Share

105

Author: El Alfun27
last update Last Updated: 2025-02-15 19:44:55

Semua menoleh ke arah sumber suara berasal. Adiva menutup mulutnya, dia barusan sadar dengan suaranya yang begitu keras barusan. Nazila menyenggol bahu Adiva.

“Maaf Zil,” ucap Adiva. Nazila langsung menepuk dahinya. Beruntungnya di ruangan itu hanya ada Gus kembar dan beberapa pengurus senior.

“Asih, Adiva, kok keras banget sih suara kamu!” tegur Nazila dengan ekspresi takut.

“Aduh, beneran maaf loh, aku saking terkejut soalnya,” ujar Adiva menggigit bibirnya. Dia memang benar-benar tak sengaja.

“Gimana ini dong,” lirih Nazila. Dia seperti malu dan ketakutan.

“Ya udah kabur aja yuk,” ajak Adiva. Nazila pun mengangguk. Mereka berdua sudah mengambil ancang-ancang untuk berlari meninggalkan ruangan itu. Namun ada seseorang yang menghentikannya.

“Loh, mau kemana kalian?” tanya Fatah. Ketiga Gus kembar pun menghampiri kedua perempuan yang sama-sama sedang ketakutan itu.

“Ini Gus, mau ke asrama putri,” jawab Adiva. Sementara Nazila menunduk dalam.

“Loh, sebentar dulu Nazila. Ini ba
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Menjadi Istri Duda Muda   106

    Hari ini cuaca sedikit mendung, matahari tidak menampakkan diri. Tepat pukul delapan lewat tiga puluh menit, Yusuf memasuki sebuah tempat makan. Dia sedang ada kerjaan bisnis dengan teman lama nya. Jadi dia memutuskan untuk membahas pekerjaan nya sambil sarapan. Yusuf memakai baju lengan panjang polos, serta celana jeans hitam. Dia terlihat sangat tampan. Dengan alisnya yang tebal dan hidung yang mancung, menjadikan dia terlihat lebih tampan berkali-kali lipat.Yusuf langsung memesan nasi Padang, karena tempat ini terkenal dengan masakan padangnya yang enak dan lezat.Apalagi dipadukan dengan teh hangat, rasa nya tidak ada duanya.Hendra- teman bisnis Yusuf langsung menghampiri Yusuf. Mereka duduk dibangku pojok sebelah kiri."Pagi bro." Sapa Hendra."Alhamdulillah, akhirnya datang. Langsung pesan makan aja, hitung-hitung sambil sarapan." Tawar Yusuf kepada Hendra."Oke lah, sebentar." Akhirnya Hendra langsung memesan beberapa menu lauk nasi Padang.Setelah itu mereka langsung sarap

    Last Updated : 2025-02-18
  • Menjadi Istri Duda Muda   107

    Adiva mencoba melihat ke arah pintu, cahaya yang remang dan tak terlalu jelas. Adiva dapat mendengar suara itu dengan sangat jelas. “Kamu siapa?” tanya Adiva sedikit berteriak. Sosok perempuan itu semakin mendekat. Dia sekarang berada tepat di depan Adiva. Namun Adiva tak bisa melihatnya secara jelas. Sebab terbatasnya penerangan yang ada. “Kamu tidak perlu tau siapa aku,” ujar perempuan itu dengan suara lantang. Adiva mencoba membuka lagi tapi yang mengikat tangannya. Namun tetap saja itu percuma. Tapi itu terasa semakin erat mengikat tangannya. “Cepat lepaskan aku, ini sangat sakit,” keluh Adiva. Meringis kesakitan. Mana rasa lapar mulai mendesaknya. Dia bahkan tidak makan sedari pagi tadi. “Mimpi kamu, jauhin Fahri dulu, baru aku akan melepaskan kamu!” ancam perempuan itu memberi pilihan pada Adiva. Adiva menggeleng dengan cepat. “Nggak, aku gak mau, kenapa harus menjauhi Fahri? Memangnya kamu siapanya dia?” tanya Adiva dengan nafas memburu. Suaranya pun sudah mulai melemah. Di

    Last Updated : 2025-02-19
  • Menjadi Istri Duda Muda   108

    Akhir dari kisah adalah ending yang ditunggu. Bagaimana kisah seorang remaja putri yatim piatu, yang tinggal satu atap dengan ibu tiri dan saudara tiri. Harus merasakan pahitnya dunia. “Ana, kamu ini hanya pembawa malapetaka. Seharusnya kamu juga ikut dengan ibumu itu, ke alam sana!” teriak Mirna melempar pakaian bersih milik Ana. “Ibu, maafkan Ana. Seharusnya Ana bekerja hari ini. Tapi Ana sedang pusing dan sedikit mual,” ucap Ana beralasan. Wajahnya pucat. “Makanya jangan kuliah, meskipun jalur beasiswa. Tetap saja kamu itu beban di rumah ini. Harusnya kamu fokus kerja saja. Beri aku uang, aku dan kakakmu butuh uang yang sangat banyak!” keluh Mirna menatap tajam ke arah Ana. Ana memegang kepalanya. Niat hati ingin istirahat. Malah harus mendapat kritikan tajam dari ibu tirinya. Alhasil kepalanya semakin pusing dan mual di perutnya bertambah. “Uuh, biarkan ana istirahat sejenak saja, Bu. Nanti kita bicarakan lagi,” lirih Ana. Dia beranjak lalu menutup pintu kamar dan menguncinya

    Last Updated : 2025-03-03
  • Menjadi Istri Duda Muda   109

    “Mas, sakit,” lirih Ana dengan nafas memburu. Dia mencengkram kedua tangan suaminya. “Tahan Nona Ana, sebentar lagi anaknya keluar,” ucap seorang bidan kandungan. Ana merintih dengan keras. Arka hanya bisa menangis dan menciumi sang istri. Mungkin hanya ini yang bisa dia lakukan. Huaa … huaa… Terdengar tangisan bayi yang baru keluar. “Anaknya sempurna, Tuan Arka,” ucap seorang perawat. Membersihkan bayi mungil itu dan memberikannya pada Arka. Setelah selesai dibersihkan dan urusannya semuanya kelar. Anak itu dipangku oleh Arka dibawa ke hadapan sang istri. “Lihat, anak kita cantik. Mirip dengan ibunya,” ujar Arka tersenyum bangga. Dia tetus mencium bayi perempuannya itu. “Haloo, anak cantik mana,” lirih Ana dengan suara pelan. Tangisannya menjadi saat bayi mungil itu tersenyum dengan mata yang masih tertutup. “Sayang, ini Mama kamu, nak,” ucap Arka tersenyum bahagia. Rona diwajahnya sangat tampak di bayi mungil nan cantik itu. “Sepertinya mirip kamu deh, Mas,” ucap Ana. Suar

    Last Updated : 2025-03-04
  • Menjadi Istri Duda Muda   110

    Debaran jantung Tasya bergemuruh, padahal suasana disekitarnya begitu menenangkan. Taman bunga yang bermacam, seolah menghipnotis pandangan agar selalu melihatnya.Delvan terlihat tidak baik-baik saja, tatapannya nanar. Pikirannya sudah entah kemana. Tasya hanya bisa melihat Delvan, tak mampu untuk membuka suara.Bingung dan merasa bersalah, Tasya akui dia sudah salah mengambil keputusan. Tasya pikir bahwa acara makannya dengan Arthur tidak diketahui orang lain, namun malah Delvan sendiri yang tau. Tasya tidak tau entah Delvan mengetahui dari siapa.Lama saling diam, Delvan mencoba untuk membuka suara pelan. Menatap lekat perempuan berambut panjang itu. "Gue gak tau, sikap gue tadi itu bener apa salah. Tapi yang gue tau, Lo bohong sama gue.Gue memang bukan siapa Lo, tapi Lo pasti bukan orang bodoh. Lo pasti tau kalau gue suka sama Lo. Lo boleh marah kalau sikap gue tadi salah, atau setelah ini Lo mau gue jauhin Lo, gak apa-apa."Tasya terperanjat dengan ungkapan Delvan, mencoba untuk

    Last Updated : 2025-03-05
  • Menjadi Istri Duda Muda   111

    Isi surat Yusuf itu dapat terbaca dengan jelas, berupa tulisan tangan sendiri, surat itu tertulis begitu rapi.Hai, Layla.Maaf sebelumnya, seharusnya aku tidak mengirimkan surat ini untukmu, tapi aku hanya ingin memberitahukan kepadamu beberapa hal. Salam juga untuk Ustadz Abidzar.Pertama, maaf belum bisa menjadi teman yang baik untukmu. Maaf jika selama kita kenal aku belum bisa membuat mu bahagia. Banyak kesalahan dariku yang mungkin membuat mu merasa tersinggung. Tolong maafkan aku.Maaf juga jika aku pernah mempunyai rasa untukmu, Layla. Aku ingin aku berdamai dengan rasaku ini, aku pergi bukan karena aku ingin membenci mu. Tapi aku ingin melupakan semua kenangan kita selama di pesantren salaf, meskipun aku hanya dapat melihat mu dari kejauhan. Aku harap kita bisa bertemu kembali di kehidupan yang lebih baik dan aku harap rasa ini sampai disini saja.Semoga kamu bahagia dengan pasangan mu itu, aku harap kamu tidak marah dengan kejujuran ku ini. Aku harap kamu tidak menjadi benci

    Last Updated : 2025-03-06
  • Menjadi Istri Duda Muda   112

    Tasya terperanjat, kebingungan dengan kalimat yang keluar dari mulut Vano. "Kenapa memangnya?" Tanya Tasya beralih menatap fokus Vano."Gak ada, gue cuma nebak Delvan aja sih." Vano mengedikkan bahu.Suasana kelas kembali hening, percakapan dua orang itu membawa ke ranah serius. Tak ada jawaban dari Tasya.Azri yang tidak betah langsung memecah suasana itu. "Ck, bahas apa sih kalian berdua. Udah lah, urusan hati biar Tasya dan Delvan aja yang nyelesain. Kita bantu doa aja noh si Delvan.""Tumben otak Lo bener." Sindir Dylan yang langsung ditatap tajam oleh Azri."Bambang Lo." Ucap Azri."Guru gue tuh." Sahut Dylan tak mau kalah."Ck, guru gue juga ege." Azri pindah tempat duduk menjauhi Dylan. Lama-lama mereka berbicara semakin gak tau akar permasalahan. Semakin tidak jelas.Vano yang terdiam, lalu ikut berdiri. "Mendingan kita ke tempat olimpiade buat dukung Delvan. Daripada buat rusuh gak jelas disini." Ajak Vano kepada kedua temannya."Nah, ide bagus tuh No." Seru Azri."Gue boleh

    Last Updated : 2025-03-07
  • Menjadi Istri Duda Muda   113

    Maryam menolah ke asal suara itu, terlihat seorang perempuan yang memakai Hoodie abu-abu mengendarai sepeda motor matic mendekat ke arah Maryam dan Laras."Jangan mentang-mentang kamu Maryam, sadar diri. Mana bisa cewek miskin kayak kamu bisa kuliah, kuliah itu gak murah dan sangat mahal. Kamu gak pantes." Ucap perempuan itu lagi dengan kesal.Laras hanya diam memperhatikan reaksi Maryam untuk selanjutnya. "Iya aku memang miskin, gak pantes buat kuliah kok. Tapi aku masih berusaha, kan gak ada yang salah kalau seseorang mau berusaha?" Maryam berucap dengan nada lembut."Maaf ya Maryam, benar kata Rani, kalau biaya kuliah itu gak murah. Kita aja waktu kemarin pendaftaran disuruh menyediakan biaya minimal lima juta, itu pun bukan lagi biaya untuk setiap harinya." Laras menimpali ucapan Maryam. Dan perempuan tadi itu bernama Rani, tetangga Maryam yang tidak terlalu jauh rumahnya.Mereka semua satu angkatan, pun juga dengan Lili. Laras dan Rani merupakan dari golongan orang yang cukup ber

    Last Updated : 2025-03-08

Latest chapter

  • Menjadi Istri Duda Muda   154

    Abidzar bersikap biasa saja, dan Aldo langsung tercengang, bisa-bisa nya sahabat nya ini bersikap seolah-olah perjodohan nya hal yang biasa."Bagus dong, kamu sekarang gak perlu cari cewek lagi, Do." Abidzar berucap dengan santai."Astaghfirullah Bi, kamu memang bukan sahabat terbaik. Bisa-bisa nya respon mu seperti ini, aku aku saja beberapa hari ini sampai gak bisa tidur gara-gara perjodohan ini." Ucap Aldo bersulut - sulut."Memangnya kenapa?" Tanya Abidzar.Aldo pun menjelaskan kalau calonnya itu sangat berbanding terbalik dengan nya, mulai dari pakaian dan pendidikan nya serta pemahaman agamanya. Abidzar pun yang mulai memahami perasaan sahabat nya itu hanya diam mendengarkan curhatan nya.Aldo juga bercerita kalau dia pernah curhat juga dengan Arsya, dia juga menceritakan semua nasihat yang pernah Arsya lontarkan. Abidzar sedikit takjub dengan nasihat dari adiknya itu, ternyata Arsya sudah berpikir dewasa dan Abidzar menanggapi nya dengan sangat antusias sekali."Ternyata dia su

  • Menjadi Istri Duda Muda   153

    Selesai bermain dengan Rendi, mereka langsung keluar dari arena bermain itu. Layla menggendong Rendi, dia tampak bahagia hari ini."Terima kasih ya Rendi, sudah mau main sama kami." Layla menatap anak kecil itu dengan bahagia.Rendi hanya mengangguk, dia saking bahagianya. Sudah ada beberapa jenis makanan dan mainan yang dia dapat usai bermain bersama dengan Abidzar dan Layla."Kami pamit pulang dulu." Ucap Abidzar dan langsung menggandeng Layla. Anak kecil yang bernama Rendi itu langsung menarik pergelangan tangan ibunya, dia tampak sangat bahagia sekali.***Layla dan Abidzar sudah sampai di rumah nya. Mereka langsung membersihkan diri masing-masing. Tak lupa juga Layla menyiapkan makan malam untuk Abidzar. Abidzar terlihat bersantai di ruang tamu. Dia sedang membaca buku mengenai pelajaran ilmu Fiqh. Dia sedang menyiapkan materi untuk besok pagi, untuk diajarkan ke santrinya.Layla yang sudah selesai memasak langsung menghampiri Abidzar. Sambil membawa segelas teh hangat untuk Ab

  • Menjadi Istri Duda Muda   152

    Abidzar sudah terlihat siap dengan pakaian khas nya. Dia memakai sarung hitam polos, dengan hem lengan panjang berwarna dongker dan tak lupa kopyah hitamnya, yang bertuliskan santri.Begitu lah pakaian khas Abidzar, sejak mondok bahkan sampai sekarang pun. Berbeda dengan waktu mengajar, maka dia akan memakai searagam pengajar yang telah disediakan oleh pihak pesantren.Layla menghampiri Abidzar dengan sedikit melangkah pelan, sangat pelan hingga Abidzar tidak menyadari kedatangan istrinya itu."Duaaaar." Ucap Layla dengan raut tidak bersalah. Dia berhasil membuat Abidzar terkejut."Astaghfirullah, Mas kira apa. Hampir saja jantung Mas mau copot." Ucap Abidzar memegangi dadanya dengan deru nafas panjang."Kasian sekali Mas Abi, kaget gak? Pasti kaget ya." Ujar Layla dengan tertawa terpingkal-pingkal sambil memegangi perutnya.Abidzar yang melihat tingkah Layla langsung melajukan langkahnya meninggalkan Layla yang masih tertawa di ruang tamu.Abidzar berpura-pura marah terhadap Layla, d

  • Menjadi Istri Duda Muda   151

    Layla terdiam mendengar ucapan Abidzar. Pikiran nya menelusuri perkataan Abidzar, apa benar yang dikatakan Abidzar demikian adanya. Layla langsung menatap Abidzar dengan lurus."Tidak Mas, kita tidak ada rasa apapun. Aku bertemu dengan nya beberapa kali, kalaupun ada itu bukan rasa suka, melainkan hanya kagum biasa saja." Jawabnya lembut."Tapi dia tadi selalu memperhatikan mu, aku tidak suka." Kilah Abidzar berubah menatap ke lain arah menghindari tatapan Layla.Layla menarik bibirnya ke atas tersenyum senang, dia terlihat menjelajahi sikap Abidzar."Melihat belum tentu suka, memperhatikan juga belum tentu ada rasa. Mas Abi kalau cemburu bilang, tidak baik ditutupi." Canda Layla menarik lengan kanan Abidzar dan mengecupnya singkat."Bukankah diri ini sudah ada penghuninya, dan pemilik nya sudah jelas di depan mata. Buat apa cemburu, kalau Mas Abi sudah tahu kebenaran nya?" Imbuh Layla.Abidzar yang mendapat perhatian kecil dari istrinya langsung tersenyum lebar. Dia langsung mengecup

  • Menjadi Istri Duda Muda   150

    Layla merasa juga kalau wajahnya memanas. Dia kesusahan dengan cadarnya.Salah satu perempuan menegur Layla,"Di buka lah cadarnya, masa makan saja masih pakai cadar. Malu ya, takut dibilang jelek, takut dibilang gak cocok sama suaminya. Padahal kan suaminya itu ganteng banget loh."Dia Dewi, anak gadis nya pak Budi, anak dari ketua RT di lingkungan itu. Terlihat sangat ketus dan jutek.Namun meskipun seperti itu dia jadi gadis rebutan beberapa lelaki. Banyak yang menginginkan nya, tapi Dewi banyak menolak.Layla tidak menjawab, dia masih menahan wajahnya yang dirasa sudah terdapat beberapa benjolan itu."Iya Mbak Layla, kita kan di ruangan ini khusus para perempuan, kenapa masih memakai cadar. Apa segitunya ya kalau orang bercadar itu." Ucap Bu Asih-yang merupakan tetangga julit itu."Maaf Bu, sepertinya saya ada masalah sedikit, saya harus pamit dari sini terlebih dahulu." Ucap Layla langsung berdiri meninggalkan ruangan itu.Layla tidak menghiraukan tatapan beberapa ibu-ibu yang tid

  • Menjadi Istri Duda Muda   149

    Diana terkesiap ketika mendapati Arsya mendekati nya. Aldo yang melihat Arsya langsung tersenyum hangat, dia sangat merindukan adik dari sahabat nya yang sudah di anggap saudara ini."Halo Sya, lama tidak bertemu, gimana kuliahnya?" Sapa Aldo menyambut uluran tangan Arsya yang masih terdiam menelisik Diana."Alhamdulillah lancar Bang." Ungkap Arsya lemas, Arsya melihat kedekatan Diana dan Aldo langsung teringat perkataan waktu itu. Dimana Aldo bercerita kalau dijodohkan dengan seorang wanita yang sangat berbanding terbalik dengan nya. Arsya hanya menghembuskan nafas panjangnya."Loh, kamu tadi panggil nama Diana, memangnya kalian kenal?" Tanya Aldo sambil menatap Arsya dan Diana bergantian."Nggak!" Ucap Diana."Iya." Ucap Arsya.Aldo bingung dengan jawaban dari dua orang yang berada di hadapannya itu, yang satunya menjawab iya dan yang satunya menjawab tidak."Kami dulu pernah satu sekolah bang, aku kenal dengan Diana tapi mungkin Diana yang tidak kenal denganku." Jawab Arsya akhirny

  • Menjadi Istri Duda Muda   148

    "Tidak bisa begitu, ini semua bukan hak pengurus santri wati yang menentukan. Tapi sebelumnya dirembuk dulu, kalau seperti ini saya yang kecewa sama kalian. Bahkan untuk kegiatan selanjutnya bisa saja saya tidak mempercayai tugas ini lagi ke kalian, mau kalian begitu?" Tanya Aldo sangat tidak suka dengan cara pengurus santri wati yang terlalu bersikap disiplin. Padahal mereka sendiri juga sering telat dalam mengumpulkan tugas nya. Dasar para wanita, tidak pernah mau mengalah dah merasa salah.Para pengurus santri putri hanya menunduk, entah sedang merasa bersalah dengan Aldo atau dia tidak enak kepada Ustadz Bimo.Salsabila hanya diam, dia tidak ada niatan untuk meminta maaf kepada Aldo. Aldo jadi sedikit kesal, padahal dia mengira kalau Salsabila itu santri yang begitu disiplin, ternyata perkiraan nya salah.Memang benar, kita tidak bisa melihat orang hanya dari sisi luar saja. Terkadang mereka tidak sesuai dengan yang kita tafsirkan. Arsya hanya melihat kejadian itu tanpa ada niat

  • Menjadi Istri Duda Muda   147

    Jihan sedang berada di suatu tempat, tepatnya di taman tengah kota. Dia sedang menunggu kedatangan seseorang. Jihan sudah merencanakan sebuah rencana, dimana dia akan membuat ancaman terhadap Layla.Seorang laki-laki memakai topi hitam dan masker mendekati Jihan."Ada apa?" Tanya nya dengan nada serak."Aku butuh bantuan mu." Jawab Jihan dengan nada sangat serius."Itu sih gampang. Kalau ada cuan nya semua beres." Ungkap laki-laki itu.Namanya Kemal, dia teman kuliah Jihan. Jihan sedang kuliah di sebuah universitas swasta memasuki semester enam. Kemal merupakan teman satu jurusan dan satu angkatan juga.Entah apa yang sudah membuat Jihan hingga mempunyai rencana jahat terhadap Layla. Kebencian dan kedengkian sudah menguasai dirinya. Teman dekat Jihan pun sedikit menjauh darinya, mereka tidak ingin berurusan dengan kejahatan. "Teror wanita ini. Alamat nya sudah lengkap. Pakai ancaman apapun, buat dia takut. Buat dia sejauh-jauhnya dari laki-laki ini." Ungkap Jihan sambil menyodorkan

  • Menjadi Istri Duda Muda   146

    Abidzar mengikuti langkah Ryan, mereka jalan bersebelahan di lorong kelas santri putra. Abidzar sedikit penasaran dengan calonnya Ryan, karena tadi dengan jelas Abidzar melihat nama calonnya itu adalah Jihan. Abidzar sempat berpikir kalau Jihan yang di maksud mungkin Jihan yang itu, tapi kan nama Jihan itu banyak bukan cuma satu doang di muka bumi ini.Ketika sampai di parkiran luar, Ryan mengetuk kaca mobilnya dan menyuruh calonnya itu turun. Dan benar saja Abidzar sempat tertegun sebentar, bukan tertegun karena terpesona dengan Jihan tapi dia sangat syok kalau calonnya Ryan adalah Jihan. Jihan yang sangat dikenal oleh Abidzar, seseorang yang pernah dekat dengannya namun hanya dalam batas suka sesaat."Bang Abi, ini Jihan, calonku. Kami akan segera menikah dalam waktu cepat ini." Papar Ryan menjelaskan.Jihan pun juga syok, dia juga belum mengetahui kalau ternyata sepupu yang Ryan maksud adalah Abidzar. Jihan tidak berani menatap Abidzar, bahkan sedari tadi dia terus menunduk.Abidza

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status