Home / Rumah Tangga / Permintaan Gila Adikku / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Permintaan Gila Adikku: Chapter 81 - Chapter 90

136 Chapters

81. Menyesal Bermantukan Olip

"Ibu jadi nyesel merestui hubungan kamu sama Olip dulu, Wan. Istri kok nggak bisa diandalkan kek gitu. Nggak bisa ngurus rumah, nggak bisa masak, nggak bisa ngurus suami. Bisanya cuma ngabisin uang mulu. Minta yang aneh-aneh pula." Bu Lestari mencurahkan kekesalannya kepada sang anak ketika besannya sudah pergi."Beda banget sama Mika dulu. Selain pintar masak dan ngurus rumah, dia juga orang yang mandiri. Pasti kalau dia yang jadi menantu ibu, ibu akan sering-sering dikasih uang sama dia dari usahanya. Meski toko, ibu lihat selalu ramai," lanjutnya kemudian. Kasihan Bu Lestari. Penyesalan selalu datang terlambat. Dia terus berandai-andai. Andai saja waktu bisa diulang kembali, mungkin dia akan mencegah perselingkuhan antara Ridwan dan Olip."Bu. Sudah, Bu. Percuma ibu bicara gitu juga. Semuanya sudah terjadi dan Olip sekarang yang menjadi menantu ibu. Janganlah banggain orang lain dibandingkan dia." Ridwan berujar memberitahu ibunya. Dia tidak ingin kalau permasalahannya dengan sang
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

82. Gaji Ridwan

"Bapak ini kenapa sih? Kok bisa-bisanya malah minta ibu untuk pulang? Ibu belum selesai memberi pelajaran sama besan kita itu," ujar Bu Tuti yang baru saja turun dari boncengan motor suaminya. Dia kembali menggerutu sebari memasuki rumah mereka."Iya nih, Bapak." Olip ikut menyahut. Perempuan itu duduk di samping ibunya.Pak Purnomo pun mengembuskan napas kasar. "Bu. Bapak hanya tidak mau kalau terjadi kerusuhan nantinya. Apalagi kalau sampai Pak Eko tahu. Bisa tambah rusuh nanti," ujar Pak Purnomo memberitahu."Bapak takut sama Pak Eko?" tanya Bu Tuti kemudian.Pak Purnomo langsung mendelik mendengar perkataan istrinya. "Kata siapa Bapak takut sama besan kita? Bapak hanya tidak ingin terjadi kegaduhan. Itu saja." Dia meralat tuduhan dari sang istri.Sedangkan Bu Tuti hanya mencebikkan bibir mendengar perkataan suminya. Dia menatap Olip kemudian. "Dan kamu. Kamu tinggal di sini, kan?" tanyanya kemudian.Olip langsung mengangguk dengan semangat. "Iya dong, Bu."Bu Tuti ikut mengangguk.
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

83. Antara Ibu dan Istri

"Dasar tidak punya sopan santun. Datang bukannya ngasih salam, bukannya tanya kabar suami bagaimana setelah ditelantarkan beberapa hari, malah main tanya gaji suami. Duit, duit, duit terus yang dipikirin. Heran," ujar Bu Lestari melihat sikap Olip. Benar-benar tak habis pikir.Sedangkan Olip yang mendengar ucapan ibu mertuanya tentu merasa tidak suka. Perempuan itu menatap kesal Bu Lestari. "Loh, Bu. Itu sudah kewajiban Kak Ridwan, kan ngasih nafkah sama aku. Apa salahnya kalau aku menanyakannya sekarang?"Bu Lestari merasa muak dengan kalimat Olip yang trus mengatakan kewajiban-kewajiban Ridwan.Perempuan itu pun seketika bangun dari duduknya lalu menatap tajam Olip. "Kewajiban-kewajiban terus yang kamu bicarakan. Kamu hanya membicarakan kewajiban Ridwan. Apa kamu tidak berpikir kalau kamu juga mempunyai kewajiban pada Ridwan? Dasar istri tidak berguna!" maki Bu Lestari dengan suara nyaring."Cukup!" teriak Olip tak kalah nyaring dengan suara mertuanya.Pak Eko yang kebetulan baru da
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

84. Olip Berulah

Mika sarapan dengan lahap. Menu hari ini adalah soto ayam sesuai dengan permintaan Mika semalam. Beberapa hari di sini, mereka lebih sering makan seafood dan itu membuat Mika merasa bosan. Untuk itu, di hari terakhir ini dia memutuskan untuk meminta pada suaminya menu yang lain.Noval yang melihat Mika makan begitu lahap hanya bisa menggeleng pelan. "Kamu lapar banget?" tanyanya kemudian.Mika malah menggeleng. "Enggak.""Kok tumben makannya buru-buru sekali? Seperti orang yang tidak pernah makan saja beberapa hari." Noval berujar."Atau seperti orang yang takut kehilangan makanannya," lanjut Noval.Mika malah tersenyum lebar. Senyumnya lucu karena dilakukan dalam keadaan mulutnya penuh makanan. Dia pun mengunyah makanannya sebentar lalu segera menelannya. "Memang aku belum pernah makan ini. Beberapa hari ini, kan kita makannya seafood terus. Makanya aku bersemangat waktu kamu beneran ngasih aku soto."Noval mengangguk beberapa kali. "Ini baru soto, ya. Daging ayam. Bagaimana kalau ak
last updateLast Updated : 2024-12-30
Read more

85. Peringatan Dari Noval

Pak Purnomo yang kebetulan keluar dari kamar melihat apa yang terjadi pada putrinya. Pria itu melotot dan langsung merasa marah melihat Olip yang didorong oleh Noval sampai terjatuh."Noval! Apa yang kau lakukan?" tanya Pak Purnomo. Dia mendekat dan menatap menantunya itu dengan marah.Tak kalah menakutkannya dengan Pak Purnomo, Noval pun menatap mertuanya dengan tatapan tajam. Pria itu menunjukkan pandangan mengintimidasi. "Melakukan apa yang sudah anak Anda lakukan pada istri saya," ujar Noval dengan suara datarnya.Pak Purnomo semakin melotot. "Tapi tidak seperti itu juga. Kamu laki-laki dan putriku seorang perempuan. Bisa-bisanya kamu melakukan itu padanya!" bentak Pak Purnomo dengan membentak Noval."Siapa pun orang yang berani melukai istriku, maka dia juga harus mendapatkan balasan," ujar Noval dengan suara penuh penekanan. Urat-urat dalam leher pria itu terbentuk dengan jelas, pertanda kalau pria itu tengah marah besar."Masih untung dia tidak aku buat berdarah seperti apa yan
last updateLast Updated : 2024-12-30
Read more

86. Pulang Ke Mertua

Mendengar menantunya masuk rumah sakit dari orang kepercayaannya, Meysa dan sang suami pun lekas mendatangi rumah sakit juga. Terlihat kekhawatiran dari wajah Meysa akan keadaan sang menantu."Ayo dong, Pa kalau jalan," ujar Meysa pada sang suami. Kedua orang itu tengah berjalan di lorong rumah sakit dengan Meysa yang tampak terburu-buru."Iya-iya, Ma. Sabar. Ruangan Mika juga tidak akan pindah," ujar pria paruh baya dengan penampilannya yang masih gagah meski umur sudah hampir memasuki kepala lima."Ih, Papa. Mama ini mau cepet-cepet tahu kabar Mika. Gimana bisa dia masuk rumah sakit seperti itu?" tanya Meysa kemudian.Suami Meysa hanya tersenyum menggeleng pelan. Dia yakin menantunya itu tidak apa-apa karena orang-orangnya pun hanya memberitahu kalau Mika masuk ke rumah sakit. Akan tetapi tidak mengatakan penyebabnya. Akhirnya, dia pun mempercepat langkah mengikuti sang istri.Tak lama, mereka pun sampai di ruangan di mana Mika dirawat. "Mika. Sayang." Meysa memasuki kamar dengan bu
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

87. Harus Patuh Sama Mertua

"Nggak mau!" teriak Olip ketika ibu mertuanya meminta dia untuk berbelanja ke warung. Perempuan itu membuang mukanya.Bu Lestari yang tak ingin membiarkan menantunya itu ongkang-ongkang kaki saja langsung mendelik. "Heh! Kamu ini keras kepala sekali," ujarnya sampai menoyor kepala Olip menggunakan satu tangannya."Sekarang belanja atau kamu tidak usah makan di sini," lanjut Bu Lestari dengan berkacak piggang. Perempuan itu menatap nyalang menantunya yang terus membangkang selama ini.Olip menatap suaminya yang sedang berbarinng di atas ranjang. "Kak," panggilnya bermaksud meminta pertolongan suaminya. Ridwan yang masih merasa kesal atas insiden uang gaji kemarin malah mengubah posisi baringnya menjadi membelakangi sang istri.Bu Lestri yang melihat itu langsung tersenyum sinis. "Nah. Sekarang kamu cepat pergi dari sini. Cepat ke warung sana untuk membeli bahan makanan. Ini uangnya dan ini catatan apa saja yang harus kamu beli. Ibu tahu kamu pasti belum bisa kalau tidak ada catatan," u
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

88. Rencana Balas Dendam Noval

Mika suka hal ini. Dia diperlakukan seperti anak sendiri oleh mertuanya. "Gimana bulan madunya kemarin?" tanya Maysa tiba-tiba. Perempuan itu menatap menantunya dengan senyum simpul.Mika yang ditanya seperti itu pun hanya mengangguk saja. "Iya. Lancar, Ma."Meysa terlihat sangat bahagia. "Bagus-bagus. Yang sering-sering, ya buatnya. Biar cepet jadi. Mama udah nggak sabar dapat cucu," ujarnya dengan senyum-senyum memikirkan cucunya akan lahir dari rahim sang menantu.Mika mendelik. Dia pikir tadi mertuanya bertanya mengenai kelancaran apa. Ternyata yang dimaksud adalah tentang itu. Mika hanya tersenyum saja karena dia dan Noval tidak melakukan apa pun."Sudah. Kamu istrahat saja sekarang. Kamu pasti kelelahan setelah pulang dari bulan madu kemarin dan ditambah sama ulah adik kamu yang satu itu." Meysa mengelus kepala menantunya dengan penuh kasih sayang.Mika mengangguk dengan senyuman. Perempuan itu pun mulai memejamkan mata untuk tidur karena dia benar-benar sudah merasa mengantuk.
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

89. Vidio Disebar

"Ini bayaranmu," ujar Noval memberikan sebuah amplop pada pria di sampingnya.Berada dalam sebuah mobil, Noval sedang duduk di kursi bagian belakang bersama seseorang. Kendaraan roda empat itu berjalan di pekatnya malam. Pria di samping Noval tersenyum. Dia memberikan sebuah ponsel pada Noval lalu menerima amplop yang disodorkan kepadanya. "Terima kasih, Tuan." Dia mencium benda yang ada di tangan.Noval mengangguk dan tatapannya masih tertuju pada ponsel di tangan untuk memeriksanya sebentar. "Menjijikkan."Pria di samping Noval terkekeh. "Manusiawi, Tuan."Noval mengangguk. "Berhenti, Pak," titahnya pada sang sopir. Tak lama mobil pun berhenti. "Turunlah."Pria di samping Noval mengangguk. "Kalau ada pekerjaan lagi, jangan sungkan menghubungi," ujarnya yang langsung turun dari mobil."Jalan." Mobil kembali berjalan tetapi tak lama kendaraan besi berhenti kembali di tempat yang sepi."Sudah sampai, Tuan," ujar sang sopir.Noval yang sejak tadi berkutat dengan ponsel dan menunduk. Ta
last updateLast Updated : 2025-01-05
Read more

90. Vidio Asus*la tersebar

Berita besar menggemparkan semua orang. Vidio-vidio tak senonoh tersebar di seluruh desa, bahkan lebih luas daripada yang kita bayangkan. Sudah banyak orang yang terlanjur melihat dan mengunduhnya meski seseorang yang mengupload pertama kali sudah menghapus postingannya untuk menghilangkan jejak.Semua orang mulai membicarakan pelaku yang ada di dalam vidio tak senonoh itu. Memangnya, siapa mereka?Ridwan dan Olip. Ya. Vidio mereka yang sedang melakukan hubungan intim tersebar luas di media sosial. Banyak yang merasa tidak percaya dengan apa yang mereka lihat, tetapi itu benar.Dua orang ibu-ibu sedang bergunjing, sembari berjalan dan sesekali melihat layar ponsel di tangan. "Pantas saja mereka memaksa menikah dan mengkhianati Mika. Ternyata hubungan mereka sudah sejauh itu.""Iya. Nggak nyangka, ya.""Ibu-ibu. Ada apa ini? Ngobrolnya seru sekali sampai ndak lihat jalan." Pak Eko. Pria yang baru saja pulang dari bekerja itu menyapa.Ekspresi para ibu-ibu yang melihat keberadaan Pak Ek
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more
PREV
1
...
7891011
...
14
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status