Home / Romansa / Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan / Chapter 261 - Chapter 270

All Chapters of Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan: Chapter 261 - Chapter 270

486 Chapters

Diminta Liburan

“Aku bosan di rumah,” kata Alina sambil menekan remote televisi tanpa tahu apa yang ingin ditonton.“Kondisimu belum stabil. Ingat kata dokter, kamu harus bedrest sampai usia kandunganmu masuk trimester kedua.” Aksa mengingatkan pesan dokter.Alina cemberut. Dia benar-benar tidak bisa hanya duduk di kasur atau berbaring sepanjang hari.“Buka mulutmu!” perintah Aksa.Aksa menyuapi Alina dengan potongan buah, istrinya itu terlihat lucu saat sedang merajuk.Saat keduanya masih duduk sambil menonton acara televisi, terdengar ketukan pintu kamar. Aksa berjalan menuju pintu lalu membukanya. Dia melihat Dani ada di depan pintu.“Di mana Kak Alina?” tanya Dani menjenguk sang kakak mumpung libur.“Masuklah.” Aksa melebarkan pintu.Dani berjalan masuk sambil membawa sesuatu di tangan kanannya.Alina langsung melebarkan senyum melihat kedatangan sang adik.“Senangnya kamu datang ke sini. Aku sudah bosan terus di kamar,” keluh Alina begitu manja.“Kak Alina diminta istirahat juga demi kesehatan,
last updateLast Updated : 2024-11-25
Read more

Teror Sang Bibi

“Bagaimana perutmu? Masih nyeri?” tanya Aksa dengan ekspresi cemas.Dani sudah pulang, sekarang Alina kembali berdua di kamar bersama Aksa.“Kamu baru tanya itu beberapa menit lalu,” ujar Alina sampai pusing karena suaminya bertanya akan kondisinya tiap menit.“Aku hanya memastikan. Siapa tahu kamu nyeri lagi jadi kita bisa cepat-cepat mengatasinya,” balas Aksa tidak ingin lengah jika menyangkut kesehatan Alina.“Sudah tidak kram lagi. Aku juga merasa sudah sehat,” jawab Alina sekali lagi. Jawaban sama dengan pertanyaan sebelumnya.“Meski sudah membaik, tetap ingat pesan dokter,” ujar Aksa lagi.“Iya.” Alina bosan dengan sikap posesif Aksa, tetapi sikap itu juga menunjukkan betapa sayang Aksa padanya.**Dani baru saja sampai apartemen. Dia berjalan dari area parkir menuju lobby. Saat akan masuk lobby, tiba-tiba ada yang memanggil namanya, membuat Dani menoleh.“Benar kamu tinggal di sini,” ucap bibi Dani yang tiba-tiba muncul di sana.Dani sangat terkejut. Kenapa bibinya bisa sampai
last updateLast Updated : 2024-11-25
Read more

Mendadak Baik?

Aksa membeku sejenak, tetapi setelahnya tersenyum. Dia tidak menyangka jika sang mama datang sepagi ini ke rumah.“Kamu sudah siap mau kerja?” tanya Sasmita.“Iya,” jawab Aksa, “aku ada rapat hari ini, jadi mau tidak mau ke kantor,” ujar Aksa menjelaskan.Sasmita mengangguk-angguk pelan, lalu membalas, “Mama bawa sup iga buat Alina.”Aksa terlihat tenang, tetapi sebenarnya terkejut.“Apa mama boleh masuk?” tanya Sasmita.“Masuklah.” Aksa mempersilakan. Dia membuka lebar pintu.Sasmita masuk. Dia melihat Alina yang duduk di atas ranjang.Alina terkejut. Dia sampai panik karena kedatangan mertuanya.“Kamu belum sarapan, kan? Mama bawakan sup,” kata Sasmita.Alina terkesiap. Dia sampai menatap pada Aksa, lalu pada Sasmita. Kenapa mertuanya tiba-tiba bersikap baik? Sup yang dibawa mertuanya itu tidak diberi racun, kan? Apalagi Sasmita tidak menyukainya.‘Tidak, jangan berpikiran macam-macam, Al.’ Alina berusaha tenang, membuang jauh pikiran buruk yang melintas di kepala.“Alina masih dimi
last updateLast Updated : 2024-11-26
Read more

Saling Menerima

Sasmita benar-benar menemani Alina seharian. Bahkan Sasmita tidak pergi sama sekali kecuali ke kamar mandi atau ke dapur.Alina merasa canggung, bahkan tidak bisa melakukan apa pun dengan bebas karena takut salah. “Saat kecil, Aksa itu bandel dan susah diatur,” ucap Sasmita sambil mengupas apel untuk Alina.Alina diam mendengarkan. Setelah sejak pagi hanya diam dan duduk, akhirnya Sasmita bicara dengan santai.“Waktu kecil sering sakit, tapi tetap saja keras kepala dan melakukan hal-hal yang kami larang,” ujar Sasmita lagi sambil mengingat masa kecil Aksa.Alina tersenyum menanggapi cerita Sasmita.Sasmita memberikan potongan apel pada Alina, lalu kembali bercerita.“Aksa dulu pembangkang saat remaja, tapi setelah ….” Sasmita menjeda ucapannya, lalu tersenyum getir. Alina menatap penasaran, kenapa Sasmita menjeda ucapannya.“Tapi setelah itu, dia mudah diatur dan mau belajar dengan sungguh-sungguh sampai akhirnya bisa memegang perusahaan seperti sekarang,” ucap Sasmita kemudian kemb
last updateLast Updated : 2024-11-26
Read more

Sosok Ibu

“Mama sudah pulang?” tanya Aksa saat baru saja masuk kamar. Dia pulang lebih awal karena mencemaskan Alina. “Iya, baru saja. Beberapa menit lalu,” jawab Alina sambil memandang Aksa yang sedang melepas jas dan dasi. Aksa berjalan menghampiri Alina, lalu langsung duduk di tepian ranjang, menatap wajah istrinya. Dia meraih tangan Alina, kemudian menggenggamnya erat. “Mama tidak mengatakan sesuatu yang menyakitkan padamu, kan?” tanya Aksa cemas. Dia harus bertanya karena yakin Alina tidak akan mau cerita jika kecemasannya terbukti. “Tidak, Mama tidak melakukan itu,” jawab Alina langsung menyanggah, takut Aksa salah paham. “Kamu yakin?” tanya Aksa memastikan. Alina tersenyum manis sambil mengangguk, lalu menjelaskan, “Entah tidak tahu kenapa, tapi Mama sudah berubah. Dia sangat baik padaku.” “Benarkah?” tanya Aksa dengan alis berkerut, masih tidak percaya jika Sasmita tiba-tiba baik pada Alina. “Iya, kamu tidak percaya padaku?” Alina menatap Aksa yang ragu. “Tidak seperti itu juga,
last updateLast Updated : 2024-11-26
Read more

Pernikahan Kaira dan Ilham

Hari pernikahan Ilham dan Kaira tiba. Alina baru saja selesai berdandan dan siap pergi ke KUA untuk menemani Kaira.“Apa kram lagi?” tanya Aksa saat Alina baru saja keluar dari ruang ganti.“Tidak,” jawab Alina, “aku sudah baik-baik saja, Aksa.” Alina tahu suaminya cemas, tetapi Aksa memang agak berlebihan.“Tapi kamu tadi muntah,” ujar Aksa ragu.“Iya, tapi bukan berarti mual juga. Aku benar-benar sudah baik-baik saja, kamu jangan cemas,” balas Alina.Aksa menghela napas pelan. Dia mengangguk dan mencoba percaya.Mereka pergi ke KUA. Ternyata di sana Kaira sudah menunggu bersama Ilham.“Saya pikir Anda tidak datang, Pak.” “Kamu terlalu mencemaskan hal tak pasti,” balas Aksa datar.“Anda juga terkadang begitu,” balas Ilham tanpa dosa, tetapi setelahnya segera melipat bibir sebelum terkena sembur.“Sudah, kalian ini masih sempatnya berdebat. Sudah waktunya belum? Jangan sampai dibatalkan karena kalian tidak masuk-masuk ruangan,” ujar Alina.“Ih … ya jangan batal, sudah siap begini mas
last updateLast Updated : 2024-11-26
Read more

Masih Ditodong

Tak terasa usia kandungan Alina sudah menginjak 16 Minggu. Hari ini dia pergi ke rumah sakit bersama Bams karena Aksa ada rapat yang tidak bisa ditinggalkan.Alina melihat beberapa orang memperhatikan Bams yang berdiri di belakangnya, padahal banyak kursi yang kosong di sana. Hal itu membuat Alina kurang nyaman.“Bams.” Alina menoleh ke belakang.“Anda butuh sesuatu?” tanya Bams sedikit membungkuk pada Alina.“Kamu bisa tunggu di luar saja, kalau nanti aku sudah selesai periksa, aku akan menghubungimu,” ujar Alina.“Tapi ….” Bams ragu tetapi Alina langsung menjelaskan.“Tidak apa-apa, habis ini aku juga masuk ruangan,” kata Alina lalu melirik ke sekitar.Bams sepertinya paham kenapa Alina tidak mau dia terus menemani. Akhirnya Bams menuruti perintah Alina.Bams pamit keluar, saat itu Alina juga dipanggil masuk ruang pemeriksaan. Sebenarnya Alina ingin menunggu Aksa, tetapi karena tidak mungkin Aksa tepat waktu, membuat Alina akhirnya periksa sendiri.“Bu Alina, silakan duduk,” ucap do
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more

Sama-sama Panik

Aksa baru saja pulang. Dia langsung mencari Alina karena seharian ini tidak sempat menghubungi Alina karena sangat sibuk.“Kamu sudah pulang.” Senyum lebar terpampang di wajah Alina saat melihat suaminya.Aksa melepas jas lalu menghampiri Alina yang juga sedang berjalan ke arahnya.“Maaf tadi tidak bisa menemani,” ucap Aksa lantas mendaratkan kecupan di kening Alina.Alina memulas senyum mendapat perlakuan manis dari Aksa, lalu membalas, “Tidak apa-apa. Lagi pula juga periksa bukan karena sakit.”Bagaimanapun, Alina mencoba memahami posisi Aksa di perusahaan. Sekarang suaminya lebih sibuk, bahkan sering lembur di rumah.Aksa mengajak Alina duduk di sofa. Dia memeluk dari belakang sambil meraba perut istrinya yang sudah agak keras dan mulai terasa menyembul besar.“Bagaimana kondisinya dan kondisimu?” tanya Aksa.“Aku baik, sudah tidak ada keluhan, tekanan darah normal. Bayi kita juga bagus, kata dokter plasentanya sudah menempel sempurna, jadi minim mengalami kram apalagi sampai kegug
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more

Takut Sesuatu

“Bams, jalan saja. Mungkin wanita itu ada perlu dengan security atau pelayan rumah,” perintah Sasmita.Bams mengangguk, dia melirik Alina dari spion tengah, melihat bayangan majikannya dari pantulan cermin yang terlihat pucat.Alina melirik Sasmita yang tampak tenang. Dia lega karena Sasmita tidak curiga. Bukan maksud tak mau mengakui bibinya, tetapi dia tak ingin ada masalah lagi karena sikap bibinya yang serakah.Sasmita berusaha tenang. Dia melakukan itu agar tidak bertemu bibi Alina yang bisa saja membongkar masa lalu.Di depan pagar. Bibi Alina masih memaksa agar bisa bertemu Alina.“Ayolah, Pak. Katakan saja padanya kalau bibinya mau ketemu,” ucap wanita itu memaksa.“Maaf, sesuai dengan perintah Tuan, tidak ada yang boleh bertemu Nona sebelum membuat janji,” balas security tetap tidak mengizinkan.Bibi Alina mau menjelaskan, tetapi terdengar suara klakson yang membuatnya dan security memandang ke arah mobil yang baru datang.“Agak minggir, jangan halangi jalan,” kata security i
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more

Jangan Beritahu Aksa

“Ambilkan minum!” perintah Sasmita pada pelayan yang menyambut mereka.Alina melihat Sasmita yang seperti panik, padahal tadi di mobil tampak tenang. Dia masih memperhatikan sampai pelayan memberikan minum dan mertuanya itu minum dengan tergesa-gesa.“Mama tidak apa-apa?” tanya Alina keheranan.Sasmita menoleh pada Alina, lalu memulas senyum.“Tidak apa-apa, tiba-tiba saja sangat haus, apa gula darah mama naik, ya.” Sasmita mencoba bersikap biasa.“Kalau kurang sehat, coba periksa, Ma. Jangan sampai abai,” ujar Alina tampak tenang, padahal dia juga panik karena melihat bibinya tahu rumah ini.“Benar juga, kalau begitu mama pulang dulu. Sekalian mampir ke rumah sakit buat periksa,” ujar Sasmita karena cemas kepanikannya terlihat oleh Alina.Alina mengangguk. Alina menghela napas lega setelah mengantar sang mertua sampai depan rumah. Dia juga sudah tidak melihat sang bibi di depan gerbang, membuatnya sedikit tenang. Alina duduk di samping rumah untuk sekadar bersantai sambil menikmati
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more
PREV
1
...
2526272829
...
49
DMCA.com Protection Status