Semua Bab Gelora Hasrat Tuan Muda di Pertemuan Pertama: Bab 111 - Bab 120

196 Bab

Mulai menyusun rencana balas dendam

Bella masih belum bisa tidur karena memikirkan banyak hal, ia memang memejamkan matanya, tapi kepalanya terasa sakit sehingga ia sulit untuk tidur pulas. Arland menggenggam tangan Bella, ia berharap Bella segera bangun lalu bicara padanya, tapi hingga esok hari saat Bella akan memulai aktivitasnya, ia langsung bergegas menyiapkan sarapan untuk Novia. Arland menatap Bella yang tidak mau bicara, Arland belum tidur dari malam hingga subuh karena sama sekali tidak bisa memejamkan matanya. Arland mengikuti Bella ke dapur, ia memperhatikan apa yang akan di lakukan oleh istrinya. Bella hanya sibuk tanpa memperdulikan Arland yang berada di belakangnya. Arland menarik tangan Bella lalu membawanya ke dalam kamar, setelah di kamar Arland segera minta maaf lalu memeluknya, rasa bersalah itu membuatnya tidak bisa tidur. "Bella, maafkan aku! aku sudah sangat keterlaluan, aku menuduh mu tanpa bertanya apa yang sebenarnya terjadi, aku sangat egois, aku tidak bisa menahan diriku, maafkan a
Baca selengkapnya

Kay pulang kerumahnya

"Sunny? kurasa dia tidak tahu apa yang dilakukan Anthony, ia hanya bekerja sesuai perintah atasannya, dia orang yang baik, selama ini ia sangat di percayai oleh Bella, tapi kita juga tidak boleh menganggap remeh dirinya, bagaimana jika dia tahu apa yang sudah di rencanakan Anthony? jika itu benar, aku pasti membuatnya menyesalinya." "Kita harus mencari informasi tentang Maudy dan juga Anthony, selama setahun ini mungkin saja mereka sudah menganggap kita mati, jadi mereka merasa tujuannya sudah tercapai, yang paling penting sekarang, kita harus mencari tahu keberadaan mereka," ucap Kay sambil menatap sekelilingnya. Mereka meninggalkan rumah Maudy, mereka naik taksi menuju perusahaan Mars Group yang sudah tidak beroperasi lagi, Arland berdiri di depan perusahaan itu, tatapan matanya sendu, perusahaan yang di besarkan papanya sekejap saja mengalami kebangkrutan karena persaingan bisnis yang tidak sehat dilakukan oleh rivalnya. Arland dan Kay berjalan masuk ke dalam, sebelum mereka m
Baca selengkapnya

Mencari satu per satu musuhnya

Mamanya langsung mengunci pintu supaya tidak ada orang yang melihat mereka, karena Kay langsung mengatakan pada ibunya bahwa mereka sedang menyusun rencana supaya mengetahui siapa yang membuat mereka kecelakaan, banyak sekali dugaan di pikirin mereka, mamanya Kay menganggap Arland seperti anaknya juga, ia pun segera membuatkan makanan agar keduanya makan. Kay sangat menikmati makanan yang dibuat oleh mamanya, makanan yang sering di masak mamanya saat ia masih kecil. Setelah selesai makan, Arland dan Kay tidak punya waktu untuk beristirahat di rumah itu. "Kami datang ke sini untuk mengambil mobil, kami kesulitan jika tidak punya kendaraan, aku akan membawa mobil ini mah, berjanjilah padaku, jangan pernah mengatakan pada siapapun kalau aku dan Arland sudah kembali. Banyak orang yang berniat jahat sedang mengincar kami berdua, tetaplah berhati-hati," Kay masuk ke dalam kamarnya lalu mengambil beberapa barangnya yang ada di lemari, ia juga mengambil beberapa helai pakaiannya, setela
Baca selengkapnya

Murni mencurigai Nilesh

Bella pulang ke rumah setelah berkerja, ia melihat Novia sedang belajar di temani mommy, Bella menemui mereka yang sedang fokus belajar, sedangkan Bi Ijah sedang menyetrika pakaian yang sudah menumpuk. "Bella, segeralah mandi lalu makan, mommy sebentar lagi masuk ke kamar setelah Novia selesai belajar." "Iya mom," Bella segera mandi lalu makan, ia mengajak Bi Ijah makan bersamanya, Bi Ijah pun tersenyum lalu melanjutkan pekerjaannya. Bella masuk ke dalam kamar, ia duduk di balkon seorang diri, ia lupa jika mertuanya mau bicara padanya setelah makan. Bella pun merasa semakin hari semakin banyak masalah yang terjadi. Tok... Tok... Tok... Suara ketukan pintu membuyarkan lamunannya, ia segera berlari membuka pintu, ia melihat mertuanya berdiri di depan pintu kamarnya. "Mommy." Mereka pun masuk ke dalam, Murni mengunci pintu supaya tidak seorangpun mendengar pembicaraan mereka. "Ada apa mom?" Bella kebingungan, karena tidak biasanya mertuanya mengunci pintu saat mau bi
Baca selengkapnya

Bella melihat Maudy dan Sunny bersama

Nilesh tersenyum saat melihat Murni, ia segera memberikan plastik yang ia bawa. "Aku membawakan makanan, tadi aku ke rumah teman jadinya mampir sebentar." "Terimakasih ya Nilesh," ucap Murni, ia menerima makanan itu lalu membawanya ke meja makan, Murni meletakkannya di samping makanan yang di sudah dimasak oleh Bi Ijah. "Oh ya Nilesh, bagaimana kabar Sunny? sudah lama sekali aku tidak melihatnya." Nilesh pun hanya tersenyum, ia tidak tahu harus keberadaan Sunny, terakhir ia bertemu dengannya saat Sunny masih bekerja di hotel bersamanya. "Aku tidak tahu, dia tiba-tiba saja menghilang tanpa kabar, aku juga mencarinya beberapa hari lalu, tapi kemungkinan dia masih ada di kota ini, aku tidak bisa menghubunginya lagi, nomornya sudah tidak aktif." Bella hanya mengangguk, ia juga kehilangan Sunny, tiba-tiba sahabatnya itu menghilang tanpa kabar, barang-barangnya masih ada di kos tapi dia tidak pernah kembali. Nilesh pamit karena sudah pukul 21.00, ia segan bertamu karena Bella
Baca selengkapnya

Bella menghindari Nilesh

Bella pun sudah tiba di kantor, ia langsung memulai pekerjaan supaya nanti bisa cepat pulang ke rumah. Bella sangat sibuk hingga ia tidak tahu jika ponselnya berdering. Bella tidak melihat yang lain selain pekerjaannya, saat istirahat makan siang baru ia melihat ponselnya, ia melihat panggilan itu dari Arland. Ia tidak meneleponnya, ia hanya mengirimkan pesan jika saat ini ia tidak bisa menelepon. Tak terasa waktu sudah sore karena ia sangat sibuk, Bella mengemasi barangnya selalu bersiap untuk pulang, ia berharap bisa segera tiba di rumahnya, karena ia juga memikirkan Novia, Novia selalu menunggunya pulang. Bella pun tiba di apartemen lebih lama karena bus yang biasa ia tumpangi datang sangat lambat. Bella tiba pukul 18.00, Ia segera turun dari bus, ternyata ada seseorang yang sudah menunggunya di depan. "Nilesh, kau ada disini?" "Aku menunggu mu Bella, ada sesuatu yang ingin ku katakan padamu." "Nanti saja Nilesh, aku buru-buru, Novia sudah menunggu ku, kalau kau m
Baca selengkapnya

Sunny bersama Anthony?

"Maudy? apa kau tidak salah lihat?" Murni mengernyit, ia tidak pernah melihat Maudy berteman dengan orang yang tidak setara dengannya. "Cepat beritahu Arland, mungkin saja setelah ini akan ada informasi yang di dapat!" "Iya, aku akan memberi tahunya," Bella segera masuk ke dalam kamar, ia mencari ponselnya di dalam tas kerjanya. Bella segera menghubungi Arland, ia tidak mau menunggu, karena ia tahu kapan saja Nilesh Nisa datang ke apartemen. Tut.... Panggilan itu langsung tersambung, tapi belum juga diangkat oleh Arland atau Kay. Bella merasa khawatir, jantungnya berdegup ia was-was bagaimana jika ada orang yang datang sebelum ia sempat mengatakannya pada Arland. Murni mengetuk pintu kamar Bella, seketika ia kaget lalu ponselnya terhempas dari tangannya. "Siapa?" "Mommy, buka pintunya." Bella pun mengelus dadanya, ia segera mengambil ponselnya di lantai lalu membuka pintu. "Aku pikir tadi siapa, ponselku sampai terlempar ke lantai karena kaget." "Kenapa? apa ya
Baca selengkapnya

Arland merindukan Bella

Arland meminta Kay menunggunya karena ia akan pergi ke mall dekat tempat mereka tinggal saat ini. Kay dengan tegas menolak karena diluar sangat berbahaya, Anthony pasti melakukan penjagaan supaya tidak ada orang yang akan mengganggu mereka. "Saat ini bukan waktu yang tepat untuk pergi kesana," Kay tidak ingin keberadaan mereka sampai di ketahui oleh Anthony dan anak buahnya. "Tidak mungkin mereka tahu aku datang kesana, dalam pikirin mereka kita telah tiada, samping saat ini mereka merayakan kemenangannya tanpa menyadari kita sudah kembali. "Kalau begitu aku ikut dengan mu!" Arland melotot saat Kay ingin selalu ikut dengannya. "Apa kau pikir aku akan mati disana?" Arland sedikit marah pada Kay. "Tidak, kau tahu aku juga bosan di sini, lebih baik kita pergi kesana bersama, mereka tidak akan tahu!" Arland dengan kesal menyetujui Kay ikut dengannya, mereka naik mobil tak lupa ponsel dan laptop juga di bawa. Tak butuh waktu lama mereka pun tiba di mall dimana Maudy dan y
Baca selengkapnya

Novia mengantuk ia tidak ingin sekolah

Bella segera memeluk Arland dengan erat, terasa di antara pahanya sesuatu mengeras. Mereka berdua langsung menuju kamar, tidak ada yang tau tahu Arland datang ke apartemen. Sebelum masuk kamar, tak lupa Bella mengunci pintu supaya tidak ada orang yang bisa masuk sembarangan. Bella langsung di dorong pelan ke ranjang oleh Arland, Bella duduk di ranjang sementara Arland berdiri, ia mengangkat dagu Bella lalu mengecup bibirnya. "Kamu sangat cantik, kamu membuatku sangat bergairah, aku akan membuatmu menikmati semua permainan yang akan kulakukan!" Arland mulai memegang buah dada Bella sambil terus melumat bibirnya, memasukkan lidahnya kedalam mulut Bella hingga Bella mendesah. Mereka akhirnya berguling di atas ranjang, pakaian Bella sudah terlepas dari tubuhnya, Arland juga sudah tidak memakai apa-apa. Bella berbaring di atas ranjang, Arland mulai melakukan aksinya. Ia mulai mengangkat kedua kaki Bella lalu ia berada di bawah pusat istrinya. Bella semakin mendesah karena l
Baca selengkapnya

Novia rindu papa

Tak terasa Bella sudah tiba di tempat ia bekerja, masih tersisa waktu sebelum memulai pekerjaan. Bella meletakkan tas dan ponselnya di atas meja lalu, ia tidak punya waktu untuk istirahat atau duduk santai, ia segera melakukan tugasnya dan tidak perduli pada orang-orang yang sibuk dengan obrolannya. Bella tipe orang yang tidak suka menunda perkejaan, karena yang ia inginkan hanyalah pulang lebih awal supaya memiliki waktu bermain dengan putrinya Novia. Arland dan Kay akan pergi ke perusahaan Mars Group, mereka sudah merencanakan semuanya tanpa ada yang terlewat satupun. Rasa percaya diri itu tumbuh karena selalu mengingat Novia dan juga Bella, Bella berjuang mati-matian seperti seorang ayah. Disisi lain, papanya juga masih berada di tempat yang jauh darinya. "Kay apa kau sudah tahu apa yang akan kita lakukan? aku tidak ingin semuanya sia-sia, meski begitu kita tetap berhati-hati dalam melakukan misi." "Aku tahu, kita harus pergi secepatnya!" Mereka berdua pun memasuki
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1011121314
...
20
DMCA.com Protection Status