All Chapters of Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh: Chapter 81 - Chapter 90

120 Chapters

Bab 81

"Bagaimana mungkin Bu Padmi tiba-tiba mencabut aduannya?!" ucap Ivan bingung sekaligus heran. Padahal Ibunya Seila tahu bahwa Romo bukan orang baik, anaknya dalam bahaya—menginginkan anaknya kembali meskipun awalnya pasrah sebab takut akan kekuasaan Romo. Tapi kenapa tiba-tiba dia berubah pikiran? "Tadi pagi Bu Padmi datang ke sini bersama suami dan juga Seilanya, kedua orang tuanya menjelaskan jika Seila akan menikah dengan Tuan Romo dan Seila sendiri mengatakan bersedia menikah dengan beliau," jelas polisi itu. Ivan terperangah, tidak percaya jika Seila bersedia. Pasti dia berbohong karena suatu alasan. Diancam! Polisi itu lanjut berkata, "Disini tidak ada unsur paksaan, juga tidak terjadi hal buruk padanya. Keadaannya baik-baik saja, tak seperti yang kalian kira. Seila memang terpaksa menikah, tapi untuk membantu kedua orang tuanya. Pun hutang piutang antara yang bersangkutan sudah selesai. Mereka memilih jalan damai." Tentu Ivan merasa hal itu ganjil. "Tidak mungkin tid
Read more

Bab 82

Mendengar namanya disebut, Ivan langsung balik badan dan mendapati seorang pria bertampang dingin, mengenakan jaket kulit telah berdiri di belakangnya. "Benar," jawab Ivan dengan nada datar setelah terdiam sesaat sebelum kemudian mengamati pria itu. Siapa pria itu? Jelas, dia bukan orang sembarangan sebab bisa langsung mengetahui namanya. Juga sudah pasti ada hubungannya dengan apa yang tengah Seila alami ini. Selagi Ivan tengah berpikir, pria itu melangkah maju, berdiri di hadapan Ivan dan menatapnya tajam. "Kuperingatkan kepada Anda untuk tidak ikut campur dengan masalah ini, jika Anda masih ikut campur setelah ini. Maka kami akan membuat perhitungan kepada anda dan membakar sekolah anda!" ancam pria itu. Seketika Ivan tercengang, langsung tahu jika pria itu adalah suruhan Romo. Memang percuma menyerahkan masalah ini kepada polisi sebab sepertinya polisi melindungi seseorang, yang ada keburu terjadi apa-apa dengan Seila. Ivan pun memutuskan akan menyelamatkan Seila sendi
Read more

Bab 83

Tiba-tiba, ponsel Ivan yang ia letakan di atas meja menyala sekaligus berbunyi disaat bersamaan tanda ada panggilan masuk. Hal tersebut membuat perhatian Ivan teralihkan. Begitu pula dengan Renata. Ivan pun memberi isyarat kepada Renata untuk berhenti bicara terlebih dahulu. Ternyata panggilan masuk dari anak buahnya yang ia tugaskan sebagai mata-mata sekaligus informan di rumahnya Romo, sepertinya dia hendak melaporkan situasi terkini di sana. Anak buahnya itu menyamar sebagai tukang bersih-bersih dan pelayan di rumah itu. Sehingga bisa memantau kondisi Seila di rumah itu dengan lebih mudah. "Kami ingin melaporkan jika Nona Seila baru saja kembali ke rumah dan langsung dibawa ke kamar di lantai atas, Tuan Muda," ucap anak buahnya. Ivan terperangah, "Seila kembali ke rumah itu bersama siapa? Apakah bersama kedua orang tuanya?" "Tidak, Tuan Muda. Nona Seila kembali ke rumah ini sendiri dengan dikawal oleh bodyguard." Seketika Ivan berpikir. Sepertinya Seila dikembalik
Read more

Bab 84

"Saya telah mengancam kepala sekolah itu dan memberinya sedikit pelajaran dengan menghancurkan mobilnya, Tuan," ucap seseorang di ujung ponsel. "Saya yakin, dia sudah takut sekarang dan tidak akan berani menyelamatkan Nona Seila lagi." Mendengar itu, seorang pria yang tak lain adalah Romo terbahak, "Kerja bagus. Sudah pasti jika kepala sekolah itu sudah tidak akan berani lagi sekarang!" Kini ia sedang duduk di jok belakang dalam perjalanan pulang ke rumah keduanya, tempat ia mengurung Seila. Selesai menelfon, Romo berganti menghubungi anak buah yang lain yang berjaga di rumah itu. "Seila sudah kembali ke rumah, 'kan?" Romo sedikit kesal sebab ulah kepala sekolah tempat Seila mengajar yang tidak lain dan tidak bukan adalah Ivan yang membujuk Ibunya Seila untuk melaporkan dirinya ke polisi. Sehingga ia harus membuang sedikit energi dan waktu untuk mengurus hal tersebut. Namun sekarang curut penganggu itu sudah ia bereskan. "Sudah, Tuan. Nona Seila sudah kembali ke ruma
Read more

Bab 85

Selesai menelfon, ekspresi wajah Romo berubah masam! Sebab ia harus segera bersiap untuk pergi lagi, ada urusan bertemu dengan orang penting, sehingga ia tidak bisa melanjutkan aksi bejatnya barusan kepada Seila. Sambil berkacak pinggang, Romo menatap Seila yang kini telah melorotkan diri di lantai, tengah menangis. "Sayang sekali kita tidak bisa menuntaskan permainan panas kita sampai selesai," Seila tidak membalas perkataan Romo, tangisnya malah kian menjadi. Melihat hal itu, Romo sama sekali tidak kasihan. Justru merasa begitu puas! Dengan pandangan memicing, Romo berkata, "Tapi nanti malam kita bisa lanjutkan," Di ujung kalimat, Romo terkekeh. Terang saja Seila langsung ketakutan dalam diam seraya menggeleng. Ya... Tuhan kenapa hal mengerikan ini harus terjadi padaku!? teriak Seila dalam hati. Tiba-tiba... Plak! Plak! Plak! Romo berjongkok di hadapan Seila dan langsung menamparnya dengan keras, membuat Seila buru-buru melindungi wajah dengan kedua tangannya
Read more

Bab 86

Ivan langsung tahu sesuatu begitu mendapati pemandangan kamar tempat Romo mengurung Seila yang dipenuhi alat-alat pelengkap seks. Sementara itu, Seila yang tengah melongok keluar jendela langsung berbalik ke arah pintu. Ia seketika membeliak. Sebelumnya, ia mendengar suara tembakan yang bersahut-sahutan, teriakan, jerit kesakitan dari luar kamar. Tentu ia panik sekaligus penasaran dengan apa yang terjadi, mencoba mencari tahu dengan mengecek ke luar jendela. Dan ia sama sekali tidak berpikir jika ada penyelamat yang datang untuknya. Dan penyelamat itu adalah... "Pa-pak Iv-ivan!" ucap Seila terbata, "Anda benar-benar... Pak Ivan?" tanya Seila lagi hendak memastikan. Pada saat bersamaan, perasaanya langsung tidak karu-karuan. Ivan yang saat ini masih mengamati keadaan dalam kamar tersebut seketika tersadar dan buru-buru menatap Seila. "Seila!" Ivan pun bergegas menghampiri yang kemudian Seila langsung memeluk Ivan dengan erat. "Ya, Tuhan... Anda benar-benar Pak Ivan?
Read more

Bab 87

Tiba-tiba... Romo terhenyak, langsung menurunkan senjatanya. Juga menahan gerakan kedua pengawalnya yang hendak kembali melepas tembakan. Sebab, orang-orang itu adalah Delon beserta pasukannya. "Tu-tuan Delon! Ke-kenapa Tuan Delon ada di sini?" tanya Romo bingung sekaligus heran. Mendengar itu, Delon mendesis seraya menatap Romo tajam, "Apalagi kalau bukan untuk memecahkan kepalamu!" seru Delon dengan suara lantang. Sontak saja, Romo terperanjat! Delon akan memecahkan kepalanya? Seketika Romo bergidik ngeri, juga dua pengawalnya. Romo pun langsung mencoba mengingat ia ada menyinggung Delon atau keluarga Graha atau tidak. Namun ia merasa tidak menyinggung mereka. Sementara Ivan yang masih berada di lantai atas, begitu merasa situasi sudah aman, ia lanjut menuruni tangga. Tiba-tiba perhatian Romo teralihkan oleh kemunculan Ivan dengan menggendong Seila. Seketika ia terbelalak! Bukan kah dia kepala sekolah tempat Seila mengajar? Di titik ini, Romo menjadi nai
Read more

Bab 88

Dibawah todongan pistol, Romo menatap Delon jerih, kini dia bersimpuh di hadapan ketua mafia Naga Hitam tersebut. Kondisinya begitu buruk! Wajahnya lebam, giginya rompal dan mulutnya berdarah sebab telah dihajar Delon habis-habis san. "Kalau saja Tuan Muda tidak menahanku, sedari tadi aku sudah memecahkan kepalamu bajingan!" seru Delon dengan suara menggelegar. Mendengar itu, Romo terbeliak sekaligus bertanya-tanya. Tuan Muda? Siapa Tuan Muda yang dimaksud Delon? Tentu Romo sudah tidak berkutik lagi. Kenyataanya bahwa Delon ada di pihak Ivan, membantu Ivan menyelamatkan Seila, membuat Romo terkejut, juga bingung. Tiba-tiba... Ivan telah kembali dan langsung berjalan mendekat. Melihat Ivan kembali seorang diri, Romo menggeram. Menandakan Seila telah berhasil diselamatkan. Tanpa mempedulikan Romo yang terlihat marah, Ivan berjongkok di hadapan pria itu dan menatapnya tajam. Aura bak pembunuh berdarah dingin mendadak keluar. Hal tersebut membuat nyali Romo ciut. "M
Read more

Bab 89

BUGH! BUGH! BUGH! Ivan buas menghajar Romo habis-habis san dengan pukulan dan tendangan berkekuatan penuh. Gila-gilaan. Brutal. Kalau saja Ivan tidak mengikuti aturan, hukum yang berlaku di negara ini, ia sudah menggunakan cara dunia bawah : membunuhnya! Namun dengan ia menghajar Romo sampai benar-benar babak belur sebagai balasan untuknya yang telah menyakiti Seila, semua kejahatan yang kini juga telah terbongkar, diketahui oleh masyarakat, tentu akan membuat hidup Romo langsung hancur berkeping-keping. Bagaimana tidak, sudah pasti istrinya akan kecewa sekaligus marah, kemungkinan terbesarnya adalah sudah pasti Romo akan langsung diceraikan, namanya menjadi buruk, karirnya sebagai pejabat pemerintahan akan dicopot, tak dipercayai oleh orang lagi dan tentu berakhir di penjara. Jadi apa yang dialami oleh Romo itu sudah membuat Ivan merasa puas. Setelah polisi tiba di kediaman Romo, mereka langsung meringkus Romo. Tentu mereka adalah polisi yang baik dan jujur dari kepolisian
Read more

Bab 90

Ivan tidak langsung menjawab, melainkan malah membalas topik lain, "Jika kita sedang tidak berada di lingkungan sekolah, panggil aku Ivan saja," Seila tertegun sejenak sebelum kemudian mengangguk, "Baik, Van... Ivan... " ucap Seila sedikit canggung. Kemudian, Seila kembali bertanya mengenai bahasan sebelumnya yang belum dijawab Ivan, "Jadi apakah kamu yang melakukannya, Van?" desak Seila tidak sabaran. "Tapi bagaimana mungkin kamu dapat melakukan hal itu? Dalam waktu singkat? Mencari tahu tentang Romo itu sangat berbahaya, penuh resiko karena Romo adalah seorang pejabat, orang yang berkuasa dan sekarang kejahatan Romo... astaga itu sangat mustahil dilakukan oleh orang-orang seperti kita." Kata Seila lagi. Ivan tersenyum tak berdaya, "Soal itu, aku dibantu oleh orang-orangnya keluarga Graha, Seila. Jika tidak, sepertinya aku tidak akan bisa melakukannya," jawab Ivan berbohong. Selagi Seila terbeliak sebab mencerna perkataan Ivan barusan, Ivan sudah lanjut berkata, "Tidak hanya
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status