Home / Rumah Tangga / Permintaan Gila Adikku / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Permintaan Gila Adikku: Chapter 71 - Chapter 80

136 Chapters

71. Makan Di Rumah Orang Tua

Sejak tidak diperbolehkan makan di rumah mertuanya sebelum dia membantu pekerjan rumah, Olip memang selalu makan di luar, membeli di warung makan. Namun, setelah berhari-hari makan di luar, uang Olip pun mulai menipis."Kalau dibiarkan seperti ini, bisa-bisa uang aku habis," ujar Olip dengan melihat isi dompetnya. Dia tampak kebingungan kali ini.Tiba-tiba saja Ridwan memasuki kamar. Pria itu baru saja selesai mandi, sedangkan Olip karena tidak ada kelas dia memilih untuk menunda madinya. Namun, rasa laparnya yang tidak bisa ditunda.Olip pun menemukan jalan. ''Kak. Minta uang dong," ujarnya kemudian. Dia menadahkan tangannya ke arah Ridwan.Ridwan yang sedang mengeringkan rambut pun merasa terkejut. Dia menatap Olip. "Aku, kan belum gajian. Lagian uang yang dikasih ibu kemarin bukannya sama kamu semua?" tanya Ridwan yang mengingat kalau ibu mertuanya memberikan sejumlah uang sebelum mereka pergi kemarin.Olip megerucutkan bibirnya. "Uangnya habis," ujarnya dengan menurunkan bahunya.
last updateLast Updated : 2024-11-17
Read more

72. Ajakan Liburan

"Kamu yakin mau ke toko hari ini?" tanya Noval."Iya," jawab Mika yang kini sedang berada di boncengan Noval. Padahal, mereka sudah ada di atas motor untuk ke toko, tetapi Noval masih saja merasa ragu kalau Mika mau ke toko atau tidak.Pasalnya, sejak beberapa hari lalu ketika dia memutuskan untuk mendatangi kediaman keluarga mendiang ayahnya, berakhir Mika yang merasa malu melihat keluarga itu bukan keluarga sembarangan, Mika mengalami demam dan membuat perempuan itu harus beristirahat di rumah.Alhasil, berakhir dia yang mendapat ceramah dan olokan dari Bu Tuti. Katanya, "Ya gitu kalau orang nggak punya duit sok-soan mau jalan-jalan. Demam, kan kepikiran berapa uang yang udah dikeluarkan." Beruntung Mika tak mau menanggapinya."Aku sudah enakan ini. Kamu nggak usah khawatir," ujar Mika kemudian."Iya. Ingat yang aku katakan tadi." Sebelum berangkat, Noval mengatakan kalau Mika boleh ke toko asal dia tidak melakukan pekerjaan berat."Iya aku ingat." Mika menjawab paruh. Daripada Nova
last updateLast Updated : 2024-11-18
Read more

73. Olip Mau Bulan Madu

Noval terkejut mendengar pertanyaan Mika. Biasanya, dia akan selalu menemukan jawaban atau pun balasan dari setiap perkataan Mika. Namun, kali ini kalimat yang diucapkan oleh istrinya itu membuat dirinya tidak bisa berpikir untuk beberapa detik Dia sempat mengedarkan pandangan. Beberapa saat kemudian dia berdehem. "Bukan. Aku hanya ingin membantumu untuk menjernihkan pikiran saja. Aku takut kalau kamu dibiarkan seperti ini lama-lama akan menjadi gila. Bisa-bisa aku yang dituduh tidak bisa mengurus istri," ujarnya dengan kalimat yang cukup panjang. Setelah mengatakan itu, Noval langsung mengambil handuk dan keluar dari kamar. Dia akan membersihkan diri dan membebaskan diri dari suasana awkward. Sedangkan Mika sendiri langsung menatap Noval dengan bola matanya yang melotot juga bibir yang menganga lebar. "Astaga!" Detik kemudian dia mengubah ekspresinya. Kedua tangan Mika terkepal kuat dan diarahkan pada kepergian Noval. "Dasar suami kejam. Suami es. Patung, kaku, batu, nggak bis
last updateLast Updated : 2024-12-20
Read more

74. Kejadian

Mika langsung berlari ketika mendapati pasir putih di hadapannya. Noval mengajak Mika untuk berlibur ke pantai. Terlihat perempuan itu yang kini tampak berputar-putar di bawah terik matahari dengan kaki telanjang."Wuh!" Bahkan Mika tidak sungkan untuk berteriak."Wah. Sinta pasti iri nih sama aku. Foto dulu ah dan kirim sama dia," ujarnya terkikik geli. Perempuan itu meraih ponsel dari saku celana lalu mulai mengarahkan kamera ke arahnya.Mika mengambil beberapa gambar dirinya dengan latar belakang laut. "Cukup," ujarnya. Perempuan itu tampak mengotak-atik ponselnya karena dia harus mengirimkan gambar itu pada sang sahabat."Sip. Tinggal nunggu respon dia." Setelahnya dia pun meletakkan kembali benda pipih itu ke dalam saku celananya.Noval yang berada di belakang Mika hanya menggeleng pelan. Pria itu menarik garis bibirnya. "Dasar." Noval membungkuk, meraih sendal sang istri yang tadi dibuang Mika karena terlalu senang.Noval mendekati sang istri. "Pak sendal kamu. Ada barang tidak
last updateLast Updated : 2024-12-22
Read more

75. Suamiku Tampan

Mika berjalan mondar-mandir di kamar penginapan yang dipesan oleh Noval untuk mereka berlibur. Setelah kakinya diobati oleh sang suami lalu Noval pergi, perempuan itu merasa tidak tenang. Dia seakan lupa kalau kakinya sedang sakit saat ini. Terus berjalan sembari menggigit jarinya."Aduh, Mika. Bagaimana bisa kamu melakukan itu?" tanya Mika sembari memukul keningnya beberapa kali.Setelah beberapa kali bolak-balik, kini dia berhenti dengan menghadap lautan lepas di mana dirinya hanya terpisah kaca. Satu tangan berkacak pinggang dan satu tangannya lagi memegang bibirnya.Dia meraba pelan. "Kamu bodoh Mika," ujarnya memaki diri sendiri.Mika tengah merasa malu. Dia membayangkan kejadian beberapa waktu lalu ketika Noval belum mengobati kakinya. Bagaimana mereka larut dalam suasana yang belum pernah mereka rasakan.Akhirnya. Tanpa diduga, mereka sama-sama menyatukan bibir. Tak ada lumatan atau pergerakan yang berarti karena Mika langsung mendorong dada Noval ketika berhasil menguasai diri
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more

76. Satu Set Perhiasan

"Aku mau ini dong," ujar Mika memperlihatkan sebuah kalung yang terbuat dari rangkaian kecil kerang. Kini, dia dan Noval sedang berada di pasar terdekat di area pantai di mana kebanyakan dari mereka semua menjual aneka pernak-pernik yang terbuat dari laut.Noval menatap benda yang ada di tangan isrinya. Dia mengerutkan kening melihat benda itu. "Kenapa mesti membeli itu? Kenapa tidak membeli perhiasan saja?" tanyanya kemudian.Mika langsung mendelik ke arah Noval. "Kamu ih. Kita sekarang lagi ada di pasar souvenir. Bukan di toko emas. Kok malah bilang gitu?""Toko emas juga ada kok di ujung sana." Penjual yang mendengar pembicaraan Noval dan Mika pun memberitahu keduanya sembari menunjuk ke arah di mana toko emas itu berada.Mika merasa tidak enak dengan penjual itu. Dia kembali menatap ke arah Noval. "Kamu ih. Ada orangnya juga," ujar Mika kemudian."Bukannya apa. Kamu beli itu, aku yakin juga tidak akan kepakai," ujar Noval sembari menunjuk ke arah kalung yang ada di tangan Mika."K
last updateLast Updated : 2024-12-25
Read more

77. Interogasi yang Gagal

Setelah lelah memutari pasar, Mika dan Noval pun akhirnya kembali ke penginapan. Perempuan itu meletakkan beberapa bungkusan di atas meja dan langsung pergi ke kamar mandi karena ingin membuang air kecil.Noval menggeleng melihat kelakuan istrinya. "Ada-ada aja." Dia pun memilih untuk ke bagian belakang penginapan dan bersantai di sana.Ketika Mika keluar dari kamar kecil, dia tak mendapati keberadaan suaminya. Mika pun mencarinya dan menemukan Noval di bagian belakang penginapan sembari menikmati deburan pantai.Mika tersenyum. "Sambil makan rujak enak nih," ujarnya kemudian. Mika pun segera membuka bungkusan yang dia bawa dari pasar dan menuangkan rujak buah pada sebuah piring lalu membawanya ke tempat Noval berada.Mika melihat Noval yang tengah asyik berbaring di ayunan yang tersedia di sna dengan satu lengan sebagai bantalan kepala. "Noval. Sini kita makan rujak," ujar Mika yang langsung duduk lesehan di mana lantai penginapan memang terbuat dari kayu.Mika menyuapkan satu buah m
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more

78. Cacian Ibu Mertua

"Aku mau bulan madu," ujar Olip. Dia menatap Ridwan dengan tatapan penuh keinginan. Tahu sendiri kalau Olip meminta sesuatu dia tidak mau ditolak."Kamu bilang apa?" Bukan Ridwan yang beertanya tetapi Bu Lestari yang bertanya. Ekspresi perempuan itu terlihat terkejut.Olip tampak menggeram kesal. Dia mengepalkan kedua tangannya. "Aku bilang, aku mau bulan madu. Liburan setelah pernikahan. Kalau perlu ke luar negri sekalian," ujarnya penuh penekanan dengan tangan yang menunjuk ke arah luar rumah menggambarkan dia benar-benar ingin pergi ke mana.Bu Lestari dan Ridwan saling tatap satu sama lain lalu kembali menatap ke arah Olip. "Gila kamu," ujar Bu Lestari kemudian."Minta kok aneh-aneh." Bu Lestari melanjutkan.Olip tidak suka dengan perkataan mertuanya. "Kok aneh sih, Bu? Ya nggak aneh lah. Itu hal wajar untuk pasangan yang baru menikah. Pergi berlibur berdua." Dia mengangkat dua jariya.Ridwan yang mendengar hal itu mengembuskan napas kasar. "Lip. Itu untuk pasangan yang memiliki u
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

79. Aduan Olip

Noval membuka mata. Dia mendengar debur air dan suara burung yang berkicau. Rupanya hari sudah pagi. Dia menoleh ke arah samping tempat tidurnya. Kening Noval mengerut kala dia tak mendapati keberadaan Mika.Ya. Mika dan Noval tidur dalam satu ranjang yang sama. Mereka tidak melakukan apa pun. Toh mereka sudah terbiasa."Dia ke mana?" tanya Noval kemudian.Pria itu mengedarkan pandangan beberapa saat lalu memutuskan untuk bangun. Dia membasuh wajahnya terlebih dahulu sebelum mencari keberadaan Mika.Noval melipat tangan di depan dada ketika sampai di bagian depan penginapan. Dia melihat Mika yang ternyata sedang duduk santai di pasir putih. "Sedang apa dia pagi-pagi seperti ini di sana?" tanyanya pada diri sendiri.Menggeleng pelan, Noval pun memutuskan untuk mendekati Mika dan ikut duduk di sampingnya. "Sedang apa?" tanya Noval.Kehadiran Noval yang secara tiba-tiba tentu saja mengejutkan Mika. Dia menoleh. "Kamu. Ngagetin aja."Dia menggeleng kemudian. "Nggak ngapa-ngapain. Hanya du
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

80. Bu Tuti Melabrak Besannya

Turun dari motor milik anaknya, Bu Tuti langsung berjalan cepat menuju kediaman Ridwan. Perempuan itu semakin meradang melihat besannya sedang asyik menonton televisi di ruang tamu. Tanpa permisi dan tanpa salam, Bu Tuti pun lansung memasuki rumah Pak Eko."Heh besan!" Belum sampai dia di depan besannya, dia sudah berteriak sangat keras sehingga membuat Bu Lestari terkejut dan langsung menoleh."Kamu, ya. Keterlaluan. Setelah menghina anak saya, kamu malah enak-enakan nonton tivi di sini." Bu Tuti menatap besannya itu dengan berkacak pinggang dan tajam.Bu Leestari yang diperlakukan seperti itu pun langsung membalas tatapan tajam besannya. Dia ikut berkacak pinggang. "Heh! Datang ke rumah orang bukannya salam malah marah-marah. Apa maksud besan?" tanyanya kesal."Apa maksud kamu menghina anak saya?" Bu Tuti kembali bertanya.Bu Lestari mengangguk paha. "Oh. Si Olip ngadu sama besan? Iya? Ngomong apa dia? Ngomong apa anak manja yang nggak bisa apa-apa itu?" tanyanya kemudian. Dia menga
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more
PREV
1
...
678910
...
14
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status