“Selamat siang, pak Argi Rinega. Silahkan duduk,” ucap Taufan terdengar ramah. Argi segera duduk di salah satu kursi empuk yang terletak mengelilingi meja besar berbentuk lingkaran, diikuti oleh Clara dan Bayu. Ruangan luas yang tampak nyaman, dengan aroma pengharum ruangan yang begitu menenangkan. Perpaduan warna putih dan hitam yang mendominasi, membuat penampakan perusahaan ini terlihat elegan. “Apa kau pemilik perusahaan ini?” tanya Argi yang baru kali ini melihat wajah Taufan. “Mohon maaf sebelumnya, pak Argi. Saya hanyalah direktur di perusahaan ini. Mendadak owner mengabari saya jika memiliki urusan yang sangat mendesak. Urusan yang tidak bisa ditinggalkan, dan berhubungan dengan keluarganya,” jelas Taufan dengan lancar, karena dari pagi dia sudah mempersiapkan jawaban jika kliennya menanyakan perihal pemilik perusahaan. “Hum, bukankah kau mengatakan jika ownernya langsung yang akan memimpin pertemuan ini?” “Iya memang benar, namun ada hal yang lebih mendesak, sehing
Baca selengkapnya