Lila masih terbaring lemah di ranjang rumah sakit, meskipun fisiknya perlahan pulih, perasaannya tetap hampa. Matanya menatap kosong ke arah jendela, tak banyak yang bisa ia lakukan selain menunggu. Di sampingnya, Inayah sibuk merapikan barang-barangnya. Hari ini, Inayah dan Waluya harus pulang. Waluya harus mempersiapkan diri untuk cuci darah rutin yang tak bisa ditunda.Inayah menghampiri Lila, duduk di tepi ranjang, menggenggam tangan putrinya yang dingin. “Nak, kami harus pulang. Bapakmu harus siap-siap cuci darah. Tapi sebelum kami pulang, ada yang ingin Ibu bicarakan.”Lila hanya mengangguk lemah, matanya tetap terfokus pada jendela, seolah mencoba menghindari percakapan itu. Inayah menarik napas dalam, mencoba memilih dan memilah kata-kata yang tepat.“Ibu tahu, Sean bukan laki-laki yang sempurna, tapi ... Ibu yakin dia juga tidak sepenuhnya jahat,” ucap Inayah sambil mengusap lembut punggung tangan putrinya. “Luka-lukamu sudah mulai sembuh, Lila. Mungkin sekarang saatnya untuk
Terakhir Diperbarui : 2024-09-21 Baca selengkapnya