All Chapters of Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh: Chapter 101 - Chapter 110

126 Chapters

Bab 101

Susan menatap teman-teman lamanya satu persatu dengan tajam. Lalu, ia mendengus dingin, "Kalian menghina Ivan, itu sama saja dengan kalian menghinaku!" Mendengar nada yang begitu menggelegar keluar dari mulut Susan, semua orang kompak terkejut. Susan membela suami miskinnya? Susan tidak terima mereka menghardik Ivan? Terang saja mereka menjadi bingung sekaligus heran. Namun, mereka tidak akan menyerah untuk menyadarkan Susan. Mereka tidak setuju jika Susan memiliki suami seorang guru miskin. Benar-benar tidak rela! "Sadar lah, Susan! Apa yang kamu harapkan dari suami miskinmu ini! Percaya pada kami, dia tidak akan bisa membuatmu bahagia!" "Benar, Susan. Kamu itu dari keluarga terpandang, seorang CEO, tidak pantas mendapatkan pria biasa sepertinya! Memangnya kamu tidak malu apa?!" "Keluargamu pasti juga tidak sudi memiliki menantu miskin seperti Ivan. Tentu dia akan menjadi aib bagi keluargamu!" "Kami semua peduli padamu, Susan. Kami ingin kamu sadar bahwa keputusanmu
Read more

Bab 102

Ucapan Ivan yang begitu menohok, terdengar menjengkelkan di telinga membuat mereka menjadi semakin tidak suka dengan pria itu. Berani sekali guru miskin itu memperingati mereka? Kalau saja Susan tidak membelanya, mereka sudah pasti akan langsung memberi pelajaran kepada Ivan. Tanpa mempedulikan orang-orang yang tengah mengirimkan sinyal permusuhan, Ivan meraih tangan Susan dan menggenggamnya erat. Berniat menguatkan. Demi meyakinkan semua orang, Susan membiarkan Ivan melakukan hal tersebut. Di saat ini, Susan malah tersentuh dengan pembelaan Ivan barusan. Pada saat bersamaan, jantungnya tengah berdegup kencang. Juga merasa tenang dan damai. Ya Tuhan. Perasaan apa yang sedang aku rasakan ini? Kenapa hatiku menghangat saat dibela Ivan? Pikir Susan. Kala memikirkan hal itu, mata Susan melebar. Jangan-jangan... Akan tetapi, Susan buru-buru menghalau pikirannya. Belum siap sekarang. Juga tidak sepenuhnya yakin. Setelah itu, Susan baru sadar bahwa ia mengutarakan unek-un
Read more

Bab 103

Hal tersebut membuat Susan dan Ivan mengurungkan niat hendak pergi, berbalik badan, tampak Rasya tengah menatap keduanya dengan memasang ekspresi wajah buruk. Yang barusan berseru lantang menahan mereka berdua tak lain adalah pria itu. Sambil mendengus dengan gigi gemeretak, mulut Rasya kembali bicara, "Karena aku akan menantang duel minum suami keremu itu, Susan!" Sontak saja, Susan terperanjat! Mencerna perkataan Rasya dalam sepersekian detik, lantas menggeleng. "Kamu sudah gila, Rasya! Kamu menantang Ivan duel minum?" seru Susan hendak memastikan ia tidak salah dengar yang langsung diiyakan oleh mantannya tersebut. Susan seketika langsung murka. Disaat yang sama, menjadi cemas sebab sudah pasti Ivan akan kalah. Bagaimana tidak, Ivan adalah seorang guru yang mana pernah minum-minum. Apalagi ini diajak duel minum? Jelas akan langsung mabuk berat! Tepar! Ivan sendiri tengah balik menatap Rasya dengan memicingkan mata. Pada saat yang sama, rahangnya mengeras, tampak mem
Read more

Bab 104

Kini pelayan hotel tengah mengangkat meja ke atas panggung, kursi dan menaruh botol-botol minuman langka yang mahal harganya. Mempersiapkan tempat yang akan digunakan untuk duel minum antara Rasya dan Ivan. Rasya menjatuhkan diri di salah satu kursi itu lebih dulu, lalu mengangkat botol-botol minuman itu, memamerkan kepada para tamu. Juga ia menjelaskan harga, kualitas, sejarah dan lain sebagainya. Pada intinya, minuman-minuman itu sangat mahal dan langka. Hanya bisa dibeli dan diperuntukan oleh orang-orang kaya. Setelah itu, suara para tamu bergemuruh riuh disertai tepuk tangan. Dibawah cemoohan dan sorakan penuh penghinaan, Ivan melangkah tenang menuju ke arah panggung. Sementara Susan deg-deg an melihat Ivan maju ke depan. Tiba-tiba, ia ditarik paksa oleh Davina untuk duduk menonton duel minum yang sebentar lagi akan berlangsung. Terpaksa, Susan duduk di kursi dengan gelisah. Tak siap menyaksikan Rasya mempermalukan Ivan di atas sana! Kini Ivan telah duduk di kursi
Read more

Bab 105

Ivan dan Rasya telah duduk di kursi masing-masing. Saling menatap tajam. Pelayan mulai menuangkan isi botol ke dalam dua sloki yang ada di hadapan mereka berdua dengan takaran yang sama. Duel minum pun dimulai! Dibawah seruan bergemuruh, tepuk tangan, Ivan dan Rasya mulai meraih sloki masing-masing dan menenggaknya. Dua sloki itu sama-sama tandas isinya, lalu mereka berdua kembali mengulangi hal yang sama. Sorak-sorai terus membahana, memuji sekaligus menyemangati Rasya. Sedangkan Ivan tentu saja dicecar ejekan dan cemoohan. Meskipun mereka sempat dibuat terkejut sebab Ivan tidak langsung mabuk. Tidak lama kemudian, mereka berdua telah menenggak beberapa kali sloki. Sudah beberapa kali pula pelayan menuangkan isi botol ke dalam sloki keduanya masing-masing ketika isinya telah habis. Namun, dari keduanya masih baik-baik saja. Di saat ini, Rasya baru tercengang. Begitu pula dengan yang lain. Kini para tamu menjadi kasak-kusuk, sebab begitu keheranan dengan Ivan. "Bagai
Read more

Bab 106

Ivan dan Rasya meraih botol masing-masing, lantas menenggak minuman itu dari botolnya langsung. Seketika ruangan itu kembali dipenuhi seruan, teriakan dan tepuk tangan. Sebab Ivan telah berhasil membuktikan diri tadi dengan tidak langsung mabuk setelah menenggak minuman beberapa sloki, para pendukung Ivan mulai berani menyemangatinya. Namun, semua orang harus dibuat terkesima, geleng-geleng kepala, melihat Ivan yang menenggak minuman dari botolnya langsung tanpa ragu, mulus dan terlihat santai. Bagaimana mungkin seorang guru miskin tahan minum dengan cara seperti itu? Bukannya cara minum seperti itu hanya bisa dilakukan oleh seseorang yang biasa dan jago minum? Kini perhatian semua orang mendadak fokus pada Ivan sepenuhnya, disertai kasak-kusuk, keheranan, bahkan ada pula yang menyebut Ivan keren. Beberapa menit kemudian, mereka berdua telah menandaskan isi botol minuman masing-masing. Tentu saja Rasya masih terlihat baik-baik saja. Namun masalahnya Ivan pun demikian. Ter
Read more

Bab 107

Sementara itu, Susan tengah terpelongo, membeku di tempat duduknya seraya menelan ludah susah payah. Wanita itu kini masih mencerna apa yang terjadi, bertanya-tanya, ia begitu shock sebab Ivan telah menghabiskan empat botol minuman—lebih banyak daripada Rasya. Dan yang lebih mengejutkannya lagi adalah Ivan tetap belum mabuk juga! Di titik ini, Susan teringat akan perkataan Ivan tadi yang ternyata benar. Menghembuskan napas berat, Susan menghempaskan punggung ke sandaran kursi, ia nyaris seperti orang yang linglung. Siapa Ivan sebenarnya? Benarkah dia hanya seorang guru biasa yang berasal dari keluarga miskin? Pikir Susan. Mengingat... "Sayang, kamu tidak perlu khawatir sekarang karena aku sudah minum lebih dari dua botol daripada mantan berengsekmu ini yang katanya jago minum, tapi sepertinya dia mau menyerah," tiba-tiba, Ivan berujar yang membuat lamunan Susan terbuyar dan menatapnya. Rasya mendengus dingin mendengar itu, "Aku tidak menyerah bajingan!" Ivan tergelak
Read more

Bab 108

Bukan kah seharusnya Wakil Presdir muda itu menenggak minuman lagi kalau masih kuat? Tapi apa yang malah dia lakukan? Ivan yang mendapati Rasya malah mempermasalahkan skill minumnya di depan semua orang cukup geram. Tapi dia masih menahan diri, bergeming di tempat duduk, menunggu respon dari mereka. Ia cukup tenang sebab ada orang-orang yang berpihak padanya. Ia tahu betul bahwa Rasya tengah berkilah sebab sudah tidak kuat menenggak minuman lagi. Benar saja, para pendukung Ivan langsung protes. Mengatai Rasya pengecut! Namun, Rasya tidak peduli. Pokoknya ia tidak mau menenggak minuman lagi, tapi ia juga tidak mau dianggap kalah dari Ivan. "Rasya... apa-apaan kau itu! Jelas-jelas Ivan itu jago minum. Cara minum Ivan itu sangat lah keren. Kami mengakui kehebatannya. Bahkan, dia bagaikan dewa minum. Tidak banyak orang yang bisa minum sebanyak itu dan masih dalam keadaan baik-baik saja setelahnya!" "Dan seharusnya kau itu minum lagi jika masih kuat!" "Apa kau sudah tidak ku
Read more

Bab 109

Ivan berdiri di hadapan Rasya sambil menatapnya tajam, "Kau tetap tidak mau mengakui kekalahanmu? Kau pikir, semua orang akan mengangung-agungkan dirimu hanya karena kaya? Dan dengan bertindak curang, seenak jidat seperti ini, kau berharap semua orang akan memihakmu?" Kemudian, Ivan berdecih, "Tidak. Semua orang juga tahu kalau apa yang tengah kau lakukan ini adalah tindakan pengecut! Berkilah untuk menutupi kekalahanmu!" Seketika wajah Rasya berubah. "Kau pasti iri dengan diriku, kan, guru miskin berandalan? Ah, kau pasti merasa insecure, bukan? Karena tidak bisa memiliki banyak uang, jadi merasa putus asa," balas Rasya sambil tergelak. Kemudian, pria itu memicingkan mata! "Orang-orang berduit dan berkuasa sepertiku itu bebas melakukan apa saja dan dirimu yang miskin ini tidak akan pernah bisa menang melawanku! Mengerti?!" Ivan balas tegelak, "Aku? Iri denganmu? Cuih! Tidak sudi! Untuk apa aku iri denganmu. Toh, dengan keadaanku yang seperti ini, Susan menerima dan mencint
Read more

Bab 110

Dengan senyum penuh arti, mulut Rasya kembali bicara, "Tenang saja, Pak. Orang itu tidak akan bisa kabur!" Sementara itu, Ivan dan Susan berbalik diikuti yang lain, tampak seorang pria paruh baya berpakaian jas rapi bersama dua karyawan hotel tampak berjalan menghampiri mereka berdua. Ternyata orang yang baru memanggil Ivan adalah manager hotel tersebut. Tertambat pin manager di dadanya. "Ada apa, Pak?" tanya Susan diikuti tatapan penasaran Ivan begitu manager hotel itu tiba di hadapan keduanya. "Anda istrinya Pak Ivan?" tanya Manager itu hendak memastikan yang langsung diiyakan oleh Susan. Menghembuskan napas berat, Manager itu beralih menatap Ivan tajam, "Bagaimana mungkin anda mau main pergi begitu saja tanpa membayar terlebih dahulu!" Mendengar itu, Susan mengernyitkan kening. Hanya perkara belum membayar saja mereka berdua harus didatangi Manager! Sebagai seorang CEO, tentu, hal tersebut merupakan penghinaan terbesar! Menurut mereka, ia tidak sanggup membayar? A
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status