Home / Romansa / Maaf, Aku Bukan Wanita Lemah / Chapter 301 - Chapter 310

All Chapters of Maaf, Aku Bukan Wanita Lemah: Chapter 301 - Chapter 310

313 Chapters

Bab 301

Laras sudah menghabiskan entah berapa kue kering di depannya ini, rasanya sangat enak dan dia suka dan yang lebih penting ini gratis. Jadi tidak akan ada yang menghalangi Laras untuk memakannya, meski perutnya sudah kenyang dengan makan mawah dengan berbagai hidangan mewah yang dia santap tadi, kecuali... pandangan sang nyonya rumah yang seperti menuduhnya menyembunyikan setoples kue itu di balik bajunya. Pram yang sedang berbincang dengan sepupunya juga sama sekali tidak membantu, membuatnya seperti terlempar ke sarang macan yang setiap saat siap mencabik-cabik tubuhnya.  Baiklah mungkin perumpamaannya memang terlalu berlebihan tapi wanita cantik yang diperkenalkan sebagai istri ayah Pram memang melihatnya seperti harimau melihat mangsa. Lupakan pemikiran Laras yang mungkin saja dia akan berdosa karena sudah membohongi orang tua Pram dengan sandiwara ini, karena seperti kebanyakan orang kaya mereka tidak akan sudi menerima menantu yang sama sekali tida
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more

Bab 302

Suara ponsel Laras mengintrupsi pembicaraan mereka yang bisa berpotensi penganiyayaan. Laras mengangkat panggilan dari ibunya dengan tenang tapi wajahnya langsung memucat saat mendengar apa yang ibunya bicarakan di seberang sana. “Ada apa?” tanya Pram. “Kenapa wajahmu selalu pucat setelah mengangkat telepon jangan bilang kalau ayahmu-“ “Ibuku. Aku harus menemuinya sekarang,” kata Laras memutus apapun yang akan dikatakan Pram, dia menatap laki-laki itu dengan pandangan kalut. “Aku antar di mana ibumu sekarang?” Laras menyebutkan alamat kontrakannya. Jika biasanya rumah kontrakannya sepi, kini rumah mungil penuh sesak dengan beberapa tetangga, yang hanya beberapa saja yang Laras kenal dengan baik. “Ada yang meninggal?” tanya Pram. Aura rumahnya sangat suram dan para tetangga saling bicara dengan wajah prihatin apalagi setelah melihatnya. Ibunya baru saja menghubunginya jadi tak mungkin meninggal, batin Laras meyakinkan dirinya sendiri. “Jangan bicara sembarang, ibuku mungkin s
last updateLast Updated : 2025-03-20
Read more

Bab 303

Laras berbaring diam di atas ranjang apartemen yang dipinjamkan Pram untuknya. Ini sudah satu minggu sejak mengantar ibunya ke kampung halamannya, dia lebih tenang jika sang ibu di sana bersama saudara-saudaranya. Mungkin hanya dia anak yang bahagia dengan perceraian kedua orang tuanya. Setidaknya sekarang sang ayah tidak akan lagi menganggu ibunya dan bisa bebas besama gundiknya itu. Laras tak tahu bagaimana Pram membujuk ibunya untuk mau bercerai dari sang ayah yang selama hampir lima belas tahun ini selalu gagal dilakukan olehnya. Tidak dia pungkiri Pram memang seorang negosiator dan perayu sejati apalagi di dukung dengan wajahnya yang luar biasa tampan. Karena itu Laras masih tidak percaya kalau mantan tunangannya berkhianat dan malah menikah dengan ayah laki-laki itu, meski tidak Laras pungkiri kalau ayah Pram juga masih sangat menawan meski usianya tak lagi muda. Pram mengingat laki-laki itu membuat Laras kembali menghela napas panjang, dia belum bisa memaafkan dir
last updateLast Updated : 2025-03-21
Read more

Bab 304

"Kamu yakin akan menikahi wanita itu?" Pram menghentikan gerakannya memutar pensil di tangannya, dia menatap sahabat sekaligus sekretarisnya sejenak. Dia mengenal Aris sejak tahun ketiga di bangku kuliah, Aris pemuda yang cerdas meski berasal dari keluarga yang sederhana. Mereka langsung klop dan menjadi teman. Karena itu tak butuh berpikir dua kali, Pram langsung menariknya untuk bekerja bersamanya begitu mendengar sang sahabat belum mendapat pekerjaan tetap. "Kenapa kamu bertanya begitu?" Tanya Pram memperhatikan laki-laki muda di depannya dengan seksama, sejujurnya hal ini sama sekali tidak ada dalam rencananya, semuanya terjadi begitu saja, tapi Pram menolak menyesali semuanya. Dia memang belum lama mengenal Laras, tapi dia sudah sangat berpengalaman bertemu wanita, dia yakin Laras sangat berbeda dari semua wanita-wanita yang dia pacari, termasuk mantan tunangannya yang sekarang menjadi ibu tirinya. "Aku hanya memastikan, bukankah kamu sendiri yang bilang benci dengan ay
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more

Bab 305

Laras kelaparan. Padahal semalam dia makan semua makanan yang dibawakan Pram. Semalam dia tidur sangat larut, bukan karena dia ngobrol dengan Pram, Laras bahkan buru-buru masuk kamarnya begitu selesai makan dan mengunci pintu kamarnya, lagi pula apartemen ini terkunci otomatis jika nanti Pram pulang dan menutup pintu."Jam segini kamu baru bangun?" Laras yang matanya separuh terbuka langsung melonjak begitu mendapati laki-laki di dapur rumahnya, apalagi laki-laki itu bertelanjang dada memamerkan keindahan tubuhnya. "Kamu harus terbiasa dengan keindahan tubuhku karena nanti kita akan menikah," kata Pram dengan tak acuh saat melihat Laras menatap tubuhnya dengan melongo.Laras menggelengkan kepalanya berusaha untuk mengenyahkan bayangan tubuh setengah telanjang Pram. Astaga kenapa otaknya malah berpikir yang tidak-tidak sih! "Apa yang kamu lakukan di dapurku!" tanya Laras ketus. "Dapurmu?" Tanya Pram sambil menaikkan alisnya menyebalkan.Laras tahu pasti ada yang salah dengan otak
last updateLast Updated : 2025-03-23
Read more

Bab 306

Pram tidak pernah bisa berbohong pada Alisya. Wanita itu selalu menemukan cara untuk membuatnya bisa berkata jujur, Pram yang terbiasa menyembunyikan sendiri kegundahan hatinya merasa dia punya tempat untuk pulang, tapi setelah wanita itu menikah dengan laki-laki lain tentu dia tidak bisa lagi berbagi seperti dulu. Karena itu jugalah dia tidak ingin mengatakan rencana pernikahannya dengan Laras pada Alisya, setidaknya sebelum mereka resmi menikah. Alisya tidak akan setuju apalagi jika tahu alasan pernikahannya. Bagi wanita itu pernikahan adalah sesuatu yang sakral dan harus dipertahankan sebisa mungkin, tidak heran sih karena orang tuanya adalah pasangan yang harmonis dan kaya akan cinta meski mereka miskin harta. Tidak heran jika Alisya kembali lagi pada Pandu meski laki-laki itu pernah menyakitinya. Pram menghela napas dan mengambil kantong besar yang ada di sampingnya, hari ini dia memang telah berjanji akan mengunjungi Alisya di rumah suaminya. “Ckk aku pikir kamu tidak jad
last updateLast Updated : 2025-03-24
Read more

Bab 307

Pram mengintip apa yang dilakukan istrinya sepagi ini di dapur. Yah istrinya karena dia memang telah menikahi Laras, meski wanita itu menolak menjadi istri yang sebenarnya. Restu Alisya beberapa bulan yang lalu membuat Pram mantap dengan rencananya mempersunting Laras. Dan dia  tidak menyesalinya. Paling tidak dia tidak kesepian di rumah dan yang pasti... ada yang bisa dia jahili.“Makanya aku sudah bilang, tidak usah kerja cari kursus masak saja, supaya kamu bisa masak,” kata Pram dengan wajah penuh ejekan saat sang istri berkutat dengan penggorengan, pasti istrinya itu lapar sepagi ini, tempe yang dia goreng tebalnya tak sama dan  tentu saja dengan api yang sebesar itu akan hangus dalam sekejap, belum lagi Laras yang takut-takut terciprat minyak panas merupakan pemandangan yang menarik pagi ini untuknya. Biasanya dia yang akan memasak, kalau tidak memesan makanan di luar atau mendatangkan koki di apartemennya. Me
last updateLast Updated : 2025-03-24
Read more

Bab 308

“Siapa sih!” gerutu Laras sambil menyeret tubuhnya keluar kamar.Laras jarang sakit, tapi kali ini dia harus menyerah karena terus bersin dan kepalanya pusing sekali.Berkali-kali Pram mengetuk pintu kamarnya dan mengatakan sarapan sudah siap, tapi kepalanya yang pusing membuat Laras tak napsu makan. Untunglah kamar mereka terpisah jadi laki-laki itu tidak akan tahu kalau dia sakit.Laras tidak suka dikasihani, dan sekarang keadaanya pasti terlihat sangat mengerikan. Untunglah Pram percaya kalau Laras sudah makan dan bilang hari ini dia cuti karena ada urusan. Setelah Pram pergi itulah Laras bangun dengan terhuyung-huyung dan mendapati makanan yang disediakan sang suami di atas meja dan memakannya. Tidur setelah minum obat membuat Laras tak menyadari ini sudah hampir jam tiga sore, pusingnya sudah banyak berkurang tapi wajahnya masih terlihat pucat saat dia melihat cermin. Ditambah lagi bunyi bel yang membuatnya ingin menampar siapa saja yang sudah bertamu saat ini. Dia tidak b
last updateLast Updated : 2025-03-25
Read more

Bab 309

Laras pikir sang mertua kan berbohong atau apa demi harga dirinya, tapi laki-laki itu malah mengangguk dengan bangga. "Papa tidak curiga tujuannya melakukan itu?" cecar Laras lagi. "Kenapa kamu cemburu Pram dekat dengan mantan tunangannya?" tanya sang mertua. Laras terperangah saat melihat sang mertua malah tertawa senang. "Kenapa papa dulu nekad menikahi tunangan Pram?" tanyanya lugas. "Apa lagi, Nak. Karena aku tertarik padanya tentu saja.""Dan tidak peduli itu milik anak anda sendiri? Kenapa saya merasa anda sengaja menikahi wanita itu untuk menggagalkan pertunangan Pram?" Pemikiran itu awal ada di benak Laras, hanya saja dia masih ragu untuk mengatakannya pada Pram dan sekarang kebetulan ayah mertuanya tiba-tiba datang dan membicarakan masalah ini. "Wah ternyata kamu mempunyai pemikiran penuh drama juga," kata laki-laki itu sambil tertawa. "Jika kamu memang curiga ada maksud lain dari Clara, kamu bisa bertanya sendiri kalau bertemu nanti," lanjutnya dengan manis. Lara
last updateLast Updated : 2025-03-26
Read more

Bab 310

Laras menatap ponsel yang bergetar dengan gelisah. Nomer baru yang sama sekali tidak dia ketahui. Dulu mendapat telepon dari nomer baru adalah bencana untuknya, karena biasanya sang ayah yang meminjam ponsel entah siapa untuk menghubunginya dan meminta uang. Meski dia jarang memberikannya tapi sang ayah terlihat pantang menyerah dan tentu saja menggunakan sang ibu sebagai ancaman membuat Laras tak berkutik lagi. Tapi bukankah sang ayah punya banyak uang sekarang? Ataukah sudah habis di meja judi lagi? “Angkat, Ras. Berisik tahu,” gerutu teman di samping kubikelnya yang pasti terganggu. Laras meringis minta maaf, padahal dia sudah meminimalkan suaranya tapi mungkin telinga rekan kerjanya ini setara kelelawar. Tak ingin menimbulkan masalah lagi Laras mengangkat panggilan itu. “Akhirnya kamu mengangkat panggilan papa jug,” kata suara yang dikenali Laras di ujung sana. “Papa?” “Iya, Ras. Ini papa, baru kemarin kita bertemu masak kamu lupa dengan suara papa.” Lagi dan lagi, Lara
last updateLast Updated : 2025-03-27
Read more
PREV
1
...
272829303132
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status