Share

116

Author: El Alfun27
last update Last Updated: 2025-03-11 23:05:52

Maryam hanya menatap kakaknya itu dengan tatapan datar "Aku habis ikut tes, dari kampus." Ucap Maryak dengan cepat dan dia langsung melewati kakaknya itu.

Firda langsung mengikuti langkah Maryam yang sedang mengambil beberapa perlengkapan obat. "Kamu masih belum sadar diri ya! Masih aja maksain takdir buat kuliah. Terus itu kenapa kakinya kok luka?" Tanya Firda sambil mengomeli Maryam.

"Maaf Kak, aku akan berusaha biar bisa kuliah, meskipun nanti harus kerja paruh waktu. Ini tadi keserempet motor." Jawab Maryam dengan suara melemah. Dia terlihat begitu lelah, karena kakinya sangat sakit tapi masih memaksa untuk jalan kaki pulang.

Tadi Maryam ingin menerima tawaran dari Ali, tapi dia tetap saja tidak enak. Apalagi kan Ali itu hanya beberapa kali masih bertemu dengan Maryam, bukan teman dekat Maryam juga. Maryam takut merepotkan Ali juga sih, pikirnya.

"Kamu kenapa Nak? " Tanya ibu Kulsum kepada Maryam, dia mendekati Maryam dan melihat kaki Maryam yang terluka.

Firda berusaha memojokka
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Menjadi Istri Duda Muda   117

    Layla menangis di kamarnya. Dia begitu kecewa pada hadiah yang diberi Abidzar. Semua hadiahnya sangat-sangat diluar ekspektasi.Layla berharap dia akan mendapat hadiah buket bunga yang cantik berwarna pink beserta cokelat Silverqueen yang amat banyak. Tapi naas nya itu semua tidak ada.Ini Abidzar yang tidak tahu keinginan seorang perempuan atau memang Layla saja yang tidak pandai bersyukur.Abidzar menghampiri Layla. "Maafin Mas ya, Mas kira kamu bakalan suka. Tapi mas salah. Besok deh Mas beliin yang lain, kamu request sendiri nanti deh ya." Pinat Abidzar memohon."Gak salah kok Mas. Aku aja yang kurang bersyukur dan terlalu berlebih-lebihan." Ucap Layla sambil meneteskan air mata.Hanya perihal hadiah yang salah, dia sampai menangis. Sungguh wanita yang sangat cengeng."Beneran Layla, nanti Mas beliin bunga yang lebih bagus lagi deh. Sama boneka yang kamu suka." Ucap jujur Abidzar."Iya Mas, terserah."Layla pasrah dan tak mau berharap lebih. Mau dibelikan yang baru lagi tidak apa

    Last Updated : 2025-03-12
  • Menjadi Istri Duda Muda   118

    Hari itu, Abidzar ada kegiatan di pondok pesantren modern dimana tempat dia mengajar. Dia diminta oleh pengasuh pondok pesantren untuk menjadi salah satu pembicara dalam acara seminar santri. Abidzar begitu senang mendengar, dawuh Kyai tersebut. Dia tidak menyangka jika dipilih dari banyaknya ustadz yang mengajar di pesantren tersebut. "Ustadz Abidzar, mohon kesediaan nya untuk menjadi salah satu pembicara inti dalam acara seminar di pesantren kita nanti." Ucap Kyai Zulfikar selaku pengasuh pondok pesantren modern itu."Inggih Kyai, saya mau. Tapi saya belum ada persiapan sama sekali buat acara ini, Kyai." Ucap Abidzar begitu tunduk, pasalnya dia memang belum tau. Dia ke pesantren pada saat itu hanya ingin menghadiri acar seminar tersebut. Perasaan nya saat ini antara senang, bangga dan terkejut jadi campur aduk. "Tidak apa-apa ustadz Abidzar, saya rasa ustadz Abidzar sudah cukup mumpuni untuk menjadi pembicara dalam acara-acara besar seperti ini." Ucap Kyai Zulfikar sambil meyakin

    Last Updated : 2025-03-13
  • Menjadi Istri Duda Muda   119

    Pagi itu, cuacanya sedikit mendung, mungkin sebentar lagi hujan akan turun membasahi permukaan rumah Abidzar. Layla sudah bangun, dia akan menjalani kegiatan rutinnya setiap hari yaitu dia akan memulai dengan memasak, kemudian bersih-bersih di dalam rumah maupun di lingkungan rumah. Karena sudah turun hujan, Layla menunda membersihkan bagian depan rumah. Layla sempat bingung, padahal jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi namun Abidzar belum menunjukkan tanda-tanda untuk keluar dari kamarnya. Layla sempat berpikir bahwa Abidzar pagi hari ini libur untuk tidak mengajar di pesantren modern. Karena sudah selesai semua tugas nya, jadi Layla memilih untuk masuk ke dalam kamarnya. Dia bertujuan untuk mandi pagi saja, setelah itu jika memang Abidzar belum bangun, dia akan memeriksa nya.Sedangkan di dalam kamar, Abidzar menggigil kedinginan. Badan nya panas, dia merasakan pusing yang sangat berat. Bahkan tadi pagi saja dia tidak pergi ke masjid untuk melaksanakan sholat shubuh berjamaah. Me

    Last Updated : 2025-03-14
  • Menjadi Istri Duda Muda   120

    Sore itu, langit masih terlihat cerah. Lalu lalang kendaraan di jalanan kota Jakarta begitu ramai. Para pekerja banyak yang akan kembali ke tempat tinggalnya.Termasuk Abidzar, Ustadz muda itu sudah selesai mengajar. Sekarang dia sedikit terjebak macet. Setelah menghubungi Layla lewat ponsel genggam nya, Abidzar berinsiatif untuk membawakan Layla sesuatu. Dia akan membawakan Layla beberapa hadiah sebagai permintaan maaf nya. Dia ingin menjadi suami yang lebih baik lagi. Tentang Jihan, mungkin dia akan memutuskan semuanya dengan wanita itu.Abidzar tidak ingin berdosa berlama-lama. Dia tidak ingin menambah rasa sakit hati lagi bagi orang terdekatnya.Mungkin dengan begitu Abidzar akan sedikit merasa tenang. Karena semua permasalahan nya akan segera selesai.Abidzar keluar dari mobilnya, dia berhenti di sebuah toko boneka. Dia berniat akan membelikan Layla sebuah boneka.Ketika dia memasuki toko itu, dia disuguhkan dengan banyak boneka bermacam-macam jenisnya. Dari beberapa karakter h

    Last Updated : 2025-03-15
  • Menjadi Istri Duda Muda   121

    "Layla, lama banget kita gak ketemu. Kabarmu bagaimana?" Sapa Yusuf kemudian setelah menyadari kedatangan Layla bersama suaminya - Abidzar.Abidzar yang melihat interaksi kedua teman itu, hanya diam memperhatikan, dia tidak ada minat untuk memasuki percakapan itu."Alhamdulillah aku baik, Yusuf." Anggukan Layla menjawab pasti pertanyaan Yusuf."Syukurlah." Lanjut Yusuf.Abidzar merasa cemburu dengan melihat Yusuf dan Layla masih terlihat dekat, padahal mereka berdua hanya saling bertanya kabar mereka masing-masing. Abidzar dengan sengaja memegangi perut Layla yang masih tidak terlalu besar, namun sedikit berisi. Dia dengan sengaja mengusap perut istrinya itu."Humaira, ayo kita duduk dulu, kamu jangan lama-lama berdiri ya. Nanti perutnya kram, kasihan anak kita nanti." Abidzar berucap dengan manis kepada Layla. Dia ingin menyadarkan posisi Yusuf.Yusuf yang mendengar penuturan Abidzar itu sedikit terkejut, teryata Layla sudah hamil. Dan itu membuat dia sedikit patah hati, cintanya ber

    Last Updated : 2025-03-16
  • Menjadi Istri Duda Muda   122

    Layla menoleh ke belakang, dia mendapati sesosok laki-laki yang agak jauh tinggi nya dengannya dan memiliki kulit yang begitu bersih. Cuaca yang mendung, angin yang begitu tenang serta suasana yang sepi menghampiri keadaan di siang itu. Di luar gerbang utama, tapi bagian samping, tidak terlihat dari luar gerbang.Layla masih bingung, dia sedikit lupa dengan laki-laki itu tapi dia merasa pernah bertemu dengan lelaki itu."Kamu Anna kan? Laylatul Jannah, santriwati teladan sejak masa Madrasah Tsanawiyah, kamu tidak ingat aku? hmm." Ucap laki-laki itu dengan nada sopan sambil tersenyum menenangkan."Aku sungguh lupa, mungkin kita pernah bertemu sebelumnya." Ucap Layla kebingungan, karena dia benar-benar sangat lupa terhadap laki-laki di depannya saat ini."Eh, sebentar. Kamu panggil aku Anna? Bukannya hanya satu orang yang memanggil ku dengan sebutan itu. hmm, siapa ya?" Ucap Laya kembali, dia masih terlihat berfikir.Setelah beberapa detik kemudian. "Yusuf? Kamu Yusuf si ahli bahasa ka

    Last Updated : 2025-03-17
  • Menjadi Istri Duda Muda   123

    "Gak apa-apa Mas, cuma belum siap aja. Kalau udah siap nanti juga dibuka tanpa disuruh." Ucap Layla sedikit menjelaskan."Ouh, gitu, bukan karena kamu punya mata ninja kan?" Tanya Abidzar sedikit menggoda."Ish, apa sih Mas, ya nggak lah. Aku normal, masa punya mata ninja." Ucap Layla.Setelah itu mereka pun terlelap untuk beberapa saat. Hingga sampai waktu sholat Dzuhur, Layla terbangun terlebih dahulu. Sedangkan Abidzar masih begitu terlelap.Layla hendak ke kamar mandi untuk mengambil wudhu, dikarenakan Abidzar masih tertidur. Layla membuka cadarnya ke kamar mandi.Keluar dari kamar mandi dia langsung sholat Dzuhur, usai sholat Dzuhur dia hendak keluar kamar untuk memasak.Abidzar terbangun, dia terkejut Layla sudah tidak ada di kamarnya. Dia melihat jam sudah menunjukkan pukul setengah satu. Dia langsung melaksanakan sholat Dzuhur sendirian.Ternyata Layla lagi memasak bersama Ratna- ibu mertuanya. Mereka sambil bercanda gurau menceritakan Abidzar semasa waktu kecilnya. Layla lup

    Last Updated : 2025-03-18
  • Menjadi Istri Duda Muda   124

    "Aku hanya ingin bertamu Layla, apa tidak boleh." Ucap Jihan santai."Mas, kenapa Jihan boleh masuk ke rumah ini. Kalian kan bukan siapa-siapa." Ucap Jihan dengan emosi. "Maaf Layla, tadi aku tidak sengaja bertemu dengan dia. Dia sedang ke serempet motor. Jadi aku bawa dia ke rumah buat di obati.""Ya tapi kan gak harus di bawa ke rumah juga, Mas Abi kan bisa bayar Jihan ke Rumah sakit saja." Jelas Layla, hatinya sudah sesak. Layla tidak terima jika Abidzar membawa Jihan ke rumah nya."Sekarang sudah di obati? Tolong pergi dari rumah ini, aku tidak ingin melihat mu lama-lama disini." Sambung Layla, dia sudah tidak tahan."Layla tolong jangan bersikap seperti anak kecil. Jihan lagi terluka, mana hati kamu. Apakah seperti ini yang dijuluki santriwati teladan?" Ucap Abidzar penuh penekanan.Layla tidak menyangka dengan perkataan Abidzar. Padahal Layla tahu sifat asli Jihan seperti apa. Dia pasti mempunyai rencana, dan mungkin rencana ya ini, membuat Layla dan Abidzar bertengkar."Sudah

    Last Updated : 2025-03-19

Latest chapter

  • Menjadi Istri Duda Muda   154

    Abidzar bersikap biasa saja, dan Aldo langsung tercengang, bisa-bisa nya sahabat nya ini bersikap seolah-olah perjodohan nya hal yang biasa."Bagus dong, kamu sekarang gak perlu cari cewek lagi, Do." Abidzar berucap dengan santai."Astaghfirullah Bi, kamu memang bukan sahabat terbaik. Bisa-bisa nya respon mu seperti ini, aku aku saja beberapa hari ini sampai gak bisa tidur gara-gara perjodohan ini." Ucap Aldo bersulut - sulut."Memangnya kenapa?" Tanya Abidzar.Aldo pun menjelaskan kalau calonnya itu sangat berbanding terbalik dengan nya, mulai dari pakaian dan pendidikan nya serta pemahaman agamanya. Abidzar pun yang mulai memahami perasaan sahabat nya itu hanya diam mendengarkan curhatan nya.Aldo juga bercerita kalau dia pernah curhat juga dengan Arsya, dia juga menceritakan semua nasihat yang pernah Arsya lontarkan. Abidzar sedikit takjub dengan nasihat dari adiknya itu, ternyata Arsya sudah berpikir dewasa dan Abidzar menanggapi nya dengan sangat antusias sekali."Ternyata dia su

  • Menjadi Istri Duda Muda   153

    Selesai bermain dengan Rendi, mereka langsung keluar dari arena bermain itu. Layla menggendong Rendi, dia tampak bahagia hari ini."Terima kasih ya Rendi, sudah mau main sama kami." Layla menatap anak kecil itu dengan bahagia.Rendi hanya mengangguk, dia saking bahagianya. Sudah ada beberapa jenis makanan dan mainan yang dia dapat usai bermain bersama dengan Abidzar dan Layla."Kami pamit pulang dulu." Ucap Abidzar dan langsung menggandeng Layla. Anak kecil yang bernama Rendi itu langsung menarik pergelangan tangan ibunya, dia tampak sangat bahagia sekali.***Layla dan Abidzar sudah sampai di rumah nya. Mereka langsung membersihkan diri masing-masing. Tak lupa juga Layla menyiapkan makan malam untuk Abidzar. Abidzar terlihat bersantai di ruang tamu. Dia sedang membaca buku mengenai pelajaran ilmu Fiqh. Dia sedang menyiapkan materi untuk besok pagi, untuk diajarkan ke santrinya.Layla yang sudah selesai memasak langsung menghampiri Abidzar. Sambil membawa segelas teh hangat untuk Ab

  • Menjadi Istri Duda Muda   152

    Abidzar sudah terlihat siap dengan pakaian khas nya. Dia memakai sarung hitam polos, dengan hem lengan panjang berwarna dongker dan tak lupa kopyah hitamnya, yang bertuliskan santri.Begitu lah pakaian khas Abidzar, sejak mondok bahkan sampai sekarang pun. Berbeda dengan waktu mengajar, maka dia akan memakai searagam pengajar yang telah disediakan oleh pihak pesantren.Layla menghampiri Abidzar dengan sedikit melangkah pelan, sangat pelan hingga Abidzar tidak menyadari kedatangan istrinya itu."Duaaaar." Ucap Layla dengan raut tidak bersalah. Dia berhasil membuat Abidzar terkejut."Astaghfirullah, Mas kira apa. Hampir saja jantung Mas mau copot." Ucap Abidzar memegangi dadanya dengan deru nafas panjang."Kasian sekali Mas Abi, kaget gak? Pasti kaget ya." Ujar Layla dengan tertawa terpingkal-pingkal sambil memegangi perutnya.Abidzar yang melihat tingkah Layla langsung melajukan langkahnya meninggalkan Layla yang masih tertawa di ruang tamu.Abidzar berpura-pura marah terhadap Layla, d

  • Menjadi Istri Duda Muda   151

    Layla terdiam mendengar ucapan Abidzar. Pikiran nya menelusuri perkataan Abidzar, apa benar yang dikatakan Abidzar demikian adanya. Layla langsung menatap Abidzar dengan lurus."Tidak Mas, kita tidak ada rasa apapun. Aku bertemu dengan nya beberapa kali, kalaupun ada itu bukan rasa suka, melainkan hanya kagum biasa saja." Jawabnya lembut."Tapi dia tadi selalu memperhatikan mu, aku tidak suka." Kilah Abidzar berubah menatap ke lain arah menghindari tatapan Layla.Layla menarik bibirnya ke atas tersenyum senang, dia terlihat menjelajahi sikap Abidzar."Melihat belum tentu suka, memperhatikan juga belum tentu ada rasa. Mas Abi kalau cemburu bilang, tidak baik ditutupi." Canda Layla menarik lengan kanan Abidzar dan mengecupnya singkat."Bukankah diri ini sudah ada penghuninya, dan pemilik nya sudah jelas di depan mata. Buat apa cemburu, kalau Mas Abi sudah tahu kebenaran nya?" Imbuh Layla.Abidzar yang mendapat perhatian kecil dari istrinya langsung tersenyum lebar. Dia langsung mengecup

  • Menjadi Istri Duda Muda   150

    Layla merasa juga kalau wajahnya memanas. Dia kesusahan dengan cadarnya.Salah satu perempuan menegur Layla,"Di buka lah cadarnya, masa makan saja masih pakai cadar. Malu ya, takut dibilang jelek, takut dibilang gak cocok sama suaminya. Padahal kan suaminya itu ganteng banget loh."Dia Dewi, anak gadis nya pak Budi, anak dari ketua RT di lingkungan itu. Terlihat sangat ketus dan jutek.Namun meskipun seperti itu dia jadi gadis rebutan beberapa lelaki. Banyak yang menginginkan nya, tapi Dewi banyak menolak.Layla tidak menjawab, dia masih menahan wajahnya yang dirasa sudah terdapat beberapa benjolan itu."Iya Mbak Layla, kita kan di ruangan ini khusus para perempuan, kenapa masih memakai cadar. Apa segitunya ya kalau orang bercadar itu." Ucap Bu Asih-yang merupakan tetangga julit itu."Maaf Bu, sepertinya saya ada masalah sedikit, saya harus pamit dari sini terlebih dahulu." Ucap Layla langsung berdiri meninggalkan ruangan itu.Layla tidak menghiraukan tatapan beberapa ibu-ibu yang tid

  • Menjadi Istri Duda Muda   149

    Diana terkesiap ketika mendapati Arsya mendekati nya. Aldo yang melihat Arsya langsung tersenyum hangat, dia sangat merindukan adik dari sahabat nya yang sudah di anggap saudara ini."Halo Sya, lama tidak bertemu, gimana kuliahnya?" Sapa Aldo menyambut uluran tangan Arsya yang masih terdiam menelisik Diana."Alhamdulillah lancar Bang." Ungkap Arsya lemas, Arsya melihat kedekatan Diana dan Aldo langsung teringat perkataan waktu itu. Dimana Aldo bercerita kalau dijodohkan dengan seorang wanita yang sangat berbanding terbalik dengan nya. Arsya hanya menghembuskan nafas panjangnya."Loh, kamu tadi panggil nama Diana, memangnya kalian kenal?" Tanya Aldo sambil menatap Arsya dan Diana bergantian."Nggak!" Ucap Diana."Iya." Ucap Arsya.Aldo bingung dengan jawaban dari dua orang yang berada di hadapannya itu, yang satunya menjawab iya dan yang satunya menjawab tidak."Kami dulu pernah satu sekolah bang, aku kenal dengan Diana tapi mungkin Diana yang tidak kenal denganku." Jawab Arsya akhirny

  • Menjadi Istri Duda Muda   148

    "Tidak bisa begitu, ini semua bukan hak pengurus santri wati yang menentukan. Tapi sebelumnya dirembuk dulu, kalau seperti ini saya yang kecewa sama kalian. Bahkan untuk kegiatan selanjutnya bisa saja saya tidak mempercayai tugas ini lagi ke kalian, mau kalian begitu?" Tanya Aldo sangat tidak suka dengan cara pengurus santri wati yang terlalu bersikap disiplin. Padahal mereka sendiri juga sering telat dalam mengumpulkan tugas nya. Dasar para wanita, tidak pernah mau mengalah dah merasa salah.Para pengurus santri putri hanya menunduk, entah sedang merasa bersalah dengan Aldo atau dia tidak enak kepada Ustadz Bimo.Salsabila hanya diam, dia tidak ada niatan untuk meminta maaf kepada Aldo. Aldo jadi sedikit kesal, padahal dia mengira kalau Salsabila itu santri yang begitu disiplin, ternyata perkiraan nya salah.Memang benar, kita tidak bisa melihat orang hanya dari sisi luar saja. Terkadang mereka tidak sesuai dengan yang kita tafsirkan. Arsya hanya melihat kejadian itu tanpa ada niat

  • Menjadi Istri Duda Muda   147

    Jihan sedang berada di suatu tempat, tepatnya di taman tengah kota. Dia sedang menunggu kedatangan seseorang. Jihan sudah merencanakan sebuah rencana, dimana dia akan membuat ancaman terhadap Layla.Seorang laki-laki memakai topi hitam dan masker mendekati Jihan."Ada apa?" Tanya nya dengan nada serak."Aku butuh bantuan mu." Jawab Jihan dengan nada sangat serius."Itu sih gampang. Kalau ada cuan nya semua beres." Ungkap laki-laki itu.Namanya Kemal, dia teman kuliah Jihan. Jihan sedang kuliah di sebuah universitas swasta memasuki semester enam. Kemal merupakan teman satu jurusan dan satu angkatan juga.Entah apa yang sudah membuat Jihan hingga mempunyai rencana jahat terhadap Layla. Kebencian dan kedengkian sudah menguasai dirinya. Teman dekat Jihan pun sedikit menjauh darinya, mereka tidak ingin berurusan dengan kejahatan. "Teror wanita ini. Alamat nya sudah lengkap. Pakai ancaman apapun, buat dia takut. Buat dia sejauh-jauhnya dari laki-laki ini." Ungkap Jihan sambil menyodorkan

  • Menjadi Istri Duda Muda   146

    Abidzar mengikuti langkah Ryan, mereka jalan bersebelahan di lorong kelas santri putra. Abidzar sedikit penasaran dengan calonnya Ryan, karena tadi dengan jelas Abidzar melihat nama calonnya itu adalah Jihan. Abidzar sempat berpikir kalau Jihan yang di maksud mungkin Jihan yang itu, tapi kan nama Jihan itu banyak bukan cuma satu doang di muka bumi ini.Ketika sampai di parkiran luar, Ryan mengetuk kaca mobilnya dan menyuruh calonnya itu turun. Dan benar saja Abidzar sempat tertegun sebentar, bukan tertegun karena terpesona dengan Jihan tapi dia sangat syok kalau calonnya Ryan adalah Jihan. Jihan yang sangat dikenal oleh Abidzar, seseorang yang pernah dekat dengannya namun hanya dalam batas suka sesaat."Bang Abi, ini Jihan, calonku. Kami akan segera menikah dalam waktu cepat ini." Papar Ryan menjelaskan.Jihan pun juga syok, dia juga belum mengetahui kalau ternyata sepupu yang Ryan maksud adalah Abidzar. Jihan tidak berani menatap Abidzar, bahkan sedari tadi dia terus menunduk.Abidza

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status