Home / Romansa / Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan: Chapter 151 - Chapter 160

482 Chapters

Takut Kehilangan

Aksa berbaring miring menghadap Alina. Dia menatap wajah Alina yang sudah tertidur pulas. Bahkan Aksa membetulkan letak selimut, lalu sesekali merapikan helaian rambut Alina yang berantakan.Aksa diam dalam keheningan, sejenak rasa takut menyergah dada. Kenapa dia setakut ini? Dia sudah menghadapi apa pun dari usia belia tanpa rasa takut akan resiko yang didapatnya, menghadapi semua rintangan dan masalah lalu menyelesaikan dengan penuh kepuasan.Namun, entah kenapa tidak dengan kali ini. Dia benar-benar panik dan cemas jika Alina pergi dari hidupnya. Aksa menyadari kesalahannya yang sudah berbohong dari awal dan berlanjut sampai sekarang. Akan tetapi, itu untuk siapa? Tentu untuk mempertahankan Alina di sisinya.‘Jika aku jujur sekarang dan Alina tidak bisa menerimaku. Aku harus bagaimana?’Dalam batinnya Aksa berpikir ribuan kali. Alina bisa membuatnya gelisah dan bahkan membuatnya tak bisa mengambil resiko sama sekali. Dia ingin cara aman. Jika ada duri di jalan mereka, maka dia aka
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Semua Tegang

“Selamat pagi, Pak.” Ilham langsung menyapa Aksa yang baru saja datang.Ilham melihat atasannya itu hendak masuk ruang kerja. Dia mengikuti di belakang, lalu melihat Aksa yang berhenti melangkah, membuat Ilham ikut berhentiIlham waspada. Apa dia ada salah bicara?“Ada apa, Pak?” tanya Ilham.Dia melihat atasannya itu membalikkan badan, lalu kini berhadapan dengannya, sehingga membuat Ilham mendadak tegang.“Apa aku seperti orang yang sedang tertekan?”Ilham terhenyak. Apa maksud pertanyaan atasannya itu? Jebakan untuk mendengar kejujurannya akan pandangannya pada sang atasan, atau memang Aksa ingin dia jujur? “Apa? Kenapa kamu berpikir? Apa sesulit itu menjawab pertanyaanku?” tanya Aksa menatap kesal.“Bu-bukan begitu, Pak.” Ilham langsung menjelaskan, “saya hanya merasa aneh dengan pertanyaan Anda.”Aksa menatap datar. Dia tidak menunggu jawaban Ilham dan memilih langsung masuk ruang kerjanya.“Mungkin Anda hanya lelah saja, Pak. Bukan tertekan,” ucap Ilham sambil berjalan mengikut
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bangga

Aksa menoleh ke arah Alina menatap. Dia menyipitkan mata memberi isyarat pada semua orang, hingga para staff itu langsung berpura-pura tak melihat dan bersikap biasa.“Entah, mungkin mereka sedang banyak tekanan pekerjaan,” ujar Aksa mengelak.Alina hanya mengangguk-angguk percaya saja.“Oh ya, kira-kira mau makan di mana?” tanya Alina sambil menunjukkan paper bag berisi makanan yang dibawanya.Aksa menoleh ke kanan dan kiri, tidak mungkin dia mengajak Alina makan di ruang tunggu yang bisa menarik perhatian staff.“Aku lihat di samping perusahaan ada taman, apa boleh makan di sana?” tanya Alina sambil menunjuk ke samping.“Boleh.” Aksa mengangguk.Aksa dan Alina makan di taman samping. Alina membuka makanan yang dibelinya, lalu memberikan pada Aksa, bahkan penuh perhatian menyiapkan alat makan dan minumnya.“Terima kasih,” ucap Aksa. Kadang dia tidak pernah berpikir, ada yang begitu peduli menyiapkan hal kecil seperti ini untuknya, selain pelayannya di rumah. Aksa tersenyum.“Kenapa k
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Membuat Masalah

Flo memandang pada Karissa yang sedang duduk sambil mengangkat kaki di meja. Modelnya itu sekarang sedang melihat rekaman video dari ponsel.“Apa kamu yakin akan melakukan itu?” tanya Flo sambil mendekat pada Karissa. Dia masih mengamati sikap Karissa.Flo tahu rencana Karissa yang ingin menyebar video pertemuan dengan Aksa di restoran, tetapi akan diblur bagian wajah Aksa.“Yakin,” jawab Karissa, “kenapa?” tanyanya kemudian sambil menatap heran pada Flo.“Apa kamu tidak takut kalau Aksa akan marah dan bertindak. Bukankah kamu tahu, dia adalah orang yang tidak bisa kamu sentuh sembarangan?” tanya Flo agak cemas. Dia takut kalau Karissa terkena masalah karena mengganggu Aksa.Karissa malah tersenyum melihat kecemasan di wajah Flo.“Kenapa harus takut? Lagian Kak Aksa tidak bisa melakukan apa pun padaku karena dia juga menghormati papaku. Jangan lupakan, papaku berjasa besar dalam setiap bisnisnya, jadi palingan juga dia menegurku saja,” jawab Karissa dengan entengnya.“Tapi, kalau Aksa
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Semakin Curiga

“Kenapa kamu?” tanya Aksa masih bersikap biasa meski dalam hatinya sudah panik karena berita itu.Alina meletakkan ponsel, lalu menjawab, “Tidak apa-apa.”Aksa ingin menghela napas lega, tetapi kembali mendengar Alina bicara.“Hanya heran saja, kenapa foto itu mirip dengan siluet tubuhmu?” Alina menatap datar pada Aksa.Aksa diam, sampai Alina kembali bicara.“Tapi mana mungkin, kamu juga tidak punya pakaian seperti itu, kan?” tanya Alina lagi.Aksa menggeleng pelan.Akan tetapi, Alina tiba-tiba ingat, bukankah Aksa pernah pulang-pulang memakai pakaian bagus? Sudah dua kali Alina melihatnya?Aksa mencoba tenang di tengah kepanikan melanda.“Apa mungkin itu kamu? Secara Karissa dekat denganmu?” tanya Alina dengan mata menyipit. Dia terlihat serius seolah menyelidik lewat tatapan matanya.“Mana mungkin aku. Dua hari ini aku benar-benar sibuk. Kamu tahu sendiri, saat kamu mencariku, aku pun ada di perusahaan,” ujar Aksa mengelak.Alina diam. Pikirannya berusaha untuk percaya, tetapi hati
last updateLast Updated : 2024-10-30
Read more

Mencari Kepastian

Kaira merasa aneh dengan permintaan Alina. Bahkan dia sampai diam cukup lama. “Kenapa kamu tidak pastiin saja langsung ke suamimu?” tanya Kaira, rasanya itu akan lebih memuaskan daripada mencari tahu dari orang lain.“Sudah, tapi Aksa bilang jika bukan dia.”Dahi Kaira berkerut halus mendengar jawaban Alina.“Terus?” tanya Kaira keheranan.“Ya, aku masih tidak percaya saja, Kai. Entahlah, aku merasa ada yang aneh saja, karena itu aku perlu pembuktian lagi. Tolong bantu aku,” pinta Alina memelas dari seberang panggilan.Kaira menghela napas pelan, lalu akhirnya berkata, “Baiklah, tapi aku janji jika mungkin takkan sesuai ekspektasimu.”“Iya, yang terpenting aku yakin,” balas Alina.Kaira mengakhiri panggilan setelah meyakinkan Alina. Dia menoleh pada Ilham yang sedang menunggunya. Kaira kembali ke sofa menghampiri Ilham.“Ada apa?” tanya Ilham penasaran.“Tidak ada. Biasa curhat masalah wanita,” jawab Kaira.Ilham tak banyak bertanya lagi begitu mendengar jawaban Kaira.Kaira diam sam
last updateLast Updated : 2024-10-30
Read more

Bukan Mainan

Ternyata Aksa pamit keluar untuk membeli sesuatu, karena itu Alina bisa menghubungi Kaira dengan bebas. Aksa sendiri keluar apartemen karena ingin menghubungi Bams untuk membahas soal Karissa.“Dia berulah lagi, Pak.”Aksa mendengar suara Bams dari seberang panggilan. Bawahannya itu seolah paham dengan semua masalah yang sedang menimpanya.“Hapus semua berita itu, bagaimanapun caranya aku ingin berita itu hilang dari akun mana pun yang memostingnya!” perintah Aksa sambil memijat kepala yang terasa pening.“Saya akan segera melakukannya, Pak. Tapi, saya harap Anda bisa lebih tegas pada Karissa karena saya merasa dia tidak bisa diajak berdiskusi. Apalagi masalah berita ini tidak ada habisnya, begitu dihapus satu, akan muncul yang lainnya.” Aksa mendengarkan saran yang diberikan Bams.“Akan kulakukan. Tapi segera hapus berita itu,” perintah Aksa lagi.“Baik, Pak,” balas Bams dari seberang panggilan, “Pak, ada satu lagi yang mau saya sampaikan,” kata Bams.“Apa?” tanya Aksa dengan dahi b
last updateLast Updated : 2024-10-30
Read more

Berkelahi

“Apa yang kamu bilang, hah?” Aksa naik pitam. Dia mendekat ke arah Bima.“Aku tidak akan membiarkan Alina terus dimanfaatkan olehmu!” balas Bima dengan sikap menantang.Aksa langsung mencengkram kemeja yang dipakai Bima. Tatapan matanya begitu tajam dan berapi-api.“Berhenti mencampuri urusanku dan Alina!” Aksa bicara dengan nada penekanan sambil mempererat cengkraman pada kemeja Bima.Bima mencoba melepas tangan Aksa, tetapi tidak berhasil.“Aku akan terus mencampuri urusanmu, sampai kamu melepas Alina!” balas Bima.Aksa melayangkan kepalan tangan hingga menghantam pipi Bima dengan sangat keras. Bima tak tinggal diam. Dia membalas pukulan Aksa tepat mengenai pipi, lalu kembali mendapat balasan dari Aksa.Bima terhuyung ke samping dan hampir terjerembab ke batu paving yang terpasang di bawah kakinya. Dia menatap pada Aksa penuh amarah karena berani menghajarnya.“Berani mencampuri urusanku lagi, aku pastikan tamat riwayatmu!” ancam Aksa sambil menunjuk pada wajah Bima.Bima tidak ter
last updateLast Updated : 2024-10-30
Read more

Cobalah Percaya

“Untuk apa? Tidak usah. Kamu baru saja menyewakan toko untukku, sekarang mau pindah apartemen. Kamu hanya akan membuang-buang uang saja, lebih baik ditabung,” tolak Alina.Aksa diam menatap datar.“Jika kamu pindah hanya karena ada Bima, kurasa alasan itu tidak bisa digunakan. Kita bisa menghindarinya, jadi jangan berpikir pindah dan melakukan pemborosan!” Alina kekeh menolak.Aksa ingin mendebat Alina, tetapi takut jika membuat Alina semakin marah, akhirnya dia hanya bisa diam. Aksa tidak bicara lagi.**Hari berikutnya. Aksa pergi ke perusahaan seperti biasa. Untung saja pagi ini tidak bertemu Bima, atau emosinya bisa saja meledak.“Anda baru saja berkelahi, Pak?” tanya Ilham ketika melihat ada luka di ujung bibir atasannya itu.Aksa menatap datar.Ilham langsung mengulum bibir. Memaksa bertanya, sama saja dengan mencari masalah.Ilham menunggu Aksa duduk di kursi kerja, lalu dia menyampaikan informasi yang didapatnya semalam.“Pak, semalam Kaira bilang kalau Bu Alina ingin mencari
last updateLast Updated : 2024-10-31
Read more

Ancaman Aksa

Aksa berada di perusahaan Rudi, tentu saja dia ingin memperingatkan soal kelakuan Karissa.“Saya sangat menghormati Anda. Tapi jangan sampai rasa hormat itu Anda jadikan senjata untuk menginjak saya.” Aksa bicara dengan tatapan tajam. Dia duduk dengan santai sambil menyilangkan satu kaki.Rudi menatap datar. Dia paham ke mana arah pembicaraan Aksa.“Seharusnya, sebelum kamu membahas ini, kamu juga sudah tahu alasan kenapa ada masalah begini. Aku tidak akan menginjak rekan bisnis yang menguntungkan, bahkan kalau bisa aku akan merangkulnya. Jadi, sebenarnya siapa yang menginjak siapa, itu tergantung orangnya,” ujar Rudi lalu menyesap kopi yang sudah disuguhkan.Satu sudut bibir Aksa tertarik ke atas mendengar ucapan Rudi.“Saya ke sini hanya ingin meminta agar Anda lebih mengawasi putri Anda yang masih labil. Kami memang dekat, tapi tidak seperti yang orang lihat dan pikirkan. Jadi, lebih baik mencegah daripada ada masalah di belakang, bukan?” Aksa menatap mengintimidasi pada pria yang
last updateLast Updated : 2024-10-31
Read more
PREV
1
...
1415161718
...
49
DMCA.com Protection Status