All Chapters of Gelora Hasrat Tuan Muda di Pertemuan Pertama: Chapter 121 - Chapter 130

195 Chapters

Rencana pertama dimulai

Bella membujuk Novia supaya tidak menangis lagi, Novia sangat merindukan Arland, ia ingin seperti teman-teman sekolahnya yang di antar naik mobil oleh papanya, sedangkan ia selalu di antar Oma. "Novia sayang, papa pasti akan pulang, jangan menangis ya, papa janji segera pulang, apapun yang Novia minta pasti akan diberikan papa," Bella mengusap air matanya, ia juga tidak tahan melihat Novia menangis histeris. Bella membawa Novia masuk ke dalam kamar, ia terus membujuknya hingga Novia tidak menangis lagi Bella keluar dari kamar lalu membereskan belanjaan yang berserakan di depan pintu. "Mommy, kenapa tiba-tiba Novia menangis?" "Katanya dia cemburu melihat teman-temannya di antar papanya ke sekolah, sedangkan dia selalu di antar Oma, kadang rasa iri itu pasti tumbuh di hati apa lagi dia masih kecil," jawab Murni, mertuanya. Bella terdiam, ia berharap Arland segera pulang dan semua urusannya selesai agar Novia tidak merasa sedih saat ke sekolah. Arland dan Kay bersiap untuk
Read more

Rencana kedua bertele-tele

Arland turun dari mobil lalu berjalan menuju beberapa penjaga itu, siapapun yang datang akan diperiksa terlebih dahulu. Sedangkan Kay langsung pergi ke bandara sesuai perintah Arland. Sebenarnya Arland sangat deg-degan saat mendekati beberapa penjaga itu, sampai akhirnya yang terpikir di kepalanya hanyalah keluarganya dan semua yang mereka miliki sebelumnya. "Mana undangannya?" tanya seorang penjaga pada Arland, Arland tidak bicara sama sekali, ia hanya menunjukkan kartu undangan itu, penjaga itu langsung membawanya ke kursi VIP sesuai yg diharapkan Arland. Arland diperlakukan dengan baik karena ia salah satu tamu VIP dan orang penting dari Selandia Baru. Arland terlihat santai, tapi sorot matanya memperhatikan semua orang yang berada di pesta itu, ia hanya menunggu waktu untuk yang tepat untuk pergi keruangan Anthony untuk mengambil data dan memasukkan nama perusahaannya yang memenangkan tender besar. Arland disuguhi minuman dan makanan yang mahal sebagai tamu undangan VIP
Read more

Arland memenangkan tender besar

"Aku akan segera mengumumkannya," senyuman manis terlihat di wajah Lin Ros. "Aduh, lama sekali dia bicara," Kay mengomel karna menurutnya itu sudah terlalu lama. "Tunggu saja, dia pasti akan bicara." "Benar saja, Lin Ros segera mengumumkan pemenang tender itu. Anthony masih berdiri sambil bertepuk tangan dengan meriah. "Pemenang tender kali adalah perusahaan besar Mars Group." Seketika semua orang terdiam, sedangkan Jack William bertepuk tangan dengan senang. "Tunggu, itu salah, itu pasti salah." Anthony marah lalu menyuruh Lin Ros untuk membacakannya sekali kali. Lin Ros pun menuruti apa yang diinginkan oleh Anthony. "Pemenangnya adalah perusahaan Mars Group yang di pimpin oleh Arland Alexander." Kemudian para tamu undangan berdiri bertepuk tangan kecuali Anthony. Ia segera mengambil map yang di pegang oleh Lin Ros, ia memastikan jika perkataan Lin Ros itu salah. "Tidak, ini salah besar, perusahaan ku yang memenangkan tender ini, bagaimana mungkin perusahaan Mars
Read more

Arland membawa keluarganya pulang ke rumah lama

"Kurang ajar, dasar pengkhianat," Anthony teriak pada Nilesh yang berdiri di depannya. "Sekarang sudah jelas siapa yang mengkhianati mu," Arland pun tersenyum menghina Anthony, Arland berhasil mempermalukannya, Arlan juga berhasil mengambil semua hartanya, papanya akan segera pulang dari Singapura, perusahaannya pun akan bangkit lagi. Jack William dan juga Arlan segera meninggalkan tempat itu, Kay berada di belakang Arland untuk berjaga-jaga siapa tahu ada yang akan memukul mereka. Arland segera membawa Jack William ke hotel untuk istirahat, sepanjang jalan bercerita kepada Arland jika ia sangat kecewa terhadap Anthony, Lin rose berada di samping Kay saat mereka menuju hotel. "Aku belum pernah melihat orang selicik itu dalam berbisnis, untuk saja bukan dia yang memenangkan tender itu, jika tidak mungkin aku akan mengalami kerugian besar," ucap Jack William merasa kecewa. "Apapun bisa dilakukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab untuk mendapatkan uang dengan cara yan
Read more

Arland kembali ke hotel

Mereka semua menikmati perjalanan pulang ke rumah, Bella merasa ini adalah awal kehidupan baru untuk dirinya dan juga keluarganya. Sepanjang jalan saat di mobil Arland selalu menggenggam tangan Bella, terkadang ia juga mencium telapak tangan istrinya itu, Bella merasa bahagia diperlakukan seperti ratu oleh suaminya. "Mommy setelah kita tiba di rumah aku akan segera mengurus kepulangan papa, maaf aku telah membuat kalian menunggu sangat lama, papa juga di sana menunggu terlalu lama, maafkan aku." Arland minta maaf karena merasa telah gagal menjaga keluarganya, tetapi Murni mengatakan putranya itu sudah berusaha semampunya, semua itu sudah menjadi takdir mereka supaya menjalani hidup lebih baik lagi dan yang terpenting bagi Murni adalah tidak menyombongkan apapun yang ia miliki. "Ini sudah menjadi takdir kita, kehidupan ini mengajarkan kita supaya kita menjadi lebih baik dan tidak menyombongkan apapun yang kita miliki, kita juga harus menghormati sesama manusia, karena kita hidup s
Read more

Berhubung intim dengan Maudy?

Arland merasa pusing saat ia berjalan menuju ranjang, ia pun berbaring bersama Kay dan juga Jack William. Setelah beberapa menit Arland berbaring, matanya masih belum terpejam, kepalanya tiba-tiba pusing dan ia beranjak dari tidurnya menuju kamar mandi. Arland memegang kepalanya yang terasa berat, ia pun berjalan dengan pelan, ia pun akhirnya berbaring di atas kasur yang terasa lebih lebar dan leluasa untuk menggerakkan tubuhku bergerak kemana saja. Arland pun terpejam hingga ia sangat terlelap. Saat pagi Kay lebih dulu bangun tapi ia tidak melihat keberadaan Arland, ia hanya melihat Jack yang masih berbaring pulas. "Di mana Arland?" ia pun bingung harus mencari kemana, tiba-tiba saja ia mengingat kamar Lin Ros, "Apa jangan-jangan Arland berada di sana?" ia panik, ia segera keluar memuji kamar Lin Ros. Saat ia buru-buru berjalan ke kamar Lin Ros, ia melihat Lin Ros berjalan menuju kamar mereka, ia segera memanggilnya. "Lin, apa kau melihat Arland?" Lin Ros terdiam, ia ti
Read more

Arland takut Bella tahu ia di kamar Maudy

Arland keluar dari kamar Maudy, ia segera pergi menuju kamarnya karena pagi-pagi akan ada rapat, walaupun kepalanya masih pusing tapi ia tetap berusaha berjalan secepatnya agar segera tiba di ruangan Jack William. Setibanya di sana, Arland tidak menemukan siapapun kecuali beberapa map yang tertinggal di atas meja, ia juga tidak menemukan Kay. Ia segera mengambil ponselnya dari saku celananya, ia melihat banyak panggilan dari Kay dan juga istrinya Bella. "Astaga, apa yang terjadi padaku? kenapa aku tidak bisa mengingatnya?" Arland keluar lalu mencari di lorong, berharap ia segera melihat Kay. Tapi bukannya Kay yang ia lihat, tapi Maudy yang datang menghampirinya. Arland mengerutkan keningnya, ia sudah sangat muak dengan sikap Maudy yang selalu semena-mena terhadapnya. "Aku tidak akan melepaskan mu, ke ujung dunia pun kau pergi, aku akan tetap mencari mu." Maudy mengancamnya karena tidak terima dengan perbuatan Arland padanya. "Lakukan saja apa yang ingin kau lakukan!"
Read more

Maudy menggangu lagi

Arland memeluknya dengan erat, ia rasanya tidak sanggup untuk bicara. "Ada apa?" Bella mencium pipinya. "Aku minta maaf." Sebelum Arland lanjut bicara, wajah Bella seketika berubah, ia tidak mengerti apa yang akan dikatakan oleh suaminya. "Apa? kau membuatku takut!" "Semalam aku bersama dengan Kay dan juga Jack William di ruangan yang sama, Kay lebih dulu tidur karena sudah sangat mengantuk, ia minum sangat banyak, aku dan Jack William ngobrol hingga jam 02.00 pagi, aku ke kamar mandi, tiba-tiba kepadaku sakit, aku langsung berbaring lalu tidak sadar apa yang kulakukan, setelah bangun aku melihat ruangan yang berbeda, ternyata aku bangun di ruangan yang berbeda, aku melihat Maudy di kamar itu, aku tidak tahu apa yang kulakukan, entah kenapa aku bisa sampai ke kamarnya." Arland menjelaskan dengan detile kepada Bella, Bella terlihat sedih, tapi ia mencoba percaya pada suaminya. "Apa yang dia katakan?" "Dia mengancam ku menyebarkan video vulgar supaya karir ku hancur dan
Read more

Jendela dapur di lempar dari luar

Arland duduk di balkon sambil memikirkan banyak hal, terutama mengurus Maudy supaya tidak mengganggunya lagi. Kay meneleponnya saat ia termenung sendiri, Bella masih belum bangun. "Ada apa?" "Apa Maudy masih mengganggu?" "Tentu saja dia akan selalu mengganggu, aku tidak akan tinggal diam, aku minta tolong segera beri dia pelajaran, satu lagi pagi-pagi besok kita akan ke kantor, aku akan segera mengembang Peusangan secepatnya. Kita akan dia bantu papa!" "Iya, aku akan selalu membantumu." Arland pun meletakkan ponselnya dia lantai, ia melihat Bella masih tidur, sedangkan sudah sangat sore, Arland membangunkannya supaya Bella segera mandi, tapi ketika ia memegang tangannya, ia kaget karena Bella ternyata demam tinggi, suhu badannya sangat panas, ia segera memanggil mommy nya naik ke atas. "Mommy." Suara Arland sudah terdengar ke bawah walaupun ia masih berada di tangga lantai 2. "Ada apa?" Murni syok karena mendengar suara Arland yang secara tiba-tiba terdengar sangat k
Read more

Lupa menjemput Tuan Alexander di bandara

Bella sudah lebih baik, ia turun diri ranjang untuk melihat Novia, saat ia di tangga ia melihat Novia sudah di suapi oleh Bi Ijah. Bella pun naik ke atas, ia membangunkan Arland yang masih tidur pulas. "Sayang, bangun sudah pagi!" Bella membangunkannya pelan-pelan, Arland pun menggerakkan tubuhnya setelah itu ia duduk lalu melihat jam di dinding sudah pukul 06.15. "Tunggu sebentar lagi aku masih sangat mengantuk!" Arland pun kembali tidur, sedangkan Bella segera mandi supaya tubuhnya terasa lebih segar. Setelah balas selesai mandi ia membangunkan suaminya karena sudah pukul 06.35, kali ini Arland sangat susah dibangunkan, karena ia benar-benar merasa ngantuk. "Sayang cepatlah bangun nanti terlambat ke kantor, aku akan menemanimu pergi ke kantor hari ini, mommy dan Bi Ijah biar tinggal di rumah saja," Bella segera memakai pakaian yang rapi. "Tidak perlu ikut ke kantor aku bisa menanganinya sendiri, lagi pula Kay akan ke kantor juga, kami berdua pasti bisa menangani sem
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
20
DMCA.com Protection Status