenyum mendengar jawaban dari mulut Anthony. "Apa kau pikir semua orang bodoh sepertimu?" Anthony semakin geram dengan jawaban Arland, dia tidak bisa melakukan apapun. Arland pun meninggalkan tempat itu bersama dengan Kay, mereka langsung menuju kantor, sebelum tiba di kantor Arland terlebih dahulu menghubungi B
Read more

Maudy kesakitan

Maudy berjalan menuju kamar tanpa rasa takut sedikitpun, ia tidak perduli dengan ucapan orang yang menghinanya, ia tetap berjalan masuk ke dalam, sesampainya di kamar, ia meletakkan tas dan kopernya lalu ia berbaring di atas tempat tidur, ia mengelus perutnya yang sedikit terasa sakit. Bella datang menemuinya lalu menyuruhnya keluar dari rumah itu. "Apa yang kau lakukan di rumahku? aku tidak akan membiarkan mu membohongi semua orang di sini, aku tidak akan membiarkanmu menikmati hidup bahagia dengan penuh kebohongan, anak di rahim mu itu bukan milik Arland tapi milik Anthony, berhentilah berpura-pura wanita ular." Maudy berdiri sambil memegang perutnya, ia tidak merasa tersinggung dengan ucapan Bella padanya, ia tidak memperdulikan Bella yang berada di kamar itu. "Apapun yang kau katakan, aku akan membuktikannya setelah anak ini lahir, jadi bicaralah lebih sopan karena aku juga punya hak di rumah ini sama seperti anakmu Novia." "Kau bisa masuk penjara jika selalu berbohong, a
Read more

Telur dadar keju untuk Maudy

Bella memasuki kamarnya, namun wajahnya terlihat sedikit marah, ia tidak bicara pada Arland. Arland mengerti jika Bella tidak menyukai sikap Maudy yang berlebihan, dia sepertinya mengambil keuntungan dari kehamilannya. "Kenapa kau diam saja?" Arland memeluknya lalu mencium keningnya, sementara hati Bella masih perih karena kelakuan Maudy. "Bolehkah dia lebih cepat pergi dari sini? kau bilang kalau Novia sembuh kita akan liburan ke Selandia Baru, tapi mungkin itu hanya akan menjadi rencana yang tidak akan pernah terjadi." Arland memejamkan matanya lalu menarik nafasnya, bagaimana mungkin mereka pergi jika ada orang yang tinggal di rumahnya?. "Mandilah dulu!" Bella pun beranjak dari duduknya saat Arland menyuruhnya mandi, Bella masuk ke dalam kamar mandi lalu ia segera keluar dari kamar. Ia berjalan menuju kamar yang di tempati Maudy, ia segera masuk tanpa mengetuk pintu lebih dulu. "Arland?" Maudy kaget lalu menoleh ke arah pintu, Arland berjalan menghampirinya menata
Read more

Maudy memberi perhatian pada Arland

Arland dan Bella masuk ke dalam kamar, yang lain juga masuk ke kamar masing-masing. Saat Arland hendak berbaring, ia menerima panggilan di ponselnya. Ia melihat panggilan itu dari pengacaranya, ia segera menuju balkon sedangkan Bella duduk di depan meja riasnya. "Halo." "Anthony dan anak buahnya di tahan selama 8 tahun, aku tidak tahu mungkin saja ada yang membantu mereka membayar pengadilan!" Arland terdiam sesaat, ia pun sebenarnya sudah bahagia mendengar kabar itu. "Tidak apa-apa, selama mereka di tahan keluarga ku akan aman, aku hanya menghawatirkan Novia." Arland duduk di balkon, Bella menghampirinya lalu memeluknya. "Ada apa? wajah mu terlihat sedih!" "Aku tidak apa-apa, aku hanya memikirkan Novia saja, aku akan mengurus liburan kalian secepatnya, aku tidak mau mengecewakan Novia!" "Tidak perlu jauh-jauh ke luar negeri, bawa saja dia jalan-jalan ke mana dia suka, dia pasti akan senang, jangan membebani dirimu, aku tidak mau melihat mu sedih." Bella memelukn
Read more

Maudy mendorong Murni hingga jatuh ke lantai

"Hmm, aku lupa, aku juga harus mengingatkan mu tentang aku dan Arland, aku dengannya sudah bersama sejak beberapa tahun lalu dan dia sangat mencintaiku setulus hatinya, tidak ada bandingannya dengan apapun di dunia, kau juga tahu itu," ucapnya merasa bangga. "Kau mungkin lupa satu hal, bahwa kau sendiri yang merasa seperti itu, Arland tidak setulus itu mencintaimu, apa kau tahu dia sangat mencintai istri dan anaknya?" Bella tidak terpancing sedikit dengan ucapan Maudy, ia malah membuatnya kesal, wajah Maudy terlihat marah, tapi ia tidak mungkin melakukan memarahi Bella, jika ia melakukan itu, ia pasti akan tersingkir dari rumah itu. Bella meninggalkan Maudy seorang diri, ia sebenarnya sangat benci dengan sikap Maudy yang selalu berusaha memberi perhatian pada Arland. Bella masuk ke dalam kamar, ia langsung menjatuhkan tubuhnya ke atas ranjang, tak terasa air matanya menetes, hari-hari yang bahagia baru saja dimulai tetapi ada pada yang menghalangi kebahagiaan itu. Bella ingin ia
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
20
DMCA.com Protection Status