All Chapters of Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh: Chapter 61 - Chapter 70

120 Chapters

Bab 61

Awalnya Rahardian begitu kaget saat tahu-tahu Ivan membawa kedua orang tuanya. Jelas itu bukan kedua orang tua aslinya. Aku harus memberitahu soal ini kepada Graha dan Rosalinda. Gumam Rahardian. Namun, tentu Rahardian tidak menyinggung hal tersebut. Ia membiarkannya demi berlangsungnya pernikahan ini. Di meja para tamu, ada seorang wanita yang berpenampilan mencolok, modis dan serba mewah, dilengkapi dengan kaca mata hitam yang bertengger di hidungnya, ikut menyaksikan acara pernikahan Ivan dan Susan. Wanita itu adalah Monica, putri pebisnis sekaligus mafia. Dia adalah wanita yang beberapa hari lalu bertemu dengan Ivan dan menawari pekerjaan untuk menjadi bodyguardnya. Tentu saja Monica tidak menyerah begitu saja setelah mendapat penolakan yang pertama dari Ivan. Berani sekali pria itu tidak menghubunginya? Padahal, ia telah memberikan kartu nama. Namun mendapati jika pria tampan yang jago bela diri itu menikah dengan seorang CEO perusahaan besar membuatnya benar-bena
Read more

Bab 62

"Jangan mimpi kita akan melakukannya malam ini!" seru Susan sengit seraya menjauh dari Ivan. Dengan mendengus, Susan menatap Ivan tajam dan melanjutkan bicara. "Tidak ada malam pertama! Paham!?" Ivan menghela napas, ia telah menduga jika Susan akan merespon demikian. Namun, ia masih ingin menggoda Susan. "Tapi, kakek mengatakan kepada kita tadi kalau sudah tidak sabar ingin segera mempunyai cicit, Nona." Susan mendelik, "Ya tidak harus dilakukan sekarang. Toh, tadi kakek hanya mengungkapkan kebahagiaan yang tengah dirasakan saja. Setelah ini, juga pasti akan lupa." Ivan memilih tak melanjutkan bahasan mengenai hal tersebut. "Aku tidur di mana, Nona?" Susan tidak mungkin membiarkan dirinya tidur satu ranjang dengannya, bukan? Dengan sinis dan dingin, Susan menunjuk sofa dekat dinding. "Kamu tidur di sofa," "Mana mungkin aku mengijinkanmu tidur di ranjang bersamaku," kata Susan lagi. Mungkin jika ini adalah pernikahan sungguhan, malam ini akan menjadi malam panas penuh gai
Read more

Bab 63

Mendapati Susan bersikap demikian, Ivan tersenyum miring. Lalu, ia menarik diri dari hadapan Susan. Berdiri di hadapan wanita itu yang kini masih rebah di atas kasur dengan ekspresi wajah marah sekaligus cemas. "Aku tidak akan memperkosa, Nona. Aku tidak akan berbuat macam-macam pada, Nona. Aku hanya bercanda barusan." Seketika Susan mendelik, gelagapan untuk beberapa saat. Ivan hanya bercanda? Tersenyum geli, Ivan lanjut bicara, "Aku tidak akan melakukannya, apalagi dengan cara pemaksaan, kecuali Nona yang menginginkannya." Sontak saja, Susan langsung melemparkan tatapan mematikan ke arah Ivan. Sambil beranjak bangun, Susan menunjuk muka Ivan, "Jangan harap aku mau melakukannya bersamamu lagi, Ivan kecuali—" "Kecuali kalau keadaan mendesak untuk kita melakukannya, bukan?" potong Ivan mendadak. Susan merespon sinis sambil melipat tangan di depan dada. "Kalau pun iya, aku akan mencoba mengulur waktu, mencari alasan, sehingga hal tersebut tidak akan terjadi." Di ti
Read more

Bab 64

Seminggu telah berlalu, kini saatnya Susan dan Ivan kembali beraktivitas seperti biasa. Selama cuti itu, keduanya malah sibuk dengan urusan masing-masing. Terlihat mesra kalau sedang ada pembantu, sopir, pengawal di apartemen saja. Juga kalau sedang ada anggota keluarga. Selebihnya, Susan perang dingin dengan Ivan. Kerap terjadi hal-hal yang mengesalkan bagi Susan. Ia sering marah-marah kepada Ivan sebab Ivan terus menggoda dirinya. Pun sebenarnya keduanya sama-sama memendam hasrat. Namun Susan tak mau goyah, tetap pada rencananya. Ivan sendiri tidak akan memaksa kecuali Susan menginginkannya, juga jika ada hal yang membuat keduanya terpaksa melakukan hubungan suami istri, sesuai yang tertulis di surat perjanjian. Dan hal yang ditakutkan Susan akhirnya terjadi juga saat sang kakek menyinggung tentang bulan madu. Susan beralasan jika sedang ada banyak pekerjaan di kantor dan ia harus segera bekerja kembali. Namun Susan berjanji jika pekerjaanya sudah selesai, memiliki wakt
Read more

Bab 65

Tiga orang itu adalah Johan beserta dua pengawalnya yang merupakan musuh Monica sekaligus keluarganya sebab telah membuat bodyguard Monica sebelumnya masuk rumah sakit. Hal tersebut terjadi karena awalnya perebutan wilayah kekuasaan. Tidak terima kalah dengan keluarganya Monica, alhasil Johan membayang-bayangi keluarga tersebut. Oleh sebab itu, Monica begitu gencar meminta Ivan untuk menjadi bodyguardnya sebagai pengganti bodyguard sebelumnya. Setelah terkesima dengan kemampuan bertarung yang dimiliki Ivan, tentu pria itu sangat mampu menghadapi Johan. Melihat kedatangan mereka, Monica seketika mengepalkan tangan seraya menatap Johan dengan geram. "Kau benar-benar pengecut, licik, Johan!" seru Monica marah. "Kau mengikutiku, hah!?" Mendengar itu, Johan malah menyeringai lebar. "Apa yang sedang kau lakukan di sini, Nona Monica?" tanya Johan berbasa-basi. Monica mendengus, "Itu bukan urusanmu!" sembur Monica dengan gigi gemeretak. Mendapati Monica bersikap demikian, Jo
Read more

Bab 66

Ivan mengepalkan tinju, memasang kuda-kuda, menatap kedua lawannya tajam, bersiap menghadapi mereka. Begitu pula dengan dua pengawal tersebut. Bedanya, keduanya sangat santai dan tenang. Senyum meremehkan terus terkembang di bibir mereka sejak tadi. Bagaimana tidak, lawannya terlihat sangat mudah dikalahkan. Salah satu dari mereka kini maju lebih dulu dan langsung mengerahkan serangkaian jurus. Kombinasi pukulan dan tendangan atas, bawah yang dilakukannya dengan begitu cepat. Sementara Ivan langsung menangkis dan mengelak ke samping. Selagi Ivan melakukan hal tersebut, orang satunya menyerang Ivan dari arah belakang. Wus! Namun, tinju orang itu hanya mengenai udara kosong saja. Berkali-kali. Atau Ivan berhasil mengelak. Seolah tahu ia akan menyerangnya dari sudut mana pun. Hal tersebut membuatnya geram sekaligus heran. Tendangan salah satu dari mereka nyaris saja mengenai kepala rekannya saat Ivan menunduk menghindari dua serangan sekaligus. Suasana basement apartemen i
Read more

Bab 67

Johan membawa paksa Monica menuju mobilnya dengan masih menekan pistol pada pelipis wanita tersebut. Selagi Johan melakukan hal demikian, Ivan mengangkat kedua tangan tinggi-tinggi, memberikan tanda bahwa ia tidak akan berbuat macam-macam. Lalu, Johan buru-buru memasukan Monica ke dalam mobil dan ia masuk setelahnya. Sebelumnya, ketika Ivan berhasil menjatuhkan pengawalnya, pertarungan belum sepenuhnya usai, Johan yang panik tiba-tiba menemukan ide untuk menggunakan Monica sebagai tameng. Monica yang tidak menduga hal itu akan terjadi, pun tengah menikmati kemenangan, tidak sempat berlindung dan melawan. Kini, pada saat bersamaan, Johan baru saja masuk ke dalam mobil. Sementara Ivan juga berjalan cepat ke arah mobil, lalu menghantam tutup mesin depan mobil itu hingga ringsek ke dalam, menghujam mesin mobil mewah tersebut. Kejadian itu terjadi begitu cepat. Johan terlambat menyadari. Lalu, Ivan bergerak cepat ke samping mobil, kepalan tangan kanannya menghantam kaca samp
Read more

Bab 68

Johan telah pergi dengan membawa dua pengawalnya dengan kondisi mengenaskan yang sebelumnya hendak diproses oleh satpam dan yang lainnya, tapi Monica mengatakan kepada mereka jika mau melepaskan saja, berpura-pura mengampuni sebab itu masalah orang-orang dunia bawah. Begitu satpam dan para penghuni apartemen yang lain bubar, Monica menghadap Ivan dan berkata. "Ivan... aku benar-benar berterima kasih kepadamu... kalau kamu tidak kembali. Entah lah, pasti aku sudah berakhir di tangan Johan sialan itu!" "Sebaiknya Nona segera pulang dan jangan berpergian seorang diri karena itu sangat berbahaya. Apalagi dengan kondisi keluarga Nona saat ini. Aku tidak yakin kalau Johan-Johan itu tidak sepenuhnya takut. Bahkan, dia semakin dendam pada Nona dan keluarga Nona." Mendengar itu, Monica malah tersenyum penuh arti. "Kau... mengkhawatirkanku?" Seketika wajah Ivan berubah. Wanita ini begitu berbanding terbalik dengan Susan yang suka menggoda duluan dan genit. Kentara dari sikapnya. Ivan
Read more

Bab 69

"Apa benar? Aku ditunjuk menjadi kepala sekolah oleh Pak Ilyaz, tidak ada campur tangan dari Nona?" tanya Ivan hendak memastikan. "Nona tidak menyuruh Pak Ilyaz untuk membuatku menjadi kepala sekolah, kan?" Setelah makan malam bersama, keduanya ke kamar bersiap untuk tidur. Kini Ivan duduk di sofa tempat biasa ia tidur. Kadang ia tidur di lantai dengan beralasan tikar yang bagi Ivan itu tidak buruk. Bahkan, itu lebih baik dari kasur yang ditempati Ivan ketika ngekos dulu. Tentu semenjak menikah 'menikah kontrak' dengan Susan lebih tepatnya, ia keluar dari kos-kos san dan tinggal di apartemen ini bersama Susan. Masih ingat dengan Ibu pemilik kos yang waktu itu pernah meminta dipuaskan Ivan sebab butuh kehangatan? Dia mencoba menahan Ivan supaya tetap ngekos di tempatnya, bahkan akan memberikan diskon. Sepertinya dia belum menyerah untuk merasakan digagahi Ivan, tapi ketika Ivan bilang jika dia keluar karena hendak menikah dan tinggal bersama istrinya, baru Ibu pemilik kos
Read more

Bab 70

Seketika Ivan beranjak bangun dan langsung menelusuri penampilan istri kontraknya tersebut dari atas kepala hingga ujung kaki seraya menelan ludah yang kini juga tengah tersenyum menggoda ke arahnya. Saat ini Susan mengenakan bra berbahan renda dan underwater tipe thong yang sangat tipis. Malahan dia lebih terlihat seperti tidak mengenakan kain apa pun di tubuhnya. Terang saja dengan penampilan Susan seperti itu membuat gairah Ivan bangkit. Susan sengaja menggodanya bukan? Dengan berpakaian seperti itu dan duduk di atas perutnya? Jadi ia tidak mau disalahkan jika Susan marah sebab ia yang main menerkamnya. Di sisi lain, Ivan harus dibuat bingung sekaligus heran. Bagaimana tidak, Susan tidak ingin ada hubungan suami istri dalam pernikahan kontrak mereka, kecuali ada hal yang mendesak untuk mereka berdua melakukannya. Tapi sepertinya masih lama hal itu terjadi. Atau apa yang tengah Susan lakukan ini kode untuknya? Melihat Ivan bersikap demikian, Susan berkata, "Bagaiman
Read more
PREV
1
...
56789
...
12
DMCA.com Protection Status