Semua Bab Maaf, Aku Bukan Wanita Lemah: Bab 261 - Bab 270

315 Bab

Bab 261

Laki-laki di depannya memang bukan yang terbaik yang bisa membantunya, tapi setidaknya dia yang terbaik yang bisa temui untuk saat ini, tapi dia tidak suka mata sehitam jelaga itu menatapnya dengan penuh misteri.Entah mengapa firasatnya menjadi buruk, terutama karena ada orang lain dipertemuan kecil itu.Kasus yang membelitnya lumayan menjengkelkan.Dia tidak bersalah tentu saja dan semua orang juga tahu akan hal itu, tapi apalah arti segenggam kebenaran jika dihadapan orang yang berkuasa, apalagi Panji sialan itu sama sekali tidak sudi memberi uang pelicin untuknya bisa bebas dari jerat setan itu, padahal sebagai anak sulung dia berhak menggunakan uang itu.“Asisten saya sudah memesankan ayam tim dan juga salad buah, ibu tidak perlu repot memesan lagi,” kata sang petinggi dengan tenang begitu Nyonya Agnes ingin meraih buku menu untuk memesan.Perasaan nyonya Agnes makin tak enak, tidak semua orang tahu makanan kesukaannya itu, saat makan siang bersama orang lain seperti ini dia cend
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-24
Baca selengkapnya

Bab 262

Meski sedapat mungkin dicegah berita itu bocor juga. “Kurasa memang mengadakan resepsi dan memperkenalkanmu secara resmi di depan semua orang adalah cara yang paling baik, semua orang harus tahu siapa istri Pandu,” kata Sasti suatu siang saat mereka makan siang bersama di salah satu restoran yang menyediakan berbagai jenis sambal yang menggugah selera. Sejak tadi saja Dara dan Rani yang memilih meja terpisah dengan Alisya dan Sasti wajahnya sudah memerah menahan pedas, tapi dua gadis itu begitu bebal dan mencoba sambal yang lain. “Aku rasa juga begitu,” kata Alisya tak bersemangat. “Lalu apa masalahnya kalau kamu sudah setuju?” Sebenarnya disamping sikap judes dan sengaknya, Sasti itu pemerhati detail, hal yang biasanya selalu luput dari perhatian beberapa orang. “Aku tidak tahu pesta pernikahan apa yang aku inginkan,” jawab Alisya jujur. Hanya pada Sasti dia bisa terbuka bicara seperti ini, karena wanita ini tida
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-25
Baca selengkapnya

Bab 263

Untuk orang seperti Alisya yang hidup sebatang kara di dunia ini, mempunyai keluarga besar adalah impiannya. Dia bahkan tak tahu wajah kakek dan neneknya dari pihak ayah dan ibu, hanya paman dari pihak yang dia kenal, itupun tidak dekat karena sang paman sangat memusuhi ayahnya, tentu saja alasannya karena harta warisan berupa rumah peninggalan orang tua mereka yang sekarang dibeli Alisya kembali. Akan tetapi keinginan itu perlahan pudar saat melihat ruwetnya hubungan keluarga sang suami yang bukannya saling membantu malah saling sikut satu sama lain. Dia bersyukur paling tidak dia terlatih untuk tidak tergantung pada orang lain. Penjara. Itu tempat yang mengerikan untuk Alisya, apalagi untuk wanita seperti tante Agnes yang seumur hidup dilayani dari ujung rambut sampai ujung kaki. Memang sih itu tempat yang pantas untuk kejahatan yang dia lakukan, bahkan dia salah satu orang membuat psikologi Pandu luka parah dan sulit untuk sembuh lagi. Kehidupan orang kaya yang penuh harta
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-25
Baca selengkapnya

Bab 264

“Ngomong-ngomong bulek Par sudah diberitahu bukan kalau beliau akan mendampingi kamu di pelaminan, kalau bisa beliau membawa saudara atau siapa yang akan menemaninya,” kata Pandu begitu mereka dalam perjalanan pulang ke rumah. Tentu saja Alisya belum berpikir ke sana, acara ini kesannya memang mendadak jadi dia belum sempat mengatakan pada bulek Par yang kemarin baru saja kembali ke desa setelah mengunjunginya. Memang sih pada dekorasi yang dia pilih tadi ada tempat untuk orang tua kedua belah pihak, tapi karena dia yatim piatu dan mirisnya lagi sebatang kara tanpa sanak saudara jadi dia tidak tahu  harus memajang siapa di sampingnya, memang ada bulek Par yang sudah dia anggap sebagai pengganti ibunya sendiri, tapi acara itu pasti lama dan melelahkan, dia tidak mau bulek jatuh sakit. “Apa menurut, mas, tidak akan merepotkan bulek, acara itu pasti sangat melelahkan.” “Bulek pasti seneng, mbak kalau bisa dampingi mbak Alisya, dulu saat nikahan a
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-25
Baca selengkapnya

Bab 265

“Urusi saja urusanmu jangan suka mencampuri urusan orang lain,” geram Pandu. Di ruang rapat dengan meja yang cukup menampung sepulu orang ini mereka duduk berhadapan, meski meja yang membatasi keduanya cukup lebar tapi Pandu tetap bisa mengamati wajah laki-laki di depannya ini dengan seksama, tidak ada nada bercanda dalam suara Pram kendati kalimatnya barusan diucapkan dengan santai. “Alisya  bukan orang lain bagiku,” jawab Pram dengan pandangan langsung menusuk bola mata Pandu. Amarah Pandu langsung naik, meski begitu sebagai orang yang sejak kecil dididik untuk memiliki pengendalian diri, Pandu tentu tidak langsung gegabah dengan memukul wajah laki-laki di depannya ini. Sebagai gantinya Pandu menggenggam tangannya dengan erat, sampai terasa perih di sana. “Kamu mencintai istriku?” tanya Pandu dengan suara mendesis.Dia tahu apapun jawaban Pram pasti berpotensi untuk membangkitkan amarahnya, dia tidak buta untuk melihat kasih sayang
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-25
Baca selengkapnya

Bab 266

Alisya tak tahu apa kesalahannya sampai sang suami mengabaikannya. Padahal tadi pagi mereka masih baik-baik saja. “Mas mau langsung makan atau mandi dulu?” tanya Alisya berusaha bersikap seperti biasa meski Pandu jelas-jelas menolak air minum yang sengaja dia siapkan, malah laki-laki itu berjalan ke dapur dan mengambil lagi. Dia memperlakukan Alisya seolah mahluk tak kasat mata.Kesal. Bingung. Marah. Sudah pasti tapi dia bukan lagi gadis remaja yang mudah marah dan mengamuk untuk sesuatu yang belum jelas ujung pangkalnya. Pandu tak menjawab dia langsung ngeloyor pergi ke kamar mereka dan segera mandi. Alisya menghela napas berusaha memupuk rasa sabar, suaminya mungkin saja sedang ada masalah dan capek pasti, apalagi dari informasi Nadia, sekretaris suaminya. Pandu terlihat bengong saja dari tadi sambil menatap keluar jendela ruangannya. Alisya tahu selama kita hidup di dunia masalah akan terus menghampiri kita, tergantung dengan kesanggupan kita, dia percaya Tuhan tidak aka
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-26
Baca selengkapnya

Bab 267

“Aku tidak tahu apa yang terjadi tapi kalau mas terus seperti ini bukan aku yang rugi,” kata Alisya melihat sang suami lagi-lagi mengabaikannya.Pandu terdia, Alisya sepenuhnya benar. Dia kelaparan dan makan buah dan minum susu seperti Bisma tidak akan membuatnya kenyang.“Jadi bagaimana? mas mau aku buatkan nasi goreng atau lauk sayur lodeh sisa makan malam tadi?” tawar sang istri lagi.Tentu saja dalam keadaan normal Pandu akan langsung bilang untuk membuatkan nasi goreng saja, di samping nasi goreng buatan sang istri terkenal lezat, juga cocok di makan malam hari seperti ini, tapi sepertinya gengsi mengalahkan logikanya.“Sayur sisa tadi saja, di mana kamu menaruhnya?’ tanya Pandu tanpa senyum.“Yakin? Aku bisa buat nasi goreng cepat lho mas tidak perlu nunggu lama kok,” tawar Alisya lagi.Demi Tuhan kenapa istrinya ini tidak menunjukkan saja dimana dia meletakkan makanan itu saja, kenapa malah menggodanya seperti ini...“Aku ingin makan sayur tadi malam saja,” kata Pandu kukuh.Di
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-26
Baca selengkapnya

Bab 268

Pagi ini Alisya tidak menyiapkan baju kerja untuk Pandu seperti biasa. Bodoh amat jika suaminya mengatakan dia pendendam dan kekanak-kanakan. Dia sakit hati banget dituduh hal yang sama berulang kali, mulut Alisya sampai berbusa mengatakan sejak awal pada Pandu kalau dia sama sekali tidak ada hubungan apapun dengan Pram, tapi suaminya itu seolah tuli dan hanya mau mendengarkan asumsinya sendiri. “Mbak Alisya kok sudah di kamar Bisma?” tanya Rani yang pagi ini masuk ke kamar Bisma dan bersiap memandikan anak itu. “Aku kira kamu masih tidur tadi, Ran,” kata Alisya mengalihkan pembicaraan. Gadis itu menoleh pada jam dinding di sana, seingatnya dia tidak telat datang, memang sih semalam ibunya minta dipijit sebentar dan pagi ini minta dibuatkan bubur untuk sarapan, tapi... “Maaf, mbak. Tadi ibu minta buatkan bubur dulu.” “Ibumu kenapa, Ran?” tanya Alisya langsung khawatir. “Ibu nggak apa-apa, mbak hanya capek katanya di sini malah jarang bekerja,” kata Rani sambil meringis
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-27
Baca selengkapnya

Bab 269

Pandu tidak pernah menduga kalau diusianya yang sudah memasuki kepala tiga ini masih mengalami kegugupan saat akan bertemu dengan seorang wanita, apalagi wanita itu sudah beberapa bulan ini menjadi istrinya. Dia bahkan berkali-kali mengecek penampilannya. Apa warna bajunya sudah serasi, apa ada yang kusut atau dasinya miring?Hal yang sangat konyol tentu saja karena wanita yang akan dia temui sebentar lagi adalah pelaku yang mendadaninya setiap hari, dan tentu saja lebih tahu baju apa yang cocok dia pakai.“Astaga aku kayak remaja baru pertama kali jatuh cinta saja,” katanya gemas pada dirinya sendiri. Meski berkata begitu nyatanya tak mengurangi kegugupannya. Saat dia melewati toko bunga, Pandu berpikir untuk mampir membeli bunga, dulu Sekar sekali menerima bunga darinya tapi dia segera menepis pemikiran itu. “Alisya tak suka bunga, aku ras coklat yang tadi sudah cukup,” gumamnya yang kembali melajukan mobilnya menuju tempat sang istri bekerja. Satu jam yang lalu dia sudah mengir
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-27
Baca selengkapnya

Bab 270

Pesta itu sedikit tertunda karena Bisma protes keras saat wajah sang mama ditemploki berbagai make up. Dalam kesehariannya memang Alisya tidak pernah menggunakan make up berlebih, bahkan cenderung natural, pantas saja Bisma menjadi takut melihat muka ibunya sendiri yang kata beberapa orang yang sudah melihatnya sangat ‘mangglingi’ meski dia sudah punya anak. “Bisa sama kakek saja, yuk kita lihat mobil,” kata sang ayah mertua saat sang istri menyerah tak bisa memisahkan ibu dan anak itu. “Maama! Mama!” hanya itu kata yang diucapkan Bisma sambil memukuli sang Mua, seolah wanita itu sangat jahat sehingga membuat wajah sang mama berubah bentuk. Sedangkan Pandu yang seharusnya bisa membantu menenangkan Bisma, masih harus berganti pakaian di kamar lain dan belum diijinkan untuk bertemu Alisya. “Bisma mau naik mobil sama kakek ke tempat papa. Yuk kita naik mobil, biar mama jadi cantik ya Bisma tunggu dulu,” bujuk sang kakek dengan lembut. 
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-27
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2526272829
...
32
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status