Mateo menatap Miracle yang tengah tertidur pulas. Wajah cantik tanpa polesan make up sedikit pun tetap membuat istrinya itu terlihat segar dan mempesona. Kini Mateo membawa tangannya, mengelus lembut pipi Miracle. Mengecupinya di sana. Sudah lama dia tidak bermesraan dengan sang istri. Mateo benar-benar merindukan memeluk istrinya itu. Sudah beberapa hari ini, Mateo hanya bisa melihat Miracle saat tertidur pulas. Namun, kali ini tentu berbeda. Mateo bukan hanya bisa melihat, tetapi dia pun bisa memeluk istrinya kembali. Setelah badai menerpa rumah tangga mereka, pada akhirnya Mateo dan Miracle tetap mampu bertahan. Kenyataannya, cinta yang telah menyingkirkan ego mereka. “Kau sangat cantik.” Mateo bergumam pelan sembari memberikan kecupan lembut di bibir sang istri. Dia menelusuri wajah Miracle yang begitu halus. Hidung mancung menjulang melebihi bibir ranum nan indah. Bulu mata lentik. Membuat Miracle bagaikan pahatan seorang dewi yang sempurna. Mateo menyadari, dirinya selalu jat
Read more