Share

Diminta Liburan

last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-25 12:06:17

“Aku bosan di rumah,” kata Alina sambil menekan remote televisi tanpa tahu apa yang ingin ditonton.

“Kondisimu belum stabil. Ingat kata dokter, kamu harus bedrest sampai usia kandunganmu masuk trimester kedua.” Aksa mengingatkan pesan dokter.

Alina cemberut. Dia benar-benar tidak bisa hanya duduk di kasur atau berbaring sepanjang hari.

“Buka mulutmu!” perintah Aksa.

Aksa menyuapi Alina dengan potongan buah, istrinya itu terlihat lucu saat sedang merajuk.

Saat keduanya masih duduk sambil menonton acara televisi, terdengar ketukan pintu kamar. Aksa berjalan menuju pintu lalu membukanya. Dia melihat Dani ada di depan pintu.

“Di mana Kak Alina?” tanya Dani menjenguk sang kakak mumpung libur.

“Masuklah.” Aksa melebarkan pintu.

Dani berjalan masuk sambil membawa sesuatu di tangan kanannya.

Alina langsung melebarkan senyum melihat kedatangan sang adik.

“Senangnya kamu datang ke sini. Aku sudah bosan terus di kamar,” keluh Alina begitu manja.

“Kak Alina diminta istirahat juga demi kesehatan,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
wardah
coba aja dan refreshing aj dulu
goodnovel comment avatar
eva nindia
negara eropa z Dan,,,mna tau kamu kepentok bule atw blasteran hehehe
goodnovel comment avatar
Adeena
udah Dan ga usah pikir panjang iyain aja kalo sama Aksa smua beres kyk kreta expres kamu tinggal duduk manis dan menikmati....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Teror Sang Bibi

    “Bagaimana perutmu? Masih nyeri?” tanya Aksa dengan ekspresi cemas.Dani sudah pulang, sekarang Alina kembali berdua di kamar bersama Aksa.“Kamu baru tanya itu beberapa menit lalu,” ujar Alina sampai pusing karena suaminya bertanya akan kondisinya tiap menit.“Aku hanya memastikan. Siapa tahu kamu nyeri lagi jadi kita bisa cepat-cepat mengatasinya,” balas Aksa tidak ingin lengah jika menyangkut kesehatan Alina.“Sudah tidak kram lagi. Aku juga merasa sudah sehat,” jawab Alina sekali lagi. Jawaban sama dengan pertanyaan sebelumnya.“Meski sudah membaik, tetap ingat pesan dokter,” ujar Aksa lagi.“Iya.” Alina bosan dengan sikap posesif Aksa, tetapi sikap itu juga menunjukkan betapa sayang Aksa padanya.**Dani baru saja sampai apartemen. Dia berjalan dari area parkir menuju lobby. Saat akan masuk lobby, tiba-tiba ada yang memanggil namanya, membuat Dani menoleh.“Benar kamu tinggal di sini,” ucap bibi Dani yang tiba-tiba muncul di sana.Dani sangat terkejut. Kenapa bibinya bisa sampai

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Mendadak Baik?

    Aksa membeku sejenak, tetapi setelahnya tersenyum. Dia tidak menyangka jika sang mama datang sepagi ini ke rumah.“Kamu sudah siap mau kerja?” tanya Sasmita.“Iya,” jawab Aksa, “aku ada rapat hari ini, jadi mau tidak mau ke kantor,” ujar Aksa menjelaskan.Sasmita mengangguk-angguk pelan, lalu membalas, “Mama bawa sup iga buat Alina.”Aksa terlihat tenang, tetapi sebenarnya terkejut.“Apa mama boleh masuk?” tanya Sasmita.“Masuklah.” Aksa mempersilakan. Dia membuka lebar pintu.Sasmita masuk. Dia melihat Alina yang duduk di atas ranjang.Alina terkejut. Dia sampai panik karena kedatangan mertuanya.“Kamu belum sarapan, kan? Mama bawakan sup,” kata Sasmita.Alina terkesiap. Dia sampai menatap pada Aksa, lalu pada Sasmita. Kenapa mertuanya tiba-tiba bersikap baik? Sup yang dibawa mertuanya itu tidak diberi racun, kan? Apalagi Sasmita tidak menyukainya.‘Tidak, jangan berpikiran macam-macam, Al.’ Alina berusaha tenang, membuang jauh pikiran buruk yang melintas di kepala.“Alina masih dimi

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-26
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Saling Menerima

    Sasmita benar-benar menemani Alina seharian. Bahkan Sasmita tidak pergi sama sekali kecuali ke kamar mandi atau ke dapur.Alina merasa canggung, bahkan tidak bisa melakukan apa pun dengan bebas karena takut salah. “Saat kecil, Aksa itu bandel dan susah diatur,” ucap Sasmita sambil mengupas apel untuk Alina.Alina diam mendengarkan. Setelah sejak pagi hanya diam dan duduk, akhirnya Sasmita bicara dengan santai.“Waktu kecil sering sakit, tapi tetap saja keras kepala dan melakukan hal-hal yang kami larang,” ujar Sasmita lagi sambil mengingat masa kecil Aksa.Alina tersenyum menanggapi cerita Sasmita.Sasmita memberikan potongan apel pada Alina, lalu kembali bercerita.“Aksa dulu pembangkang saat remaja, tapi setelah ….” Sasmita menjeda ucapannya, lalu tersenyum getir. Alina menatap penasaran, kenapa Sasmita menjeda ucapannya.“Tapi setelah itu, dia mudah diatur dan mau belajar dengan sungguh-sungguh sampai akhirnya bisa memegang perusahaan seperti sekarang,” ucap Sasmita kemudian kemb

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-26
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Sosok Ibu

    “Mama sudah pulang?” tanya Aksa saat baru saja masuk kamar. Dia pulang lebih awal karena mencemaskan Alina. “Iya, baru saja. Beberapa menit lalu,” jawab Alina sambil memandang Aksa yang sedang melepas jas dan dasi. Aksa berjalan menghampiri Alina, lalu langsung duduk di tepian ranjang, menatap wajah istrinya. Dia meraih tangan Alina, kemudian menggenggamnya erat. “Mama tidak mengatakan sesuatu yang menyakitkan padamu, kan?” tanya Aksa cemas. Dia harus bertanya karena yakin Alina tidak akan mau cerita jika kecemasannya terbukti. “Tidak, Mama tidak melakukan itu,” jawab Alina langsung menyanggah, takut Aksa salah paham. “Kamu yakin?” tanya Aksa memastikan. Alina tersenyum manis sambil mengangguk, lalu menjelaskan, “Entah tidak tahu kenapa, tapi Mama sudah berubah. Dia sangat baik padaku.” “Benarkah?” tanya Aksa dengan alis berkerut, masih tidak percaya jika Sasmita tiba-tiba baik pada Alina. “Iya, kamu tidak percaya padaku?” Alina menatap Aksa yang ragu. “Tidak seperti itu juga,

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-26
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Pernikahan Kaira dan Ilham

    Hari pernikahan Ilham dan Kaira tiba. Alina baru saja selesai berdandan dan siap pergi ke KUA untuk menemani Kaira.“Apa kram lagi?” tanya Aksa saat Alina baru saja keluar dari ruang ganti.“Tidak,” jawab Alina, “aku sudah baik-baik saja, Aksa.” Alina tahu suaminya cemas, tetapi Aksa memang agak berlebihan.“Tapi kamu tadi muntah,” ujar Aksa ragu.“Iya, tapi bukan berarti mual juga. Aku benar-benar sudah baik-baik saja, kamu jangan cemas,” balas Alina.Aksa menghela napas pelan. Dia mengangguk dan mencoba percaya.Mereka pergi ke KUA. Ternyata di sana Kaira sudah menunggu bersama Ilham.“Saya pikir Anda tidak datang, Pak.” “Kamu terlalu mencemaskan hal tak pasti,” balas Aksa datar.“Anda juga terkadang begitu,” balas Ilham tanpa dosa, tetapi setelahnya segera melipat bibir sebelum terkena sembur.“Sudah, kalian ini masih sempatnya berdebat. Sudah waktunya belum? Jangan sampai dibatalkan karena kalian tidak masuk-masuk ruangan,” ujar Alina.“Ih … ya jangan batal, sudah siap begini mas

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-26
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Masih Ditodong

    Tak terasa usia kandungan Alina sudah menginjak 16 Minggu. Hari ini dia pergi ke rumah sakit bersama Bams karena Aksa ada rapat yang tidak bisa ditinggalkan.Alina melihat beberapa orang memperhatikan Bams yang berdiri di belakangnya, padahal banyak kursi yang kosong di sana. Hal itu membuat Alina kurang nyaman.“Bams.” Alina menoleh ke belakang.“Anda butuh sesuatu?” tanya Bams sedikit membungkuk pada Alina.“Kamu bisa tunggu di luar saja, kalau nanti aku sudah selesai periksa, aku akan menghubungimu,” ujar Alina.“Tapi ….” Bams ragu tetapi Alina langsung menjelaskan.“Tidak apa-apa, habis ini aku juga masuk ruangan,” kata Alina lalu melirik ke sekitar.Bams sepertinya paham kenapa Alina tidak mau dia terus menemani. Akhirnya Bams menuruti perintah Alina.Bams pamit keluar, saat itu Alina juga dipanggil masuk ruang pemeriksaan. Sebenarnya Alina ingin menunggu Aksa, tetapi karena tidak mungkin Aksa tepat waktu, membuat Alina akhirnya periksa sendiri.“Bu Alina, silakan duduk,” ucap do

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Sama-sama Panik

    Aksa baru saja pulang. Dia langsung mencari Alina karena seharian ini tidak sempat menghubungi Alina karena sangat sibuk.“Kamu sudah pulang.” Senyum lebar terpampang di wajah Alina saat melihat suaminya.Aksa melepas jas lalu menghampiri Alina yang juga sedang berjalan ke arahnya.“Maaf tadi tidak bisa menemani,” ucap Aksa lantas mendaratkan kecupan di kening Alina.Alina memulas senyum mendapat perlakuan manis dari Aksa, lalu membalas, “Tidak apa-apa. Lagi pula juga periksa bukan karena sakit.”Bagaimanapun, Alina mencoba memahami posisi Aksa di perusahaan. Sekarang suaminya lebih sibuk, bahkan sering lembur di rumah.Aksa mengajak Alina duduk di sofa. Dia memeluk dari belakang sambil meraba perut istrinya yang sudah agak keras dan mulai terasa menyembul besar.“Bagaimana kondisinya dan kondisimu?” tanya Aksa.“Aku baik, sudah tidak ada keluhan, tekanan darah normal. Bayi kita juga bagus, kata dokter plasentanya sudah menempel sempurna, jadi minim mengalami kram apalagi sampai kegug

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Takut Sesuatu

    “Bams, jalan saja. Mungkin wanita itu ada perlu dengan security atau pelayan rumah,” perintah Sasmita.Bams mengangguk, dia melirik Alina dari spion tengah, melihat bayangan majikannya dari pantulan cermin yang terlihat pucat.Alina melirik Sasmita yang tampak tenang. Dia lega karena Sasmita tidak curiga. Bukan maksud tak mau mengakui bibinya, tetapi dia tak ingin ada masalah lagi karena sikap bibinya yang serakah.Sasmita berusaha tenang. Dia melakukan itu agar tidak bertemu bibi Alina yang bisa saja membongkar masa lalu.Di depan pagar. Bibi Alina masih memaksa agar bisa bertemu Alina.“Ayolah, Pak. Katakan saja padanya kalau bibinya mau ketemu,” ucap wanita itu memaksa.“Maaf, sesuai dengan perintah Tuan, tidak ada yang boleh bertemu Nona sebelum membuat janji,” balas security tetap tidak mengizinkan.Bibi Alina mau menjelaskan, tetapi terdengar suara klakson yang membuatnya dan security memandang ke arah mobil yang baru datang.“Agak minggir, jangan halangi jalan,” kata security i

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27

Bab terbaru

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Hanya Masa Lalu

    Siang itu Alina membantu Daniel pindah ke apartemen. Alina juga membantu Daniel memilih perabot untuk mengisi apartemen, disesuaikan dengan kebutuhan Daniel.“Apa sudah semua?” tanya Alina.“Aku tidak perlu banyak barang, ini sudah cukup.” Daniel sampai menggaruk kepala. Padahal bisa saja tinggal pesan dan kirim, tetapi Alina memaksa untuk tetap memilih sendiri.Alina masih mengecek barang-barang yang dibutuhkan Daniel, baru kemudian merasa tenang jika semua sudah terbeli.“Bagaimana dengan pakaianmu?” tanya Alina setelah selesai melakukan pembayaran dan menggunakan jasa toko untuk mengangkut barang yang dibelinya ke apartemen.“Aku minta tolong sopirnya Bibi untuk mengemas dan mengantar ke sini. Jadi tidak usah boros dengan beli pakaian baru,” jawab Daniel.Alina mengangguk-angguk.“Mama, Alo lapal.” Arlo sejak tadi ikut Alina ke sana-kemari, membuat bocah kecil itu sekarang kelelahan.Alina dan Daniel menoleh bersamaan pada Arlo, mereka sibuk sampai lupa kalau bocah kecil itu ikut d

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Bams : Takut Tidak Diterima

    Naya melihat wanita itu seperti gemetar. Apa wanita itu tidak menerima kedatangan mereka, atau ada hal lain sehingga respon wanita itu seperti ini?Bams mendekat pada sang ibu. Dia lalu memeluknya.Dalam sekejap, Naya melihat wanita itu menangis begitu kencang sambil mengusap punggung Bams.“Kamu akhirnya mau pulang. Ibu pikir kamu membenci ibu dan hina jika menemui ibumu ini.”Naya melihat wanita itu meraung. Dia menatap Bams yang memeluk erat tubuh wanita tua itu.“Yang penting aku pulang sekarang.”Bams melepas pelukan. Dia menatap sang ibu yang masih menangis.“Aku hanya tidak mau menjadi masalah buat Ibu. Kalau aku membencimu, untuk apa aku memintamu pindah ke sini?”Wanita itu masih menangis meski Bams sudah menjelaskan.“Aku datang karena ingin mengenalkan Ibu dengan seseorang,” ucap Bams.Wanita itu menghentikan tangisnya. Dia menatap Bams dengan wajah masih penuh air mata.Bams menggeser posisi berdiri, lalu menunjuk pada Naya.Wanita tua itu menatap ke arah Bams menunjuk. Di

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Bams : Cuti

    “Nona, ini sudah saya buat rincian pesanan desain. Ini juga jadwal undangan Anda untuk acara fashion show tema spring.” Naya memberikan tablet pintar berisi jadwal Alina.“Terima kasih, Nay.” Alina menerima tablet itu, lalu mengecek data di dalamnya.Naya menunggu Alina merespon, lalu atasannya itu memandang ke arahnya.“Kalian jadi pergi hari ini, kan?” tanya Alina.“Jadi, makanya saya berikan dulu rincian ini agar Anda bisa menyiapkan desainnya. Anda tahu ‘kan, Anda terkenal tepat waktu, jadi jangan sampai terhambat sehari dua hari karena saya pergi,” balas Naya.Alina melebarkan senyum.“Iya, kamu memang paling mengerti aku,” ucap Alina, “jika ada apa-apa hubungi aku, ya.” Alina bicara sambil mengusap lengan Naya.Naya tiba-tiba memeluk Alina, membuat wanita itu terkejut.“Terima kasih, Nona. Anda selalu ada untuk saya dan menjadi satu-satunya keluarga untuk saya selama dua tahun ini,” ucap Naya.Alina terkesiap. Dia tersenyum lalu membalas pelukan Naya.“Kalau aku ini keluargamu,

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Menggoda Atasan

    “Dani bilang masih ada urusan di luar, jadi kita tidak perlu menunggunya makan malam,” ujar Alina setelah membaca pesan dari Daniel.Aksa baru saja berganti pakaian. Dia kemudian mendekat pada Alina yang masih duduk di tepian ranjang.“Bagaimana kondisi Anya? Dia sudah lebih baik?” tanya Aksa.Aksa juga bersimpati pada kondisi mental Anya karena selama dua tahun harus melihat sang ayah yang melakukan kekerasan pada sang ibu.“Jika dilihat dari luar, ya dia baik-baik saja. Dia bermain bersama Arlo dengan riang, bukankah itu bagus? Hanya saja, Jia tetap akan membawa Anya ke psikolog, hanya untuk memastikan saja, apa benar Anya baik-baik saja atau ada gangguan mental,” ujar Alina panjang lebar menjawab pertanyaan Aksa.Aksa mengangguk-angguk paham.Mereka pergi ke ruang makan untuk makan malam bersama. Sudah ada Naya, Bams, dan Arlo di sana.“Mama.” Arlo berlari menghampiri Alina yang baru saja datang.Aksa menghela napas, dia harus pasrah jika Alina diambil alih Arlo.Alina menggandeng

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Daniel : Memberi Hadiah

    “Apa itu penting?”Pertanyaan Daniel membungkam Karin. Dia mengulum bibir dan menggeleng.Daniel sendiri tidak mau bersikap baik, jangan sampai sikap baiknya disalahartikan.Daniel melihat Karin yang diam tertunduk. Dia pun memutuskan untuk pergi daripada terlalu lama berinteraksi dengan Karin.“Tunggu, kamu tidak jadi mencari aksesoris? Aku bisa menunjukkan beberapa barang yang mungkin cocok dengan yang kamu inginkan,” ucap Karin membujuk seraya meremat jari.Daniel diam sejenak, tetapi setelahnya mengangguk. Dia mengikuti Karin menuju display khusus aksesoris anak-anak.“Anak itu biasanya suka apa? Bando, jepit rambut, kalung, atau gelang mungkin?” tanya Karin mencoba mengajak bicara Daniel.Daniel tak menjawab pertanyaan Karin. Dia lebih memilih fokus memperhatikan aksesoris yang terpajang di sana, hingga tatapannya tertuju pada gantungan ponsel yang lucu dan menggemaskan.“Itu lucu,” ucap Karin.Daniel tetap tak bicara pada Karin.Karin diam memperhatikan Daniel yang begitu dingin,

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Sama-sama Mau Perhatian

    Siang itu, Aksa masih berada di ruang kerjanya dengan banyaknya tumpukan berkas di meja. Dia sedang membaca beberapa perencanaan bisnis untuk mengembangkan perusahaannya.“Masih sangat sibuk?”Aksa terkejut mendengar suara Alina. Dia langsung menoleh dan melihat istrinya ternyata sudah berada di ruangannya. Aksa tersenyum lebar, karena terlalu fokus bekerja, membuatnya sampai tidak menyadari kalau Alina datang.“Aku tidak mendengar kamu mengetuk pintu,” ucap Aksa langsung berdiri dari tempat duduknya untuk menghampiri Alina.“Aku memang tidak mengetuk pintu,” balas Alina.Aksa mengajak Alina duduk. Alina membawa paper bag berisi makan siang seperti yang dijanjikannya pagi tadi.“Arlo tidak rewel tahu kamu akan ke sini dan tidak diajak?” tanya Aksa.“Oh, dia pergi bersama Naya dan Bams. Katanya mau main ke rumah Anya. Nanti aku ke sana setelah dari sini,” jawab Alina seraya mengeluarkan kotak makanan dari dalam paper bag.“Ternyata dia mau lepas darimu karena Anya?” Aksa keheranan.“Iya

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Aksa dan Ilham

    Aksa sudah sampai di perusahaan. Seperti biasa Ilham akan langsung menemani masuk ruangan lalu membacakan jadwal harian Aksa.“Ada yang mau Anda ubah, Pak?” tanya Ilham setelah selesai membacakan laporannya.Aksa tak langsung menjawab. Dia malah menatap Ilham.“Ada apa, Pak?” tanya Ilham panik karena tatapan Aksa. Apa dia membuat kesalahan?Aksa menghela napas pelan, lalu menyandarkan punggung.“Apa kamu benar-benar tidak mau mengubah keputusanmu untuk mengambil alih perusahaan mertuamu? Bukankah ini menguntungkan untuk kariermu?” tanya Aksa sekali lagi setelah berulang kali Ilham berkata akan tetap menjadi sekretarisnya.Aksa hanya tak ingin dianggap menghambat Ilham berkembang. Meski dia juga berat melepas Ilham yang sudah bertahun-tahun ikut dengannya dan menjadi pekerja terbaiknya, tetapi Aksa juga ingin masa depan Ilham semakin baik.Namun, bukannya mendapat jawaban, Ilham malah membalas, “Anda mau memecat saya?”Pertanyaan Ilham tentu saja membuat Aksa sampai menegakkan badan.“

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Bodyguard Kecil

    Hari berikutnya. Alina dan yang lain sarapan seperti biasanya. Rumah itu sekarang begitu ramai dan semakin hangat dengan banyaknya orang yang menempati rumah itu.“Aku lupa bilang,” ucap Daniel di sela sarapan.Semua orang menatap pada pria itu sekarang.“Lupa bilang apa?” tanya Alina penasaran.Daniel menatap ke semua orang lalu membalas, “Waktu itu aku bicara dengan Paman, dia menawariku untuk mengelola perusahaan di sini. Karena Kak Alina akan tinggal di sini, jadi kurasa aku juga akan tetap di sini.”Alina cukup terkejut. Namun, dia juga senang karena adiknya tidak akan jauh darinya.“Itu bagus, aku setuju,” balas Alina.Lagi pula Daniel sekarang pandai mengelola bisnis, perusahaan sang paman pun dipimpin dengan baik.Daniel mengangguk-angguk lega dan senang melihat Alina setuju dengan niatnya.“Kamu akan tinggal di sini? Kalau iya, aku akan meminta orang menyiapkan kebutuhanmu termasuk ruang kerja,” ujar Aksa.“Tidak, aku mau mencari apartemen saja,” balas Daniel.Alina tidak menc

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Gagal

    Malam itu Daniel berkumpul dengan Aksa dan Alina di rumah. Mereka berada di ruang keluarga membahas soal Edwin.“Edwin memang ditangguhkan penahanannya, tapi proses hukum tetap berjalan. Pengacaraku juga sudah mengajukan semua berkas laporan dan bukti untuk menjerat pria itu agar mendapatkan hukuman maksimal. Tidak akan kubiarkan dia mendapat hukuman hanya setahun dua tahun,” ujar Aksa.“Ya, pria itu memang layak mendapat hukuman yang berat. Banyak sekali tindak kejahatan yang dilakukannya,” timpal Alina.“Ini juga bagus untuk mempercepat proses perceraian Jia karena kelakuan buruk Edwin semuanya sudah terekspos,” ujar Aksa lagi.Alina mengangguk-angguk. Dia kemudian menoleh pada Daniel yang sejak tadi tak bersuara.“Kamu sedang memikirkan apa?” tanya Alina.Daniel terkejut. Dia baru menyadari kalau kakak dan kakak iparnya kini sedang menatapnya.“Tidak,” jawab Daniel seraya menggeleng pelan.Alina menaikkan kedua sudut alis.“Apanya yang tidak? Aku perhatikan seharian ini kamu banyak

DMCA.com Protection Status