Semua Bab Permintaan Gila Adikku: Bab 91 - Bab 100

136 Bab

91. Diusir Dari Rumah

Mika yang tengah asyik mensecrol ponselnya sembari menyandar pada kepala bankar yang ditinggikan langsung menegakkan tubuh dengan bola mata melotot. "Ini apa?" tanyanya kemudian.Noval yang tengah duduk di sofa sembari memangku kertas entah kertas apa itu langsung mengalihkan pandangan pada Mika. "Kenapa?" tanyanya kemudian."Ini. Sinta mengirim ini sama aku." Mika tak menjelaskan apa yang dia maksud, tetapi perempuan itu menunjuk ke arah layar ponselnya sembari menatap sang suami."Apa sih?" tanya Noval yang memiih untuk bangkit mendekat. Dia berdiri di samping istrinya dan melihat ponsel milik sang istri.Ternyata, ponsel Mika menampilkan vidio asusila antara Ridwan dan Olip. "Oh." Hanya itu respons yang diberikan oleh Noval.Mika yang mendengar pun langsung menatap suaminya dengan kerutan di kening. "Hanya o?"Noval ikut menatap istrinya bingung. "Terus, aku harus apa memangnya?" tanyanya kemudian.Mika sempat menganga. "Noval. Ini vidio terlarang yang beredar luas loh. Pasti dampa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-08
Baca selengkapnya

92. Terusir

Pak Eko pun segera keluar untuk menemui orang-orang yang sudah berkumpul di depan rumahnya. Dia melihat ekspresi warga tampak kesal dan juga marah. Pak Eko tahu apa yang sedang terjadi. Pasti ini semua mengenai vidio anak dan menantunya yang beredar luas.Seorang pria dari kumpulan para warga maju. Dia mendekati Pak Eko. "Selamat siang Pak Eko," ujar seseorang yang tak lain adalah RT setempat. Pak Eko pun langsung mengangguk. "Iya, Pak RT."Rt bernama Rohiman itu tampak sungkan mengatakan apa yang ingin dia katakan. "Sudah Pak RT. Katakan saja apa tuntutan kita," ujar salah satu warga karena RT mereka terlihat ragu-ragu dalam menyampaikan apa yang mereka inginkan.Pak Rohiman mengangguk pelan. "Maaf, Pak Eko. Kedatangan kami ke sini ... ini mengenai anak Pak Eko dan juga menantu Pak Eko. Tentu Pak Eko sudah mengetahui kabar yang beredar di sini bukan?" tanyanya kemudian.Pak Eko pun mengangguk tanpa ragu. "Ya. Pak. Saya sudah mengetahui itu. Dan untuk masalah itu, Pak RT dan Bapak-Ba
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-09
Baca selengkapnya

93. Dipecat

"Tuh kamu lihat. Ibu aku aja bisa bantu kita. Orang tua kamu malah ngusir kita. Heran. Jadi orang tua kok nggak ada effordnya melindungi anak yang mendapat masalah." Setelah mendapat izin untuk tinggal di rumah kedua orang tuanya, Olip dan Ridwan kini tengah duduk santai di ruang tengah dengan menonton tivi.Ridwan yang baru saja mendapat olokan dari istrinya pun berdecak. "Iya-iya. Orang tua kamu yang paling mengerti deh." Dia memilih mengalah. Daripada nanti jadi ramai karena berdebat.Olip mencebik. "Dari awal tuh ya. Sudah keliatan banget kalau orang tua kamu itu yang sepertinya nggak akan ada di samping kita kalau kita ada masalah.""Kan kemarin udah mau nampung kita," ujar Ridwan mengingatkan kebaikan kedua orang tuanya. Sebagai anak tentu dia tidak mau kalau orang tuanya terus dihina."Itu, kan kewajiban." Olip menjawab. "Sebelumnya juga kita tinggal di rumah orang tua aku."Ridwan menggeleng. "Aduh. Udah deh. Jangan bahas itu lagi. Mendingan kita pikirin bagaimana besok kita
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-10
Baca selengkapnya

94. Dipanggil Dosen

Olip yang baru sampai langsung mendapat tatapan aneh dari teman-temannya. Perempuan itu menyadari benar sikap temannya yang berubah pada dirinya. Bahkan denga jelas dia mendengar beberapa orang mengatakan kalau dirinya tidak tahu malu karena masih berani datang setelah vidionya tersebar luas."Lip. Dipanggil dosen tuh," ujar salah seorang perempuan berkacamata. Olip tahu perempuan itu adalah salah satu teman kelasnya yang paling pintar."Ngapain dosen manggil?" Kenapa itu musti dipertanyakan?Olip tanpa kata langsung menuju ruang dekan. Tidak ada kata terima kasih yang terucap dari bibirnya untuk temannya tadi. Sebelum memasuki ruang sang dosen, Olip mengetuk pintu lebih dulu."Masuk." Seruan masuk itu membuat Olip segera memasuki ruangan.Sepertinya dia akan disidang."Duduk Olip." Seorang pria berkemeja biru tua berujar dengan menunjuk kursi yang ada di hadapannya.Olip mengangguk lalu duduk di hadapan dosennya. Dia disodori sebuah ponsel di mana layarnya menayangkan viddionya dan s
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-11
Baca selengkapnya

95. Serangan Para Warga

Ridwan yang dipecat menjadi guru pun langsung membereskan meja kerjanya. Beberapa barang dia tinggal dan beberapa lagi harus dia bawa. Beberapa guru yang melihat kepergian Ridwan pun menganguk dengan senyum tipis. Seperti mereka hanya berbasa-basi saja pada pria itu."Semoga segera menemukan pekerjaan baru, ya." Salah satu guru bahkan mendoakannya. Ridwan hanya mengangguk. Dia meragukan hal itu. Setelah vidionya tersebar, memangnya masih ada sekolah yang mau menerimanya menjadi guru?Dia melanjutkan langkah. Di depan kelas, dia bertemu dengan sahabatnya yang sepertinya baru saja selesai mengajar. Mereka berpapasan dan Ridwan bisa melihat ekspresi sahabatnya itu tak ramah.Tepat ketika jarak mereka sudah dekat, sahabatnya itu berujar. "Aku kecewa sama kamu, Wan. Aku pikir kamu menikah dengan Olip karena Cinta. Tapi ternyata karena kalian mengkhianati Mika bahkan memiliki skadal seperti ini. Aku harap kamu tidak menyesal dengan apa yang s
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-11
Baca selengkapnya

96. Tuduhan

"Cie yang baru aja pulang dari bulan madu." Baru saja sampai di toko, Mika sudah mendapat ejekan dari sahabatnya.Detik kemudian Sinta memasang wajah kasihan. Dia berdecak sembari menggeleng pelan. "Tapi sayang. Kasihan sekali kamu. Baru juga pulang dari bulan madu, udah masuk rumah sakit aja," ujarnya kemudian.Mika tak suka itu. Dia meletakkan tasnya di atas meja. "Apaan sih? Itu Noval aja yang berlebihan. Masa kepala kepentok meja aja sampai diinap rawat segala. Kan ngabisin duit," ujar Mika dengan menyentuh kepalanya yang masih diplester karena luka."Namanya juga perhatian sama istri, Mik." Sinta pun menaik turunkan alisnya bermaksud menggoda sang sahabat."Jangan mulai." Mika menatap Sinta dengan penuh peringatan.Mika terkekeh. Beberapa saat kemudian Sinta mengingat sesuatu. "Lagian adek kamu itu gila banget. Berani-beraninya celakain kamu. Sekarang, viral dah tuh vidio panasnya sama Ridwan," ujar Sinta dengan rasa gemas yang tak bisa ditutupi. Kita bisa lihat juga rasa puas da
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-12
Baca selengkapnya

97. Tamparan Untuk Olip Dari Noval

Ridwan langsung menatap istrinya. "Apa ini karena perbuatanmu?" tanyanya dengan menunjuk ke arah kening Mika yang terluka. Dia menunggu jawaban sang istri.Sedangkan Olip yang mendengar pertanyaan dari suaminya merasa bingung. Kenapa sekarang dia dojokkan lagi?"Jawab, Olip!" bentak Ridwan."Ya," balas Olip."Memangnya kenapa? tanya Olip kemudian."Lagian aku juga tidak sengaja," lanjutnya."Heh! Mana ada tidak sengaja? Kau mendorongnya. Itu yang katanya tidak sengaja?" Sinta yang tidak terima dengan perkataan Olip pun ikut memaki.Dia sudah tak tahan denga sifat perempuan itu. "Dasar perempuan gila. Sekolahnya aja pakai seragam, tapi kelakuannya kayak setan," lanjut Sinta yang tak tanggung-tanggung dalam mengolok Olip. Dia tidak peduli kalau ada orang tua Olip di sana."Jaga mulut kamu Sinta." Bu Tuti yang melihat anaknya diolok tidak terima. Dia pun menatap sahabat Mika itu dengan tajam."Emang iya, Kok." Sinta tentu tak mau kalah.Berkacak pinggang, dia menatap Olip dengan dagu ter
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-12
Baca selengkapnya

98. Kontrakan Tak Diinginkan

Ridwan dan Olip yang sudah diusir dari rumah Pak Purnomo dan tak bisa kembali ke rumah Pak Eko terpaksa harus mencari kontrakan untuk tempat mereka tinggal. Namun, karena berita yang sudah tersebar, mereka mengalami kesulitan ketika mencari tempat tinggal.Bahkan tidak sedikit yang menolak mereka karena menganggap mereka pasangan tak memiliki ikatan. Ridwan dan Olip pun sampai harus mengeluarkan buku nikah mereka agar orang-orang percaya. Namun, tetap saja mereka menolak Olip dan Ridwan untuk menyewa kontrakan mereka."Terus kita mau tinggal di mana dong, Kak kalau semua orang menolak kita?" tanya Olip yang sudah merasa lelah karena hampir seharian mencari kontrakan tidak menemukannya."Ya kita harus terus cari lah. Kalau mau berhenti, gimana kita tidur malam ini," ujar Ridwan yang fokus terhadap jalan di depannya."His. Nyusahin banget sih. Itu warga kampung kenapa juga ngusir kita sih? Toh kita tinggal di rumah orang tua aku sendiri. Nggak minta makan sama mereka," ujar Olip yang t
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-12
Baca selengkapnya

99. Surat Dari Kampus

Bu Tuti datang bersama sang suami dan membawa semua hal yang diinginkan oleh Olip. Meski dia merasa kesusahan untuk membawanya, tetapi dia tetap membawakannya demi sang anak.Pak Purnomo sempat tidak mau untuk datang ke kontrakan Olip, tetapi Bu Tuti yang terus memaksa membuat dia mau tidak mau harus mengantarnya. Sesampainya di kontrakan Olip, Olip pun langsung menyambut kedatangan ibunya."Akhirnya Ibu datang juga," ujar Olip.Bu Tuti tampak mengamati tempat tinggal Olip. "Ini beneran tempat tinggal kalian?" tanya Bu Tuti kemudian."Ya iyalah, Bu. Masa boongan?" Dia pun mengajak ibunya masuk tetapi Pak Purnomo memilih untuk tetap di luar."Kok bisa sih kamu tinggal di tempat seperti ini, Lip? Udah tempatnya di ujung desa, jauh, jalannya rusak, tempatnya nggak layak huni lagi," ujar Bu Tuti yang langsung berkomentar ketika dia sampai di kontrakan Olip."Udah tahu, kan? Makanya Olip minta Ibu buat datang ke sini dan lihat sendiri secara langsung." Olip berujar. Perempuan itu mengambil
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-12
Baca selengkapnya

100. Cekcok

Ridwan memarkirkan motor milik Olip di depan kontrakan mereka. Pria itu meletakkan sepatunya asal lalu memasuki kontrakan dengan wajah kesal. "Sial*n." Dia berujar kemudian.Olip yang sebelumnya tengah asyik melihat ponsel miliknya langsung menoleh ke arah kedatangan suaminya. Dia menatap bingung Ridwan yang tampak marah-marah."Kamu kenapa?" tanya Olip kemudian."Jangan tanya dulu kamu. Aku lagi kesel," ujar Ridwan. Pria itu berbaring membelakangi sang istri.Olip tang tipikal tidak suka diabaikan pun mengabaikan peringatan Ridwan. Dia meletakkan ponselnya dan memegang pundak sang suami lalu membua Ridwan mengubah posisinya menjadi menatap ke arah dirinya."Masalahnya aku nggak suka lihat kamu kek gini. Wajah kesal kamu itu bikin mood aku ikutan ancur. Bawaanya pengen marah," ujar Olip dengan nada tinggi yang selalu dia keluarga ketika berdebat dengan Ridwan.Ridwan langsung bangkit dari posisinya dan duduk menghadap Olip. "Lip. Jangan ajak aku bertengkar sore ini. Oke? Aku sudah ter
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-13
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
89101112
...
14
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status