Semua Bab Suami Pengganti Yang Membenciku: Bab 91 - Bab 100

142 Bab

Bab 91 Harapan Akira

Argi tengah berada di perjalanan menuju tempat pertemuan, bersama asistennya Bayu. Sementara Clara sudah lebih dulu berada di lokasi tujuan dan menunggu di depan lobi. Membutuhkan waktu hingga tiga jam untuk mencapai lokasi. Di pertengahan jalan, Soni sang supir menghubunginya. “Katakan, ada apa?” Argi terdiam mendengar supirnya berbicara. Namun tak lama, wajahnya terlihat mengerut. “Sudah kau pastikan jika anak itu tidak di rumah? Apa yang mereka katakan?” “Lalu kapan mereka pulang? Kembali nanti sore, dan pastikan kau membawa putriku dan pengasuhnya,” ucap Argi mengakhiri panggilan. Argi segera mengirim pesan pada salah satu anak buah yang dia minta untuk mengawasi rumah Anggara. [Awasi terus rumah itu, jika kalian melihat anak perempuan itu datang. Beritahu aku secepatnya.] Bayu melirik ke arah belakang, lewat kaca spion. Setidaknya dia mendengar perkataan Argi, meskipun dia tidak mendengar ucapan dari lawan bicaranya. Semenjak Argi menikahi memang jarang sekali Bayu mendeng
Baca selengkapnya

Bab 92 Apa Kamu Bahagia?

“Selamat siang, pak Argi Rinega. Silahkan duduk,” ucap Taufan terdengar ramah. Argi segera duduk di salah satu kursi empuk yang terletak mengelilingi meja besar berbentuk lingkaran, diikuti oleh Clara dan Bayu. Ruangan luas yang tampak nyaman, dengan aroma pengharum ruangan yang begitu menenangkan. Perpaduan warna putih dan hitam yang mendominasi, membuat penampakan perusahaan ini terlihat elegan. “Apa kau pemilik perusahaan ini?” tanya Argi yang baru kali ini melihat wajah Taufan. “Mohon maaf sebelumnya, pak Argi. Saya hanyalah direktur di perusahaan ini. Mendadak owner mengabari saya jika memiliki urusan yang sangat mendesak. Urusan yang tidak bisa ditinggalkan, dan berhubungan dengan keluarganya,” jelas Taufan dengan lancar, karena dari pagi dia sudah mempersiapkan jawaban jika kliennya menanyakan perihal pemilik perusahaan. “Hum, bukankah kau mengatakan jika ownernya langsung yang akan memimpin pertemuan ini?” “Iya memang benar, namun ada hal yang lebih mendesak, sehing
Baca selengkapnya

Bab 93 Merahasiakan Nama Owner

Akira tersentak mendengar pertanyaan Anggara. “Maksudku jika kamu sudah merasa bahagia bersama Argi, maka ijinkan aku untuk menjauhimu. Aku hanya tidak ingin membuatmu bingung untuk memilih. Mengenai Ashley kita bisa bergantian menjaganya,” jelas Anggara. Namun ucapan itu justru membuat hati Akira terasa hancur. Apakah itu artinya Anggara hendak menceraikannya? Mengapa Akira merasa tidak rela? Lidahnya terasa kelu untuk menjawab, namun buliran bening mulai terbendung di pelupuk mata. Berusaha menahannya agar tidak keluar, namun dia gagal. Air matanya jatuh kembali, dan hal itu membuat Anggara bingung. “Maaf, apa aku salah berucap?” Anggara beranjak dari kursi dan duduk di tepi ranjang. Akira menunduk sembari terus menangis, sungguh Akira tidak menginginkan perpisahan ini. Anggara adalah cinta pertamanya, sampai saat ini pun Akira tidak mampu menghapus rasa cinta itu. Anggara menyentuh pipi Akira, ibu jarinya menghapus lelehan air mata yang membasahi pipi wanita yang begitu
Baca selengkapnya

Bab 94 Aku Masih Mencintaimu

Argi menghadapkan layar ponsel di depan wajah Clara.“Oh, aku hanya iseng. Aku mengambil foto itu hanya untuk diriku sendiri. Jika aku merindukanmu, maka cukup hanya melihat foto itu, sudah sedikit menghapus rasa rinduku,” jelas Clara sedikit kikuk. “Benarkah? Apa kau yakin?” satu alis Argi terangkat sebelah, dengan mata menatap penuh intimidasi.“Tentu sayang, kau tahu jika aku mencintaimu. Aku hanya ingin mengabadikan momen kebersamaan kita,” ujar Clara berusaha meyakinkan Argi.“Hum, tapi sayangnya mulai hari ini aku ingin menyudahi hubungan kita. Aku akan memperbaiki hubungan pernikahanku. Dan aku harap kau jangan sekali-kali merusaknya!” ucap Argi sembari menekan layar ponsel untuk menghapus foto-fotonya yang tersimpan.Wajah Clara mengerut, “Maksudmu? Kau ingin membuangku?”“Bukankah hubungan kita hanya sebatas kesenangan untuk sesaat? Aku pikir itu tak akan menjadi masalah. Jika kau masih ingin bekerja di perusahaanku, maka jagalah sikapmu dan jangan melanggar perintahku!”Hat
Baca selengkapnya

Bab 95 Bertemu Teman Lama

“Katakan apa ada yang mengunjungi kamar istriku tadi?” tanya Argi pada salah satu petugas nakes yang duduk di balik meja resepsionis. “Benar tuan Argi, tadi putri anda datang menjenguk nyonya Akira,” jawab petugas itu. “Sama siapa putriku datang? Mengapa kau tak menghubungiku?” “Maafkan, saya kira putri tuan bukanlah orang lain. Jadi saya tidak menghubungi tuan. Tadi nona Ashley datang bersama Oma dan pengasuhnya,” ucap petugas dengan wajah menunduk. Tentu dia merasa takut jika hal itu menjadi sebuah kesalahan. Oma? Tentu Argi sudah bisa memastikan jika yang datang tak lain Ruth dan Rumi. “Apa hanya kedua wanita itu? Apa kau tak melihat seorang pria?” Suster memutar bola matanya mengingat, lalu menjawab, “Tidak tuan, saya pastikan jika dua wanita saja yang mengantar nona Ashley.” Argi kembali melangkah menuju lift yang akan membawanya ke lantai atas. Di dalam lift, dia kembali menghubungi supirnya. “Son, sepertinya putriku akan kembali ke rumah itu. Sekarang aku minta kau kemba
Baca selengkapnya

Bab 96 Menjemput Ashley

Setelah menemani Akira menjenguk bayinya, Argi segera bersiap-siap pergi. Bayu sudah menunggunya di lobi depan.Akira melihat penampilan suaminya yang hanya mengenakan kaos dan celana panjang. Membuatnya bingung, hendak pergi kemana Argi?“Aku akan menjemput putri kita. Kau tunggu saja di sini, aku hanya sebentar,” ucapan Argi membuat Akira terkejut.“Mas, biarkan Ash tinggal sementara di rumah mama. Dia bahagia tinggal bersama Omanya,” pinta Akira. Bagaimana mungkin dia merasa tenang jika sebentar lagi kedua suaminya akan bertemu?“Bukankah kau akan senang jika Ash tinggal di sini bersama kita?” ujar Argi dengan sebelah alis terangkat. Dia berjalan mendekat ke ranjang pasien.“Tentu aku senang, hanya aku merasa belum betul-betul pulih. Mungkin Ash akan lebih aman jika bersama mama Ruth,” jawab Akira sembari mengalihkan pandangannya. Argi mencondongkan wajahnya untuk melihat ekspresi Akira.“Aku yang akan menjaga putri kita. Bukankah aku sudah berjanji akan berubah seperti dulu?” A
Baca selengkapnya

Bab 97 Merebut Ashley (2)

“Bukakan pintu!” perintah Argi dengan ekspresi angkuh. Dewa sedikit menundukkan tubuhnya, untuk mengamati pria yang ada di balik kemudi. Pria asing yang tak pernah dia lihat sebelumnya. “Anda siapa? Dan ada keperluan apa?” tanya Dewa dengan mata memicing. “Aku ingin bertemu dengan pemilik rumah ini. Dan aku memintamu untuk membukakan pintu!” jawab Argi dengan rasa tak sabar. “Anda siapa? Apa sudah ada janji sebelumnya dengan bos kami?” Dewa masih mencoba menahan Argi. “Apakah janji itu perlu? Hah?” sentak Argi dengan suara meninggi. Amarah Argi mulai muncul, melihat pria berotot yang menahan langkahnya. Dan keributan itu memancing Slamet untuk menghampiri rekannya di depan. “Dewa, apa yang terjadi? Siapa yang—,” ucapan Slamet terhenti tatkala melihat wajah Argi yang muncul dari dalam mobil. “Mas Argi? Apa kabar mas?” ucap Slamet dengan senyum ramah. Membuat wajah Dewa mengerut bingung. Dia menyadari kesalahannya dalam bersikap, mungkin pria arogan di hadapannya adalah kerabat d
Baca selengkapnya

Bab 98 Mengalah?

“Hei, apa yang kau lakukan di rumahku!” hardik Baskoro, berdiri di antara kedua pria.Argi tersenyum sinis sebelum menjawab, “Ini bukan urusanmu, pak Baskoro. Ajari putramu untuk berlaku sopan padaku! Sudahkah kau memberitahunya apa yang sudah aku lakukan untuk keluargamu ini saat dirinya menghilang?”“Aku sudah membayar lunas semua hutang-hutang keluargaku. Kau sudah tidak bisa mengaturku lagi! Dan satu hal lagi, apa orang tuamu tidak mengajarimu untuk bersikap sopan?” ucap Baskoro geram.Argi justru tertawa renyah mendengar jawaban Baskoro. Memang benar Baskoro sudah melunasi seluruh hutangnya, namun Argi tidak rela jika keluarga Anggara kembali bangkit.“Baiklah, aku tidak ingin berlama-lama berada di tempat ini. Katakan dimana kalian menyembunyikan putriku!”“Ashley bukan putrimu! Dia adalah keturunan keluarga Anggara. Apa kau tak bisa melihatnya? Kau sudah merebut istri putraku! Apa kau juga berniat merebut putrinya?”Nafas Baskoro terlihat tersengal, dia begitu geram menghadapi
Baca selengkapnya

Bab 99 Mengurus Hak Asuh

Dua hari telah berlalu. Hasil test DNA antara dirinya dan Ashley, akhirnya keluar. Anggara segera menemui pengacara untuk mengurus proses hak asuh. Anggara tidak ingin mengulur-ulur waktu, karena dia tahu Argi akan menagih janjinya. “Berapa lama anda bisa mengurusnya?” tanya Anggara pada sang pengacara, Kim. “Saya akan menyiapkan berkas-berkas pendukung segera. Apa boleh saya bertanya sesuatu?” Pria berusia empat puluh tahunan itu, membaca lembaran hasil tes DNA, dan segera menyimpan dalam tas kotak hitam. “Hum, apa kau memerlukan persyaratan lainnya?” Lim mengangguk, “Bagaimana hubungan pak Anggara dengan ibu anak ini? Apa kalian telah berpisah?” tanya Kim penasaran. Dia harus tahu alasan pemindahan hak asuh. Karena selama ini yang tertera di akta kelahiran Ashley ada nama ibu kandungnya. Anggara menghela nafas, sebelum menjawab, “Saya belum menceraikan istriku, Kim. Tapi aku bisa memastikan jika istriku akan menyetujui hal ini.” Kedua alis Kim saling bertaut, jawaban
Baca selengkapnya

Bab 100 Melepas Kepergian Ash

Anggara segera memacu kendaraan roda empatnya menuju rumah, pikiran berkecamuk.Baru tadi pagi dia membicarakan perihal pengajuan hak asuh pada pengacara, kini dia merasa belum mampu untuk mempertahankan putrinya. Apa yang harus dia lakukan untuk mempertahankan Ashley?Tentu Argi akan sangat mudah mengambil Ashley dari tangannya. Apalagi dalam akta kelahiran Ashley masih tertulis namanya.Anggara memfokuskan pandangannya pada jalanan yang sedikit padat. Berulang kali dia membunyikan klakson agar kendaraan di depan berjalan lebih cepat. Dia tidak sabar ingin segera sampai rumah.Beberapa menit kemudian Anggara sampai di depan rumah, dimana mobil Argi sudah terparkir di halaman rumahnya.Anggara menghela nafas berat sebelum keluar dari mobil.“Dimana Argi?” tanya Anggara pada sekuriti yang berjaga.“Beliau ada di dalam tuan Anggara,” jawab Dewa. Semenjak dia mengetahui jika Argi adalah kerabat sang majikan, Dewa mulai merubah sikapnya.Langkah Anggara terhenti di ambang pintu, pendengar
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
89101112
...
15
DMCA.com Protection Status