Semua Bab Suami Pengganti Yang Membenciku: Bab 61 - Bab 70

144 Bab

Bab 61 Terbangun Tengah Malam

“Maaf, saya hanya menduga. Saya sudah pernah bilang ke nyonya jika kondisi kandungannya lemah. Dan saya sudah meminta nyonya untuk menenangkan pikiran dan mengambil istirahat yang cukup.” Dokter kembali fokus pada tubuh pasien. Menjelaskan apapun pada orang seperti Argi, tak akan menyelesaikan masalah. Hingga dia memutuskan untuk kembali memeriksa. Dokter harus memastikan jika janin dalam kandungan masih bisa dipertahankan. Hingga tak lama, dokter bernafas lega, ketika alat cek jantung masih memperlihatkan jantung bayi masih berdetak meski sedikit lemah. “Saya akan memberi obat penguat kandungan, dan untuk beberapa hari ke depan nyonya harus dirawat inap,” ujar dokter wanita tanpa menoleh ke arah Argi. Malam itu, akhirnya Akira bisa tertidur pulas, ketika rasa sakit itu menghilang setelah dokter memberinya obat penghilang nyeri. Suster telah mengganti piyamanya dengan baju rumah sakit. Sementara Argi baru menyadari jika kaosnya dipenuhi oleh darah istrinya. “Son, pulang ke rumah,
Baca selengkapnya

Bab 62 Pertemuan Tak Terduga

“Ashley?” Mendengar nama putrinya dipanggil tentu memancing reaksi Anggara untuk menoleh ke sumber suara.Seketika mata wanita melebar melihat wajah Anggara. Ya, bagaimana dia tak mengingat wajah suami dari sahabatnya.Dany Juwita memandang terkejut, hingga dia berusaha mencubit lengannya sendiri saking tidak mempercayai penglihatannya sendiri.“Septian Anggara? Apa benar itu kamu?” tanya Dany, sembari menelisik pada pria jangkung yang sama-sama dibuat terkejut, dengan pertemuan tak terduga.Seketika Anggara baru menyadari akan keteledorannya tak memakai penutup wajah. Anggara beralih kembali ke arah kasir untuk membayar total belanjanya. Lalu menurunkan Ashley dari gendongan.Ashley yang merasa mengenali anak perempuan berusia lima tahun di atasnya, langsung melangkah menghampiri Gladys, anak Dany.Anggara menenteng belanjaan miliknya lalu melangkah menghampiri Dany yang masih mematung di depan pintu masuk.“Dan, apa kau sedang buru-buru? Bisa kita bicara sebentar?” ucap Anggara sem
Baca selengkapnya

Bab 63 Kenyataan Pahit

“Mami sakit?”“Akira sakit?”Pertanyaan yang terlontar bersamaan dari mulut Anggara dan Ashley.“Iya non, mas Aang. Semalam tuan Argi membawa non Akira ke rumah sakit. Bibi juga belum tahu apa yang membuat non Akira dibawa ke rumah sakit,” jelas Rumi dengan raut wajah sedih.Pagi-pagi Argi sudah menghubunginya untuk menyiapkan baju milik Akira juga milik Argi. Dan majikannya memberitahu jika sebentar lagi supir akan mengambilnya, tanpa menjelaskan apa yang terjadi pada Akira. Sebelum Rumi sempat bertanya, Argi telah mengakhiri panggilan.“Bik Umi, Ash mau ikut mami ke rumah sakit!” ucap Ashley setengah memohon. Namun Rumi tak mampu menuruti permintaan Ashley. Karena Argi tentu tak akan mengizinkan mereka mengunjungi Akira.“Gak bisa non, papa belum memberi ijin ke kita untuk menjenguk mami,” jawab Rumi sembari mengusap punggung Ashley yang terlihat sangat sedih.“Di rumah sakit mana Argi membawa Akira, bik?” tanya Anggara penuh rasa cemas.“Bibi juga tidak tahu, tapi waktu non Akira s
Baca selengkapnya

Bab 64 Menemui Akira

Pikiran Taufan diliputi berbagai pertanyaan. Akira? Bukankah itu nama istri Alex? Apa selama ini Alex belum berhasil menemui istrinya? Entahlah, Taufan tidak ingin terlalu mencampuri urusan pribadi temannya. Bagi Taufan sekarang hanya ingin membantu teman barunya. Lima belas menit kemudian, Taufan kembali memasuki kamar dimana Anggara dirawat. “Istrimu dirawat di ruangan VVIP, ada di lantai paling atas,” ujar Taufan sebelum Anggara bertanya. “Apa kecelakaan yang terjadi, karena kamu ingin menemui istrimu, Lex? Apa perlu aku memberitahu keadaanmu pada istrimu?” “Tidak, Fan. Jangan beritahu Akira! Biarkan seperti ini dulu, mungkin nanti aku yang akan menemuinya.” Taufan hanya mengangguk, dia tak ingin mencampuri urusan pribadi temannya meskipun di pikirannya terbesit berbagai pertanyaan. Mungkin saja temannya sedang bertengkar dengan istrinya, seperti yang sering terjadi pada kehidupan rumah tangga lainnya, begitu pikir Taufan. Anggara telah menelepon asistennya, pak Beni, untuk
Baca selengkapnya

Bab 65 Membalas Kebaikan Taufan

Anggara hanya melirik sekilas ke arah Argi, namun tak menjawab dan terus melanjutkan langkah memasuki lift. Membuat Argi begitu penasaran dengan sosok pria gondrong yang wajahnya tertutup masker. Tatapannya masih tertuju pada wajah Anggara hingga pintu lift tertutup.Argi kembali melangkah menghampiri sang suster yang berjaga di depan pintu."Siapa pria tadi? Apa yang dia lakukan disini?" ujar Argi dengan mata memicing."Maaf tuan, saya juga tidak tahu dia siapa. Tadi ketika saya bertanya, dia hanya menjawab keluarga nyonya Akira. Namun saya berani bersumpah jika pria tadi tidak masuk ke kamar nyonya,” jelas suster dengan wajah gemetar karena takut.'Keluarga Nyonya Akira? Itu berarti orang tadi sangat mengenal Akira, hingga menyebut dirinya adalah keluarga,' batin Argi dipenuhi praduga."Baiklah, aku kembali memperingatkan mu! Aku melarang semua orang asing untuk berada di lantai ini. Apa kau butuh satu sekuriti untuk membantumu melaksanakan tugas itu?" Sang suster mengangguk denga
Baca selengkapnya

Bab 66 Mengungkap Identitas

Anggara kembali bekerja, meskipun Baskoro melarangnya, dan meminta untuk ambil cuti hingga beberapa hari ke depan. Namun semangat Anggara begitu kuat. Dia ingin segera membangkitkan kembali perusahaan keluarganya.Itulah satu-satunya cara agar dia bisa segera membayar hutang pada keluarga Rinega.Anggara tak ingin keluarganya berada di bawah kekuasaan Argi. Bahkan dia kini berhasil menambah satu kantor cabang di kota lain, tapi masih di wilayah Jakarta. Tentunya tanpa sepengetahuan Argi. Dia meminta Taufan untuk mengawasi kantor cabang yang nantinya akan dijadikan Anggara sebagai tumpuan. Dengan kemampuannya yang handal, Anggara berhasil menarik para investor asing yang dulunya pernah bekerja sama dengan perusahaan inti.Meskipun sedikit kerepotan mengurus dua perusahaan, apalagi Taufan belum terlalu mahir dalam menghandle semua pekerjaan. Anggara mampu mengatasinya, dengan memantau kondisi perusahaan barunya secara daring. Tentu Taufan akan terus menelpon Anggara untuk bertanya, seh
Baca selengkapnya

Bab 67 Bertemu Daddy dan Oma

Sementara itu di ruang kerja, Taufan mulai menghubungi Anggara untuk memberitahu perihal kedatangan Bayu. “Perusahaan Rinega Corp mengutus satu orang untuk menjalin kerja sama dengan perusahaan ini. Bagaimana Ang menurutmu?” tanya Taufan di panggilan yang terhubung. Anggara terdiam beberapa saat, hingga akhirnya menjawab, “Jangan terima kerja sama itu. Dan jika ada orang dari perusahaan Rinega datang, tolong tolak.” Tak hanya sekali Anggara menolak kerja sama, dia akan menolak perusahaan yang menurutnya tidak berkompeten. Namun Taufan sedikitnya mengetahui profil perusahaan Rinega dari media yang diberitakan. Taufan merasa aneh mendengar penolakan Anggara terhadap perusahaan Rinega yang menurutnya termasuk perusahaan besar. “Apa ada alasan yang bisa aku utarakan nantinya pada mereka?” “Tidak ada, bilang saja jika perusahaan kita sudah menutup kerjasama dengan perusahaan lain,” jawaban Anggara membuat Taufan semakin bingung. Tentu hal itu tidak masuk akal, karena baru kemarin Angga
Baca selengkapnya

Bab 68 Kecurigaan Akira

Rumi segera menghampiri mobil dimana Soni telah menunggu. Setelah berpamitan, dan tentunya Ashley tampak sedih dengan pertemuan singkat. Namun Rumi tak ada cara lain selain memaksa.“Daddy berjanji kita akan segera bersama Ash. Sekarang Ash harus pulang, kasihan mami menunggu di rumah,” jelas Anggara tadi, mampu meyakinkan putrinya.“Bik umi, mengapa Ash dan mami tidak tinggal di rumah Daddy saja?” pertanyaan Ashley yang membuat Rumi kebingungan menjawab. Kini mereka berdua telah duduk di dalam mobil.Sebelum menjawab, Rumi dapat melihat sekilas jika Soni menatap ke arahnya dari spion. Sehingga dia mengurungkan niat untuk menjawab. Rumi takut jika Soni akan melapor pada Argi.Rumi segera mengalihkan perhatian Ashley dengan mainan yang sudah dibelikan Anggara, hingga akhirnya bocah perempuan itu melupakan pertanyaannya.***Akira memandang pada buket bunga yang diberikan Rumi padanya. Rumi mengatakan jika itu pemberian dari Ruth untuknya, dia juga menjelaskan jika tadi tak sengaja bert
Baca selengkapnya

Bab 69 Mencari Tahu

“Apa? Kerja sama kita ditolak? Apa kau lupa caranya bekerja dengan baik? Dasar tak becus!” bentak Argi pada asistennya dalam sebuah panggilan telepon.Semenjak dia memegang kendali perusahaan Rinega Corp, tak pernah ada satupun perusahaan yang menolak kerja sama darinya. Hal itu melukai harga diri Argi.Semenjak perusahaan AA muncul, posisi Rinega Corp tergeser. Bahkan media sedang gencar-gencarnya memberitakan perusahaan AA, yang berhasil menarik banyak investor dari manca negara. Dan membuat perusahaan Rinega tenggelam beritanya.Tentu hal itu mempengaruhi popularitas yang berguna untuk menarik para investor. Bahkan ada beberapa investor yang sudah tak lagi bekerja sama dengan perusahaan Rinega, namun lebih memilih untuk menanamkan saham di perusahaan yang masih bau kencur itu.“Apa kau sudah menemui pemilik perusahaan itu?” tanya Argi lagi. Namun jawaban Bayu membuatnya tambah naik pitam. “Bagaimana mungkin kau gagal menemuinya? Haruskah aku yang turun tangan? Hah?”“Cari tahu pemi
Baca selengkapnya

Bab 70 Permintaan Clara

“Mengapa kau pulang tanpa membawa hasil? Bukankah aku sudah mengatakannya, jika aku tak mengijinkanmu pulang tanpa memberikan apa yang aku mau?” sentak Argi penuh amarah. Membuat Bayu terlonjak kaget. Tak sekali Argi marah, namun kali ini terasa lebih menakutkan dari sebelumnya. “Maaf, bos. Aku tadi sudah berusaha untuk menemui Taufan, tapi sekuriti di sana mengusirku dengan kasar,” jelas Bayu sembari menunduk. “Apa kau kehabisan akal? Kau bisa menemuinya di luar, bodoh!” teriak Argi berapi-api. Bahkan Clara yang berada di sampingnya ikut merasa ketakutan. “Baiklah jika diperbolehkan ijinkan aku untuk pulang ke rumah menemui anak istriku. Besok pagi aku akan kesana lagi.” “Tidak perlu! Pulanglah!” Argi mengibas tangannya ke arah Bayu, lalu kembali duduk dengan raut wajah yang masih memerah. Setelah melihat Bayu keluar dari ruangan, Clara mendekati Argi yang hatinya masih diliputi amarah. “Apa yang membuatmu marah seperti ini? Mungkin kamu bisa ceritakan padaku, untuk meringankan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
15
DMCA.com Protection Status