Share

Pembuat Salah Paham

last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-31 13:22:06

Alina menjaga Nenek Agni dengan baik. Bahkan dia terus menemani Nenek Agni sampai wanita itu tidur.

“Pulanglah dulu dan istirahat,” kata Aksa.

Alina menoleh pada Aksa, lalu membalas, “Aku di sini saja, lagi pula mamamu bilang kita harus menjaga bergantian Nenek, kan?”

“Biar aku saja yang jaga kalau kamu lelah,” ucap Aksa.

“Tidak apa-apa,” balas Alina.

Alina tersenyum pada Aksa. Dia tidak membahas soal ucapan Bima lagi. Alina berpikir, jika memang Aksa kaya, kenapa Nenek Agni dirawat di ruang biasa? Kenapa tidak di kamar VVIP? Jadi Alina memutuskan mengabaikan rasa penasarannya dan fokus pada Nenek Agni.

Setelah Nenek Agni benar-benar tidur. Alina dan Aksa duduk di sofa yang terdapat di kamar itu. Aksa menggenggam telapak tangan Alina begitu erat dan membiarkan istrinya itu bersandar di bahunya.

“Sebenarnya kondisi Nenek Agni itu bagaimana?” tanya Alina penasaran.

“Ya itu, Nenek mengidap radang persendian, mungkin karena faktor usia juga, tapi selebihnya tidak ada yang fatal,” jawab Ak
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (10)
goodnovel comment avatar
Lee Eunha
udah kek ular mulut nya karissa....berbisa banget
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Sotoy si karisa
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Kalo ga mau kehilangan Alina jujurlah Aksa
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Bermuka Dua

    Alina benar-benar terkejut mendengar apa yang dikatakan Karissa. Apa maksudnya itu? Jadi Aksa malah menceritakan pernikahan mereka pada Karissa?Nenek Agni juga terkejut. Dia semakin tidak menyukai Karissa.“Sepertinya aku memang salah, ya? Apa pernikahan Kak Aksa dan Kak Alina dirahasiakan? Maaf aku tidak tahu. Kupikir ya biasa saja, karena Kak Aksa juga cerita padaku.” Karissa langsung terlihat memelas seperti bersalah, padahal dia ingin menciptakan salah paham antara Alina dan Aksa.Nenek Agni langsung menoleh pada Alina. Dia cemas kalau Karissa membahas soal status Aksa.“Maaf ya, kak. Kalau memang pernikahan kalian dirahasiakan. Aku janji tidak akan memberitahu siapa pun, sampai kalian yang mengungkapnya,” ucap Karissa lagi mencoba memelas pada Alina.Alina terlihat enggan memandang pada Karissa. Rasa kesal dan amarah bercokol di dadanya. Dia tak menyangka kalau Aksa sangat memercayai Karissa.Saat Karissa masih memelas. Sasmita datang dan melihat ketegangan di ruang inap itu. Di

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Pertengkaran

    Saat siang hari. Alina masih di rumah sakit meski perasaannya sudah tidak karuan. Dia bahkan masih bisa tersenyum meski kepalanya terasa mau meledak.“Nek, jeruknya.” Alina memberikan jeruk yang sudah dikupas untuk Nenek Agni.“Terima kasih,” balas Nenek Agni. Dia mengamati wajah Alina yang terlihat tak bersemangat dan lesu, membuat Nenek Agni berpikir jika Alina pasti memikirkan ucapan Karissa tadi.Saat Nenek Agni mau bicara, pintu kamar inapnya terbuka. Dia melihat Aksa datang ke sana.“Bagaimana kondisi Nenek?” tanya Aksa sambil berjalan menghampiri ranjang.Nenek Agni mau menjawab, tetapi melihat Alina yang tiba-tiba berdiri dari duduknya.Aksa melihat Alina memasang wajah tak senang. Istrinya itu berjalan ke sofa mengabaikan dirinya.Aksa bingung, lalu Nenek Agni meminta Aksa mendekat dan berbisik, “Karissa bilang tahu soal pernikahanmu dengan Alina darimu, karena itu Alina terlihat kesal. Ajaklah dia bicara, sejak tadi moodnya sangat buruk.”Aksa sangat terkejut. Dia tidak pern

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Benar-benar Murka

    Aksa benar-benar tidak bisa tinggal diam kali ini. Dia mengemudikan mobil dengan sangat cepat menuju tempat Karissa melakukan pemotretan. Aksa sangat murka, sampai tak memikirkan resiko jika menemui Karissa langsung.Aksa memakai mobil yang biasa digunakan, sehingga kedatangannya tidak menarik perhatian orang-orang yang ada di sana.Aksa turun dari mobil lalu mengedarkan pandangan mencari keberadaan Karissa.Flo melihat Aksa yang berdiri mengamati sekitar. Dia baru saja mengambil sesuatu di mobil dan sangat terkejut melihat pria itu di sana. Flo mencoba menghampiri.“Anda Pak Aksa, kan?” tanya Flo memastikan.Aksa langsung menoleh dengan tatapan datar. Dia memandang Flo dan melihat name tag yang tergantung di leher wanita itu.“Kamu tahu di mana Karissa?” tanya Aksa langsung.“Ada, dia di ruang make up,” jawab Flo gugup ketika melihat tatapan Aksa.Flo mengajak Aksa menemui Karissa. Dia sudah panik dan cemas, menebak apakah kedatangan Aksa karena Karissa berulah lagi. Ini sangat tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Berniat Mengakhiri

    Aksa kembali ke apartemen setelah menemui Karissa. Saat menemui Alina, dia melihat istrinya itu menatap dingin padanya. Bahkan Alina tidak menyapa dan menghindar saat Aksa mendekat. “Aku sudah menyelesaikan masalah Karissa,” ucap Aksa saat Alina menghindar. “Aku tidak peduli!” Alina memalingkan muka dan beranjak meninggalkan Aksa. Aksa langsung mencekal tangan Alina, lalu menarik tubuh istrinya itu hingga merapat padanya. “Bukan aku yang membuat masalah, kenapa kamu bersikap dingin?” tanya Aksa sambil menatap dua bola mata Alina secara bergantian. “Tapi kamu penyebabnya!” Alina menatap kesal. “Aku berusaha memperbaikinya!” Aksa bicara dengan penekanan. Dia memperlihatkan kalau berkuasa di sana. Alina masih menatap datar. Sampai Aksa menangkup kedua pipinya dan menyentuhkan bibir mereka. Alina sangat terkejut, ingin menolak tetapi Aksa terus memaksa. Aksa tahu Alina kesal. Dia berusaha membujuk meski mungkin cara dan sikapnya salah. Aksa melepas pagutan bibir mereka, lalu men

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Terbongkar Sudah

    “Ada apa?” tanya Aksa saat memperhatikan Alina dan melihat ekspresi wajah istrinya itu berubah.Alina langsung menatap pada Aksa. Sorot matanya memperlihatkan sebuah amarah dan rasa kesal yang membuncah. Alina berdiri, lalu memperlihatkan apa yang didapatnya.“Apa maksudnya ini? Apa maksudnya, hah?” Alina memberikan paksa ponselnya agar Aksa melihat sendiri apa yang membuatnya benar-benar ingin mengamuk.Aksa mengambil ponsel Alina. Dia melihat foto-foto dirinya saat ada dalam acara bersama para pengusaha, juga ada video di mana semua orang hormat dan tunduk padanya ketika di pesta, jangan lupakan ada sebuah rekaman di mana Sasmita mengakui kalau Aksa memang kaya.Aksa terkejut. Dia sudah berniat jujur, tetapi malah ada yang sudah membongkarnya lebih dulu. Tentu saja dia geram.“Aku bisa menjelaskan. Inilah yang--” Aksa ingin bicara, tetapi Alina memotong ucapan Aksa dengan cepat.“Ternyata apa yang dikatakan Bima semuanya benar! Benar kalau kamu kaya dan hanya ingin memanfaatkanku sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-02
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Bersembunyi

    Alina sangat panik saat Aksa mengejarnya, untungnya pintu lift segera tertutup dan Aksa tak bisa mencegahnya pergi. Dia tidak tahu, kenapa harus berlari. Alina tiba-tiba saja ingin pergi karena kekecewaan yang dirasakannya atas semua sandiwara dan kebohongan Aksa.Alina sudah berada di lift. Dia mencoba menahan tangisnya agar tidak meledak di sana. Bahkan sesekali Alina mendongak agar air mata tak jatuh dari pelupuk matanya.Saat pintu lift terbuka di lantai tujuh, Alina melihat Bima yang hendak masuk lift.“Al.” Alina melihat Bima yang tampak terkejut, mungkin Bima menyadari kalau dia sedang tidak baik-baik saja.Tiba-tiba Alina terpikirkan sesuatu. Dia segera keluar dari lift, lalu mendorong Bima untuk kembali ke unit apartemen pria itu.“Alina, ada apa?” tanya Bima bingung tetapi tetap melangkah karena Alina terus menggiringnya kembali ke unitnya.Alina yakin Aksa masih mengejarnya, sebab itu dia tiba-tiba berniat untuk bersembunyi lebih dulu di tempat Bima sampai semuanya aman da

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-02
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Kebingungan Aksa

    Alina menatap pada Bima yang masih memandangnya dan menghalangi langkahnya. Saat itu pertahanannya sudah runtuh, Alina langsung menangis setelah sejak tadi terus mencoba bersikap kuat.“Kenapa kalian memperlakukanku seperti ini, hah? Apa aku ini sangat bodoh dan terlalu baik, sampai kalian kejam menipuku. Mau kamu atau dia, sama saja! Kalian brengsek! Kenapa semua pria jahat padaku? Kenapa, hah?!”Alina mengamuk, meluapkan semua kekesalan yang bercokol di dada. Dia benar-benar merasakan pahit dan kepedihan karena cinta, setiap kali dia mencoba percaya dan menerima sebuah hubungan, maka saat itu dia harus dihantam dengan sebuah rasa sakit yang begitu perih.Bima diam. Dia menatap Alina yang terus marah. Sikap Alina sekarang seperti saat patah hati padanya ketika tahu dia berselingkuh dengan Marsha. Mungkinkah sekarang Alina sudah mencintai Aksa? Karena itu Alina begitu sedih dan menderita?Bima tidak bisa melihat Alina yang seperti ini, sehingga dia berkata, “Kamu butuh apa? Aku akan m

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-02
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Kabur

    Aksa keluar dari lift diikuti Bams dan Ilham. Mereka berjalan menuju unit apartemen Bima karena Aksa menebak Alina di sana.Meski tidak pasti karena tidak melihat jika Alina memang keluar di lantai itu, tetapi Alina ke mana lagi, sedangkan Alina tidak terlihat keluar dari pintu mana pun di gedung itu.Saat sampai di depan unit apartemen Bima. Ilham menekan bel, tetapi setelah beberapa saat, tidak ada yang membuka pintu dan membuat Ilham menekan bel lagi tetapi tidak ada respon.“Apa tidak ada orang? Mungkin saja Bu Alina tidak di sini,” kata Ilham.Namun, Aksa tidak percaya atau menyerah begitu saja. Dia menggendor pintu itu, membuat Bams dan Ilham kaget dengan tingkah atasannya itu.“Pak.” Ilham takut tetangga Bima terganggu dengan yang dilakukan Aksa.Aksa tidak peduli. Dia akan terus menggedor sampai Bima keluar.Kecemasan Ilham terbukti. Tetangga Bima membuka pintu, lalu menegur mereka.“Kalian cari siapa? Kenapa membuat keributan?” tanya seorang wanita sambil menatap pada tiga pr

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-02

Bab terbaru

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Tanda Terima Kasih

    Akhirnya kisah Alina dan Aksa berakhir. Jika ada kekurangan dalam kisah ini, aku mohon maaf sebesar-besarnya buat pembaca sekalian karena aku hanya manusia biasa yang tak luput dari salah. Next aku bakal rilis buku baru, jadi tunggu karyaku yang lain, ya. Terima kasih banyak atas semua dukungan kalian selama ini. Drop komen sebagai penyemangat buat aku, ya. Kalian yang terbaik.(⁠ʘ⁠ᴗ⁠ʘ⁠✿⁠)

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 5

    Semua berjalan dengan baik. Setiap orang dengan kebaikan kini hidup dengan damai.Ini sudah lima bulan setelah Jia melahirkan. Sore itu semua orang berkumpul di rumah Alina hanya untuk bercengkrama bersama sebagai satu keluarga.Alina memandang putranya dan yang lain bermain. Dia menghela napas pelan, lalu menoleh pada suaminya.“Sepertinya kita bisa membuka sekolah khusus karena punya anak-anak sebanyak ini,” ujar Alina dengan nada candaan.Semua orang langsung menoleh saat mendengar ucapan Alina.“Sepertinya itu ide bagus. Apa mau direalisasikan?” Kaira menanggapi serius ucapan Alina.Alina tertawa, lalu membalas, “Siapa yang mau jadi gurunya? Bisa-bisa tekanan darahnya naik duluan lihat keaktifan mereka. Belum lagi ini.”Alina memandang anak Jia yang ada di stroller.“Sudah benar di sekolahkan, jangan memberi ide membuat sekolah sendiri,” balas Jia.Semua yang di sana tertawa bersama.Alina melihat Aksa yang hanya diam. Dia menggenggam telapak tangan suaminya itu.“Memikirkan apa?”

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 4

    Saat siang hari. Daniel dan Jia menjemput Anya di sekolah.Anya sangat senang melihat Daniel dan Jia menjemputnya secara bersamaan. Anya sampai berlari kecil agar bisa segera menghampiri kedua orang tuanya itu.“Kok Mama dan Papa jemputnya barengan?” tanya Anya.“Ya, biar Anya senang,” jawab Daniel, “Anya senang?” tanyanya kemudian.Anya mengangguk-angguk.Jia dan Daniel saling pandang, lalu mengajak Anya segera masuk mobil.“Tadi Anya dapat nilai seratus waktu ulangan,” ucap Anya menceritakan kegiatannya seharian ini di sekolah.“Benarkah?” Jia menoleh pada Anya dengan senyum semringah. “Sepertinya Anya harus diberi apresiasi, benar tidak?” Jia kini menatap pada Daniel.“Tentu saja,” jawab Daniel, “Anya mau apa?” tanya Daniel seraya memandang pada bayangan Anya melalui pantulan kaca spion tengah.“Anya mau makan es krim,” jawab Anya penuh semangat.Jia dan Daniel mengangguk bersamaan. Mereka pergi ke kedai es krim.Mereka sudah duduk di kedai menikmati es krim yang dipesan. Jia dan D

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 3

    Jia dan Daniel melakukan inseminasi buatan setelah melakukan beberapa prosedur yang dokter jadwalkan.Hari ini, tepat dua minggu setelah inseminasi buatan dilakukan. Jia berada di kamar mandi seraya memegang testpack yang baru saja dicelupkan pada urine. Jia duduk di atas closet dengan perasaan cemas, hingga samar-samar garis merah mulai muncul di testpack.Satu, dua. Akhirnya dua garis merah muncul di alat itu. Jia sampai membungkam mulut karena terkejut dan masih tak percaya. Bahkan bola matanya kini terlihat berkaca-kaca.“Jia, bagaimana?”Jia mendengar suara Daniel di luar kamar mandi. Suaminya itu pasti tidak sabar dan cemas dengan hasilnya. Jia segera keluar dari kamar mandi. Dia melihat Daniel yang terlihat panik.“Bagaimana?” tanya Daniel karena melihat bola mata Jia berkaca-kaca.Jia awalnya memasang ekspresi biasa, tetapi setelahnya tersenyum lebar.“Berhasil, aku hamil.” Jia memperlihatkan testpack pada Daniel.Daniel memandang dua garis di alat itu. Dia benar-benar tak m

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 2

    Keesokan harinya. Daniel dan Jia menemui dokter untuk berkonsultasi. Mereka mendengarkan penjelasan dokter soal inseminasi buatan yang ingin Jia lakukan.“Jika kalian memang yakin untuk melakukan ini. Kita harus melakukan beberapa proses termasuk mengecek kondisi rahim dan kesehatan kalian masing-masing. Akan banyak tes yang harus dilakukan sebelum inseminasi, untuk memastikan prosesnya berjalan dengan lancar,” ujar dokter menjelaskan.Daniel dan Jia sudah mendengarkan tahapan yang harus mereka lakukan. Selain mengecek kondisi rahim, sperma pun harus dites, baru kemudian menentukan waktu ovulasi yang tepat.“Iya, Dok. Kami siap melakukannya,” ucap Jia penuh semangat. Dia berharap cara ini bisa mengobati kekecewaan Daniel.Daniel menatap pada Jia yang sangat antusias. Bukankah sudah seharusnya dia pun harus bersemangat karena yang mereka lakukan demi kebahagiaan mereka juga.“Baiklah. Saya akan menjadwalkan waktu tesnya. Saya sangat berharap kalian bisa mendapatkan apa yang kalian hara

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 1

    Tak terasa waktu cepat berlalu. Usia Elvano sudah menginjak satu tahun. Alina dan Aksa menjaga buah hati mereka dengan sangat baik, termasuk Arlo. Tidak ada satu pun yang mereka bedakan.“Sudah tidur?” tanya Alina ketika melihat Aksa keluar dari kamar Elvano.Aksa menyentuhkan telunjuk di permukaan bibir, memberi isyarat agar Alina tidak bicara atau Elvano akan bangun. Dia menghampiri sang istri, lalu menggandeng tangan Alina dan mengajaknya naik ke lantai atas.Alina menahan senyum. Dia mengikuti langkah Aksa menuju ke kamar.“Akhirnya.” Aksa tiba-tiba menghela napas lega. Dia kemudian memeluk Alina dari belakang.Alina tersenyum sambil mengusap lengan Aksa.“Dulu merawat Arlo sendiri tidak secapek ini, kenapa sekarang capek?” tanya Alina seraya melirik pada Aksa yang bergelayut manja di pundaknya.Aksa menghela napas pelan, lalu mempererat pelukan.“Dulu aku merawat sendiri, harus kuat dan tidak boleh mengeluh. Jadi, karena sekarang ada kamu, aku ingin mengeluhkan semua lelahku pada

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Kebahagiaan

    Semua orang datang ke rumah sakit untuk menjenguk Alina.Sasmita dan Nenek Agni begitu antusias menyambut kelahiran anak kedua Alina, setelah sebelumnya mereka harus menyambut dengan tangis, tetapi sekarang semuanya berbalut kebahagiaan.“Di mana bayinya?” tanya Sasmita saat masuk ruang inap Alina.“Itu.” Aksa menunjuk ke baby box yang berada tak jauh dari ranjang Alina.Aksa menemani Alina di ranjang, sedangkan Sasmita dan Nenek Agni langsung menghampiri bayi mungil anggota baru keluarga Radjasa.“Tampannya dia.” Sasmita mengambil bayi Alina dari baby box. “Benar laki-laki, kan?” tanya Sasmita memastikan karena bayi itu tampan meski sedikit terlihat cantik.“Iya, Ma.” Alina yang menjawab.“Kita punya dua cucu laki-laki, ya.” Mirza ikut senang karena setidaknya Aksa memiliki dua putra, bukan satu seperti dirinya.Aksa dan Alina memulas senyum. Aksa tak beranjak dari sisi Alina karena fokusnya sekarang memperhatikan kondisi sang istri.Sasmita menimang bayi tampan itu. Dia memandangi ba

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Melahirkan

    Aksa begitu cemas ketika membawa Alina ke rumah sakit. Bahkan dia tidak melepas genggaman saat Alina dibawa ke IGD. “Istriku mau melahirkan, Sus.” Aksa berdiri di samping ranjang pesakitan seraya menggenggam erat telapak tangan Alina. Suster yang ada di sana langsung mengecek kondisi Alina, lalu beberapa saat kemudian memanggil dokter untuk memeriksa. “Aku baik-baik saja, ini hal wajar,” ucap Alina seraya menahan rasa sakitnya karena kontraksi. Aksa menatap pada Alina. “Tapi tetap saja, kamu kesakitan,” balas Aksa tidak mau tahu. Aksa trauma dengan persalinan Alina yang dulu. Saat itu dia sangat panik dan ketakutan melihat Alina yang akan melahirkan secara prematur, hingga dibuat kehilangan yang benar-benar tak bisa membuatnya melupakan semua kejadian itu. Sekarang Alina kembali merasakan sakit seperti itu. Siapa yang tidak cemas? Alina mencoba memahami kecemasan yang Aksa rasakan. Dia membalas genggaman tangan Aksa. Dia yang kesakitan, tetapi sepertinya suaminya yang ketakut

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Mau Melahirkan?

    Dua bulan berlalu dengan cepat. Usia kandungan Alina sudah masuk sembilan bulan, dia baru saja jalan-jalan pagi bersama Nenek Agni yang memang beberapa hari ini menginap di rumah. “Kapan perkiraan lahirnya?” tanya Nenek Agni saat berjalan bersama Alina menuju rumah. “Harusnya minggu ini, Nek.” Alina berjalan pelan, satu tangannya mengusap perut. “Doakan lahirannya lancar,” ucap Alina kemudian. “Tentu saja, nenek pasti akan selalu mendoakan yang terbaik buatmu dan cicit nenek.” Nenek Agni mengusap lembut perut Alina. Mereka sudah sampai di teras. Alina duduk bersama Nenek Agni untuk beristirahat setelah jalan-jalan pagi. “Lho, kamu tidak ke kantor?” tanya Nenek Agni ketika melihat Aksa keluar dari rumah hanya memakai kaus polos dan celana panjang. “Tidak, aku ambil cuti. Tapi tetap kerja dari rumah,” jawab Aksa lalu duduk di samping Alina. Nenek Agni menatap pada Aksa yang sedang mengusap perut Alina. Dia sangat lega karena akhirnya Aksa bisa merasakan kebahagiaan bersama Alina.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status