All Chapters of Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal : Chapter 101 - Chapter 110

196 Chapters

101. Menjadi Lemah

Rangga melangkah masuk ke dalam gedung tempat kerja Lila dengan langkah yang tenang dan penuh wibawa. Walau hanya sebentar dia diberi waktu dengan bersama dengan perempuan yang mampu mengusik hatinya.Rangga hanya berharap, Sean tidak mengetahui tentang isi hatinya, dan akan memberinya kesempatan bersama Lila lebih sering. Rangga sadar, persaingan ini tidak imbang, tidak ingin memaksakan diri untuk merebut Lila, yang penting bisa melihatnya bahagia, itu saja.Rangga berhenti di meja resepsionis, memberikan senyum sopan kepada petugas di sana. "Permisi, saya mencari Ibu Lila," ucapnya dengan suara ramah, tetapi jelas.Resepsionis menatap Rangga sejenak, lalu melirik daftar pegawai. "Ibu Lila?" tanyanya untuk memastikan."Ya," jawab Rangga cepat, dengan menambahkan, "Saya diperintah oleh suaminya untuk menjemputnya."Petugas itu tampak ragu sesaat, tapi akhirnya menggelengkan kepala dengan sedikit senyum. "Maaf, Pak, Ibu Lila sudah pulang tadi, sekitar setelah jam makan siang."Jawaban
last updateLast Updated : 2024-11-07
Read more

102. Saya Terima Nikahnya …

Rangga berjalan menyusuri lorong apartemen, dengan teliti matanya tajam mengamati nomor-nomor unit di sepanjang dinding. Rangga merasa telah berada di lorong yang benar, dan nomor yang sudah mendekati unit apartemen Lila.Namun, pemandangan di ujung lorong membuat langkahnya terhenti. Dari kejauhan, Rangga melihat Lila berhadapan dengan Ryan dan beberapa pria kekar yang menyeramkan di depan pintu apartemen Lila.Wajah Lila tampak ketakutan dan penuh ketegangan, sementara Ryan berdiri dengan sikap mengancam, diapit oleh beberapa pria berbadan besar yang tampak seperti pengawal pribadi. Tanpa basa-basi, Ryan mendorong pintu apartemen Lila hingga terbuka lebar, lalu masuk dengan langkah pasti, diikuti oleh pria-pria tersebut.Dada Rangga berdebar. Dia menyaksikan bagaimana Lila mencoba melawan, namun gerakannya langsung dihentikan oleh cengkeraman Ryan. Melihat sikap kasar dan dominasi yang diperlihatkan Ryan, Rangga mengepalkan tangan, merasakan dorongan untuk menghentikan kejadian itu.
last updateLast Updated : 2024-11-07
Read more

103. Kembali Menjadi Istri

Sean melangkah dengan napas memburu, hampir berlari sepanjang koridor apartemen menuju unit Lila. Bersama pihak keamanan dan pengelola gedung yang membantu, Sean akhirnya berhasil membuka pintu apartemen Lila.Begitu pintu terbuka, Sean tertegun, langkahnya terhenti di ambang pintu. Di hadapannya, Lila duduk berdampingan dengan Ryan, hatinya mencelos melihat ekspresi Lila yang penuh kesedihan, air mata mengalir di pipinya, dan tangan yang gemetar memegang perutnya yang terlihat sedikit menegang.Saat gendang telinganya bergetar kala mendengar kata-kata yang dari mulut penghulu Sean menyadari itu adalah kalimat ijab dalam akad nikah. Sean mengepalkan tangan, menahan amarah yang meluap dalam dadanya. Tanpa menunggu, dia memasuki apartemen Lila berharap masih ada waktu untuk mengagalkan pernikahan yang tidak semestinya terjadi.“Saya terima nikahnya ….”“Saya tidak terima!” Teriakan Sean menggema ke seisi ruangan, memotong kalimat qobul yang akan diucapkan oleh Ryan.Ruangan yang semula
last updateLast Updated : 2024-11-08
Read more

104. Pertengkaran Pertama

Berbanding terbalik dengan Sean, wajah Ryan justru memerah menahan amarah setelah mendengar penjelasan dari penghulu yang telah dia bayar mahal untuk menikahkan dirinya dengan Lila. Ryan menatap Lila, lalu beralih ke arah Sean, merasa semua kendali yang telah dia rencanakan kini hancur di depan matanya.“Apa yang bisa kau lakukan sekarang adalah pergi dari sini bersama orang-orangmu itu. Dan kau harus menerima kenyataan jika Lila kembali menjadi istriku, dan sebentar lagi … aku akan punya anak,” ucap Sean terdengar mengejek Ryan.Ryan menatap tajam ke arah Sean dan Lila, wajahnya menegang dengan amarah yang masih membara. Namun, ia tahu bahwa tidak ada lagi yang bisa dia lakukan. Kekalahan dalam perdebatan ini adalah kenyataan pahit yang harus ia terima.Dengan mendengus kesal, Ryan mengalihkan pandangan, mengisyaratkan kepada orang-orangnya untuk pergi. Mereka mengikuti langkahnya, meninggalkan apartemen Lila satu per satu tanpa sepatah kata pun.Di sudut ruangan, penghulu yang masih
last updateLast Updated : 2024-11-08
Read more

105. Hanya Ingin Menyapa

“Bagiku kehamilan ini adalah anugerah. Tapi jika kau memang tidak menghendakinya, biarkan aku pergi!” Lila mengakhir kalimat lalu menyeka air mata, hatinya pedih saat merasakan jika Sean menolak kehadiran anaknya. “Aku tidak akan mengganggumu lagi.”Lila ingin menghindar dari Sean yang semakin mendekat, tetapi tubuh besar Sean sudah menutup pergerakannya.Sean terlihat sangat murka dengan sikap keras kepala yang ditunjukkan oleh Lila. “Kau tidak tahu ancaman apa yang ada yang di luar sana yang sedang menantimu.”Melihat amarah Sean, membuat Lila kembali teringat dengan kekerasan yang pernah dia terima. “Kau lebih menakutkan bagiku.” Lila mendorong tubuh tubuh tegap Sean agar menjauh darinya.Tampaknya Sean tidak peduli dengan ketakutan yang dialami Lila, dia pun semakin mendekat dan mengungkung tubuh Lila. “Apa yang kau takutkan?”Tidak ada jawaban, hanya deru napas memburu penuh ketakutan. Tetapi tiba-tiba berubah menjadi desahan yang memanjakan telinga, saat ternyata tangan Sean sud
last updateLast Updated : 2024-11-09
Read more

106. Terpesona

Dering ponsel yang berada di atas nakas membangunkan Lila dari tidurnya. Dengan mata yang belum terbuka sempurna Lila mencoba meraih ponselnya yang terus meraung-raung. Seolah panggilan penting yang harus segera mendapatkan jawab. Lila tampak kesusahan untuk bergerak, bukan hanya karena perutnya yang membesar, tetapi lengan Sean yang melingkar di tubuhnya mempersulit pergerakannya. Saat Lila akan menyingkirkan lengan Sean, lelaki yang kini kembali berstatus seuami itu justru semakin mengeratkan tangannya. Setelah dengan sedikit perjuangan akhirnya Lila bisa meraih ponselnya, nama Nadya terpampang jelas di layar ponselnya. Dengan posisi telentang yang terlihat masih mengantuk, Lila menekan tombol jawab. Lila mengangkat panggilan itu menyapa sahabatnya dengan suaranya yang terdengar serak. "Halo, Nad?" "Lila! Aku sudah di depan apartemenmu. Ada hal penting yang belum sempat kita bicarakan kemarin!" Suara Nadya terdengar ceria namun penuh tuntutan, membuat Lila langsung terjaga. "Oh
last updateLast Updated : 2024-11-09
Read more

107. Gangguan

Nadya tersenyum kaku, kemudian berkata dengan nada canggung, “Maaf … Aku tidak tahu kalau aku mengganggu. Mungkin lebih baik aku pamit sekarang…” Namun, sebelum Nadya sempat bergerak lebih jauh, Sean dengan sigap menahannya. “O ya, sebelum pergi ….” Ujar Sean dengan nada tegas tidak ada kesan ingin menghalangi, matanya pun menatap langsung ke arah Nadya. “Aku tidak ingin ada salah paham di sini. Jadi biar aku jelaskan, aku dan Lila sudah rujuk. Kami sedang berusaha memperbaiki rumah tangga kami.” Nadya tampak terkejut, matanya berpindah-pindah antara Sean dan Lila, mencari kepastian. Sementara itu, Lila menundukkan wajahnya, merasa sedikit canggung dengan cara Sean mengumumkan hubungan mereka. “Dan, satu hal lagi,” lanjut Sean dengan arogan, “Lila akan segera mengirimkan surat pengunduran dirinya dari Mahendra Securitas. Dia tidak lagi bekerja di sana, mulai saat ini kami akan memprioritaskan anak kami.” Nadya mencoba untuk tetap tersenyum, meskipun terlihat jelas bahwa informasi
last updateLast Updated : 2024-11-09
Read more

108. Tidak Ada Cinta yang Tulus

Saat berjalan menyusuri lorong apartemen, Nadya melirik Rangga dengan rasa ingin tahu yang jelas terpancar di wajahnya. Dia berusaha menyusun pertanyaan tanpa terlihat terlalu ingin tahu, namun rasa penasarannya sulit disembunyikan.“Kamu sudah lama bekerja dengan Sean?” tanyanya santai, seolah ingin memulai obrolan ringan.“Kenalan dulu, Mbak,” sahut Rangga sambil mengulurkan tangannya. “Rangga,” ucap Rangga saat Nadya menjabat tangannya.“Nadya,” sahut Nadya menyebutkan Namanya.“O ya, tadi Mbak Nadya tanya apa?”“Panggil Nadya saja!” Nadya berusaha mengakrabkan dirinya. “Kamu sudah lama bekerja dengan Sean?” Nadya mengulangi pertanyaan yang belum sempat mendapat jawaban.Rangga mengangguk sambil tetap fokus pada langkahnya. “Ya, sejak kuliah saya sudah magang di perusahaan Pak Sean,” jawab Rangga apa adanya.Nadya tersenyum kecil, tidak menyerah begitu saja. “Hubungan Sean dan Lila … unik ya? Mereka terlihat seperti dua kutub yang berbeda. Apa Sean memang selalu seperti itu?”Nadya
last updateLast Updated : 2024-11-10
Read more

109. Ambisi dan Obsesi

Setelah Sean pergi, Lila menarik napas panjang, mencoba menenangkan dirinya di tengah keheningan apartemen. Mengingat pesan Sean untuk tidak keluar, dia memutuskan untuk memanfaatkan waktu dengan hal yang produktif.Setelah selesai berdandan, Lila menyalakan kamera ponselnya dan mulai mengatur posisi, memastikan pencahayaan yang cukup.“Selamat datang di channel saya,” ucap Lila pelan, senyum kecil muncul di wajahnya. Dia tampak sudah mulai terbiasa bicara di depan kamera, seolah ada teman yang mendengarkan meskipun sebenarnya sedang sendirian."Untuk video kali ini, saya ingin berbicara tentang tips menghindari pengeluaran yang sering kali tidak kita sadari, atau istilahnya 'bocor halus' dalam keuangan." Lila membuka topik dengan suara lembut dan tenang.Dia melanjutkan, "Pertama, selalu periksa tagihan bulanan. Seringkali kita punya langganan yang sebenarnya tidak kita butuhkan atau jarang kita pakai. Misalnya, layanan streaming atau aplikasi berbayar yang sudah tidak digunakan. Pot
last updateLast Updated : 2024-11-10
Read more

110. Bukankah Kau Mandul?

Sean melangkah cepat menuju ruang kerjanya, ekspresi wajahnya masih menyiratkan amarah yang belum sepenuhnya reda. Di depan pintu, Bella sudah menunggunya dengan wajah masam, tampaknya sesuatu yang terjadi sebelumnya. Namun, Sean tak memperdulikannya, tetapi dia tetap menghampiri sekretarisnya tersebut karena ada hal penting yang tidak bisa diabaikan."Jadwal saya hari ini, Bella," ujar Sean dengan nada datar, tanpa basa-basi.Bella mengambil tablet di tangannya dan mulai membacakan jadwal Sean. "Pukul sepuluh ada pertemuan dengan klien dari Tokyo. Kemudian, makan siang bersama Miranda di restoran baru yang dibuka di pusat kota. Sore hari, ada rapat dengan dewan direksi terkait laporan keuangan kuartal terakhir."Sean mendengarkan tanpa reaksi berarti, meskipun sedikit mengerutkan dahi saat nama Miranda disebut. Bella berhenti sejenak, seakan menunggu komentar atau instruksi lebih lanjut dari Sean. Namun, Sean hanya mengangguk dan kembali memusatkan perhatian pada dokumen di hadapanny
last updateLast Updated : 2024-11-10
Read more
PREV
1
...
910111213
...
20
DMCA.com Protection Status