Home / Pernikahan / Suami Pengganti Yang Membenciku / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Suami Pengganti Yang Membenciku: Chapter 121 - Chapter 130

142 Chapters

Bab 121 Berita Mengejutkan

“Aku ingin minta maaf padamu, karena kelakuanku selama ini membuatmu sakit hati,” ucap Clara mengawali obrolan.Akira menghela nafas, sebelum menjawab “ternyata kamu sudah menyadari kesalahanmu? Aku harap kamu berhenti mencari lelaki yang sudah memiliki keluarga.”“Aku sendiri juga tidak bisa memilih pada siapa cinta ini berlabuh. Sudah sangat lama aku menaruh perasaan pada bos Argi. Dan hubungan kami berlangsung setelah bos Argi menikahi anda,” jelas Clara.Entah hanya perasaannya saja, namun Akira merasa Clara sengaja mengatakan itu untuk memanas-manasi hatinya. Namun tak seperti dulu, sekarang justru Akira tak merasakan apapun. Tak ada rasa cemburu atau sakit hati ketika mendengar cerita pengkhianatan suaminya.Akira masih diam tanpa ekspresi. Membuat Clara merasa bingung sendiri.“Apa anda tidak marah? Atau sakit hati?” “Bukankah kamu pernah menyakitiku lebih dari ini? Aku hanya berharap kelak kau tidak akan merasakan apa yang dulunya pernah aku rasakan,” jawab Akira, lalu menyer
Read more

Bab 122 Perkelahian

Perjalanan membutuhkan waktu berjam-jam untuk mencapai rumah Anggara.Argi sudah mengemudi secara ugal-ugalan, bahkan sesekali menyalakan lampu hazard dan membunyikan klakson berulang kali.“Sialan! Jika memang Anggara yang membawamu kabur, maka aku tidak akan memaafkannya!” ucap Argi bermonolog, sembari memukul setir.Wajahnya terlihat memerah karena amarah yang begitu menguasai pikirannya.Hingga akhirnya mobilnya sampai di tempat tujuan. Sekali lagi dia menekan klakson mobil, kali ini lebih lama agar penjaga rumah membukakan pintu gerbang untuknya.Pria tua yang sudah bekerja puluhan tahun pada Baskoro membuka pintu gerbang dan berjalan menghampiri mobil Argi.“Mas Argi? Ada apa mas? Kok malam-malam datang?” tanya Slamet dengan wajah mengerut.“Dimana Anggara? Panggil dia kemari!” perintah Argi pada pria penjaga.Slamet mengangguk, lalu kembali masuk untuk memanggilkan Anggara. Namun sebelum langkahnya mencapai daun pintu, sosok Anggara sudah keluar.“Siapa pak?” tanya Anggara pena
Read more

Bab 123 Mengungkap Dugaan

Perjalanan menuju kota Bogor tentu membutuhkan waktu cukup lama. Bahkan setelah menjalani pernikahan keduanya, Akira kehilangan komunikasi dengan adik mendiang ayahnya, paman Tio. Namun Akira masih ingat alamat rumahnya. Tak ada pilihan lain selain menyendiri untuk sementara waktu. Hari sudah semakin larut, tatkala mobil yang ditumpanginya memasuki gang perumahan paman Tio. “Rumah nomor dua puluh pak, saya akan turun di sana,” ucap Akira pada pengemudi taksi online. Pengemudi mengangguk lalu segera memberhentikan mobilnya tepat di depan rumah nomor 20. Setelah membayar ongkos taksi, Akira segera keluar dari mobil. Pengemudi kembali memacu mobilnya menjauh, namun Akira masih berdiri mematung di depan gerbang yang tidak terlalu tinggi. Memandang keadaan rumah yang sudah sangat sepi dengan satu penerangan di teras rumah. Akira menghela nafas panjang, sebelum tangannya menyentuh pintu besi dan membukanya. Dia kembali melangkah memasuki pekarangan rumah, melewati mobil om Tio yang
Read more

Bab 124 Mengetahui Keberadaan Akira

Paman Tio yang sedari tadi ikut mendengar ponsel Akira berdering, membuatnya penasaran.“Siapa Akira? Apa itu suamimu?” tanya Tio penasaran. Kini mereka masih duduk di ruang tamu. Tio terus mendesak Akira tentang apa yang membuat keponakannya ini pergi tanpa suaminya.Fokus Akira teralihkan, tadinya dia hanya memandang pada layar ponsel yang tertulis nama Anggara di sana. Namun kini memandang paman Tio. Haruskah dia mengangkat panggilan Anggara?“Angkatlah, nak! Paman tahu, pasti suamimu cemas. Katakan padanya jika kamu menginap di sini, agar dia tidak khawatir,” perintah paman Tio.“Iya Akira, kasihan Anggara. Pasti sekarang dia sedang mencarimu,” timpal Alice.Kedua suami istri itu sama-sama menduga jika pertengkaran rumah tangga terjadi antara keponakan dan suaminya.Akira ragu, namun pada akhirnya dia menerima panggilan Anggara.“Mas, aku baik-baik saja,” ucap Akira menjawab pertanyaan dari pria di seberang telepon.Akira masih belum siap untuk memberitahu tentang keberadaannya se
Read more

Bab 125 Kehamilan Clara

Keesokan harinya, Anggara kembali ke rumah orang tuanya untuk mencari keberadaan ponsel lama miliknya.Mungkin dia masih menyimpan nomor paman Tio. Setidaknya dia harus memastikan keberadaan Akira, untuk menghapus sedikit rasa cemas dalam hati.Akhirnya Anggara menemukannya, namun sayangnya ponsel dalam keadaan mati karena kehabisan daya. Anggara menghubungkan ponselnya dengan alat penambah daya, menunggu hingga beberapa menit sampai ponsel bisa dihidupkan.Anggara bernafas lega, tatkala menemukan nomor paman Tio masih tersimpan. Dia segera menyalin nomor paman Tio pada ponsel barunya.[Paman Tio? Maaf mengganggu, apa istriku berada di rumah paman? Anggara.]Anggara menunggu, namun pesan yang dia kirim hanya centang satu. Membuat pertanyaan terlintas dalam pikirannya. Apa mungkin paman Tio sudah mengganti nomor?Anggara segera melangkah keluar kamar, setelah menyimpan ponsel lamanya kembali.“Ada apa Ang? Apa terjadi sesuatu?” tanya Ruth saat melihat putranya.Anggara menghela nafas b
Read more

Bab 126 Mencari Bukti

“Siapa kamu? Apa tujuanmu memintaku datang kemari?” tanya Clara. Tatapannya menelisik pada pria tampan dengan rambut panjang diikat, yang duduk di hadapannya.“Aku teman lama Argi. Aku hanya ingin bertanya sesuatu padamu, Clara. Dan aku harap kamu mengatakannya dengan jujur,” jawab Anggara.“Benarkah? Kamu teman Argi? Tapi mengapa aku tidak pernah melihatmu?” ada binar dalam sorot mata Clara. Entah mengapa, dia merasa ada harapan.Anggara tersenyum simpul, “tentu kamu tidak pernah melihatku, karena selama ini aku ada urusan di luar. Bisakah kamu ceritakan tentang hubunganmu dengan temanku Argi?” Anggara berusaha menunjukkan wajah ramah, agar wanita di hadapannya merasa nyaman.Clara merasa sedikit aneh dengan pertanyaan lelaki di hadapannya. Tiba-tiba memintanya bertemu dan bertanya tentang hal pribadi.“Mengapa kau ingin mengetahuinya? Apa temanmu menceritakan tentangku padamu?” tanya Clara dengan pandangan memicing.Anggara terdiam beberapa saat, memikirkan alasan yang masuk akal da
Read more

Bab 127 Bertemu Akira

“Apakah rekaman ini bisa dijadikan bukti untuk penggugatan cerai?” tanya Anggara saat sedang berada di ruang kerja pengacara Kim. Dia sudah memutar hasil rekaman suara berisi percakapannya dengan Clara dan menunjukkannya pada Kim. Mata Kim terlihat memicing, melirik pada Anggara di balik kacamata kotaknya. “Dimana nyonya Akira berada sekarang?” “Dia sedang berada di suatu tempat, mungkin untuk sementara Akira butuh sedikit waktu untuk menyendiri,” jawab Anggara. “Tolong kirim file rekaman suara ini padaku. Dan untuk berkas selanjutnya harus nyonya Akira sendiri yang menandatangani. Apa anda tahu keberadaan nyonya?” Anggara terdiam memandang ke arah Kim. Bahkan dia pun belum sempat membuktikan dugaannya tentang keberadaan istrinya. “Beri aku waktu, secepatnya aku akan mengajak istriku untuk menemuimu.” “Tentu, jangan terlalu terburu-buru. Saya akan mempersiapkan berkas-berkas untuk diajukan di pengadilan nantinya. Jika memungkinkan, anda bisa meminta wanita selingkuhan untuk menj
Read more

Bab 128 Menginap di Rumah Paman

‘Braakkkk’Argi menggebrak meja kerja, melampiaskan amarahnya ketika mendengar berita yang begitu menggemparkan.Argi Rinega pengusaha kondang tanah air, tengah terlibat hubungan terlarang dengan mantan sekretarisnya.Tentu berita itu membuat reputasinya hancur seketika. Bahkan beberapa investor menarik investasinya dari perusahaan Rinega Corp. Bukan tanpa alasan, justru berita inilah penyebab utama nama baik Argi Rinega terasa dipermalukan di depan umum.“Cari siapa yang sudah menyebar berita ini! Dan cari wanita murahan itu, bawa dia ke hadapanku!” teriaknya pada orang yang tengah dia hubungi lewat sambungan telepon.Bayu yang berada satu ruangan dengan Argi, juga merasa terkejut. Dia tidak menyangka jika berita ini tersebar begitu cepat.“Bayu, apa kau yakin bukan kau yang menyebarkan berita ini?” tanya Argi dengan tatapan tajam pada asisten pribadinya.“Tentu, untuk apa aku menyebarnya? Bukankah kita—,”“Tentu demi uang? Aku tidak yakin jika bukan kau pelakunya. Karena yang menget
Read more

Bab 129 Melepas Kerinduan (21+)

Anggara sengaja menutupi tubuh mereka dengan selimut tebal yang sudah disediakan Alice. Hidung bangirnya mengendus wangi sampo dari rambut sang istri. Meskipun wanginya sedikit berbeda, namun mampu membangkitkan hasrat kelelakian Anggara. Tangan besarnya terulur untuk menyibak rambut Akira yang menutupi sebagian lehernya. Mengusap dengan gerakan lembut area leher serta pundak Akira yang sedikit terbuka. Sentuhan yang membuat Akira ikut terhanyut di dalam pusaran cinta yang diciptakan oleh suaminya. Tangan Anggara bergerak untuk memutar tubuh Akira agar menghadap ke arahnya. Kini dia bisa memandang wajah cantik istrinya, meskipun dalam ruangan yang minim penerangan. Hanya sorot lampu dari arah dapur yang menjadi satu-satunya penerangan. Anggara menelusuri setiap inci wajah cantik itu. Menyibak rambut panjang yang sedikit menutupi wajah Akira. Berakhir pada usapan ibu jarinya pada bibir ranum Akira. Bibir yang tampak merah meski tanpa sapuan lipstik. Sungguh bibir yang selalu membua
Read more

Bab 130 Satu-satunya Wanita (21+)

Anggara tak tahan lagi, celananya terasa sesak karena miliknya yang begitu keras.Dia beranjak membuka semua kain yang melekat di tubuhnya. Membiarkan Akira melihat dengan jelas miliknya yang sudah tegak berdiri, sembari dirinya mengikat kencang rambut panjangnya agar tidak mengganggu.Tangan Akira terulur menyentuh dada Anggara, dimana lukisan wajahnya terukir di tubuh suaminya. Tanda cinta Anggara yang sengaja dibuat, dulu saat mereka melakukan bulan madu di Bali.Setelah sekian lama, akhirnya kembali melihat bukti cinta itu. Senyuman tipis terlukis di bibir Akira.Anggara merendahkan tubuhnya, memposisikan dirinya tepat di atas Akira dengan posisi kedua kaki Akira yang berada di samping pinggangnya.Tangan Anggara membelai rambut juga wajah istrinya yang selalu terlihat cantik meski sedikit tirus.“Apa aku boleh meminta hakku sekarang, sayang?” tanya Anggara meminta ijin sebelum miliknya memasuki rahim sang istri.“Apa mas tidak merasa jijik padaku? Aku bahkan merasa tubuh ini koto
Read more
PREV
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status