Home / CEO / CEO Kejam yang Jatuh Cinta / Bab 38# Akhirnya Meminta Pendapat

Share

Bab 38# Akhirnya Meminta Pendapat

Author: Ayu novianti
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Putra yang sedang duduk di kursi kerjanya saat itu, hanya bisa menatap semua jadwal yang Sean miliki tetapi tidak melakukan apapun terhadap semua itu. Dia merasa bahwa ada sesuatu yang salah di sana.

“Tapi apa yang salah?” ucap Putra.

Putra sudah memeriksa semua jadwal itu sejak tadi, tetapi tidak menemukan kesalahan apapun seperti yang dia pikirkan. Semua jadwal Sean sudah dia atur dengan baik, dan sejauh ini tidak ada masalah sama sekali.

Jika bukan jadwal Sean yang bermasalah, apakah itu berarti dirinya sendiri yang bermasalah? “Ah tentu saja tidak. Tidak ada yang salah denganku,” ucap Putra lagi.

Putra bahkan tidak henti-hentinya memikirkan semua itu sejak tadi. “Itu berarti, memang dia yang bermasalah,” kata Putra setelah menyadari semuanya.

Itu benar. Semua hal sudah diatur dengan baik dan rapi, tetapi Sean selalu saja bersikap seolah mereka melakukan banyak kesalahan. Dia juga tidak per
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • CEO Kejam yang Jatuh Cinta   Bab 39# Nyaman

    Ketika akhir pekan, Sean mulai mengambil inisiatif untuk mendekati Valerie lebih dulu. Jika dirinya terus berdiam diri dan menunggu Valerie yang memulai lebih dulu, mungkin saja itu akan membutuhkan waktu sangat lama.Dalam sekejap saja, dua minggu sudah berlalu. Jadi jika terus menunggu, maka bisa saja Sean akan menyesali hal itu nanti.Sean kini berdiri di depan pintu kamar Valerie, dan berniat untuk mengetuk. Tetapi dia masih belum yakin apa yang akan dia katakan.“Mari makan siang bersama,” ucap Sean pelan seraya menyiapkan kalimat yang bagus.Tetapi setelahnya, dia malah menggeleng. “Itu terlalu biasa,” ujar Sean lagi.Dia masih mencari kalimat yang tepat dan tidak kunjung mengetuk pintu. Di saat dia sudah merasa yakin dan akan mengetuk, pintu itu malah terbuka dengan sendirinya.Di sana, ada Valerie yang berdiri di hadapannya dengan mengenakan setelan berbentuk crop top dan celana pendek

  • CEO Kejam yang Jatuh Cinta   Bab 40# Adegan Berbahaya

    Karena Sean yang tidak kunjung melepaskan pelukannya pada Valerie sejak tadi, itu membuat Valerie menjadi kesal dengan tingkahnya. Ketika memikirkan tentang cara melarikan diri, Valerie lantas menyadari sesuatu.Dia tersenyum simpul dan berencana untuk menjalankan rencananya. Jika sedari tadi Valerie memberikan jawaban yang bertentangan dengan Sean, maka kali ini berbeda. Valerie menaikkan lengannya dan meletakkannya di leher Sean.Sean yang menyadari bahwa Valerie melingkarkan tangannya itupun, mulai merasakan sensasi berbeda. Dia menjauhkan wajahnya yang sejak tadi bersandar di bahu Valerie dan mencoba memastikan bahwa dugaannya tidak salah.Karena Sean menjauhkan wajahnya, maka kini dia dan Valerie bisa saling menatap satu sama lain. Benar saja dugaannya tadi, karena kini Valerie masih melingkarkan kedua tangannya di leher Sean, dengan posisi lengan Sean yang memeluk pinggang Valerie dengan erat.Tentu saja saat itu Sean bisa merasakan

  • CEO Kejam yang Jatuh Cinta   Bab 41# Berusaha Menjaga Jarak

    Setelah kejadian siang itu, Valerie dan Sean menyantap makan malam dengan jarak yang cukup jauh. Meski kenyataannya, mereka memang duduk seperti itu sejak awal pernikahan mereka. Tetapi kali ini, melihat Valerie yang mengambil tempat duduk di hadapannya membuat Sean tidak bisa berbuat banyak. Jika awalnya Valerie menggerai rambutnya sebelum makan, maka entah sejak kapan dia sudah mengikat rambutnya. Padahal Valerie sama sekali tidak membawa ikat rambut bersamanya tadi. Mereka berdua makan dengan tenang, meskipun pandangan Sean terpusat pada Valerie sejak tadi. Dia tersenyum ketika memikirkan adegan ciuman mereka beberapa saat yang lalu. “Ternyata dia menjadi agresif karena berniat menghentikannya,” batin Sean. Ketika Valerie menghentikan adegan mereka dan mengatakan bahwa ada yang datang, itu memang benar. Karena setelah itu Bi Tina muncul dan mengatakan bahwa makan siang sudah disajikan. Jika saja Sean melakukan adegan itu di kamar, maka sudah bisa dipastikan tidak ada yang bisa

  • CEO Kejam yang Jatuh Cinta   Bab 42# Kesempatan Lain

    Ketika saatnya makan malam, saat itu Valerie masih berada di kamarnya. Dia masih memakai skincare lebih dulu barulah mengenakan pakaiannya. Meskipun malam hari, Valerie tidak langsung memakai pakaian tidur. Dia mengenakan gaun lebih dulu karena masih akan turun untuk makan malam. Seperti itulah kebiasaannya. Tidak perlu waktu lama untuk Valerie mengenakan pakaiannya. Dia mengambil jepitan rambutnya dan bergegas untuk turun. Jika dia masih berlama-lama di sana, maka Sean bisa saja datang untuk memanggilnya lagi. “Untunglah besok senin,” ujar Valerie. Jika orang lain akan merasa malas untuk menjalani hari di hari senin, maka Valerie sebaliknya. Setidaknya dengan bekerja, dia tidak perlu bertemu dengan Sean lebih lama. Mereka mungkin hanya akan bertemu ketika pulang kerja, dan terkadang saat akan berangkat. Begitu Valerie akan menuruni tangga, dari arah berlawanan dia berpapasan dengan Sean. Pria itu pasti juga akan turun untuk makan malam. Jadilah mereka berdua turun bersama. Sean

  • CEO Kejam yang Jatuh Cinta   Bab 43# Membahas Banyak Hal

    Karena Valerie sudah terlanjur mengatakan bahwa dia akan makan kue setelah ini, jadilah dia bergegas untuk pergi. Dia juga tidak merasa masalah jika meninggalkan Sean, karena pria itu juga sudah selesai dengan makan malamnya. “Mau kemana?” tanya Sean begitu menyadari pergerakan Valerie. Tentu saja Valerie tidak akan mengatakan bahwa dia akan makan kue. Dia tidak ingin Sean lantas menginginkan hal yang sama juga. “Aku harus mengambil air,” jawab Valerie. Tetapi sebelum pergi, Valerie kembali menatap Sean. “Apa lagi yang kamu lakukan disitu?” tanya Valerie karena sejak tadi Sean tidak kunjung beranjak. Sama seperti Valerie yang kebingungan, Sean juga sama. Dia tidak mengerti mengapa dia masih saja duduk di sana dan tidak langsung beranjak. Apa itu karena Valerie masih berada di sana? “Saya menunggu kamu,” kata Sean. Mendengar kalimat itu, Valerie lantas menolak dengan cepat. “Tidak perlu. Aku akan langsung naik setelah ini, jadi pergi saja lebih dulu,” balas Valerie. Jika Valeri

  • CEO Kejam yang Jatuh Cinta   Bab 44# Tanggung Jawab

    “Bukankah kamu juga menikmatinya? Hmm?” ucap Sean yang kembali melumat bibir Valerie lagi.Tidak salah jika Sean menyebutnya sebagai kesibukan baru. Dia benar-benar sibuk sekarang. Tidak ada waktu untuk memikirkan hal yang lainnya.Sean yang sejak tadi tidak melepaskan bibir Valerie, kini mulai turun dan menyusuri leher jenjang milik Valerie. Dia memberikan banyak ciuman di sana, dan Valerie hanya bisa menahan napas geli.Tentu saja Sean menyadari jika Valerie juga mulai menikmati perbuatannya. Karena itulah dia terus mencium leher Valerie hingga kini tempat itu sudah mulai dipenuhi air liur Sean.“Tidak perlu menahannya, kamu bisa berteriak sesukamu,” ucap Sean.“Kalau begitu berhenti menciumku seperti itu,” balas Valerie.Bukannya berhenti, Sean semakin melancarkan aksinya. Dia memeluk pinggang istrinya itu dengan erat, tetapi terus saja menggerakan tangannya dan tidak tinggal dia

  • CEO Kejam yang Jatuh Cinta   Bab 45# Sarapan Berbeda

    Keesokan harinya, Valerie bangun dari kasurnya dan langsung menuju cermin. Dia memperhatikan lehernya dan memastikan tidak ada tanda aneh di sana.“Untunglah bisa hilang dengan cepat,” ujar Valerie.Semalam setelah kejadian itu, Valerie mencoba untuk membersihkan lehernya dengan menggunakan segala skincare yang dia miliki. Untung saja usahanya tidak sia-sia.Pagi itu Valerie tidak ingin lagi berlama-lama. Setelah dia siap dengan pakaian kantornya, Valerie langsung bergegas menuju dapur. Dia sengaja turun lebih awal untuk menyiapkan sarapannya.“Apa nyonya membutuhkan sesuatu? Bibi akan membuatnya,” ucap Bibi yang melihat Valerie sudah berada di dapur.“Jangan Bi, saya masak sendiri saja,” balas Valerie.Ketika Sean keluar dari kamarnya, dia menatap ke arah jalan menuju kamar Valerie. Sean tidak mungkin menyapa lagi pagi ini.“Apa dia sudah berangkat?” ujar Sea

  • CEO Kejam yang Jatuh Cinta   Bab 46# Berbelanja

    Ketika Putra masih sibuk di meja kerjanya, tiba-tiba saat itu Sean berjalan keluar. Melihat hal itu Putra lantas bangun dari posisinya.“Ada apa, bos?” tanya Putra.“Tinjau lokasi. Bukankah sudah waktunya?” ucap Sean.Putra memeriksa arloji yang sedang dia kenakan dan menyadari bahwa ucapan Sean memang benar. Mereka memiliki jadwal untuk memeriksa sebuah tempat hari ini.Tetapi tanpa menunggu Putra bersiap, Sean langsung pergi begitu saja. Akhirnya Putra bergegas dan segera mengikuti pria itu.Di sisi lain, saat itu Valerie sedang berada di mal bersama dengan Clara dan Aldo. Mereka sengaja datang untuk memeriksa produk yang sedang dipasarkan, sembari memantau penjualannya.“Snack ini enak. Aku sudah menduga ini akan laku di pasaran,” ujar Clara.“Aishh gayamu,” balas Valerie yang ternyata sedang berada di dekat Clara saat itu.Menyadari bahwa Valeri

Latest chapter

  • CEO Kejam yang Jatuh Cinta   Bab 113- Adegan Intim

    Sean perlahan menindih Valerie, tubuh mereka berdekatan begitu erat, hingga mereka bisa merasakan setiap detak jantung yang saling berirama. Tatapan Sean seolah mengatakan sesuatu yang mendalam, seolah-olah dia telah menunggu momen ini selama bertahun-tahun.“Tunggu, apa yang akan kamu lakukan?” tanya Valerie meski dia sudah tahu maksud keinginan Sean.“Aku akan melakukan hal yang seharusnya aku lakukan sejak lama,” balas Sean.Sean menatap Valerie dengan lekat. Dia semakin mendekatkan wajahnya, dan kedua tangannya bahkan menahan lengan Valerie di samping kepalanya."Babe... aku tidak bisa menahan diri lagi," ucap Sean dengan suara yang berat, penuh dengan keinginan yang selama ini ia pendam. "Tolong, jangan hentikan aku kali ini."Valerie tidak berkata apa-apa, hanya tersenyum lembut dan membelai wajah Sean dengan jemarinya. Sentuhan itu membuat Sean semakin tergoda. Dia mendekatkan wajahnya ke Valerie, dan dalam sekejap, bibir merek

  • CEO Kejam yang Jatuh Cinta   Bab 112- Meminta Izin

    Setelah pulang kerja, Valerie segera menelpon Sean untuk berbicara tentang rencana kepergiannya besok. Suara Sean terdengar berat di ujung telepon, dan Valerie merasakan kerinduan pria itu yang semakin mendalam."Hey, babe. Kamu masih di London?" tanya Valerie sambil meregangkan tubuhnya setelah seharian bekerja."Iya, babe. Masih ada beberapa urusan di sini," balas Sean dengan nada yang terdengar lelah namun hangat. "Ada apa? Kamu sudah merindukanku?" lanjutnya dengan nada menggoda.Valerie tersipu, merasa pipinya sedikit memerah mendengar kata-kata Sean yang selalu berhasil membuatnya tersipu. "Iya, aku merindukanmu,” jawab Valerie yang selalu bisa membuat jantung Sean berdetak lebih cepat. “Tapi aku punya undangan pernikahan besok," kata Valerie lagi, mencoba terdengar lebih tenang.Sean tiba-tiba menegakkan tubuhnya. Terdengar juga perubahan dalam nada suaranya. "Pernikahan? Kalau begitu, aku akan pulang sekarang juga," ucap Sean dengan tegas, tan

  • CEO Kejam yang Jatuh Cinta   Bab 111- Berpisah Jarak

    Ketika Valerie berada di kantor menjelang makan siang, dia mendapat panggilan dari Sean. Ponselnya bergetar di atas meja, dan seketika nama suaminya muncul di layar. Valerie mengangkat panggilan itu dengan senyuman kecil di wajahnya."Hey, babe," sapanya.Di seberang sana, Sean terdengar sedikit lesu. “Babe, aku kangen,” ucap Sean.Wajah Sean yang muncul di layar itu memang terlihat lesu. Dia menyugar rambutnya sembari mengerucutkan bibir.Valerie tertawa melihat itu. Dia menjepit rambutnya yang sejak tadi tergerai. Dia bahkan membuka kancing kemejanya hingga dua kancing, dan itu membuat Sean semakin panas sendiri.“Babe..” panggil Sean. “Aku tahu kamu sengaja memancingku,” lanjut Sean.Sean menatap dengan serius, dan berbicara lagi, “Aku akan kembali besok,” kata Sean.“Baiklah, babe,” balas Valerie.Sebenarnya ketika menelpon Valerie, dia memiliki ide lain. Jadilah dia kembali melan

  • CEO Kejam yang Jatuh Cinta   Bab 110- Luar Kota

    Keesokan paginya, Sean bangun lebih awal dari biasanya, siap berangkat ke London seperti yang ia katakan semalam. Suasana pagi itu terasa hangat, meski keduanya tahu bahwa Sean akan pergi untuk beberapa hari. Valerie, seperti biasa, sudah bangun dan sibuk mempersiapkan keperluan Sean. Ia memilihkan pakaian, menata dasi, dan memastikan segala kebutuhan suaminya terpenuhi.Sean memandangi Valerie dari belakang. Ada perasaan hangat di dalam hatinya, meski ada sedikit kecemasan juga. Tanpa berpikir panjang, Sean mendekati Valerie yang tengah berdiri di depan cermin, merapikan rambutnya. Sean langsung memeluk pinggang Valerie dari belakang, menariknya ke dalam pelukannya dengan erat.Valerie yang sedikit terkejut, berhenti sejenak dan menatap Sean lewat pantulan di cermin. "Ada apa?" tanyanya, suaranya lembut tapi terdengar sedikit penasaran.“Sepertinya kamu masih marah kepadaku, babe,” ucap Sean dengan nada manja, sementara ia mengeratkan pelukannya. Valerie

  • CEO Kejam yang Jatuh Cinta   Bab 109- Di Bawah Langit Berbintang

    Malam itu, Putra dan Clara akhirnya bertemu di taman yang sama, meski awalnya Clara hendak mencari Valerie. Ketika Clara tengah berjalan, Putra tiba-tiba menghentikan langkahnya dengan sebuah sapaan. “Hai!” sapa Putra dengan senyum di wajahnya.Clara yang mendengar sapaan itu terkejut. Dia langsung berusaha berbalik, namun Putra cepat menghentikannya. “Cla,” panggil Putra lagi dengan suara yang lebih lembut.Clara memutar tubuhnya kembali, terpaksa harus menatap Putra, lelaki yang sudah lama tidak dia temui. Putra tersenyum kikuk sambil menggaruk belakang kepalanya.“Lama tidak bertemu. Bagaimana kabarmu?” tanya Putra dengan nada yang terdengar lebih akrab dari sebelumnya.Clara berusaha untuk tetap tenang, meski dalam hatinya jantungnya berdetak sangat cepat. Dia tidak tahu harus mengatakan apa, namun dia berusaha menjaga ekspresinya tetap datar. "Yah, aku baik," jawab Clara dengan singkat.Putra menatap Clara

  • CEO Kejam yang Jatuh Cinta   Bab 108- Bertemu

    Sean mengambil ponselnya dan mengirim pesan singkat kepada Valerie, "Aku akan menjemputmu sore ini, babe."Di sisi lain Valerie yang saat itu sedang memeriksa laporan di komputernya, lantas menatap layar ponselnya yang menampilan pesan dari Sean. Begitu membacanya, Valerie hanya diam saja. Dia juga tidak langsung membalas. Sean menggenggam ponselnya dengan erat, menunggu jawaban istrinya. Tetapi hingga beberapa menit kemudian, masih tidak ada balasan dari Valerie. Akhirnya karena tidak tahan lagi, Sean lantas menelponnya. Panggilan itu berdering hingga beberapa detik. Pada panggilan pertama itu, Valerie memilih mengabaikannya. Hingga panggilan yang kedua, Valerie masih diam saja. “Entah apa yang dia rencanakan sekarang,” ujar Valerie.Ketika ponselnya kembali berdering pada panggilan yang ketiga, Valerie langsung menjawabnya.Menyadari bahwa pesannya sudah dijawab, Sean lantas berbicara dengan terburu-buru. “Babe.. Apa kamu sedang d

  • CEO Kejam yang Jatuh Cinta   Bab 107- Informasi Rinci

    Ketika hari menjelang subuh, Sean terjaga dengan pikiran yang masih mengganjal tentang Valerie dan Clara. Dia menatap layar ponselnya, kemudian mengetik pesan yang ditujukkan kepada Putra.“Carikan informasi teman istriku bernama Clara. Sedetail mungkin,” tulisnya, lalu mengirim pesan itu tanpa ragu.Sean kembali berbaring di samping Valerie, meskipun masih tidak bisa menutup matanya setelah berjam-jam.Ketika matahari mulai terbit, Valerie menggeliat pelan dan merasakan sebuah tangan kekar memeluk pinggangnya. Dia menoleh ke belakang dan mendapati Sean yang sedang menutup matanya.Valerie berbalik untuk menatap pria itu sejenak, lantas menghembuskan napas pelan. Dia menyingkirkan lengan Sean, dan hendak beranjak.Hanya saja saat itu, Sean ternyata tidak benar-benar terlelap. Dia menarik Valerie lebih dekat dalam pelukannya, dan meletakkan dagunya di bahu Valerie.“Selamat pagi, babe,” ucap Sean.Valerie mengusap rambut Sean

  • CEO Kejam yang Jatuh Cinta   Bab 106- Gagal Bertemu

    Setelah membayar belanjaan, Valerie dan Clara mengantri untuk membayar di kasir. Antrian cukup panjang sore itu, membuat keduanya harus berdiri lebih lama dari yang diharapkan. Clara mencoba mengalihkan perhatian dengan membicarakan hal-hal ringan. "Val, kamu yakin Putra tidak akan muncul tiba-tiba lagi?" tanya Clara dengan sedikit khawatir, mengingat pertemuan singkat mereka sebelumnya yang sudah cukup membuatnya gugup.Valerie tersenyum menenangkan, menepuk punggung Clara dengan lembut. "Jika dia datang, bukankah itu lebih baik?” ucap Valerie.Dia sengaja tidak mengatakan bahwa dia sudah meminta Sean untuk datang bersama dengan Putra tadi. Semoga saja Sean benar mendengarkan permintaannya.Clara terdiam sejenak, dan tentu saja hatinya masih berdebar kencang. Sesaat setelah selesai membayar belanjaan, Valerie melihat Sean mendekat ke arah mereka, namun kali ini dia sendirian.“Babe..” panggil Sean sembari tersenyum dengan begitu tampan.Ha

  • CEO Kejam yang Jatuh Cinta   Bab 105- Hampir Bertemu

    Sore itu, jam menunjukkan hampir pukul empat, dan Valerie serta Clara memutuskan untuk pergi lebih awal dari kantor. Mereka berencana memeriksa penjualan produk mereka di sebuah supermarket, seperti yang sudah dijadwalkan sebelumnya. Valerie membereskan barang-barangnya, memastikan tidak ada yang tertinggal. Sesekali dia melirik ke arah Clara yang tampak terburu-buru, seolah ingin cepat keluar dari ruangannya."Kenapa tergesa-gesa? Tenang saja, supermarketnya tidak akan ke mana-mana," canda Valerie, menatap sahabatnya dengan senyum simpul.Clara tertawa kecil. "Aku cuma ingin cepat menyelesaikan ini dan pulang. Rasanya aku butuh istirahat." balas Clara.Karena sebelumnya Valerie sudah membawa tas dan barang-barangnya ke ruangan Clara, jadilah dia tidak perlu lagi kembali ke ruangannya. Mereka berdua lantas keluar dari kantor, dan melangkah menuju mobil Valerie. Hanya saja di sela perjalanan mereka, Valerie baru teringat akan sesuatu. Dia

DMCA.com Protection Status