Semua Bab CEO Kejam yang Jatuh Cinta: Bab 31 - Bab 40

113 Bab

Bab 31# Selamat Malam

Malam harinya begitu Valerie sampai di rumah, dia lantas memarkirkan mobilnya. Tetapi belum sempat dia turun dari mobil, seseorang sudah lebih dulu mengetuk kaca mobil miliknya.“Aishh, apa sebenarnya masalah pria ini?” ujar Valerie ketika dia mendapati Sean sedang mengetuk kaca mobilnya.Meski merasa kesal, Valerie tetap saja turun meskipun dia harus menghadapi pria itu lebih dulu. “Kamu baru kembali?” tanya Valerie.“Seharusnya saya yang bertanya seperti itu. Kelihatannya saya sampai dua menit lebih cepat,” balas Sean yang terdengar memberikan penjelasan sekaligus perbandingan kali ini.Melihat mobil Sean yang terparkir tadi, Valerie mengira bahwa pria itu sudah kembali lebih awal. Tetapi ternyata dia salah, karena pria itu juga baru saja kembali.“Itu seperti tidak ada bedanya,” ucap Valerie.Valerie mengeratkan pegangan di tas tangannya dan berjalan dengan tergesa. &
Baca selengkapnya

Bab 32# Membatalkan Janji

Seperti kata Sean semalam, hari ini pria itu akan mengantar Valerie ke kantor. Entah apa yang membuatnya berubah pikiran sehingga dia menawarkan hal itu semalam. Valerie memeriksa penampilannya dan tersenyum melihat pantulan dirinya di cermin. Ternyata penampilannya cukup menarik hari ini. Tidak ada salahnya memuji penampilan sendiri bukan? Setelah selesai, Valerie lantas bergegas untuk turun. Mungkin saja Sean juga sudah siap dan akan segera berangkat. Jadi Valerie tidak ingin membuat pria itu menunggunya. Tetapi begitu dia tiba di lantas dasar, bukan Sean yang pertama kali dia temui. Pagi itu, dia malah mendapati Putra yang sudah siap dengan pakaian kantornya. “Selamat pagi, nyonya,” sapa Putra dengan ramah layaknya pelayan yang lain di rumah itu. Tetapi bukannya senang, Valerie malah menjadi risih dengan sikap tersebut. “Kenapa kamu selalu formal sekali?” ujar Valerie. Valerie berjalan mendekat tetapi dia tidak menemukan keberadaan Sean di sana. “Apa kamu menunggu Sean?” tany
Baca selengkapnya

Bab 33# Memikirkan Valerie

“Seharusnya kamu mengingatkan tentang meeting itu semalam,” ucap Sean. Saat ini, Sean dan Putra masih berkendara menuju tempat klien mereka. Sepanjang perjalanan itu, mereka masih juga beradu argumen satu sama lain. “Bukankah aku sudah mengingatkan itu kemarin?” balas Putra yang kini mulai berbicara dengan tidak begitu formal. Tampaknya Sean masih tidak menerima bahwa dia harus membatalkan janjinya dengan Valerie semalam. Padahal Sean sudah mengatakan hal itu dengan sangat percaya diri. “Lagipula, sejak kapan kamu melupakan janji? Biasanya tidak pernah seperti ini,” kata Putra lagi. Kali ini Putra mencoba untuk menggali informasi. Dia harus mengetahui alasan mengapa Sean tidak suka saat dijemput olehnya pagi ini. “Apa kamu membuat masalah dengan Valerie?” tanya Putra lagi. “Tentu saja tidak,” balas Sean cepat. Mereka berdua sama-sama terdiam karena jawaban Sean yang terlewat cepat ini. Dia seperti tidak ingin membuat kesalahan apapun karena lama memberikan jawaban. “Jadi apa
Baca selengkapnya

Bab 34# Apa Dia Sengaja?

Malam itu, Valerie tampaknya tiba di rumah lebih dulu dibanding Sean. Ketika dia memarkirkan mobilnya tadi, dia memang tidak menemukan mobil yang Sean kendarai tadi, mengingat bahwa dia pergi bersama dengan Putra pagi tadi. Karena itulah Valerie langsung berjalan masuk tanpa perlu menunggu lagi. Mungkin saja Sean masih sibuk dengan semua pekerjaannya yang menumpuk hari ini. Begitu Valerie masuk, para pelayan kembali menyapa dirinya. Mereka juga sudah menyiapkan hidangan makan malam. Melihat hal itu, Valerie menjadi tidak enak sendiri, karena dirinya juga sudah makan malam lebih dulu. “Apa nyonya akan makan malam sekarang?” tanya Bi Tina. Valerie tersenyum perlahan meski merasa tidak nyaman karena akan menolak. “Saya sudah makan malam tadi sebelum pulang,” kata Valerie. “Kalau Sean, belum pulang yah Bi?” tanya Valerie yang menyoba untuk mencairkan suasana. Sebenarnya Bi Tina juga tidak merasa keberatan jika tuan rumahnya tidak ingin menyantap makan malam yang telah disiapkan. Dia
Baca selengkapnya

Bab 35# Ada yang salah

Siang harinya ketika Valerie sedang berada di kantor, dia mendapatkan sebuah panggilan telepon dari nomor yang tidak dia kenal.“Nomor siapa ini?” ujar Valerie.Tetapi belum sempat dia menjawabnya, panggilan itu sudah lebih dulu berakhir. Valerie mulai berpikir bahwa itu hanya salah sambung.Setelah itu, Valerie tidak lagi memikirkannya. Bertepatan dengan itu, asistennya masuk dan mengingatkan bahwa mereka akan melakukan rapat sebentar lagi.“Apa semuanya sudah siap?” tanya Valerie memastikan.“Sudah, bu,” jawab asistennya.Tanpa menunggu lebih lama lagi, Valerie langsung beranjak dan berjalan bersama dengan Nana ke arah ruang meeting. Saat itu, dia juga meninggalkan ponselnya di sana.Ketika jam menunjukkan pukul tiga sore, saat itu Valerie baru kembali ke ruangannya. Setelah melakukan meeting tadi, dia juga harus pergi untuk melakukan tugas yang lain. Bahkan sebelum kem
Baca selengkapnya

Bab 36# Cerita Clara

Malam harinya, Valerie dan Clara berjalan bersama setelah pulang dari kantor. Mereka sudah berencana untuk makan di luar malam ini.“Makan di mana yah yang enak?” tanya Clara.Valerie yang sedang mengeluarkan mobilnya dari tempat parkir itu lantas menatap Clara seraya tertawa pelan.“Ini tempatnya memang belum ada?” tanya Valerie.“Belum,” balas Clara sembari menunjukkan deretan gigi rapihnya.Dia memang mengajak untuk berbincang tanpa menentukan tempatnya lebih dulu. Itu karena hal yang akan dia ceritakan jauh lebih penting sehingga membuatnya melupakan tempat mereka berbincang nanti.“Yaudah, pilih-pilih dulu,” kata Valerie.Mereka berdua berkendara dan membahas tempat yang akan mereka datangi untuk makan malam. Clara bahkan belum ingin membicarakan hal yang dia sebut penting itu sejak tadi.Setelah mereka berkendara setelah beberapa saat, akhirny
Baca selengkapnya

Bab 37# Nanti Saja

Setelah kejadian siang itu ketika Valerie dan Sean bertengkar di telepon, sejak itupula Valerie seperti menjaga jarak dari Sean. Dia tidak lagi berhenti ketika mendapati pria itu di tangga, tidak lagi menanyakan apakah pria itu sudah tiba di rumah, dan tidak lagi meminta bibi menyiapkan makan malam untuknya.Selama itu pula, tidak ada yang saling berbicara satu sama lain. Kini, rumah itu seperti kembali pada keadaan semula, ketika Valerie belum datang ke sana.Sebenarnya semua itu terjadi bukan karena Sean yang tidak ingin menyapa lebih dulu. Dia selalu mencoba untuk bertemu dengan Valerie, tetapi Istrinya itu selalu saja menghindar.Seperti pagi ini, Sean kembali menunggu Valerie di tangga. Dia berniat menahan wanita itu agar mereka bisa berbicara. Jujur saja, Sean tidak tahan dengan semua keadaan ini, terutama saat dia tidak lagi mendengar suara Valerie.Sean menunggu sejenak, hingga beberapa saat kemudian terdengar bunyi hills yang bera
Baca selengkapnya

Bab 38# Akhirnya Meminta Pendapat

Putra yang sedang duduk di kursi kerjanya saat itu, hanya bisa menatap semua jadwal yang Sean miliki tetapi tidak melakukan apapun terhadap semua itu. Dia merasa bahwa ada sesuatu yang salah di sana.“Tapi apa yang salah?” ucap Putra.Putra sudah memeriksa semua jadwal itu sejak tadi, tetapi tidak menemukan kesalahan apapun seperti yang dia pikirkan. Semua jadwal Sean sudah dia atur dengan baik, dan sejauh ini tidak ada masalah sama sekali.Jika bukan jadwal Sean yang bermasalah, apakah itu berarti dirinya sendiri yang bermasalah? “Ah tentu saja tidak. Tidak ada yang salah denganku,” ucap Putra lagi.Putra bahkan tidak henti-hentinya memikirkan semua itu sejak tadi. “Itu berarti, memang dia yang bermasalah,” kata Putra setelah menyadari semuanya.Itu benar. Semua hal sudah diatur dengan baik dan rapi, tetapi Sean selalu saja bersikap seolah mereka melakukan banyak kesalahan. Dia juga tidak per
Baca selengkapnya

Bab 39# Nyaman

Ketika akhir pekan, Sean mulai mengambil inisiatif untuk mendekati Valerie lebih dulu. Jika dirinya terus berdiam diri dan menunggu Valerie yang memulai lebih dulu, mungkin saja itu akan membutuhkan waktu sangat lama.Dalam sekejap saja, dua minggu sudah berlalu. Jadi jika terus menunggu, maka bisa saja Sean akan menyesali hal itu nanti.Sean kini berdiri di depan pintu kamar Valerie, dan berniat untuk mengetuk. Tetapi dia masih belum yakin apa yang akan dia katakan.“Mari makan siang bersama,” ucap Sean pelan seraya menyiapkan kalimat yang bagus.Tetapi setelahnya, dia malah menggeleng. “Itu terlalu biasa,” ujar Sean lagi.Dia masih mencari kalimat yang tepat dan tidak kunjung mengetuk pintu. Di saat dia sudah merasa yakin dan akan mengetuk, pintu itu malah terbuka dengan sendirinya.Di sana, ada Valerie yang berdiri di hadapannya dengan mengenakan setelan berbentuk crop top dan celana pendek
Baca selengkapnya

Bab 40# Adegan Berbahaya

Karena Sean yang tidak kunjung melepaskan pelukannya pada Valerie sejak tadi, itu membuat Valerie menjadi kesal dengan tingkahnya. Ketika memikirkan tentang cara melarikan diri, Valerie lantas menyadari sesuatu.Dia tersenyum simpul dan berencana untuk menjalankan rencananya. Jika sedari tadi Valerie memberikan jawaban yang bertentangan dengan Sean, maka kali ini berbeda. Valerie menaikkan lengannya dan meletakkannya di leher Sean.Sean yang menyadari bahwa Valerie melingkarkan tangannya itupun, mulai merasakan sensasi berbeda. Dia menjauhkan wajahnya yang sejak tadi bersandar di bahu Valerie dan mencoba memastikan bahwa dugaannya tidak salah.Karena Sean menjauhkan wajahnya, maka kini dia dan Valerie bisa saling menatap satu sama lain. Benar saja dugaannya tadi, karena kini Valerie masih melingkarkan kedua tangannya di leher Sean, dengan posisi lengan Sean yang memeluk pinggang Valerie dengan erat.Tentu saja saat itu Sean bisa merasakan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
DMCA.com Protection Status