Akira menatap nanar ke arah putrinya yang terbaring lemah. Tangan kecil Ashley terus menggenggam tangan Akira, terasa panas. Dia memutuskan untuk mengompres dahi Ashley, karena sedari tadi mencari keberadaan obat penurun panas, dia tidak menemukannya. Ashley memang jarang sakit, sehingga selama ini Akira tidak pernah menyetok obat-obatan. Tanpa Rumi, Akira merasa sendiri. Ingin hati meminta bantuan Argi, namun semenjak kejadian semalam, Akira merasa enggan untuk menemui suaminya. “Daddy.. Mami..” lenguh Ashley dalam tidurnya. Membuat hati Akira teriris mendengarnya. “Mami di sini sayang, Ash cepat sembuh,” Akira terus mengecek tubuh putrinya. Namun hingga sejam berlalu, demam tak kunjung turun. Tak ada cara lain selain meminta tolong pada orang yang berada di dekatnya. “Tunggu sebentar sayang, mami mau nyari obat untuk Ash,” Akira melepas genggaman putrinya lalu segera beranjak keluar kamar. Meskipun hatinya masih ragu, namun putrinya harus mendapatkan pertolongan. Akira meraih
Baca selengkapnya