All Chapters of Suami Pengganti Yang Membenciku: Chapter 71 - Chapter 80

142 Chapters

Bab 71 Telepon Misterius

Ruth terkejut tatkala melihat isi pesan dari Rumi. Memang cukup mudah untuk menutupi kebohongan, namun menutup mulut anak usia dua tahun tentu sangat sulit.Wajah Ruth tampak cemas memikirkan hal yang akan terjadi jika Akira mengetahui keberadaan Anggara masih hidup.Hal itu tertangkap oleh Baskoro yang baru saja membuka matanya setelah tidur siang.“Apa Ruth? Mengapa wajahmu terlihat cemas? Apa terjadi sesuatu?” Baskoro mendekati istrinya, namun Ruth hanya berdiam tak menjawab, malah menyodorkan ponsel ke arahnya. Membuat wajah Baskoro mengerut bingung.“Rumi baru saja mengirim pesan, mas,” ucap Ruth menatap pada suaminya.Baskoro mengalihkan pandangannya pada layar ponsel yang masih belum terkunci. Kini matanya melihat dan mulai membaca isi pesan yang dikirim Rumi. Namun Ruth tak melihat perubahan raut wajah dari Baskoro. Baskoro tersenyum tipis, lalu mengembalikan ponsel ke istrinya.“Untuk apa kau cemas? Bukankah harusnya seperti itu? Akira memang harus tahu jika Anggara masih hid
Read more

Bab 72 Argi Berkhianat

“Apa maksudmu? Kau tahu kan jika aku sudah memiliki istri dan sebentar lagi akan memiliki anak?” ujar Argi yang merasa tak senang mendengar permintaan Clara. Sungguh dia mengira Clara sudah menjebaknya.“Tapi, sayang. Aku sudah memberikan semua milikku hanya untukmu, bahkan aku yang menemanimu selama beberapa bulan ini. Aku tahu bagaimana hubunganmu dengan istrimu. Kau tidak mencintainya, maka kau menerimaku.” Argi mendorong tubuh Clara untuk menjauh darinya. Lalu bangkit berdiri sembari memasukkan kedua tangan dalam saku celana.“Kau jangan sok tahu, Clara. Aku menikahi istriku karena memang dahulu aku mencintainya. Bahkan dulunya istriku adalah cinta pertamaku, sebelum pria pengkhianat merebutnya dariku.” Ekspresi Argi kembali dingin.“Lalu bagaimana denganku? Apa kau hanya menganggap aku sebagai pemuas nafsumu sesaat? Kau akan membuangku jika kau sudah tak membutuhkanku? Itu yang akan kau lakukan?” Clara sangat cemburu mendengar ucapan Argi, sungguh dia tidak terima jika pria yan
Read more

Bab 73 Akira Bertemu dengan Anggara

Akira terus menggedor pintu kamar Rumi, untuk mencari pertolongan. Perutnya kembali merasakan nyeri tak tertahankan, hingga dia memutuskan untuk meminta bantuan Rumi. Bahkan untuk menopang tubuhnya sendiri, Akira sudah tidak mampu. Hingga dia terjatuh di depan pintu kamar Rumi dengan tangan yang terus menggedor pintu. Tak lama Rumi membuka pintu kamar, dan alangkah terkejutnya melihat kondisi majikannya. “Non, non Akira kenapa non?” wajah Rumi tampak panik, lalu segera bersimpuh di hadapan Akira. “Tolong bawa aku ke rumah sakit, bik. Perutku rasanya sakit, aku sudah tidak tahan lagi, bik,” jawab Akira dengan lirih. “Baik non, kita akan ke rumah sakit.” Rumi memapah Akira untuk duduk di sofa. Lalu dia segera menghubungi Soni, sang supir. Namun hingga berkali-kali panggilannya tak dijawab. Membuat Rumi semakin bingung. “Duh, gimana ini? Non Akira harus segera mendapat pertolongan.” Rumi terlihat kebingungan, hingga akhirnya terlintas di pikirannya untuk meminta pertolongan pada Ru
Read more

Bab 74 Keputusan Berat

Anggara terus berjalan mondar-mandir di depan pintu. Ukuran perut Akira masih belum terlalu besar, sehingga Anggara bisa memastikan jika kandungannya masih muda dan belum saatnya bayi itu lahir.Waktu terus berlalu, namun pintu ruangan tak kunjung terbuka. Membuat perasaan Anggara tidak tenang, dadanya derus berdegup kencang karena rasa cemas.Hingga tak lama pintu ruangan terbuka, terlihat dokter wanita keluar dari sana. Anggara pun segera menghampiri dokter itu.“Bagaimana dok? Bagaimana kondisinya?” “Apa tuan adalah suami pasien?”Tanpa berpikir Anggara mengangguk. Ya, tentu dia masih menjadi suami Akira.“Ada satu hal yang ingin saya sampaikan. Dan mohon maaf sebelumnya, saya ingin bertanya sesuatu.” Dari raut wajah sang dokter, Anggara menangkap jika dirinya akan mendengar kabar buruk.“Katakan, dok! Apa yang ingin dokter tanyakan?” ujar Anggara sembari menghembuskan nafas berat.“Pasien sepertinya mengalami tekanan yang berat, maksud saya kondisi mental ibu hamil sangat mempeng
Read more

Bab 75 Hasil Operasi

Operasi dilakukan demi menyelamatkan dua nyawa, ibu dan bayi. Setelah dua tahun berlalu semenjak melahirkan anak pertamanya, kini bekas sayatan di perut Akira mulai dirobek kembali.Akira masih dalam keadaan setengah sadar, karena bius anestesi yang hanya menghilangkan sensasi nyeri dari pinggang ke bawah.Sayu-sayu Akira bisa mendengar obrolan dokter dan suster yang masih berusaha mengeluarkan bayinya. Waktu terasa berjalan sangat lambat, begitu yang dirasakan Anggara yang tengah menunggu di luar.Keadaan begitu berbalik. Dulunya kelahiran Ashley, justru Argilah yang berada di sisi Akira. Namun kini ketika bayinya akan lahir, justru Anggara yang menjaga.Meskipun Anggara tahu jika bayi yang sedang berjuang di dalam bukanlah darah dagingnya, namun Anggara tidak bisa bersikap abai. Jika hal ini menyangkut tentang Akira dan bayi itulah yang kelak akan menjadi adik bagi Ashley, putrinya.Anggara melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan. Waktu menunjuk pukul dua dini hari. Sudah
Read more

Bab 76 Memantau CCTV

Setelah Akira dipindah ke ruang rawat, Anggara segera menjenguknya. Melihat kondisi istrinya yang masih tak sadarkan diri, membuat hati Anggara begitu terenyuh. Wajah cantik Akira terlihat sangat pucat. Anggara rela tidak tidur semalaman, hanya untuk berjaga di sisi Akira. Mulutnya tak henti-hentinya melantunkan doa, agar istrinya segera sadar. Bunyi monitor menambah kesedihan di hati Anggara. Baru beberapa jam lalu, mereka kembali berbicara setelah sekian lama tidak bertemu, bahkan Anggara masih bisa merasakan lembutnya pelukan Akira di tubuhnya. Namun sekarang keadaan begitu mengiris hati Anggara. Anggara masih mencoba mencari tahu apa yang membuat keadaan istrinya, menjadi seperti ini. Mungkin Rumi mengetahui penyebab Akira seperti ini, karena hanya wanita itu yang selalu berada di sisi istrinya. Anggara teringat akan janjinya pada Ashley. Dia segera melihat ke arah jam tangan, sudah menunjukkan jam delapan kurang. “Sayang, aku pamit jemput putri kita. Cepatlah sadar demi ak
Read more

Bab 77 Merebut Kembali

Anggara sudah berada di perjalanan kembali ke rumah sakit. Dia merasa tidak nyaman meninggalkan Akira sendirian.Untungnya jalanan belum terlalu ramai, sehingga mereka secepatnya tiba di rumah sakit Griya Medika.Anggara menggendong putrinya memasuki kamar Akira, sementara Rumi berjalan mengekor di belakang.“Mami?” Ashley begitu antusias melihat wajah Akira, tangannya menggapai ke arah ibunya yang terbaring.“Mami masih tidur, Ash. Kita jangan ganggu dulu ya, kasihan mami perlu istirahat,” ucap Anggara memperingatkan putrinya. Namun dia tetap melangkah menghampiri ranjang pasien, dan mendudukkan Ashley di tepi ranjang.Tangan Ashley terulur menyentuh pipi Akira. “Daddy, mami sakit?”“Hum, mamimu sedikit sakit, hanya perlu istirahat sebentar. Doakan mami agar lekas sembuh, Ash.”Ash mengangguk lalu kembali menatap wajah Akira.“Cepat sembuh ya, mami,” ujar Ashley sembari mengusap lembut pipi Akira. Namun melihat Akira tak kunjung merespon, membuat Ashley bingung.Ashley hendak mengaju
Read more

Bab 78 Melihat Bayi Akira

“Aku memintamu untuk menggantikanku dalam pertemuan hari ini. Dan tolong pesankan tiket pesawat untuk kepulanganku hari ini,” ucap Argi kepada Clara yang baru saja terbangun dari tidur.Clara beranjak dari tempat tidur, membiarkan tubuh telanjangnya terpampang nyata di hadapan kekasihnya.“Mas, apa yang membuatmu ingin pulang? Bukankah kita harus menyelesaikan pekerjaan hingga satu minggu ke depan?” Clara melangkah menghampiri Argi yang tengah berdiri di depan cermin.“Aku akan meminta Bayu untuk membantumu. Ada hal penting yang menungguku di rumah,” jawab Argi tanpa menoleh ke arah Clara.Tubuh polos Clara memeluk tubuh Argi dari belakang.“Hal penting apa, sayang? Sampai kamu meninggalkan pekerjaanmu? Apa ini ada hubungannya dengan istrimu?” Clara mengendus aroma parfum di tubuh Argi, sembari tangannya mulai menyentuh bagian sensitif Argi dari belakang.“Hentikan Clara! Cepat bersihkan tubuh kotormu! Dan lakukan perintahku tadi!” Sentak Argi, sembari menggeser tubuhnya.Clara kecewa
Read more

Bab 79 Akira Sadar

Argi segera melakukan perjalanan pulang setelah mendapatkan jadwal penerbangan pada malam hari.Sebelumnya, dia telah menelpon supir untuk mengantarkan mobilnya di bandara.Di sepanjang perjalanan, tak henti-hentinya rasa cemas itu mengusik ketenangannya. Bolak-balik mencoba menelpon Akira dan Rumi, namun kedua wanita itu tak kunjung menjawab. Membuat amarah dihatinya kian membara.Setelah menanti, akhirnya Argi tiba di bandara. Dia segera melangkah menuju mobilnya yang sudah terparkir, dan Soni juga berada di samping mobil.“Pulanglah, biar aku yang menyetir sendiri.” Argi melempar beberapa lembar uang untuk Soni, sebagai ongkos pulang.Dengan rasa tak sabar, Argi memacu kendaraan roda empatnya menuju rumah.Hari sudah sangat larut, dia mengemudikan mobil mewahnya dengan kecepatan tinggi. Menyalip setiap kendaraan yang ada di depannya. Tanpa peduli suara klakson dari kendaraan lain, yang merasa terganggu akan tindakannya menyalip.Hingga tak lama, Argi tiba di kediamannya. Buru-buru
Read more

Bab 80 Perhatian Tulus

Bab 80Akira berpaling untuk menatap wajah Anggara.“Mas Aang? Maaf sudah membangunkanmu,” jawab Akira dengan senyum tipis.“Kenapa menangis? Apa ada yang terasa sakit? Aku akan memanggilkan dokter. Tunggu disini!” ujar Anggara lalu segera memutar tubuhnya untuk mencari pertolongan. Namun tangan Akira mencengkram lengannya.“Jangan mas, aku merasa baik. Tetaplah disini, aku masih ingin bersamamu,” ucap Akira dengan pandangan memohon.Anggara berbalik dan menatap wajah sendu Akira.“Jika kamu merasa baik, lalu kenapa menangis?”“Aku hanya merasa bersalah, tidak dapat menjaga anakku, mas. Dulunya Ash lahir sebelum waktunya, kini adik Ash harus kembali merasakannya. Bagaimana keadaan bayiku, mas?” Akira tahu jika ucapannya mungkin akan melukai hati Anggara, namun dirinya begitu penasaran dengan keadaan bayi yang baru dilahirkan.Anggara mengulurkan tangan untuk menghapus air mata yang membasahi pipi Akira.“Bayi kita masih dalam ruangan steril, jika kamu ingin melihatnya aku akan membawa
Read more
PREV
1
...
678910
...
15
DMCA.com Protection Status