Semua Bab Maaf, Aku Bukan Wanita Lemah: Bab 271 - Bab 280

315 Bab

Bab 271

“Awas kamu, mas. Ini pasti ada hubungannya sama kamu kan. Pokoknya aku minta penjelasan sedetail mungkin,” bisik Alisya yang masih menatap Pram dan bulek Par yang sedang ngobrol ringan sebelum tamu datang. Kalau Alisya pikir-pikir, Pram memang punya bakat alami untuk menjadi playboy, bahkan dengan hanya berdiri diam saja laki-laki itu sudah menarik perhatian wanita, bukan hanya yang seumuran saja yang tertarik bahkan ibu-ibu paruh baya yang cocok menjadi ibu Pram saja matanya masih bersinar seperti gadis remaja saat Pram menggodanya. Pantas saja suaminya sering cemburu pada Pram, laki-laki itu memang sangat menarik. “Nanti dijelaskan, tapi matanya jangan menatap ke sana terus, di sini yang sudah halal dan boleh dipandangi sampai puas, lebih dari itu juga boleh,” bisik Pandu balik dengan sebal. Tangannya bergerak meraih kedua sisi kepala sang istri dan menghadapkan padanya. Alisya tertawa. “Cuma sekedar melihat saja, ternyata Pram memang ganteng cocok untuk pajangan,” katanya sa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-28
Baca selengkapnya

Bab 272

Berstrategi adalah keahliannya. Dia sudah melakukan banyak hal untuk mencapai tujuannya dan tidak pernah gagal. Akan tetapi kenapa? kali ini kegagalan itu datang. Bahkan kegagalan itu bukan hanya pada dirinya sebagai seorang hakim dan praktisi hukum, tapi juga sebagai seorang ayah dan juga kepala keluarga. Dia merasa gagal dan dia tidak bisa menerima itu begitu saja. “Pemberitaan di luar semakin liar, Pak. Ini pasti ulah keluarga Wardhana yang ingin menghancurkan reputasi nona,” kata laki-laki yang lebih muda yang sejak tadi sibuk dengan gawainya. Laki-laki itu tak bisa terima, putri yang dia besarkan dengan tangan dinginnya berakhir meninggal dalam keadaan terhina, lebih parahnya lagi dia juga dijadikan tersangka dalam kasus penusukan pewaris Wardhana itu, dan juga tersangka atas kecelakaan tunggal yang dia alami. Judul Artikel 'Pelakor gagal lalu bunuh diri' terpampang jelas di berita lokal hari ini, nama besar yang dia bangun dengan susah payah juga ikut terseret. Laki-
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-01
Baca selengkapnya

Bab 273

Alisya terlihat sangat lelah dalam tidurnya. Pandu menatap mahluk cantik yang sedang bergelung nyaman sambil memeluk guling itu.Baginya Alisya selalu indah dan dirinya sama sekali tak bosan untuk melihat ini setiap hari. Setelah sholat subuh tadi istri cantiknya itu kembali tidur. Bukan Alisya sekali memang, tapi acara mereka kemarin memang melelahkan, belum lagi drama yang terjadi setelahnya. Badannya saja terasa akan rontok semua, meski begitu Pandu senang, acara itu berjalan dengan baik. Yah... Meski mereka tidak sempat berfoto bersama Bisma yang keburu diamankan Pramudya, tapi apalah arti sebuah foto jika bandingannya adalah keselamatan sang anak. "Mas, sudah bangun? Jam berapa sekarang?"Pandu tersenyum dan mengelus puncak kepala sang istri. "Tidur saja lagi kalau masih ngantuk," ujarnya. Mata Alisya memang masih berat untuk dibuka, kantuk ini seakan tak mau meninggalkan dirinya. Alisya menoleh dan matanya membelalak begitu sadar kalau hari sudah mulai terang, dia menengo
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-03
Baca selengkapnya

Bab 274

‘Ini tidak adil kenapa papa selalu pilih kasih!” Kalimat penuh kemurkaan itu menggelegar memenuhi serambi samping rumah tempat berkumpul beberapa laki-laki yang sedang bicara sambil menikmati secangkir kopi dan berbagai suguhan tradisional kesukaan sang tuan rumah. Pagi ini memang terasa indah sampai suara yang sama sekali tak enak didengar itu memekakkan telinga. “Apa maksudmu, Nes? Duduklah kenapa tiba-tiba marah,” kata Laki-laki tua yang dipanggil papa itu dengan tenang. Agnes Wardhana menatap ayah serta semua saudaranya yang berkumpul dengan pandangan tajam. Dia anak sulung dari empat bersaudara. Dua saudara laki-lakinya hari ini berkumpul di sini, tentu saja minus adik perempuannya yang memang tinggal di luar negeri ikut suaminya. Panji Wardhana si nomer dua yang mewarisi kerajaan bisnis keluarganya dan telah membawa perusahaan keluarga lebih maju dari sebelumnya, juga Agung Wardhana yang memilih menjadi salah satu dosen di perguruan tinggi bergengsi di sini, bahkan kab
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-04
Baca selengkapnya

Bab 275

Bagaimana kedua orang yang tampak sangat sehat itu kompak masuk rumah sakit dalam waktu yang bersamaan secara mendadak pula. “Mas, berhenti di depan, biar aku saja yang nyetir tangan mas gemeteran,” kata Alisya khawatir. Skill mengemudinya memang masih sangat jauh di bawah Pandu, tapi dengan tangan gemetar dan terburu-buru seperti ini sama saja dengan bunuh diri kalau tetap Pandu yang menyetir belum lagi jalanan pagi ini yang cukup padat. Pandu menurut dan meminggirkan mobilnya, dia meremas kemudi dengan erat dan menghela napas berkali-kali, Alisya tahu sang suami berusaha keras untuk menenangkan diri. Tangan Alisya terulur untuk mengelus bahu sang suami  lembut. “Mas tenanglah semua pasti baik-baik saja, katanya. “Aku punya firasat buruk, Al. papa dan opa sangat sehat, kenapa bisa mereka masuk rumah sakit secara bersamaan.” Alisya tahu tentu saja, dia juga menyadari ada yang aneh dengan semua ini, papa mertuanya bahkan san
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-04
Baca selengkapnya

Bab 276

“Pa, ini sudah keterlaluan dan tidak bisa dibiarkan. Kita harus melakukan sesuatu.” Ruangan besar itu langsung sunyi seketika, bahkan Alisya pun berusaha menghela napas sepelan mungkin. Sejujurnya Alisya setuju dengan pemikiran suaminya yang salah harus dihukum untuk memberikan efek jera, tapi yang membuat wanita itu tak setuju adalah Pandu melakukan itu bukan hanya karena kejadian sekarang saja tapi karena masa lalunya yang begitu kelam. Anak sulung tukang cari perkara, begitulah julukan yang pantas untuk si tante menurut Alisya. Tapi orang-orang ini tentu saja punya pertimbangan lain untuk tidak melakukannya, bagaimanapun darah lebih kental dari pada air. “Tentu saja kita akan melakukan sesuatu, tapi kita tidak bisa mengekspos masalah ini, kamu tahu dengan pasti itu.” Alisya menatap ayah mertuanya yang terlihat begitu lelah. Tentu saja dia sebagai kepala keluarga ini sekarang di saat sang ayah dinyatakan koma, dan belum d
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-05
Baca selengkapnya

Bab 277

Ini bukan rencananya. Tidak! Bagaimanapun kecewanya dia pada sang ayah dia tidak pernah ingin menyakiti laki-laki tua itu. Tapi kejadian tadi hanya kecelakaan dia tidak bersalah, sang ayah terlalu pilih kasih bahkan rela mengorbankan nyawa untuk anak kesayangannya itu. “Dia tidak bersalah! Dia tidak bersalah! Panji yang salah, adiknya itu sudah memprovokasinya. Dia tidak bersalah!”Kalimat itu berusaha dia dengungkan seperti mantra sepanjang jalan, dengan seluruh tubuh gemetar hebat. Sekarang harus bagaimana? kepada siapa lagi dia harus minta bantuan? Dia tidak sudi diremehkan seperti ini. Ponselnya berbunyi dan dengan satu tangannya Agnes Wardhana meraih benda itu, dari seseorang yang dia tunggu-tunggu kabarnya. “Kami sudah berusaha keras tapi berita tentang nyonya sudah direpost banyak akun jadi kami kesulitan mengendalikannya.” Laporan yang sangat tidak diharapkan lagi dan lagi terjadi. “Bodoh! Apa saja kerja kalian bukankah aku sudah membayar mahal kalian!” teriaknya kesal.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-05
Baca selengkapnya

Bab 278

Bisma memeluk sang mama erat seolah mereka tidak bertemu selama bertahun-tahun. “Mama kangen sama Bisma,” kata Alisya sambil menciumi pipi montok putranya. Alisya suka sekali dengan wangi tubuh Bisma, wangi tubuh bayi yang khas dan membuatnya tahu kalau dia tidak sendirian di dunia ini, dia punya mahluk kecil darah dagingnya yang harus dia lindungi sekejam apapun dunia tempat mereka berpijak. Anak itu tertawa senang dan balas menciumi wajah mamanya, lalu pandangannya jatuh pada sang ayah yang menatap keduanya dengan senyum di bibir. Anak itu melepaskan pelukan sang ibu dan menatap sang ayah lalu mengulurkan kedua tangannya minta digendong. “Bisma kok gitu sih, mama kan masih kangen,” rajuk Alisya.Seperti tahu kalau sang ibu merajuk, Bisma langsung memeluk ibunya erat dan menciuminya lagi tapi setelah itu menadahkan tangan pada sang ayah lagi membuat laki-laki itu tertawa berderai. “Dia sudah pandai merayu wanita t
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-05
Baca selengkapnya

Bab 279

Pandu bahkan tidak pulang semalaman, bahkan sampai Alisya sudah rapi siap berangkat kerja, membuatnya dilema antara harus berangkat kerja atau mengambil cuti lagi. “Mbak Alisya tidak ngantor hari ini?” tanya Rani begitu masuk ke dalam rumah utama mendapati Alisya masih dengan baju rumahannya.  Gadis itu memang sudah mandi dan berpakaian rapi seperti biasa siap untuk mengasuh Bisma, tapi belum menyiapkan keperluan Bisma dalam tas besar yang selalu dia bawa. Ini memang masih pertengahan bulan dan pekerjaan Alisya tidak terlalu banyak, sebelum cuti dia sudah menyelesaikan semua pekerjaannya sampai minggu depan, dengan catatan tidak ada event dadakan yang akan mereka kerjakan. Sebenarnya baik pimpinan hotel tempatnya bekerja atau bahkan Sasti yang menjadi pimpinan tertinggi tidak masalah jika Alisya tidak masuk hari ini, dia sudah bukan lagi level pekerja yang gajinya dihitung berdasarkan kehadiarannya. Dia seorang profesional dan tentu dia tahu d
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-05
Baca selengkapnya

Bab 280

Dengan langkah goyah dan tangan gemetar Alisya membuka pintu ruang rawat sang kakek berada. Perkenalannya dengan laki-laki tua itu memang belum lama, tapi sikap laki-laki itu yang apa adanya tanpa kepalsuan membuat Alisya merasa memiliki seorang kakek yang tidak pernah dia rasakan seumur hidupnya. Bagi wanita sebatang kara seperti dirinya memang sangat mudah tersentuh, sereceh itu perasaannya memang. Dan mendapati laki-laki tua itu sekarang koma karena perbuatan anaknya sendiri membuat Alisya sedih, apalagi dia tahu suaminya sebenarnya begitu khawatir pada sang kakek. “Sayang, kamu datang juga akhirnya,” kata Pandu yang langsung berdiri dari duduknya begitu melihat sang istri yang membuka pintu ruangan, laki-laki itu memijit kepalanya yang berat sejenak lalu seolah sadar tak ingin membuat sang istri khawatir dia menampilkan senyum lebar seolah semua baik-baik saja. Alisya menganguk dan menerima uluran tangan sang suami yang berjalan mendekatinya, tangan itu terasa dingin dan waj
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-06
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2627282930
...
32
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status