Leyna tersenyum sinis. Dia mendekatkan bibirnya ke telinga Miracle dan berbisik tajam, “Tidak ada gunanya kau hidup, Miracle. Lebih baik kau mati bersama dengan anakmu itu. Biarkan Mateo menjadi milikku seutuhnya. Karena memang kau tidak pernah pantas bersanding dengan Mateo. Jika kau dan anak sialan yang kau kandung lenyap, maka Mateo akan menikah denganku. Tenang saja, nanti aku akan memberikan pemakaman yang terbaik untukmu, Miracle.” “Kau—” Miracle mengalihkan pandangannya ke bawah, melihat dirinya benar-benar berada di tepi gedung. Hanya dengan gerakan kecil saja Miracle sudah yakin, dirinya akan terjatuh ke bawah. Sesaat Miracle berusaha untuk tenang. Dengan tangan yang terikat seperti ini, Miracle tidak bisa meraih sesuatu untuk menjadi pegangannya. Tampak Miracle berusaha mencari-cari akal agar mengulur waktu. Meski sebenarnya, banyak pikiran buruk yang muncul dalam benaknya. Namun, Miracle harus siap dengan apa yang terjadi. “Apa kau takut, Miracle?” Leyna tersenyum menyin
Baca selengkapnya