Home / Rumah Tangga / Menjadi Istri Duda Muda / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Menjadi Istri Duda Muda: Chapter 111 - Chapter 120

146 Chapters

111

Isi surat Yusuf itu dapat terbaca dengan jelas, berupa tulisan tangan sendiri, surat itu tertulis begitu rapi.Hai, Layla.Maaf sebelumnya, seharusnya aku tidak mengirimkan surat ini untukmu, tapi aku hanya ingin memberitahukan kepadamu beberapa hal. Salam juga untuk Ustadz Abidzar.Pertama, maaf belum bisa menjadi teman yang baik untukmu. Maaf jika selama kita kenal aku belum bisa membuat mu bahagia. Banyak kesalahan dariku yang mungkin membuat mu merasa tersinggung. Tolong maafkan aku.Maaf juga jika aku pernah mempunyai rasa untukmu, Layla. Aku ingin aku berdamai dengan rasaku ini, aku pergi bukan karena aku ingin membenci mu. Tapi aku ingin melupakan semua kenangan kita selama di pesantren salaf, meskipun aku hanya dapat melihat mu dari kejauhan. Aku harap kita bisa bertemu kembali di kehidupan yang lebih baik dan aku harap rasa ini sampai disini saja.Semoga kamu bahagia dengan pasangan mu itu, aku harap kamu tidak marah dengan kejujuran ku ini. Aku harap kamu tidak menjadi benci
last updateLast Updated : 2025-03-06
Read more

112

Tasya terperanjat, kebingungan dengan kalimat yang keluar dari mulut Vano. "Kenapa memangnya?" Tanya Tasya beralih menatap fokus Vano."Gak ada, gue cuma nebak Delvan aja sih." Vano mengedikkan bahu.Suasana kelas kembali hening, percakapan dua orang itu membawa ke ranah serius. Tak ada jawaban dari Tasya.Azri yang tidak betah langsung memecah suasana itu. "Ck, bahas apa sih kalian berdua. Udah lah, urusan hati biar Tasya dan Delvan aja yang nyelesain. Kita bantu doa aja noh si Delvan.""Tumben otak Lo bener." Sindir Dylan yang langsung ditatap tajam oleh Azri."Bambang Lo." Ucap Azri."Guru gue tuh." Sahut Dylan tak mau kalah."Ck, guru gue juga ege." Azri pindah tempat duduk menjauhi Dylan. Lama-lama mereka berbicara semakin gak tau akar permasalahan. Semakin tidak jelas.Vano yang terdiam, lalu ikut berdiri. "Mendingan kita ke tempat olimpiade buat dukung Delvan. Daripada buat rusuh gak jelas disini." Ajak Vano kepada kedua temannya."Nah, ide bagus tuh No." Seru Azri."Gue boleh
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more

113

Maryam menolah ke asal suara itu, terlihat seorang perempuan yang memakai Hoodie abu-abu mengendarai sepeda motor matic mendekat ke arah Maryam dan Laras."Jangan mentang-mentang kamu Maryam, sadar diri. Mana bisa cewek miskin kayak kamu bisa kuliah, kuliah itu gak murah dan sangat mahal. Kamu gak pantes." Ucap perempuan itu lagi dengan kesal.Laras hanya diam memperhatikan reaksi Maryam untuk selanjutnya. "Iya aku memang miskin, gak pantes buat kuliah kok. Tapi aku masih berusaha, kan gak ada yang salah kalau seseorang mau berusaha?" Maryam berucap dengan nada lembut."Maaf ya Maryam, benar kata Rani, kalau biaya kuliah itu gak murah. Kita aja waktu kemarin pendaftaran disuruh menyediakan biaya minimal lima juta, itu pun bukan lagi biaya untuk setiap harinya." Laras menimpali ucapan Maryam. Dan perempuan tadi itu bernama Rani, tetangga Maryam yang tidak terlalu jauh rumahnya.Mereka semua satu angkatan, pun juga dengan Lili. Laras dan Rani merupakan dari golongan orang yang cukup ber
last updateLast Updated : 2025-03-08
Read more

114

Hendi tidak berani menatap kedua orang tuanya, dia tidak ingin membuat kedua orang tuanya kecewa karena pekerjaan nya itu. "Belum ada kepastian Pak, ini juga lagi berusaha cari pekerjaan lain biar gak nganggur." Hendi berucap dengan ragu.Ahmad tersenyum tenang menatap putra sulungnya itu, "Gak apa-apa, pelan-pelan saja Nak. Kami gak maksa kamu buat harus segera dapat kerja. Tapi kamu juga tau sendiri kan bapak sama ibu ya kerjanya gini-gini saja."Hendi beralih menatap ibunya, dan Kulsum pun ikut menenangkan. Akhirnya Hendi lega. Dia tidak jadi khawatir karena kedua orang tuanya pun tak memaksa soal pekerjaan itu. Tapi Hendi tetap akan berusaha lebih keras lagi supaya bisa dapat pengganti kerja yang lebih baik.***Hari ini suasananya sangat terang, menyengat kulit dan sekitar. Tapi tidak dengan sosok wanita muda yang sedang berniat tulus untuk memulai pekerjaan nya. Iya, dia Maryam sudah berpakaian rapi, dia akan mulai bekerja di warung itu sejak hari ini.Usai berpamitan kepada ibu
last updateLast Updated : 2025-03-09
Read more

115

Maryam bingung dengan penawaran Ali, dia tidak ingin merepotkan teman lama yang belum terlalu dekat ini. Maryam mencari-cari alasan agar tidak diantar oleh Ali dan bisa menolak dengan cara baik."Tidak Ali, aku setelah ini harus langsung ke rumah teman. Mungkin lain waktu saja ya, soalnya gak enak sudah terlanjur janji." Maryam beralasan dengan ajakan baik Ali.Ali kembali tersenyum dan mengelus kepala Maryam, "iya gak apa-apa, hati-hati di jalan ya. Tapi sebelumnya, boleh aku minta nomor handphone nya kan?" Tanya nya dengan nada selembut mungkin.Jangan tanya keadaan Maryam sekarang, dia sudah tak karuan. Pipinya merona menghangat, siapa pun wanita yang diperlukan seperti dirinya barusan bakalan baper garis keras. Ali ada-ada aja sih, orang lagi sedih malah digituin, kan jadinya Maryam lupa sama kesedihan nya tadi.Maryam terkesiap dan lalu menyebutkan nomor handphone nya, lebih tepat nomor WhatsApp nya dia. Lalu Ali langsung menyimpan nomor Maryam. "Terima kasih, nanti kita bisa ber
last updateLast Updated : 2025-03-10
Read more

116

Maryam hanya menatap kakaknya itu dengan tatapan datar "Aku habis ikut tes, dari kampus." Ucap Maryak dengan cepat dan dia langsung melewati kakaknya itu.Firda langsung mengikuti langkah Maryam yang sedang mengambil beberapa perlengkapan obat. "Kamu masih belum sadar diri ya! Masih aja maksain takdir buat kuliah. Terus itu kenapa kakinya kok luka?" Tanya Firda sambil mengomeli Maryam."Maaf Kak, aku akan berusaha biar bisa kuliah, meskipun nanti harus kerja paruh waktu. Ini tadi keserempet motor." Jawab Maryam dengan suara melemah. Dia terlihat begitu lelah, karena kakinya sangat sakit tapi masih memaksa untuk jalan kaki pulang.Tadi Maryam ingin menerima tawaran dari Ali, tapi dia tetap saja tidak enak. Apalagi kan Ali itu hanya beberapa kali masih bertemu dengan Maryam, bukan teman dekat Maryam juga. Maryam takut merepotkan Ali juga sih, pikirnya."Kamu kenapa Nak? " Tanya ibu Kulsum kepada Maryam, dia mendekati Maryam dan melihat kaki Maryam yang terluka.Firda berusaha memojokka
last updateLast Updated : 2025-03-11
Read more

117

Layla menangis di kamarnya. Dia begitu kecewa pada hadiah yang diberi Abidzar. Semua hadiahnya sangat-sangat diluar ekspektasi.Layla berharap dia akan mendapat hadiah buket bunga yang cantik berwarna pink beserta cokelat Silverqueen yang amat banyak. Tapi naas nya itu semua tidak ada.Ini Abidzar yang tidak tahu keinginan seorang perempuan atau memang Layla saja yang tidak pandai bersyukur.Abidzar menghampiri Layla. "Maafin Mas ya, Mas kira kamu bakalan suka. Tapi mas salah. Besok deh Mas beliin yang lain, kamu request sendiri nanti deh ya." Pinat Abidzar memohon."Gak salah kok Mas. Aku aja yang kurang bersyukur dan terlalu berlebih-lebihan." Ucap Layla sambil meneteskan air mata.Hanya perihal hadiah yang salah, dia sampai menangis. Sungguh wanita yang sangat cengeng."Beneran Layla, nanti Mas beliin bunga yang lebih bagus lagi deh. Sama boneka yang kamu suka." Ucap jujur Abidzar."Iya Mas, terserah."Layla pasrah dan tak mau berharap lebih. Mau dibelikan yang baru lagi tidak apa
last updateLast Updated : 2025-03-12
Read more

118

Hari itu, Abidzar ada kegiatan di pondok pesantren modern dimana tempat dia mengajar. Dia diminta oleh pengasuh pondok pesantren untuk menjadi salah satu pembicara dalam acara seminar santri. Abidzar begitu senang mendengar, dawuh Kyai tersebut. Dia tidak menyangka jika dipilih dari banyaknya ustadz yang mengajar di pesantren tersebut. "Ustadz Abidzar, mohon kesediaan nya untuk menjadi salah satu pembicara inti dalam acara seminar di pesantren kita nanti." Ucap Kyai Zulfikar selaku pengasuh pondok pesantren modern itu."Inggih Kyai, saya mau. Tapi saya belum ada persiapan sama sekali buat acara ini, Kyai." Ucap Abidzar begitu tunduk, pasalnya dia memang belum tau. Dia ke pesantren pada saat itu hanya ingin menghadiri acar seminar tersebut. Perasaan nya saat ini antara senang, bangga dan terkejut jadi campur aduk. "Tidak apa-apa ustadz Abidzar, saya rasa ustadz Abidzar sudah cukup mumpuni untuk menjadi pembicara dalam acara-acara besar seperti ini." Ucap Kyai Zulfikar sambil meyakin
last updateLast Updated : 2025-03-13
Read more

119

Pagi itu, cuacanya sedikit mendung, mungkin sebentar lagi hujan akan turun membasahi permukaan rumah Abidzar. Layla sudah bangun, dia akan menjalani kegiatan rutinnya setiap hari yaitu dia akan memulai dengan memasak, kemudian bersih-bersih di dalam rumah maupun di lingkungan rumah. Karena sudah turun hujan, Layla menunda membersihkan bagian depan rumah. Layla sempat bingung, padahal jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi namun Abidzar belum menunjukkan tanda-tanda untuk keluar dari kamarnya. Layla sempat berpikir bahwa Abidzar pagi hari ini libur untuk tidak mengajar di pesantren modern. Karena sudah selesai semua tugas nya, jadi Layla memilih untuk masuk ke dalam kamarnya. Dia bertujuan untuk mandi pagi saja, setelah itu jika memang Abidzar belum bangun, dia akan memeriksa nya.Sedangkan di dalam kamar, Abidzar menggigil kedinginan. Badan nya panas, dia merasakan pusing yang sangat berat. Bahkan tadi pagi saja dia tidak pergi ke masjid untuk melaksanakan sholat shubuh berjamaah. Me
last updateLast Updated : 2025-03-14
Read more

120

Sore itu, langit masih terlihat cerah. Lalu lalang kendaraan di jalanan kota Jakarta begitu ramai. Para pekerja banyak yang akan kembali ke tempat tinggalnya.Termasuk Abidzar, Ustadz muda itu sudah selesai mengajar. Sekarang dia sedikit terjebak macet. Setelah menghubungi Layla lewat ponsel genggam nya, Abidzar berinsiatif untuk membawakan Layla sesuatu. Dia akan membawakan Layla beberapa hadiah sebagai permintaan maaf nya. Dia ingin menjadi suami yang lebih baik lagi. Tentang Jihan, mungkin dia akan memutuskan semuanya dengan wanita itu.Abidzar tidak ingin berdosa berlama-lama. Dia tidak ingin menambah rasa sakit hati lagi bagi orang terdekatnya.Mungkin dengan begitu Abidzar akan sedikit merasa tenang. Karena semua permasalahan nya akan segera selesai.Abidzar keluar dari mobilnya, dia berhenti di sebuah toko boneka. Dia berniat akan membelikan Layla sebuah boneka.Ketika dia memasuki toko itu, dia disuguhkan dengan banyak boneka bermacam-macam jenisnya. Dari beberapa karakter h
last updateLast Updated : 2025-03-15
Read more
PREV
1
...
101112131415
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status