Semua Bab Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan: Bab 161 - Bab 170

482 Bab

Berkat Nenek Agni

Aksa pulang agak terlambat karena harus mengurus beberapa berkas. Dia langsung mencari Alina begitu masuk apartemen dan mendapati istrinya duduk diam di meja makan. Aksa melihat Alina murung, ada apa lagi?“Kenapa melamun? Ada apa?” tanya Aksa saat menghampiri Alina. Dia ingin menarik kursi untuk ikut duduk, tetapi Alina langsung berdiri sampai membuatnya terkejut.Alina sudah berdiri. Dia menatap datar pada Aksa.“Apa ada sesuatu yang kamu sembunyikan dariku?” tanya Alina dengan tatapan penuh curiga.Aksa diam menatap pada Alina yang terlihat emosi.“Apa maksudmu?” tanya Aksa tak langsung menjawab.Alina hendak mengatakan apa yang Bima sampaikan tadi, tetapi ponsel Aksa berdering lebih dulu, membuat pria itu langsung mengecek ponselnya.“Ini dari Nenek. Aku jawab sebentar,” kata Aksa meminta izin.Mendengar nama ‘nenek’, Alina memilih menahan rasa penasarannya.“Halo.” Aksa menjawab panggilan itu.“Tuan, Nyonya Agni jatuh dan sekarang dibawa ke rumah sakit. Dia minta Anda datang kema
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-31
Baca selengkapnya

Pembuat Salah Paham

Alina menjaga Nenek Agni dengan baik. Bahkan dia terus menemani Nenek Agni sampai wanita itu tidur.“Pulanglah dulu dan istirahat,” kata Aksa.Alina menoleh pada Aksa, lalu membalas, “Aku di sini saja, lagi pula mamamu bilang kita harus menjaga bergantian Nenek, kan?”“Biar aku saja yang jaga kalau kamu lelah,” ucap Aksa.“Tidak apa-apa,” balas Alina.Alina tersenyum pada Aksa. Dia tidak membahas soal ucapan Bima lagi. Alina berpikir, jika memang Aksa kaya, kenapa Nenek Agni dirawat di ruang biasa? Kenapa tidak di kamar VVIP? Jadi Alina memutuskan mengabaikan rasa penasarannya dan fokus pada Nenek Agni.Setelah Nenek Agni benar-benar tidur. Alina dan Aksa duduk di sofa yang terdapat di kamar itu. Aksa menggenggam telapak tangan Alina begitu erat dan membiarkan istrinya itu bersandar di bahunya.“Sebenarnya kondisi Nenek Agni itu bagaimana?” tanya Alina penasaran.“Ya itu, Nenek mengidap radang persendian, mungkin karena faktor usia juga, tapi selebihnya tidak ada yang fatal,” jawab Ak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-31
Baca selengkapnya

Bermuka Dua

Alina benar-benar terkejut mendengar apa yang dikatakan Karissa. Apa maksudnya itu? Jadi Aksa malah menceritakan pernikahan mereka pada Karissa?Nenek Agni juga terkejut. Dia semakin tidak menyukai Karissa.“Sepertinya aku memang salah, ya? Apa pernikahan Kak Aksa dan Kak Alina dirahasiakan? Maaf aku tidak tahu. Kupikir ya biasa saja, karena Kak Aksa juga cerita padaku.” Karissa langsung terlihat memelas seperti bersalah, padahal dia ingin menciptakan salah paham antara Alina dan Aksa.Nenek Agni langsung menoleh pada Alina. Dia cemas kalau Karissa membahas soal status Aksa.“Maaf ya, kak. Kalau memang pernikahan kalian dirahasiakan. Aku janji tidak akan memberitahu siapa pun, sampai kalian yang mengungkapnya,” ucap Karissa lagi mencoba memelas pada Alina.Alina terlihat enggan memandang pada Karissa. Rasa kesal dan amarah bercokol di dadanya. Dia tak menyangka kalau Aksa sangat memercayai Karissa.Saat Karissa masih memelas. Sasmita datang dan melihat ketegangan di ruang inap itu. Di
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-01
Baca selengkapnya

Pertengkaran

Saat siang hari. Alina masih di rumah sakit meski perasaannya sudah tidak karuan. Dia bahkan masih bisa tersenyum meski kepalanya terasa mau meledak.“Nek, jeruknya.” Alina memberikan jeruk yang sudah dikupas untuk Nenek Agni.“Terima kasih,” balas Nenek Agni. Dia mengamati wajah Alina yang terlihat tak bersemangat dan lesu, membuat Nenek Agni berpikir jika Alina pasti memikirkan ucapan Karissa tadi.Saat Nenek Agni mau bicara, pintu kamar inapnya terbuka. Dia melihat Aksa datang ke sana.“Bagaimana kondisi Nenek?” tanya Aksa sambil berjalan menghampiri ranjang.Nenek Agni mau menjawab, tetapi melihat Alina yang tiba-tiba berdiri dari duduknya.Aksa melihat Alina memasang wajah tak senang. Istrinya itu berjalan ke sofa mengabaikan dirinya.Aksa bingung, lalu Nenek Agni meminta Aksa mendekat dan berbisik, “Karissa bilang tahu soal pernikahanmu dengan Alina darimu, karena itu Alina terlihat kesal. Ajaklah dia bicara, sejak tadi moodnya sangat buruk.”Aksa sangat terkejut. Dia tidak pern
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-01
Baca selengkapnya

Benar-benar Murka

Aksa benar-benar tidak bisa tinggal diam kali ini. Dia mengemudikan mobil dengan sangat cepat menuju tempat Karissa melakukan pemotretan. Aksa sangat murka, sampai tak memikirkan resiko jika menemui Karissa langsung.Aksa memakai mobil yang biasa digunakan, sehingga kedatangannya tidak menarik perhatian orang-orang yang ada di sana.Aksa turun dari mobil lalu mengedarkan pandangan mencari keberadaan Karissa.Flo melihat Aksa yang berdiri mengamati sekitar. Dia baru saja mengambil sesuatu di mobil dan sangat terkejut melihat pria itu di sana. Flo mencoba menghampiri.“Anda Pak Aksa, kan?” tanya Flo memastikan.Aksa langsung menoleh dengan tatapan datar. Dia memandang Flo dan melihat name tag yang tergantung di leher wanita itu.“Kamu tahu di mana Karissa?” tanya Aksa langsung.“Ada, dia di ruang make up,” jawab Flo gugup ketika melihat tatapan Aksa.Flo mengajak Aksa menemui Karissa. Dia sudah panik dan cemas, menebak apakah kedatangan Aksa karena Karissa berulah lagi. Ini sangat tidak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-01
Baca selengkapnya

Berniat Mengakhiri

Aksa kembali ke apartemen setelah menemui Karissa. Saat menemui Alina, dia melihat istrinya itu menatap dingin padanya. Bahkan Alina tidak menyapa dan menghindar saat Aksa mendekat. “Aku sudah menyelesaikan masalah Karissa,” ucap Aksa saat Alina menghindar. “Aku tidak peduli!” Alina memalingkan muka dan beranjak meninggalkan Aksa. Aksa langsung mencekal tangan Alina, lalu menarik tubuh istrinya itu hingga merapat padanya. “Bukan aku yang membuat masalah, kenapa kamu bersikap dingin?” tanya Aksa sambil menatap dua bola mata Alina secara bergantian. “Tapi kamu penyebabnya!” Alina menatap kesal. “Aku berusaha memperbaikinya!” Aksa bicara dengan penekanan. Dia memperlihatkan kalau berkuasa di sana. Alina masih menatap datar. Sampai Aksa menangkup kedua pipinya dan menyentuhkan bibir mereka. Alina sangat terkejut, ingin menolak tetapi Aksa terus memaksa. Aksa tahu Alina kesal. Dia berusaha membujuk meski mungkin cara dan sikapnya salah. Aksa melepas pagutan bibir mereka, lalu men
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-01
Baca selengkapnya

Terbongkar Sudah

“Ada apa?” tanya Aksa saat memperhatikan Alina dan melihat ekspresi wajah istrinya itu berubah.Alina langsung menatap pada Aksa. Sorot matanya memperlihatkan sebuah amarah dan rasa kesal yang membuncah. Alina berdiri, lalu memperlihatkan apa yang didapatnya.“Apa maksudnya ini? Apa maksudnya, hah?” Alina memberikan paksa ponselnya agar Aksa melihat sendiri apa yang membuatnya benar-benar ingin mengamuk.Aksa mengambil ponsel Alina. Dia melihat foto-foto dirinya saat ada dalam acara bersama para pengusaha, juga ada video di mana semua orang hormat dan tunduk padanya ketika di pesta, jangan lupakan ada sebuah rekaman di mana Sasmita mengakui kalau Aksa memang kaya.Aksa terkejut. Dia sudah berniat jujur, tetapi malah ada yang sudah membongkarnya lebih dulu. Tentu saja dia geram.“Aku bisa menjelaskan. Inilah yang--” Aksa ingin bicara, tetapi Alina memotong ucapan Aksa dengan cepat.“Ternyata apa yang dikatakan Bima semuanya benar! Benar kalau kamu kaya dan hanya ingin memanfaatkanku sa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-02
Baca selengkapnya

Bersembunyi

Alina sangat panik saat Aksa mengejarnya, untungnya pintu lift segera tertutup dan Aksa tak bisa mencegahnya pergi. Dia tidak tahu, kenapa harus berlari. Alina tiba-tiba saja ingin pergi karena kekecewaan yang dirasakannya atas semua sandiwara dan kebohongan Aksa.Alina sudah berada di lift. Dia mencoba menahan tangisnya agar tidak meledak di sana. Bahkan sesekali Alina mendongak agar air mata tak jatuh dari pelupuk matanya.Saat pintu lift terbuka di lantai tujuh, Alina melihat Bima yang hendak masuk lift.“Al.” Alina melihat Bima yang tampak terkejut, mungkin Bima menyadari kalau dia sedang tidak baik-baik saja.Tiba-tiba Alina terpikirkan sesuatu. Dia segera keluar dari lift, lalu mendorong Bima untuk kembali ke unit apartemen pria itu.“Alina, ada apa?” tanya Bima bingung tetapi tetap melangkah karena Alina terus menggiringnya kembali ke unitnya.Alina yakin Aksa masih mengejarnya, sebab itu dia tiba-tiba berniat untuk bersembunyi lebih dulu di tempat Bima sampai semuanya aman da
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-02
Baca selengkapnya

Kebingungan Aksa

Alina menatap pada Bima yang masih memandangnya dan menghalangi langkahnya. Saat itu pertahanannya sudah runtuh, Alina langsung menangis setelah sejak tadi terus mencoba bersikap kuat.“Kenapa kalian memperlakukanku seperti ini, hah? Apa aku ini sangat bodoh dan terlalu baik, sampai kalian kejam menipuku. Mau kamu atau dia, sama saja! Kalian brengsek! Kenapa semua pria jahat padaku? Kenapa, hah?!”Alina mengamuk, meluapkan semua kekesalan yang bercokol di dada. Dia benar-benar merasakan pahit dan kepedihan karena cinta, setiap kali dia mencoba percaya dan menerima sebuah hubungan, maka saat itu dia harus dihantam dengan sebuah rasa sakit yang begitu perih.Bima diam. Dia menatap Alina yang terus marah. Sikap Alina sekarang seperti saat patah hati padanya ketika tahu dia berselingkuh dengan Marsha. Mungkinkah sekarang Alina sudah mencintai Aksa? Karena itu Alina begitu sedih dan menderita?Bima tidak bisa melihat Alina yang seperti ini, sehingga dia berkata, “Kamu butuh apa? Aku akan m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-02
Baca selengkapnya

Kabur

Aksa keluar dari lift diikuti Bams dan Ilham. Mereka berjalan menuju unit apartemen Bima karena Aksa menebak Alina di sana.Meski tidak pasti karena tidak melihat jika Alina memang keluar di lantai itu, tetapi Alina ke mana lagi, sedangkan Alina tidak terlihat keluar dari pintu mana pun di gedung itu.Saat sampai di depan unit apartemen Bima. Ilham menekan bel, tetapi setelah beberapa saat, tidak ada yang membuka pintu dan membuat Ilham menekan bel lagi tetapi tidak ada respon.“Apa tidak ada orang? Mungkin saja Bu Alina tidak di sini,” kata Ilham.Namun, Aksa tidak percaya atau menyerah begitu saja. Dia menggendor pintu itu, membuat Bams dan Ilham kaget dengan tingkah atasannya itu.“Pak.” Ilham takut tetangga Bima terganggu dengan yang dilakukan Aksa.Aksa tidak peduli. Dia akan terus menggedor sampai Bima keluar.Kecemasan Ilham terbukti. Tetangga Bima membuka pintu, lalu menegur mereka.“Kalian cari siapa? Kenapa membuat keributan?” tanya seorang wanita sambil menatap pada tiga pr
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-02
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1516171819
...
49
DMCA.com Protection Status