Semua Bab Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh: Bab 91 - Bab 100

120 Bab

Bab 91

Hal tersebut membuat Ivan menghentikan langkah dan balik badan, "Ada apa Bu Seila?" ucap Ivan. Seila malah gelagapan seraya bergumam tidak jelas, seperti hendak mengatakan sesuatu, tapi tampak ragu. Akhirnya ia menatap Ivan dengan sorot mata yang tiba-tiba dipenuhi haru dan berkata, "Hati-hati di jalan, Pak Ivan. Sekali lagi saya mengucapkan beribu-ribu rasa terima kasih kepada Pak Ivan, kalau bukan karena Pak Ivan, saya tidak akan bisa lepas dari Tuan Romo dan sampaikan pula rasa terima kasih saya kepada istri Bapak," Mendengar itu, Ivan tertegun sejenak, menyadari gerak-gerik Seila sebelumnya. Ia merasa jika bukan itu yang hendak Seila katakan kepadanya. Namun Ivan memilih tidak bertanya lebih lanjut, "Sama-sama, Bu Seila. Pasti nanti akan saya sampaikan kepada Susan," Seila balas tersenyum dan buru-buru lanjut berkata dengan cemas, "Bagaimana dengan biaya rumah sakit ini, Pak Ivan? Saya—" "Jangan pikirkan hal itu, Bu Seila. Semua biaya biar saya yang urus. Bu Seila fo
Baca selengkapnya

Bab 92

Pembantu di apartemen itu menyodorkan nampan kayu berisi handuk beserta massage oil kepada Ivan yang tengah berdiri di depan sebuah ruangan. Itu adalah ruangan spa pribadi. "Semenjak Nyonya menikah, tugas memijit Nyonya Susan telah digantikan oleh Tuan," Ivan menerima seraya tersenyum, "Terima kasih, Bi." Sementara Susan kini berada di dalam. Bersiap-siap. Rahang Ivan mengeras, "Jadi sebelum kami menikah, Bibi yang biasa memijit istri saya?" tanya Ivan yang di balas anggukan kepala oleh pembantu bernama Marni itu. "Emmm... Tuan bisa memijit?" tanya Marni hati-hati. "Sedikit, Bi." Di titik ini, Marni tampak senyum senyum sendiri. Melihat Marni bersikap demikian, Ivan bertanya, "Ada apa, Bi?" "Ah, pasti kalian tidak hanya akan pijat saja di dalam, pasti akan melakukan hal lain," Balas Marni sumringah. "Segera hamili Nyonya Tuan Ivan supaya kebahagiaan kalian tambah lengkap. Juga pasti Tuan Rahardian akan sangat senang," Ivan tersentak mendengarnya sebelum kemudian terkek
Baca selengkapnya

Bab 93

"Ivan! Dasar kamu guru mesum!" seru Susan seraya membalikan tubuh sebab takut Ivan akan memijat bokongnya. Namun kedua dada Susan yang besar dan ranum yang sebelumnya tertutup kain otomatis melorot, membuat kedua dadanya langsung terekspos sangat jelas. Melihat hal itu, Ivan seketika melebarkan mata seraya menelan ludah. Tatapan matanya langsung dipenuhi nafsu menggebu. Sudah dua kali ia melihat dua dada istri kontraknya itu secara jelas tanpa tertutup kain. Pada saat bersamaan, juniornya kini semakin mengeras hebat. Memberontak ingin keluar. Apalagi Susan saat ini seperti tengah berpose menggoda yang benar-benar melemahkan iman Ivan. Sementara Susan yang panik buru-buru menutupi kedua dadanya dengan handuk, tentu ia kesal sebab Ivan yang harus kembali melihat asetnya yang berharga. Padahal ia sudah mewanti-wanti bahwa malam itu untuk yang pertama dan terakhir. Tapi barusan? Argh! Susan begitu sebal bukan main. Namun tiba-tiba mata Susan harus ternodai melihat celana
Baca selengkapnya

Bab 94

"Berani-beraninya kau masuk ke ruanganku tanpa seizinku terlebih dahulu!" seru Susan marah sambil berjalan mendekat ke arah pria itu begitu ia tiba di ruangannya. Seorang pria dengan penampilan khas layaknya eksekutif muda yang sedang duduk di sofa ruangan itu seketika mendongak dan buru-buru memasukan ponselnya ke dalam saku. Wanita yang ia tunggu-tunggu akhirnya datang. Detik berikutnya, pria itu yang merupakan mantannya Susan tersenyum lebar dan berkata, "Jahat sekali kamu, Susan. Bukannya tidak masalah jika aku masuk ke ruanganmu tanpa harus izin terlebih dahulu denganmumu? Seperti dulu?" Mendengar itu, Susah mendesis, "Itu dulu. Sekarang sudah tidak!" jawab Susan tegas. "Sekarang kau sudah tidak bisa seenaknya masuk ke ruanganku tanpa izin! Paham!?" Bukannya bersikap sungkan, merasa bersalah sebab lancang, Rasya malah terkekeh pelan, seakan peringatan Susan itu tidak mempan baginya. Rasya adalah mantan Susan yang pertama, pun adalah kekasih yang pertama dan cinta pertam
Baca selengkapnya

Bab 95

Tidak dipungkiri bahwa Susan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk move on, melupakan seorang Rasya yang sebelumnya telah berhasil meluluhlantakkan hatinya. Rasya bagaikan pangeran yang mengajaknya terbang ke langit melihat bintang-bintang yang indah bertebaran sebelum akhirnya langsung diterjunkan ke bumi lagi. Kata orang, cinta pertama itu sulit dilupakan. Hal itu Susan rasakan sendiri. Namun bukan berarti cinta pertama bisa selamanya bersemayam di hati wanita itu. Kini Rasya dan kenangannya benar-benar sudah lenyap tidak tersisa sedikit pun di dalam hatinya. Di saat ini, Susan mulai menyadari kemunculan Rasya yang tiba-tiba ini, juga sikap yang ditunjukan seolah ingin mencoba mengingatkan dirinya pada masa-masa mereka berpacaran dulu, memberitahu perceraian dengan istrinya untuk memberikan kode, ia menyimpulkan kalau Rasya tengah mencoba berbaikan dengannya. Atau jangan-jangan, Rasya ingin mengungkapkan jika sebenarnya dia lah yang tidak bisa move on darinya? Kala memi
Baca selengkapnya

Bab 96

Ternyata benar jika bukan Susan yang tidak bisa melupakan Rasya, tapi sebaliknya. Rasya meminta maaf, mengungkapkan jika ia masih mencintai Susan, serta meminta kesempatan untuk bisa menerima dirinya lagi. Susan benar-benar puas mendengar semua apa yang dikatakan Rasya. Rasanya, rasa sakit yang ia terima beberapa tahun yang lalu, kini telah terbayarkan. Susan semakin dibuat ingin tertawa terpingkal-pingkal kala mendengar alasan Rasya menceraikan istrinya supaya dia bisa menikah dengannya. Kini sang mantan terlihat sangat menyedihkan! "Jadi, bercerai lah dengan suami miskinmu itu, Susan. Setelah itu, kita menikah. Aku janji, aku tidak akan berselingkuh lagi. Aku akan menjadikanmu wanitaku seutuhnya. Sekarang aku sudah berubah. Sudah tidak seperti dulu lagi," ucap Rasya memohon. Susan yang sejak tadi terdiam, belum membalas perkataan Rasya, kini menatap pria itu dengan seringaian lebar di bibirnya. "Aku tidak mau karena aku sudah hidup bahagia dengan Ivan yang sangat kucintai.
Baca selengkapnya

Bab 97

"Aku malu, Vin kepada teman-teman lamaku. Sudah pasti mereka akan memojokanku. Mereka akan menghina-hina dan merendahkan suamiku hanya karena dia miskin dan berprofesi sebagai guru," jawab Susan setelah terdiam sebentar. "Kalau soal itu aku tidak bisa menjamin. Tapi tidak mungkin teman-teman kita akan berlebihan menghina suami kamu, Susan. Kamu tahu sendiri kan sifat mereka seperti apa? Kita sudah berteman sejak kuliah loh. Pasti mereka akan mengerti keputusanmu menikah dengan dia," balas Davina. Susan tidak kunjung membalas, masih mencerna kalimat temannya itu. Kemudian, Davina mengedikan bahu, "Ya paling-paling mereka akan kaget saja sih saat tahu kamu menikah dengan seorang guru yang berasal dari keluarga miskin," kata Davina lagi. Kini Susan tengah menimbang-nimbang antara mau datang atau tidak. Alasan ia malas hadir sebab tidak mau teman-temannya tahu kalau ia menikah dengan Ivan. Ia sudah bertekad selama satu tahun itu ia akan bersembunyi. Selagi Susan terdiam, Davin
Baca selengkapnya

Bab 98

Begitu mendengar kekhawatiran Susan mengenai acara reuni teman-teman satu universitasnya dulu, Ivan jadi tidak ingin terlihat buruk dimata teman-temannya. Bohong jika acara reuni hanya untuk saling mengetahui kabar, mengenang masa-masa kebersamaan. Rata-rata acara reuni adalah ajang untuk pamer kesuksesan, keberhasilan, harta dan pasangan. Sebab tidak ingin Susan mendapat malu, Ivan akan tampil sebaik mungkin. Oleh sebab itu, ia meminta Delon untuk membawakan mobil sport yang ada di rumah kedua orang tuanya dan meminta Renata untuk memilihkan pakaian terbaik. "Ivan katakan sekarang, Lamborghini ini milik siapa!?" desak Susan tidak sabaran. Keduanya masih dalam perjalanan menuju hotel. Sebelumnya, Susan harus dibuat terkesima dengan skill mengemudi Ivan yang tidak terlihat seperti amatiran. Seolah-olah, Ivan sudah terbiasa mengemudikan mobil mewah. Tentu hal tersebut membuat Susan takjub sekaligus heran. Pada saat ini, rahang Ivan mengeras, "Kalau aku bilang ini adalah m
Baca selengkapnya

Bab 99

Suasana hati Susan langsung buruk kala melihat kemunculan mantan laknatnya tersebut. Niat hadir ke acara reuni sebab hendak temu kangen dengan teman-teman lamanya, juga ingin menghilangkan jenuh dan setres, tapi sepertinya malah akan membuatnya tambah setres. Susan mendecak kesal kala baru sadar bahwa Rasya kemungkinan besar akan ikut acara reuni ini, apalagi saat tahu dirinya juga hadir. Di saat ini, Susan juga menyadari bahwa bukan hanya teman-teman yang dulunya akrab dengannya, yang pernah sekelas, juga ada orang-orang asing yang dulu hanya sebatas kenal saja di kampus. "Entah sebuah kebetulan atau kita memang ditakdirkan bertemu kembali di acara reuni kali ini, Susan?" Tiba-tiba Rasya kembali angkat bicara. Tanpa sudi menatap Rasya, Susan melipat tangan di depan dada dan berkata, "Seharusnya tadi aku tidak usah datang saja kalau tahu kamu juga ikut acara reuni ini," Mendengar itu, Rasya tergelak. "Tidak usah sok mau menghindar segala dariku, Susan karena sepertinya t
Baca selengkapnya

Bab 100

Rasya mendecih, "Guru miskin sepertimu sama sekali tidak pantas bersalaman denganku. Perbedaan kasta diantara kita itu sangat lah jauh, mengerti! Bisa-bisa tanganku menjadi gatal!" Ivan tergelak, menurunkan tangannya kembali. Tidak masalah! Demikian, ia jadi tahu harus bersikap seperti apa dengan pria itu. Sementara Susan membeliak, menatap Rasya seraya menggeleng. Ia mencium bau-bau Rasya akan mencari masalah dengan Ivan. Semua orang tidak tahan untuk tidak terkikik. Bagi mereka, kejadian itu benar-benar menghibur. Lupakan ketegangan yang baru saja terjadi antara mereka bertiga yang menjadi hiburan awal bagi semua orang sebab tiba-tiba Susan dan Ivan dipersilahkan duduk. Begitu pula dengan Rasya yang bergabung di meja yang sama. Terang saja hal itu membuat Susan tidak suka, menyuruh Rasya pindah, tapi yang lain menahannya. Alhasil, Susan membiarkan Rasya berada satu meja dengannya dan ia menganggap seolah pria itu tidak ada. Tak lama kemudian, Susan dibuat lupa dengan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status