Beranda / Rumah Tangga / Permintaan Gila Adikku / 88. Rencana Balas Dendam Noval

Share

88. Rencana Balas Dendam Noval

Penulis: Evie Edha
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-04 21:31:32

Mika suka hal ini. Dia diperlakukan seperti anak sendiri oleh mertuanya. "Gimana bulan madunya kemarin?" tanya Maysa tiba-tiba. Perempuan itu menatap menantunya dengan senyum simpul.

Mika yang ditanya seperti itu pun hanya mengangguk saja. "Iya. Lancar, Ma."

Meysa terlihat sangat bahagia. "Bagus-bagus. Yang sering-sering, ya buatnya. Biar cepet jadi. Mama udah nggak sabar dapat cucu," ujarnya dengan senyum-senyum memikirkan cucunya akan lahir dari rahim sang menantu.

Mika mendelik. Dia pikir tadi mertuanya bertanya mengenai kelancaran apa. Ternyata yang dimaksud adalah tentang itu. Mika hanya tersenyum saja karena dia dan Noval tidak melakukan apa pun.

"Sudah. Kamu istrahat saja sekarang. Kamu pasti kelelahan setelah pulang dari bulan madu kemarin dan ditambah sama ulah adik kamu yang satu itu." Meysa mengelus kepala menantunya dengan penuh kasih sayang.

Mika mengangguk dengan senyuman. Perempuan itu pun mulai memejamkan mata untuk tidur karena dia benar-benar sudah merasa mengantuk.
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Permintaan Gila Adikku   89. Vidio Disebar

    "Ini bayaranmu," ujar Noval memberikan sebuah amplop pada pria di sampingnya.Berada dalam sebuah mobil, Noval sedang duduk di kursi bagian belakang bersama seseorang. Kendaraan roda empat itu berjalan di pekatnya malam. Pria di samping Noval tersenyum. Dia memberikan sebuah ponsel pada Noval lalu menerima amplop yang disodorkan kepadanya. "Terima kasih, Tuan." Dia mencium benda yang ada di tangan.Noval mengangguk dan tatapannya masih tertuju pada ponsel di tangan untuk memeriksanya sebentar. "Menjijikkan."Pria di samping Noval terkekeh. "Manusiawi, Tuan."Noval mengangguk. "Berhenti, Pak," titahnya pada sang sopir. Tak lama mobil pun berhenti. "Turunlah."Pria di samping Noval mengangguk. "Kalau ada pekerjaan lagi, jangan sungkan menghubungi," ujarnya yang langsung turun dari mobil."Jalan." Mobil kembali berjalan tetapi tak lama kendaraan besi berhenti kembali di tempat yang sepi."Sudah sampai, Tuan," ujar sang sopir.Noval yang sejak tadi berkutat dengan ponsel dan menunduk. Ta

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-05
  • Permintaan Gila Adikku   90. Vidio Asus*la tersebar

    Berita besar menggemparkan semua orang. Vidio-vidio tak senonoh tersebar di seluruh desa, bahkan lebih luas daripada yang kita bayangkan. Sudah banyak orang yang terlanjur melihat dan mengunduhnya meski seseorang yang mengupload pertama kali sudah menghapus postingannya untuk menghilangkan jejak.Semua orang mulai membicarakan pelaku yang ada di dalam vidio tak senonoh itu. Memangnya, siapa mereka?Ridwan dan Olip. Ya. Vidio mereka yang sedang melakukan hubungan intim tersebar luas di media sosial. Banyak yang merasa tidak percaya dengan apa yang mereka lihat, tetapi itu benar.Dua orang ibu-ibu sedang bergunjing, sembari berjalan dan sesekali melihat layar ponsel di tangan. "Pantas saja mereka memaksa menikah dan mengkhianati Mika. Ternyata hubungan mereka sudah sejauh itu.""Iya. Nggak nyangka, ya.""Ibu-ibu. Ada apa ini? Ngobrolnya seru sekali sampai ndak lihat jalan." Pak Eko. Pria yang baru saja pulang dari bekerja itu menyapa.Ekspresi para ibu-ibu yang melihat keberadaan Pak Ek

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • Permintaan Gila Adikku   91. Diusir Dari Rumah

    Mika yang tengah asyik mensecrol ponselnya sembari menyandar pada kepala bankar yang ditinggikan langsung menegakkan tubuh dengan bola mata melotot. "Ini apa?" tanyanya kemudian.Noval yang tengah duduk di sofa sembari memangku kertas entah kertas apa itu langsung mengalihkan pandangan pada Mika. "Kenapa?" tanyanya kemudian."Ini. Sinta mengirim ini sama aku." Mika tak menjelaskan apa yang dia maksud, tetapi perempuan itu menunjuk ke arah layar ponselnya sembari menatap sang suami."Apa sih?" tanya Noval yang memiih untuk bangkit mendekat. Dia berdiri di samping istrinya dan melihat ponsel milik sang istri.Ternyata, ponsel Mika menampilkan vidio asusila antara Ridwan dan Olip. "Oh." Hanya itu respons yang diberikan oleh Noval.Mika yang mendengar pun langsung menatap suaminya dengan kerutan di kening. "Hanya o?"Noval ikut menatap istrinya bingung. "Terus, aku harus apa memangnya?" tanyanya kemudian.Mika sempat menganga. "Noval. Ini vidio terlarang yang beredar luas loh. Pasti dampa

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-08
  • Permintaan Gila Adikku   92. Terusir

    Pak Eko pun segera keluar untuk menemui orang-orang yang sudah berkumpul di depan rumahnya. Dia melihat ekspresi warga tampak kesal dan juga marah. Pak Eko tahu apa yang sedang terjadi. Pasti ini semua mengenai vidio anak dan menantunya yang beredar luas.Seorang pria dari kumpulan para warga maju. Dia mendekati Pak Eko. "Selamat siang Pak Eko," ujar seseorang yang tak lain adalah RT setempat. Pak Eko pun langsung mengangguk. "Iya, Pak RT."Rt bernama Rohiman itu tampak sungkan mengatakan apa yang ingin dia katakan. "Sudah Pak RT. Katakan saja apa tuntutan kita," ujar salah satu warga karena RT mereka terlihat ragu-ragu dalam menyampaikan apa yang mereka inginkan.Pak Rohiman mengangguk pelan. "Maaf, Pak Eko. Kedatangan kami ke sini ... ini mengenai anak Pak Eko dan juga menantu Pak Eko. Tentu Pak Eko sudah mengetahui kabar yang beredar di sini bukan?" tanyanya kemudian.Pak Eko pun mengangguk tanpa ragu. "Ya. Pak. Saya sudah mengetahui itu. Dan untuk masalah itu, Pak RT dan Bapak-Ba

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-09
  • Permintaan Gila Adikku   93. Dipecat

    "Tuh kamu lihat. Ibu aku aja bisa bantu kita. Orang tua kamu malah ngusir kita. Heran. Jadi orang tua kok nggak ada effordnya melindungi anak yang mendapat masalah." Setelah mendapat izin untuk tinggal di rumah kedua orang tuanya, Olip dan Ridwan kini tengah duduk santai di ruang tengah dengan menonton tivi.Ridwan yang baru saja mendapat olokan dari istrinya pun berdecak. "Iya-iya. Orang tua kamu yang paling mengerti deh." Dia memilih mengalah. Daripada nanti jadi ramai karena berdebat.Olip mencebik. "Dari awal tuh ya. Sudah keliatan banget kalau orang tua kamu itu yang sepertinya nggak akan ada di samping kita kalau kita ada masalah.""Kan kemarin udah mau nampung kita," ujar Ridwan mengingatkan kebaikan kedua orang tuanya. Sebagai anak tentu dia tidak mau kalau orang tuanya terus dihina."Itu, kan kewajiban." Olip menjawab. "Sebelumnya juga kita tinggal di rumah orang tua aku."Ridwan menggeleng. "Aduh. Udah deh. Jangan bahas itu lagi. Mendingan kita pikirin bagaimana besok kita

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-10
  • Permintaan Gila Adikku   94. Dipanggil Dosen

    Olip yang baru sampai langsung mendapat tatapan aneh dari teman-temannya. Perempuan itu menyadari benar sikap temannya yang berubah pada dirinya. Bahkan denga jelas dia mendengar beberapa orang mengatakan kalau dirinya tidak tahu malu karena masih berani datang setelah vidionya tersebar luas."Lip. Dipanggil dosen tuh," ujar salah seorang perempuan berkacamata. Olip tahu perempuan itu adalah salah satu teman kelasnya yang paling pintar."Ngapain dosen manggil?" Kenapa itu musti dipertanyakan?Olip tanpa kata langsung menuju ruang dekan. Tidak ada kata terima kasih yang terucap dari bibirnya untuk temannya tadi. Sebelum memasuki ruang sang dosen, Olip mengetuk pintu lebih dulu."Masuk." Seruan masuk itu membuat Olip segera memasuki ruangan.Sepertinya dia akan disidang."Duduk Olip." Seorang pria berkemeja biru tua berujar dengan menunjuk kursi yang ada di hadapannya.Olip mengangguk lalu duduk di hadapan dosennya. Dia disodori sebuah ponsel di mana layarnya menayangkan viddionya dan s

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-11
  • Permintaan Gila Adikku   95. Serangan Para Warga

    Ridwan yang dipecat menjadi guru pun langsung membereskan meja kerjanya. Beberapa barang dia tinggal dan beberapa lagi harus dia bawa. Beberapa guru yang melihat kepergian Ridwan pun menganguk dengan senyum tipis. Seperti mereka hanya berbasa-basi saja pada pria itu."Semoga segera menemukan pekerjaan baru, ya." Salah satu guru bahkan mendoakannya. Ridwan hanya mengangguk. Dia meragukan hal itu. Setelah vidionya tersebar, memangnya masih ada sekolah yang mau menerimanya menjadi guru?Dia melanjutkan langkah. Di depan kelas, dia bertemu dengan sahabatnya yang sepertinya baru saja selesai mengajar. Mereka berpapasan dan Ridwan bisa melihat ekspresi sahabatnya itu tak ramah.Tepat ketika jarak mereka sudah dekat, sahabatnya itu berujar. "Aku kecewa sama kamu, Wan. Aku pikir kamu menikah dengan Olip karena Cinta. Tapi ternyata karena kalian mengkhianati Mika bahkan memiliki skadal seperti ini. Aku harap kamu tidak menyesal dengan apa yang s

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-11
  • Permintaan Gila Adikku   96. Tuduhan

    "Cie yang baru aja pulang dari bulan madu." Baru saja sampai di toko, Mika sudah mendapat ejekan dari sahabatnya.Detik kemudian Sinta memasang wajah kasihan. Dia berdecak sembari menggeleng pelan. "Tapi sayang. Kasihan sekali kamu. Baru juga pulang dari bulan madu, udah masuk rumah sakit aja," ujarnya kemudian.Mika tak suka itu. Dia meletakkan tasnya di atas meja. "Apaan sih? Itu Noval aja yang berlebihan. Masa kepala kepentok meja aja sampai diinap rawat segala. Kan ngabisin duit," ujar Mika dengan menyentuh kepalanya yang masih diplester karena luka."Namanya juga perhatian sama istri, Mik." Sinta pun menaik turunkan alisnya bermaksud menggoda sang sahabat."Jangan mulai." Mika menatap Sinta dengan penuh peringatan.Mika terkekeh. Beberapa saat kemudian Sinta mengingat sesuatu. "Lagian adek kamu itu gila banget. Berani-beraninya celakain kamu. Sekarang, viral dah tuh vidio panasnya sama Ridwan," ujar Sinta dengan rasa gemas yang tak bisa ditutupi. Kita bisa lihat juga rasa puas da

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-12

Bab terbaru

  • Permintaan Gila Adikku   105. Punya Istri Kok Gini Amat

    Ridwan merasa bingung malam ini. Setelah keluar dari kontrakan, dia tidak tahu harus pergi ke mana. "Balik ke kontrakan males. Pulang ke ruang Ibu, apa iya nggak bakal diajar lagi?" Ridwan bertanya pada dirinya sendiri.Kini, Ridwan tengah berada di sebuah warung kopi. Dia ingin menenangkan dirinya dari rasa stress yang ditimbulkan oleh Olip. "Punya istri gini amat. Bayangannya habis nikah enak ada yang ngurusin, malah kek gini." Dia mendengus.Malam semakin gelap, udara juga semakin dingin. Dia pun memutuskan untuk pulang. Pulang ke kontrakan, bukan ke rumah orang tuanya. Dia masih waras untuk pergi ke sana mengingat bagamana seramnya sang Bapak kalau mengamuk.Bukannya dia merasa takut. Ridwan hanya menghomarti bapaknya. Kalau masalah duel, sih dia yakin bakalan menang melawan bapaknya. Hanya saja, kembali pada kenyataan kalau pria itu adalah orang tuanya. Mana Berani dia melawan? Takut dianggap durhaka nanti.Motor berhenti di depan kontrakan. Dia memasuki kontrakan dan melihat ist

  • Permintaan Gila Adikku   104.

    "Kamu gila, Kak?" tanya Olip tak habis pikir. Kemarahannya sudah mencapai ubun-ubun. Istri mana yang tidak akan marah kalau mendengar suaminya menawari perempuan lain untuk menjadi istri. Diamau dimadu."Bisa-bisanya Kak Ridwan menawari Kak Mika menjadi istri Kakak? Kakak sudah tidak waras!" bentak Olip.Ridwan yang merasa pusing mendengar teriakan Olip, langsung menatap Olip dengan tajam. "Hah! Bisa tidak kamu diam! Setiap hari bisanya hanya teriak saja. Pusing kepala aku!" Ridwan ikut berteriak!"Aku berteriak juga karena Kak Ridwan. Istri mana yang tidak akan marah kalau suaminya menawarkan perempuan lain untuk menikah dengannya. Kakakku pula yang kamu tawari," ujar Olip marah. Rasanya dia ingin berteriak dengan kencang saja."Semua itu karena aku baru sadar. Kalau Mika lah yang aku butuhkan. Mika yang aku cintai. Aku hanya bernafsu saja dengan kamu," ujar Ridwan dengan menunjuk istrinya. Tatapannya masih tajam dan penuh kemarahan.Olip semakin merasa tidak percaya mendengar apa ya

  • Permintaan Gila Adikku   103. Olip Cemburu

    Untuk sesaat keduanya saling tatap satu sama lain. Mika yang menunggu jawaban Noval, dan Noval yang merasa tertegun dengan pertanyaan dari Mika."Kok diam?" tanya Mika kemudian.Noval pun tersadar. Dia mengedipkan matanya beberapa kali lalu melanjutkan aktivitasnya. "Lebih ke arah kebersihan. Secara Ridwan adalah orang yang jorok," ujar Noval kemudian yang tentu itu hanya alasan."Oh gitu?" Mika mengangguk beberapa kali. Keduanya pun keluar dari kamar mandi lalu keluar dari toko."Aku kira kamu cemburu," ujar Mika ketika melihat suaminya yang sedang menutup toko. Rupanya tugasnya berganti pada Noval.Noval membalikkan badan menatap Mika ketika sudah mengunci toko. Dia meraih tangan Mika lalu memberikan kunci toko pada Mika. "Kenapa kamu tanyanya sejak tadi itu mulu?"Mika menggenggam kunci yang diberikan Noval lalu memasukkannya pada tas yang dia bawa. Mika menggeleng. "Nggak papa. Cuma mau tanya aja?"Noval menaiki motornya lebih dulu. "Kamu ingin tahu aku cemburu apa tidak?" tanyany

  • Permintaan Gila Adikku   102. Tawaran Jadi Istri Kedua?

    "Apa?" Tentu saja Mika merasa syok. Bahkan toples permen yang ada di tangannya dan akan dipindahkan ke dalam toko sebab toko akan tutup langsung terjatuh. Untung saja isinya tidak berceceran. "Biar aku bantu," ujar Ridwan ketika melihat toples itu jatuh. "Nggak usah nggak usah," ujar Mika cepat. Dia pun lebih memilih mengambilnya sendiri daripada menerima bantuan Ridwan. Bukan apa. Dia hanya takut kalau Noval salah paham saja melihatnya nanti mengingat suaminya itu akan datang. "Ngapain sih kamu di sini?" tanya Mika sekali lagi. Dia tak sungkan memperlihatkan wajah bencinya pada Ridwan. "Untuk menanyakan hal tadi," ujar Ridwan kemudian. "Wan. Kamu sudah gila, mending kamu ke rumah sakit sana. Jangan di sini," ujar Mika kemudian dengan menunjuk ke segala arah. Ridwan terkejut Mika mengatai dirinya gila. "Mik. Aku nggak gila." Dia menggeleng cepat. "Kalau nggak gila apa? Sinting? Mabok? Atau syarafmu sudah putus?" tanya Mika kemudian. Dia berkacak pinggang dengan tatapan tajam pad

  • Permintaan Gila Adikku   101. Ridwan Menggila

    "Ibu ngagetin aja," Ridwan sdah merasa deg-degan. Dia pikir tadi adalah bapaknya. Tentu saja diamerasa takut kalau bertemu kembali dengan Pak Eko. Dia yakin kalau dia akan dihajar kembali jika bapaknya itu melihat keberadaan dirinya di sini."Makan," jawab Ridwan pada pertanyaan ibunya tadi. Tanpa sungkan dia langsung mengambil nasi dan lauknya cukup banyak dan memakannya dengan lahap.Bu Lestari duduk di hadapan putranya. "Makanmu kayak orang yang nggak makan satu bulan aja.""Aku belum makan sejak pagi," jawab Ridwan di sela makannya dengan mulut penuh."Olip nggak masak?" Bu Lestari kembali bertanya."Ibu kayak nggak tahu aja," jawab Ridwan. Bu Lestari pun membiarkan anaknya makan."Kok bisa sih kamu sama Olip punya vidio kek gitu?" tanya Bu Lestari dengan kesal.Ridwan melirik ke arah ibunya beberapa kali sebelum menjawab. "Ya namanya juga pasangan, Bu. Ya wajarlah."Bu Lestari langsung memukul lengan putranya. "Kok bisa kamu melakukan itu sebelum menikah? Bikin malu aja.""Ya gim

  • Permintaan Gila Adikku   100. Cekcok

    Ridwan memarkirkan motor milik Olip di depan kontrakan mereka. Pria itu meletakkan sepatunya asal lalu memasuki kontrakan dengan wajah kesal. "Sial*n." Dia berujar kemudian.Olip yang sebelumnya tengah asyik melihat ponsel miliknya langsung menoleh ke arah kedatangan suaminya. Dia menatap bingung Ridwan yang tampak marah-marah."Kamu kenapa?" tanya Olip kemudian."Jangan tanya dulu kamu. Aku lagi kesel," ujar Ridwan. Pria itu berbaring membelakangi sang istri.Olip tang tipikal tidak suka diabaikan pun mengabaikan peringatan Ridwan. Dia meletakkan ponselnya dan memegang pundak sang suami lalu membua Ridwan mengubah posisinya menjadi menatap ke arah dirinya."Masalahnya aku nggak suka lihat kamu kek gini. Wajah kesal kamu itu bikin mood aku ikutan ancur. Bawaanya pengen marah," ujar Olip dengan nada tinggi yang selalu dia keluarga ketika berdebat dengan Ridwan.Ridwan langsung bangkit dari posisinya dan duduk menghadap Olip. "Lip. Jangan ajak aku bertengkar sore ini. Oke? Aku sudah ter

  • Permintaan Gila Adikku   99. Surat Dari Kampus

    Bu Tuti datang bersama sang suami dan membawa semua hal yang diinginkan oleh Olip. Meski dia merasa kesusahan untuk membawanya, tetapi dia tetap membawakannya demi sang anak.Pak Purnomo sempat tidak mau untuk datang ke kontrakan Olip, tetapi Bu Tuti yang terus memaksa membuat dia mau tidak mau harus mengantarnya. Sesampainya di kontrakan Olip, Olip pun langsung menyambut kedatangan ibunya."Akhirnya Ibu datang juga," ujar Olip.Bu Tuti tampak mengamati tempat tinggal Olip. "Ini beneran tempat tinggal kalian?" tanya Bu Tuti kemudian."Ya iyalah, Bu. Masa boongan?" Dia pun mengajak ibunya masuk tetapi Pak Purnomo memilih untuk tetap di luar."Kok bisa sih kamu tinggal di tempat seperti ini, Lip? Udah tempatnya di ujung desa, jauh, jalannya rusak, tempatnya nggak layak huni lagi," ujar Bu Tuti yang langsung berkomentar ketika dia sampai di kontrakan Olip."Udah tahu, kan? Makanya Olip minta Ibu buat datang ke sini dan lihat sendiri secara langsung." Olip berujar. Perempuan itu mengambil

  • Permintaan Gila Adikku   98. Kontrakan Tak Diinginkan

    Ridwan dan Olip yang sudah diusir dari rumah Pak Purnomo dan tak bisa kembali ke rumah Pak Eko terpaksa harus mencari kontrakan untuk tempat mereka tinggal. Namun, karena berita yang sudah tersebar, mereka mengalami kesulitan ketika mencari tempat tinggal.Bahkan tidak sedikit yang menolak mereka karena menganggap mereka pasangan tak memiliki ikatan. Ridwan dan Olip pun sampai harus mengeluarkan buku nikah mereka agar orang-orang percaya. Namun, tetap saja mereka menolak Olip dan Ridwan untuk menyewa kontrakan mereka."Terus kita mau tinggal di mana dong, Kak kalau semua orang menolak kita?" tanya Olip yang sudah merasa lelah karena hampir seharian mencari kontrakan tidak menemukannya."Ya kita harus terus cari lah. Kalau mau berhenti, gimana kita tidur malam ini," ujar Ridwan yang fokus terhadap jalan di depannya."His. Nyusahin banget sih. Itu warga kampung kenapa juga ngusir kita sih? Toh kita tinggal di rumah orang tua aku sendiri. Nggak minta makan sama mereka," ujar Olip yang t

  • Permintaan Gila Adikku   97. Tamparan Untuk Olip Dari Noval

    Ridwan langsung menatap istrinya. "Apa ini karena perbuatanmu?" tanyanya dengan menunjuk ke arah kening Mika yang terluka. Dia menunggu jawaban sang istri.Sedangkan Olip yang mendengar pertanyaan dari suaminya merasa bingung. Kenapa sekarang dia dojokkan lagi?"Jawab, Olip!" bentak Ridwan."Ya," balas Olip."Memangnya kenapa? tanya Olip kemudian."Lagian aku juga tidak sengaja," lanjutnya."Heh! Mana ada tidak sengaja? Kau mendorongnya. Itu yang katanya tidak sengaja?" Sinta yang tidak terima dengan perkataan Olip pun ikut memaki.Dia sudah tak tahan denga sifat perempuan itu. "Dasar perempuan gila. Sekolahnya aja pakai seragam, tapi kelakuannya kayak setan," lanjut Sinta yang tak tanggung-tanggung dalam mengolok Olip. Dia tidak peduli kalau ada orang tua Olip di sana."Jaga mulut kamu Sinta." Bu Tuti yang melihat anaknya diolok tidak terima. Dia pun menatap sahabat Mika itu dengan tajam."Emang iya, Kok." Sinta tentu tak mau kalah.Berkacak pinggang, dia menatap Olip dengan dagu ter

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status