All Chapters of Gelora Hasrat Tuan Muda di Pertemuan Pertama: Chapter 161 - Chapter 170

195 Chapters

Maudy berhasil menghasut Murni

Ternyata saat Maudy membentak Bi Ijah, Tuan Alexander mendengarnya saat ia baru saja keluar dari kamar. Ia memperhatikan apa yang akan di lakukan Maudy pada bibi. "Bibi merasa menjadi orang yang sangat penting di rumah ini, ketahuilah bibi, bibi itu hanya pembantu yang tidak berguna di rumah ini, jadi tidak usah melawan ku, ikuti saja yang aku perintahkan," ucap Maudy, Bi Ijah terlihat sedih, di usianya yang sudah senja ia di bentak dan di rendahkan oleh seorang perempuan yang hanya menumpang di rumah Alexander yang sudah menganggapnya sebagai keluarga. "Maafkan bibi, duduklah bibi akan membuatkan sarapan." Bi Ijah menyeka air matanya, ternyata Maudy melukai hatinya. "Maudy apa yang kau lakukan? kenapa kau sangat kasar pada bibi? bukankah kau bisa mengambil makanan mu sendiri? bibi tidak ditugaskan untuk melayani mu, kau tidak perlu bicara kasar padanya kalau kau masih ingin tinggal di sini." Maudy tidak tahu kalau Tuan Alexander melihat dirinya membentak Bi Ijah. "Papa, a
Read more

Maudy menantang semua orang

Murni marah pada Maudy, dalam hatinya tidak akan mengizinkan Maudy tinggal di rumah mereka lagi, Murni pun terus menerus meminta maaf pada suaminya, ia menyesal telah mendengarkan hasutan Maudy yang mengakibatkan perselingkuhan antara dirinya dan juga suaminya. "Aku akan mengusir mu dari rumahku, kau hanya akan menjadi benalu di rumahku," gumamnya dalam hati. "Kenapa kau bengong?" tanya suaminya saat Murni hanya diam saja. "Tidak ada pa, hanya saja tadi mau jumpa sama kawan tapi susah tidak mood." "Makanya jangan biasakan mendengarkan omongan orang yang ingin menghancurkan keluargamu, harusnya kau sudah sangat bijak dalam memilah kata yang terucap dari mulut orang lain tentang keluarga mu." Murni benar-benar menyesalinya, harusnya ia tidak mendengarkan apa yang di katakan Maudy tadi. "Pah, mommy pulang dulu ke rumah, mommy tidak jadi pergi!" "Kenapa?" Tuan Alexander melihatnya sambil mengerucutkan bibirnya. "Mommy mau pulang, mau ngasih pelajaran pada Maudy yang tidak
Read more

Maudy terus berbohong

"Ia, aku akan segera memanggil dokter, lagi pula aku juga ingin tahu siapa ayah anakmu itu." Semua orang turun ke bawah, Maudy tinggal seorang diri di kamarnya, jantungnya deg-degan saat Kay akan memanggil dokter. Ia mondar-mandir di kamar lalu memikirkan bagaimana cara mencegah dokter itu memeriksa kehamilan yang lalu mengambil dna-nya. "Apa yang harus kulakukan sekarang? bagaimana jika semua orang tahu ini bukan anak Arland? aku pasti akan diusir dari rumah ini sebelum aku mendapatkan apa yang kau mau." Bella diam-diam menemuinya ke dalam kamar, pintu kamarnya tidak dikunci walaupun bisa masuk dengan leluasa. "Maudy harusnya kau malu dengan apa yang sudah kau lakukan terhadap mommy, kalau berani memfitnah papa dan juga Bi Ijah, aku takut kau akan memfitnah semua orang yang ada di rumah ini, hanya karena kau ingin menguasai seluruh harta Alexander sehingga kamu lakukan kebohongan, apa kau tidak malu pada dirimu? menumpang di rumah orang menjadi benalu," Bella sengaja memb
Read more

Maudy seperti kehilangan tujuan hidup

Polisi itu menatap Maudy yang masih tergeletak di ranjang, mata Maudy seolah memohon belas kasihan pada polisi itu untuk membantunya. "Apa benar yang mereka katakan? kau menuduh Bella menyakitimu?" "Tidak pak, mereka berbohong, aku tidak mengatakan itu, aku hanya mengatakan jika Bella mencoba menyakitiku, lalu aku berusaha menghindar karena aku sedang hamil, aku tidak mungkin membiarkan anakku dalam bahaya, aku mohon tolong aku, aku tidak mendapatkan keadilan di rumah ini, sedangkan yang ku kandung adalah anaknya Arland Alexander." Maudy pura-pura menangis, Bi Ijah sangat membenci sikap Maudy yang terus berbohong demi mendapatkan keuntungannya sendiri, padahal semua orang di rumah itu sudah tahu apa yang ia rencanakan. "Kenapa Nona Maudy sulit sekali mengatakan kejujuran?" tanya Bi Ijah yang sedang duduk di samping Bella. "Bibi kau juga mengatakan kalau aku ini berbohong? aku tidak pernah menyakiti hatimu bibi, aku menganggap mu sebagai ibuku sendiri, tapi apa yang kau katak
Read more

Sunny ingin berlindung pada Kay

Bella menatapnya hingga ia masuk ke dalam, Bella menatap suaminya lalu memeluknya. "Jangan mudah percaya padanya, dia punya seribu alasan untuk tetap tinggal di rumah ini," ucap Arland saat Bella memeluknya. "Iya." Maudy masuk ke dalam kamarnya, ia mengunci pintu lalu melihat dirinya di cermin. Ia tertawa lalu memegang perutnya, ia tidak menyangka keluarga Alexander sangat mudah di bohongi. "Semua orang sangat bodoh, aku bisa dengan mudahnya membohongi Bella yang polos itu, aku sebenarnya beruntung, karena dia lahir di kampung dan pikirannya tidak berkembang," Maudy seolah menghina latar belakang Bella yang lahir di kampung dan hidup miskin di masa kecilnya. "Aku akan dengan mudah mendapatkan Arland, lagi pula dia sendiri yang akan menyerahkan Arland padaku suatu saat nanti, Bella kau memang bodoh, lihatlah diriku ini yang selalu selangkah berada di depanmu," ia pun menertawakan kemenangannya karena ia berhasil pulang ke rumah itu. Bella dan Arland berbaring di atas ranj
Read more

Tuan Alexander meminta Kay menikahi Maudy

Setelah cukup lama berbincang, mereka pun pulang ke rumah karena waktu juga sudah mulai larut. Sepanjang di perjalanan, Bella memikirkan kata-kata yang terucap dari bibir Sunny yang menginginkan seorang suami sebagai tempat berlindungnya. Mereka sudah tiba di rumah, Maudy melihat mereka dari atas, ia masih penasaran kemana mereka bertiga pergi mendadak seperti itu. "Dari mana mereka? aku tidak mungkin bertanya pada Bella atau Arland, ah sial!" Ia masih mondar-mandir, sementara Bella dan Arland langsung masuk ke kamarnya, Kay juga. Arland merasa lelah lalu ia segera tidur, sementara Bella saat berbaring masih memikirkan apa yang dikatakan Sunny padanya, ia ingin membantunya, tapi mungkin Kay tidak akan mau menikahinya. Bella perlahan memejamkan matanya, ia pun tertidur pulas, Maudy yang masih penasaran akhirnya memberanikan diri menemui Kay, ia mengetuk pintu kamar itu berulang-ulang hingga Kay membukanya. "Maudy?" Kay kaget karena melihat keberadaan Maudy di depannya. "Ada yan
Read more

Maudy hanya ingin balas dendam

Maudy diam sesaat, sedangkan Tuan Alexander meminta kejujuran dari keduanya. "Aku harus memanfaatkan situasi ini supaya menikah dengan Kay, menikah dengannya pasti menguntungkan ku," ucapnya dalam hati. "Maudy kenapa kau diam saja? katakan yang sejujurnya!" Kay memaksa karena ia tidak ingin terlibat dalam masalah. "Kay kenapa kau tidak jujur saja jika kau yang memintaku datang padamu tadi malam?" Bella terdiam, rencananya untuk membuat Kay dan Sunny menikah pasti akan gagal. "Apa yang terjadi pada mereka? kenapa Kay menyuruh Maudy masuk ke kamarnya?" Bella semakin penasaran tapi ia tidak mau bertanya sebelum Tuan Alexander selesai bicara. "Apa yang aku katakan Maudy? aku tidak punya hubungan denganmu, Tuan Alexander juga tahu aku tidak pernah berhubungan dengan mu, aku ingin rugi selama hidupku, katakan saja pada mereka kau datang hanya untuk bertanya kepada ku kemana kami pergi!" Maudy terdiam, ia masih memikirkan sesuatu supaya ia bisa menikah dengan Kay. "Aku memang
Read more

Maudy berusaha mendekati Novia dan Bi Ijah

Maudy pergi meninggalkan Murni dan Bi Ijah, ia masuk ke dalam kamarnya, ia berpikir harus melakukan apa selanjutnya, karena jika ia tidak menikah dengan Kay maka ia tidak akan tahu apa yang akan terjadi di keluarga Alexander, sementara itu, ia juga khawatir jika suatu saat Anthony keluar dari penjara, kemungkinan Anthony pasti akan mencarinya. "Apa yang harus kulakukan? tidak mungkin aku pergi ke kantor menemui Kay, aku tidak mau semua orang menertawakan ku, karena kedatangan ku ke sini hanya untuk balas dendam," gumamnya, lalu ia keluar menemui Murni yang duduk di sofa dengan Bi Ijah. "Mom aku mau minta tolong, kali ini mommy harus menolong ku, aku tidak tahu apa yang harus kulakukan, aku merasa pikiranku buntu," ucapnya, ia membuat Murni dan Bi Ijah kebingungan. Lalu setelah itu dalam hatinya ia tersenyum. "Apa maksudmu? jangan membuatku bingung!" jawab Murni. "Tolong bantu aku untuk mendapatkan suami, aku akan pergi dari rumah ini kalau aku sudah menikah, aku ingin mendapat
Read more

Kay memikirkan cara supaya Maudy tidak datang ke kantor

Setelah Arland dan Bella pulang, mereka melihat Novia dan Maudy sedang bersama, Bella segera mendekatinya lalu menyuruh Novia mandi. "Sayang kamu mandi dulu ya, maaf mama pulangnya lama, ada pekerjaan mendadak." Setelah Novia masuk ke dalam kamar ia segera bicara dengan Maudy, dan melarang dengan tegas jangan pernah mempengaruhi Novia dengan hal-hal buruk. "Maudy, aku hanya ingin mengatakan jangan pernah kau mempengaruhi Novia dengan hal buruk apalagi mengajarinya dengan hal yang tidak baik, aku tahu apa tujuan mu mendekatinya." "Kau salah paham Bella, tidak ada yang mempengaruhi Novia untuk melakukan hal yang tidak baik, aku hanya menemaninya supaya dia tidak bosan, harusnya kau paham apa yang dia inginkan, kau sibuk bekerja, sedangkan perusahaan sebenarnya tidak memerlukan mu di sana, lalu dengan egoisnya kau mengabaikan Novia dengan mengatasnamakan pekerjaan," Maudy marah padanya, Bella tanpa bicara meninggalkan Maudy lalu masuk ke dalam kamar Novia. Bella menunggu sampai
Read more

Maudy tiba-tiba ada di kantor

Malam pun semakin larut sampai akhirnya Kay merasa mengantuk, ia segera menjatuhkan dirinya ke ranjang lalu tidur pulas, malam ini cuaca sedikit lebih dingin, ia tarik selimut lalu tidur nyenyak sampai pagi. Keesokan paginya, Bella bangun lebih dulu, ia sengaja membuat sarapan untuk Novia lalu menyiapkan bekalnya, ia masuk lagi ke kamar ternyata Arland dan Novia masih tidur pulas, Bi Ijah yang baru saja bangun membantu Bella menyiapkan sarapan untuk semua orang. Bella pergi ke dapur, ia melihat Bi Ijah ada di sana, ia segera menyuruh bibi untuk istirahat saja, karena pagi ini ia sendiri yang akan membuatkan sarapan dan membantu Novia bersiap-siap. "Bibi tidak usah membantuku pagi ini, aku ingin menyiapkan bekal Novia, bibi kerjakan yang lain saja, maaf ya Bi tapi kali aku mau membuatnya sendiri," ucap Bella. Bi Ijah pun mengerti, selama ini ia tidak menyadari jika Novia sangat membutuhkannya, Bi Ijah pun mengerjakan yang lain, lalu satu persatu anggota keluarga bangun, ada yang su
Read more
PREV
1
...
151617181920
DMCA.com Protection Status