Akira terus menggedor pintu kamar Rumi, untuk mencari pertolongan. Perutnya kembali merasakan nyeri tak tertahankan, hingga dia memutuskan untuk meminta bantuan Rumi. Bahkan untuk menopang tubuhnya sendiri, Akira sudah tidak mampu. Hingga dia terjatuh di depan pintu kamar Rumi dengan tangan yang terus menggedor pintu. Tak lama Rumi membuka pintu kamar, dan alangkah terkejutnya melihat kondisi majikannya. “Non, non Akira kenapa non?” wajah Rumi tampak panik, lalu segera bersimpuh di hadapan Akira. “Tolong bawa aku ke rumah sakit, bik. Perutku rasanya sakit, aku sudah tidak tahan lagi, bik,” jawab Akira dengan lirih. “Baik non, kita akan ke rumah sakit.” Rumi memapah Akira untuk duduk di sofa. Lalu dia segera menghubungi Soni, sang supir. Namun hingga berkali-kali panggilannya tak dijawab. Membuat Rumi semakin bingung. “Duh, gimana ini? Non Akira harus segera mendapat pertolongan.” Rumi terlihat kebingungan, hingga akhirnya terlintas di pikirannya untuk meminta pertolongan pada Ru
Read more