Home / Rumah Tangga / Menjadi Istri Duda Muda / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Menjadi Istri Duda Muda: Chapter 101 - Chapter 110

146 Chapters

101

Lailatul Jannah, gadis muda yang besar di kota Jakarta. Dia merupakan anak tunggal dari pasangan Doni dan Winda. Nama panggilan nya adalah Layla. Dia tumbuh di lingkungan yang baik. Saat berumur tiga belas tahun, dia melanjutkan pendidikan nya di salah satu pondok pesantren salaf di kota Jakarta. Nama pondok pesantren nya jalan Pondok pesantren Salaf Nurul Huda yang bertepatan di Jakarta Timur. Layla merupakan salah satu santriwati yang terkenal dengan sifat rajin nya. Dia santriwati yang berprestasi di banyak bidang, baik bidang keagamaan maupun bidang pengetahuan umum. Dia menghabiskan masa remaja di pondok pesantrennya. Delapan tahun dia disana untuk memperdalam ilmu keagamaan nya. Dia ingin menjadi salah satu juru dakwah untuk kaum perempuan di masa mendatang. Layla sangat fokus di kehidupan sehari-hari nya, dia tidak ikut pergaulan yang salah. Untuk itu setelah dia lulus jenjang SMA, dia diminta untuk mengajar di pondok pesantren nya sebagai ustadzah. Layla sangat bersyukur bisa
last updateLast Updated : 2025-02-07
Read more

102

Namaku Abidzar, biasa dipanggil Abi atau Bi. Aku memutuskan untuk menuntut ilmu di salah satu pesantren besar yang ada di kota Jakarta. Namanya Pesantren Modern.Dari masa Tsanawiyah aku sudah disana, bahkan hingga masa Aliyah. Aku sangat ingin menjadi salah satu ustadz di pesantren modern.Setiap hari aku berusaha untuk tekun belajar, terutama belajar ilmu keagamaan. Cita-cita mulia ini juga berawal dari Abah ku, yang menjadi salah satu guru besar di dunia pendidikan terkemuka.Tapi aku ingin mengajar di pesantren saja, dimana aku bisa juga sambil mengabdi di pesantren tersebut.Ini no no no no no koi no no no no noSetiap hari ku lalui hari ini dengan semangat, tanpa lelah dan selalu ingin belajar. Aku harap dimasa depan semua ini dapat terbayar, semoga lelah ku ini menjadi Lillah. Insya Allah.Hingga tiba setelah kelulusan tes, dimana namaku terpampang paling atas. Sebagai ustadz, iya aku dapat mengajar di pesantren modern. Pesantren yang pernah mengajarkan ku banyak ilmu dan banya
last updateLast Updated : 2025-02-08
Read more

103

Beberapa bulan kemudian."Mas." Panggil Layla saat Abidzar masih memasak untuk sarapan mereka berdua. Abidzar yang sadar sedang dipanggil, langsung tergesa-gesa untuk menghampiri istrinya itu. "Ada apa Humaira, kamu mau apa sekarang?" Tanya Abidzar langsung."Perutku sakit Mas, apa sudah mau keluar ya anak kita, aku harus gimana Mas?" Tanya Layla. Dan kangsung saja Abidzar berubah khawatir. "Loh, Layla, ya sudah ayo kita langsung menuju ke rumah sakit, kamu ini gimana sih kok masih ragu, ayo Humaira, tapi sebentar dulu Mas mau matyin kompor dan mau siap-siap. Tahan ya Humaira.""Cepat Mas." Pinta Layla dan langsung saja Abidzar bergegas dan setelah itu mereka langsung berangkat menuju ke rumah sakit terdekat. Abidzar mengendarai mobil dengan kecepatan yang lumayan, dia tidak tega melihat Layla yang sedang merintih menahan kesakitan, dan benar saja sampai di rumah sakit Layla langsung dimasukkan ke ruangan khusus dan tertutup.Sebelum Abidzar memasuki ruangan itu, Abidzar menghubungi U
last updateLast Updated : 2025-02-11
Read more

104

Pun dengan Layla yang bisa melewati segala macam ujian dalam mencintai seorang Abidzar Al-Ghifari. Ujian itu silih datang berganti, Layla semakin hari semakin tahu jika ujiannya bukan hanya sebatas ujian untuk dirinya namun juga untuk keutuhan rumah tangga nya. Karena disini sebenarnya mereka berdua sama-sama di uji. Di uji untuk saling bertahan, di uni untuk saling berjuang dan di uji untuk saling berkorban.Tidak ada yang sia-sia dalam sebuah perjuangan, dan disini Layla membuktikan bahwa ucapan nya kala itu untuk bisa mendapatkan hati Abidzar sudah terkabul. Dia bisa memiliki Abidzar seutuhnya, dan sampai mereka mempunyai seorang nak yang sangat lucu dan menggemaskan seperti mereka berdua tentunya "Iya Mas tau, dan Mas sudah menyadari itu sejak awal kita bertemu. Kamu sangat berbeda Humaira, kamu terlihat menenangkan dan hati ini langsung terpaut dengan kesabaran mu. Terima kasih telah kau bertahan hingga sejauh ini, dan maaf atas segala ketidak baikan yang kamu daoat selama kita b
last updateLast Updated : 2025-02-13
Read more

105

Semua menoleh ke arah sumber suara berasal. Adiva menutup mulutnya, dia barusan sadar dengan suaranya yang begitu keras barusan. Nazila menyenggol bahu Adiva. “Maaf Zil,” ucap Adiva. Nazila langsung menepuk dahinya. Beruntungnya di ruangan itu hanya ada Gus kembar dan beberapa pengurus senior. “Asih, Adiva, kok keras banget sih suara kamu!” tegur Nazila dengan ekspresi takut. “Aduh, beneran maaf loh, aku saking terkejut soalnya,” ujar Adiva menggigit bibirnya. Dia memang benar-benar tak sengaja. “Gimana ini dong,” lirih Nazila. Dia seperti malu dan ketakutan. “Ya udah kabur aja yuk,” ajak Adiva. Nazila pun mengangguk. Mereka berdua sudah mengambil ancang-ancang untuk berlari meninggalkan ruangan itu. Namun ada seseorang yang menghentikannya. “Loh, mau kemana kalian?” tanya Fatah. Ketiga Gus kembar pun menghampiri kedua perempuan yang sama-sama sedang ketakutan itu. “Ini Gus, mau ke asrama putri,” jawab Adiva. Sementara Nazila menunduk dalam. “Loh, sebentar dulu Nazila. Ini ba
last updateLast Updated : 2025-02-15
Read more

106

Hari ini cuaca sedikit mendung, matahari tidak menampakkan diri. Tepat pukul delapan lewat tiga puluh menit, Yusuf memasuki sebuah tempat makan. Dia sedang ada kerjaan bisnis dengan teman lama nya. Jadi dia memutuskan untuk membahas pekerjaan nya sambil sarapan. Yusuf memakai baju lengan panjang polos, serta celana jeans hitam. Dia terlihat sangat tampan. Dengan alisnya yang tebal dan hidung yang mancung, menjadikan dia terlihat lebih tampan berkali-kali lipat.Yusuf langsung memesan nasi Padang, karena tempat ini terkenal dengan masakan padangnya yang enak dan lezat.Apalagi dipadukan dengan teh hangat, rasa nya tidak ada duanya.Hendra- teman bisnis Yusuf langsung menghampiri Yusuf. Mereka duduk dibangku pojok sebelah kiri."Pagi bro." Sapa Hendra."Alhamdulillah, akhirnya datang. Langsung pesan makan aja, hitung-hitung sambil sarapan." Tawar Yusuf kepada Hendra."Oke lah, sebentar." Akhirnya Hendra langsung memesan beberapa menu lauk nasi Padang.Setelah itu mereka langsung sarap
last updateLast Updated : 2025-02-18
Read more

107

Adiva mencoba melihat ke arah pintu, cahaya yang remang dan tak terlalu jelas. Adiva dapat mendengar suara itu dengan sangat jelas. “Kamu siapa?” tanya Adiva sedikit berteriak. Sosok perempuan itu semakin mendekat. Dia sekarang berada tepat di depan Adiva. Namun Adiva tak bisa melihatnya secara jelas. Sebab terbatasnya penerangan yang ada. “Kamu tidak perlu tau siapa aku,” ujar perempuan itu dengan suara lantang. Adiva mencoba membuka lagi tapi yang mengikat tangannya. Namun tetap saja itu percuma. Tapi itu terasa semakin erat mengikat tangannya. “Cepat lepaskan aku, ini sangat sakit,” keluh Adiva. Meringis kesakitan. Mana rasa lapar mulai mendesaknya. Dia bahkan tidak makan sedari pagi tadi. “Mimpi kamu, jauhin Fahri dulu, baru aku akan melepaskan kamu!” ancam perempuan itu memberi pilihan pada Adiva. Adiva menggeleng dengan cepat. “Nggak, aku gak mau, kenapa harus menjauhi Fahri? Memangnya kamu siapanya dia?” tanya Adiva dengan nafas memburu. Suaranya pun sudah mulai melemah. Di
last updateLast Updated : 2025-02-19
Read more

108

Akhir dari kisah adalah ending yang ditunggu. Bagaimana kisah seorang remaja putri yatim piatu, yang tinggal satu atap dengan ibu tiri dan saudara tiri. Harus merasakan pahitnya dunia. “Ana, kamu ini hanya pembawa malapetaka. Seharusnya kamu juga ikut dengan ibumu itu, ke alam sana!” teriak Mirna melempar pakaian bersih milik Ana. “Ibu, maafkan Ana. Seharusnya Ana bekerja hari ini. Tapi Ana sedang pusing dan sedikit mual,” ucap Ana beralasan. Wajahnya pucat. “Makanya jangan kuliah, meskipun jalur beasiswa. Tetap saja kamu itu beban di rumah ini. Harusnya kamu fokus kerja saja. Beri aku uang, aku dan kakakmu butuh uang yang sangat banyak!” keluh Mirna menatap tajam ke arah Ana. Ana memegang kepalanya. Niat hati ingin istirahat. Malah harus mendapat kritikan tajam dari ibu tirinya. Alhasil kepalanya semakin pusing dan mual di perutnya bertambah. “Uuh, biarkan ana istirahat sejenak saja, Bu. Nanti kita bicarakan lagi,” lirih Ana. Dia beranjak lalu menutup pintu kamar dan menguncinya
last updateLast Updated : 2025-03-03
Read more

109

“Mas, sakit,” lirih Ana dengan nafas memburu. Dia mencengkram kedua tangan suaminya. “Tahan Nona Ana, sebentar lagi anaknya keluar,” ucap seorang bidan kandungan. Ana merintih dengan keras. Arka hanya bisa menangis dan menciumi sang istri. Mungkin hanya ini yang bisa dia lakukan. Huaa … huaa… Terdengar tangisan bayi yang baru keluar. “Anaknya sempurna, Tuan Arka,” ucap seorang perawat. Membersihkan bayi mungil itu dan memberikannya pada Arka. Setelah selesai dibersihkan dan urusannya semuanya kelar. Anak itu dipangku oleh Arka dibawa ke hadapan sang istri. “Lihat, anak kita cantik. Mirip dengan ibunya,” ujar Arka tersenyum bangga. Dia tetus mencium bayi perempuannya itu. “Haloo, anak cantik mana,” lirih Ana dengan suara pelan. Tangisannya menjadi saat bayi mungil itu tersenyum dengan mata yang masih tertutup. “Sayang, ini Mama kamu, nak,” ucap Arka tersenyum bahagia. Rona diwajahnya sangat tampak di bayi mungil nan cantik itu. “Sepertinya mirip kamu deh, Mas,” ucap Ana. Suar
last updateLast Updated : 2025-03-04
Read more

110

Debaran jantung Tasya bergemuruh, padahal suasana disekitarnya begitu menenangkan. Taman bunga yang bermacam, seolah menghipnotis pandangan agar selalu melihatnya.Delvan terlihat tidak baik-baik saja, tatapannya nanar. Pikirannya sudah entah kemana. Tasya hanya bisa melihat Delvan, tak mampu untuk membuka suara.Bingung dan merasa bersalah, Tasya akui dia sudah salah mengambil keputusan. Tasya pikir bahwa acara makannya dengan Arthur tidak diketahui orang lain, namun malah Delvan sendiri yang tau. Tasya tidak tau entah Delvan mengetahui dari siapa.Lama saling diam, Delvan mencoba untuk membuka suara pelan. Menatap lekat perempuan berambut panjang itu. "Gue gak tau, sikap gue tadi itu bener apa salah. Tapi yang gue tau, Lo bohong sama gue.Gue memang bukan siapa Lo, tapi Lo pasti bukan orang bodoh. Lo pasti tau kalau gue suka sama Lo. Lo boleh marah kalau sikap gue tadi salah, atau setelah ini Lo mau gue jauhin Lo, gak apa-apa."Tasya terperanjat dengan ungkapan Delvan, mencoba untuk
last updateLast Updated : 2025-03-05
Read more
PREV
1
...
910111213
...
15
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status