All Chapters of Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh: Chapter 51 - Chapter 60

120 Chapters

Bab 51

Seorang perempuan cantik nan seksi dengan mengenakan gaun tampak berjalan ke arahnya, bersama seorang perempuan juga dengan setelan blazer dan celana di belakangnya. Sepertinya dia asisten pribadi perempuan itu atau mungkin sekretarisnya. Sebelumnya, dua perempuan cantik itu yang hendak pergi sehabis ada urusan di bar begitu mendapati ada pertarungan, membuat keduanya urung pergi dan memutuskan menonton dengan berada di dalam mobil. Ivan, kemampuan pria itu berhasil menarik perhatiannya. Maka dari itu, ia semakin penasaran dengan apa yang terjadi. Dan setelah Ivan berhasil mengalahkan ketua mafia Kapak Merah, perempuan itu tidak perlu berpikir lagi untuk menghampirinya. Sementara Ivan, tiba-tiba fokusnya teralihkan dengan Marco yang ikutan bubar bersama orang-orang yang tadi menonton pertarungan. Alias kabur. Melihat hal itu, Ivan terbahak. Ah, menyebalkan sekali aku harus berurusan dengan pria pengecut sepertinya! Tapi hal tersebut tidak masalah baginya. Kini kesabaran I
Read more

Bab 52

"Sungguh? Ah, aku tidak percaya. Rasanya tidak mungkin seorang guru sepertimu memiliki kemampuan bela diri yang sangat mengagumkan." "Terserah Nona mau percaya atau tidak, yang penting, aku tidak berbohong, itu faktanya." Senyum di wajah Monica mendadak pudar, terdiam sejenak, mencerna perkataan Ivan. "Sekali lagi aku minta maaf, Nona. Aku tidak bisa menerimanya!" Kemudian ia meraih minumannya dan menenggaknya sampai habis. "Kalau begitu, aku pamit pergi dulu." Monica melebarkan matanya, seketika gelagapan. "Astaga kau benar-benar tidak sopan!" decaknya seraya melengos. "Aku benar-benar tidak bisa Nona karena aku memiliki pekerjaan yang tidak bisa aku tinggal!" Monica menatap Ivan untuk beberapa saat, entah kenapa, pria ini begitu menarik perhatiannya. Setelah melihat kemampuannya bertarung secara langsung, jelas pria ini bukan pria sembarangan. Tanpa mengatakan apa-apa, Monica mengecek tas dan mengeluarkan sesuatu dari dalam sana. Sebuah kartu nama. Lalu, ia menyodork
Read more

Bab 53

Melihat sang kakek bersikap demikian, Susan memanggil, "Kakek... " Namun, Rahardian tidak menyahut, masih bengong, seperti tengah memikirkan sesuatu. Hal tersebut membuat Susan mengernyitkan kening. Apa yang sedang Kakeknya itu pikirkan? Susan pun memanggil kakeknya lagi sambil menggoyang-goyangkan pahanya. "Kek, apa yang sedang Kakek pikirkan?" Mendapati hal ini, Rahardian tersadar dari lamunanya. Ia gelagapan, lalu buru-buru mengkondisikan diri dan kembali menatap cucunya sembari menggeleng. "Tidak. Kakek hanya terharu saja karena pada akhirnya kamu akan segera menikah, Sus." "Selain karena kamu yang akan tetap menjabat sebagai CEO, Kakek Benar-benar bahagia karena pada akhirnya kamu akan menikah." Kata Rahardian lagi. Mendengar itu, Susan tersenyum tidak berdaya dengan tatapan sendu. "Terima kasih, Kek. Aku juga senang sekali karena pada akhirnya Kakek benar-benar merestui hubunganku dengan Ivan." Lalu, Rahardian lanjut berkata. "Dan kamu tidak perlu khawatir dengan He
Read more

Bab 54

Sementara itu, Marco tengah memukul meja yang ada di bar stool dengan emosi menggebu sekaligus tampak cemas. Sebelumnya, sebab takut dan tidak tahu harus berbuat apa, akhirnya Marco memutuskan kabur dari bar milik Kapak Merah, ia tidak mau berakhir babak belur lagi di tangan Ivan. Ketua mafia saja dengan mudah dikalahkan olehnya, apalagi dengan dirinya yang notabene tidak memiliki ilmu bela diri? Lalu, dengan perasaan carut marut, Tuan Muda keluarga Darius itu menyambar gelas berisi alkohol di hadapannya dan meminumnya dengan cara bar-bar. Berharap ketakutan sialan yang kini tengah menyerangnya hilang. Sial! Baru pertama kali ini aku merasa sangat ketakutan dan memutuskan kabur seperti pengecut, padahal yang aku hadapai hanya lah guru miskin yang tidak memiliki uang dan kekuasaan. Tidak punya pengaruh! Tapi auranya itu benar-benar mengerikan. Gumam Marco sembari berdecak. Tiba-tiba... Seorang wanita seksi berisi dengan pakaian begitu ketat, dia adalah wanita penghibur, mend
Read more

Bab 55

"Ternyata Ivan benar-benar hebat dalam bertarung, Yah. Dia memiliki kemampuan bela diri setara ketua mafia!" Ucap Felix dengan marah sekaligus keheranan sambil berjalan di lorong rumah sakit bersama Ayahnya. "Bahkan, seorang ketua mafia saja dapat dikalahkan dengan mudah olehnya!" Mendengar itu, ekspresi wajah Herlambang menjadi buruk. Ia pun berpikir hal yang sama. Dengan rahang mengeras, Herlambang berkata. "Itu benar-benar tidak masuk akal, Felix. B-bagaimana mungkin sampah itu bisa memiliki kemampuan bela diri yang hebat? Belajar dari mana dia?" Felix berdecak, "Kalau kayak gini caranya, bagaimana kita akan dapat membuat sampah itu cacat, Yah? Sekelas ketua mafia saja tidak dapat melakukannya!" "Dan rencana menyingkirkan sampah itu akan gagal pastinya... " sambar Herlambang cepat menambahi perkataan anaknya. Kini Herlambang mendengus, ia sungguh tidak ada ide lain setelah mengetahui bahwa Ivan baik-baik saja. Bahkan tidak tersentuh sama sekali oleh Axel dan anak buahnya.
Read more

Bab 56

Apa aku harus membayar orang untuk berpura-pura menjadi kedua orang tuaku ya? Gumam Ivan. Namun Ivan buru-buru menggeleng, merasa ide yang baru saja ia pikirkan itu terasa konyol. "Kalau begitu, ayo kita ke rumah kedua orang tuamu saja sekarang selagi aku tidak banyak kerjaan di kantor." Ucap Susan sembari melangkahkan kakinya kembali menuju mobil. "Kita sudah tidak punya waktu lagi, Van. Kalau tidak sekarang, kapan lagi?" Mendapati hal tersebut, Ivan seketika tersadar dari lamunan. Detik berikutnya ia terperangah. Bagaimana ini? Susan malah meminta bertemu dengan kedua orang tuanya sekarang! Sontak saja, Ivan gelagapan selama beberapa detik, lalu ia buru-buru menyusul Susan dan mencoba mensejajari langkah calon istrinya tersebut sembari berkata. "Jangan sekarang, Nona." Susan menghentikan langkah, menghadap Ivan sambil menyilangkan tangan di depan dada dengan pandangan memicing. "Memangnya kenapa?" Seketika Ivan berpikir dengan keras. "Ya... aku belum memberitahu Ibu d
Read more

Bab 57

"Ayah dan Ibumu memutuskan tidak akan menjodohkan kamu dengan wanita pilihan Ayah dan Ibu lagi, Van. Kami baru sadar kalau cinta tidak bisa dipaksakan. Kami begitu menyesal dengan apa yang kami lakukan kepadamu dulu." Ucap Graha dengan mata berkaca-kaca. Mendengar itu, Ivan seketika langsung menatap Ayah dan Ibunya bergantian dengan lekat. Benar kah? Pertemuan kembali antara anak dan kedua orang tua itu setelah tiga tahun lamanya berpisah begitu mengharu biru, seketika masing-masing dari mereka saling melepas rindu, mengungkapkan berbagai macam perasaan. Kini sudah tidak ada lagi marah atau pun ego yang tinggi seperti tiga tahun silam. Mereka bertiga benar-benar hanyut dalam perasaan rindu dan penyesalan yang teramat dalam. Setelah itu, mereka bertiga masuk ke dalam rumah dan duduk di ruang keluarga untuk mengobrol dari hati ke hati. "Kami baru menyadari setelah kamu memilih pergi dari rumah, Van. Tapi sekarang, Ibu dan Ayahmu akan membebaskanmu dalam memilih pasangan hidu
Read more

Bab 58

"Mulai sekarang, kalian akan berpura-pura menjadi orang tuaku. Bersikap lah selayaknya, khususnya di depan istriku!" Setelah pulang mengajar, Ivan langsung pergi ke alamat rumah milik pasangan suami istri bernama Joko dan Yuni yang akan menjadi kedua orang tua pura-puranya yang dikirim Renata. Sebelumnya, Renata memberitahu dirinya bahwa dia telah menemukan pasangan suami istri yang menurutnya cocok. Begitu melihatnya, Ivan tidak ada masalah, merasa cocok-cocok saja dengan mereka berdua. Dengan masih canggung sebab Joko dan Yuni mengetahui bahwa mereka berhadapan dengan salah satu orang terkaya di negara ini, keduanya mengangguk paham. Sebelumnya pula, Renata telah menjelaskan siapa Ivan, serta alasan Ivan melakukan hal ini kepada mereka. Juga menjelaskan hal-hal yang perlu mereka perhatikan. "Kalau gitu, kau boleh pergi, Renata. Tugasmu sudah selesai." Ucap Ivan. "Terima kasih karena kau sudah menjalankan tugas dengan baik," Seketika pipi Renata merah merona, bagaimana t
Read more

Bab 59

Tiba-tiba, Felix yang sedang menghisap rokok dengan bersandar pada tembok, tersadar akan kedatangan Ivan. Seketika ia menoleh menatap Ivan dengan senyum licik di bibirnya. Sedangkan Herlambang yang tengah fokus pada ponselnya kini juga telah sadar. "Akhirnya kau pulang juga, Ivan," ucap Herlambang dengan nada ramah. Juga tersenyum lebar. Tak seperti biasanya. Hal tersebut membuat Ivan merasa aneh. Lalu, Ivan pun melanjutkan langkahnya mendekat dan berdiri di hadapan mereka berdua. "Kenapa kau baru pulang, Van? Apakah habis ada acara di sekolahmu?" Felix menambahi, berbasa-basi. Juga bersikap ramah. Ivan tak kunjung membalas, malah menatap keduanya bergantian dengan kening berkerut dan berkata. "Ada perlu apa kalian datang kemari?" Felix tergelak, "Kau tidak menyuruh dua tamu agungmu ini untuk masuk dulu ke dalam?" Herlambang menimpali, "Ada hal yang mau kita bicarakan kepadamu," Bertanya-tanya, Ivan membuka pintu kos san nya dan mempersilahkan mereka berdua masuk.
Read more

Bab 60

Rata-rata tamu undangan yang datang dalam acara adalah kerabat dekat, kenalan, teman dan rekan bisnisnya Susan mau pun keluarganya. Susan sengaja tidak mengundang banyak orang sebab menginginkan pernikahannya tidak banyak orang yang tahu. Namun karena Susan adalah seorang CEO perusahaan besar, tentu kabar pernikahannya cepat sekali menyebar. Bahkan, ada teman-temannya yang datang tanpa diundang. Susan yang sudah berusaha meminimalisir tamu yang hadir, sang kakek justru mengundang banyak kenalannya dan Susan hanya bisa pasrah. Dari pihak Ivan sendiri, hanya kedua orang tua pura-puranya yang datang, kepala yayasan, rekan guru, serta beberapa muridnya. Sebelumnya, mereka semua dibuat kaget—sekaget-kagetnya—saat mendengar kabar jika Ivan akan menikah, yang tentu menurut mereka mendadak sekali. Juga belum pernah mendengar jika Ivan memiliki kekasih dan merencana menikah. Pun tidak ada undangan yang disebar. Mereka kian kaget saat mengetahui ternyata Ivan menikah dengan donatur
Read more
PREV
1
...
45678
...
12
DMCA.com Protection Status