Share

107. Gangguan

Penulis: Henny Djayadi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-09 18:09:28

Nadya tersenyum kaku, kemudian berkata dengan nada canggung, “Maaf … Aku tidak tahu kalau aku mengganggu. Mungkin lebih baik aku pamit sekarang…”

Namun, sebelum Nadya sempat bergerak lebih jauh, Sean dengan sigap menahannya. “O ya, sebelum pergi ….” Ujar Sean dengan nada tegas tidak ada kesan ingin menghalangi, matanya pun menatap langsung ke arah Nadya. “Aku tidak ingin ada salah paham di sini. Jadi biar aku jelaskan, aku dan Lila sudah rujuk. Kami sedang berusaha memperbaiki rumah tangga kami.”

Nadya tampak terkejut, matanya berpindah-pindah antara Sean dan Lila, mencari kepastian. Sementara itu, Lila menundukkan wajahnya, merasa sedikit canggung dengan cara Sean mengumumkan hubungan mereka.

“Dan, satu hal lagi,” lanjut Sean dengan arogan, “Lila akan segera mengirimkan surat pengunduran dirinya dari Mahendra Securitas. Dia tidak lagi bekerja di sana, mulai saat ini kami akan memprioritaskan anak kami.”

Nadya mencoba untuk tetap tersenyum, meskipun terlihat jelas bahwa informasi
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Teli Apriani
ganas nya lila ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   108. Tidak Ada Cinta yang Tulus

    Saat berjalan menyusuri lorong apartemen, Nadya melirik Rangga dengan rasa ingin tahu yang jelas terpancar di wajahnya. Dia berusaha menyusun pertanyaan tanpa terlihat terlalu ingin tahu, namun rasa penasarannya sulit disembunyikan.“Kamu sudah lama bekerja dengan Sean?” tanyanya santai, seolah ingin memulai obrolan ringan.“Kenalan dulu, Mbak,” sahut Rangga sambil mengulurkan tangannya. “Rangga,” ucap Rangga saat Nadya menjabat tangannya.“Nadya,” sahut Nadya menyebutkan Namanya.“O ya, tadi Mbak Nadya tanya apa?”“Panggil Nadya saja!” Nadya berusaha mengakrabkan dirinya. “Kamu sudah lama bekerja dengan Sean?” Nadya mengulangi pertanyaan yang belum sempat mendapat jawaban.Rangga mengangguk sambil tetap fokus pada langkahnya. “Ya, sejak kuliah saya sudah magang di perusahaan Pak Sean,” jawab Rangga apa adanya.Nadya tersenyum kecil, tidak menyerah begitu saja. “Hubungan Sean dan Lila … unik ya? Mereka terlihat seperti dua kutub yang berbeda. Apa Sean memang selalu seperti itu?”Nadya

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-10
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   109. Ambisi dan Obsesi

    Setelah Sean pergi, Lila menarik napas panjang, mencoba menenangkan dirinya di tengah keheningan apartemen. Mengingat pesan Sean untuk tidak keluar, dia memutuskan untuk memanfaatkan waktu dengan hal yang produktif.Setelah selesai berdandan, Lila menyalakan kamera ponselnya dan mulai mengatur posisi, memastikan pencahayaan yang cukup.“Selamat datang di channel saya,” ucap Lila pelan, senyum kecil muncul di wajahnya. Dia tampak sudah mulai terbiasa bicara di depan kamera, seolah ada teman yang mendengarkan meskipun sebenarnya sedang sendirian."Untuk video kali ini, saya ingin berbicara tentang tips menghindari pengeluaran yang sering kali tidak kita sadari, atau istilahnya 'bocor halus' dalam keuangan." Lila membuka topik dengan suara lembut dan tenang.Dia melanjutkan, "Pertama, selalu periksa tagihan bulanan. Seringkali kita punya langganan yang sebenarnya tidak kita butuhkan atau jarang kita pakai. Misalnya, layanan streaming atau aplikasi berbayar yang sudah tidak digunakan. Pot

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-10
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   110. Bukankah Kau Mandul?

    Sean melangkah cepat menuju ruang kerjanya, ekspresi wajahnya masih menyiratkan amarah yang belum sepenuhnya reda. Di depan pintu, Bella sudah menunggunya dengan wajah masam, tampaknya sesuatu yang terjadi sebelumnya. Namun, Sean tak memperdulikannya, tetapi dia tetap menghampiri sekretarisnya tersebut karena ada hal penting yang tidak bisa diabaikan."Jadwal saya hari ini, Bella," ujar Sean dengan nada datar, tanpa basa-basi.Bella mengambil tablet di tangannya dan mulai membacakan jadwal Sean. "Pukul sepuluh ada pertemuan dengan klien dari Tokyo. Kemudian, makan siang bersama Miranda di restoran baru yang dibuka di pusat kota. Sore hari, ada rapat dengan dewan direksi terkait laporan keuangan kuartal terakhir."Sean mendengarkan tanpa reaksi berarti, meskipun sedikit mengerutkan dahi saat nama Miranda disebut. Bella berhenti sejenak, seakan menunggu komentar atau instruksi lebih lanjut dari Sean. Namun, Sean hanya mengangguk dan kembali memusatkan perhatian pada dokumen di hadapanny

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-10
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   111. Akhir Sebuah Hubungan

    “Aku yakin anak yang dikandung Lila saat ini bukan anakmu, Sean. Bagaimana mungkin Lila bisa hamil anakmu, jika kamu mandul?”Miranda mencoba menyanggah dan meyakinkan Sean tentang anak yang dikandung Lila. Persiapan pertunangan mereka sudah cukup jauh. Sang papa juga sangat mengantung masa depan keluarga pada pernikahan mereka berdua.Sean tidak langsung menjawab. Dia menarik napas panjang, berusaha keras menemukan kata yang tepat untuk menjelaskan keadaan ini pada Miranda, meskipun ia tahu apa pun yang ia katakan tak akan meredakan luka di hati wanita di hadapannya.Sean sadar keputusan rujuk dengan Lila begitu menyakitkan bagi Miranda. Dia hanya berharap penjelasannya tidak akan semakin memperparah perasaan Miranda yang kini terguncang.“Aku tidak pernah mengatakan kalau aku mandul,” jawab Sean dengan nada tenang namun dingin, sengaja menahan emosinya. “Aku memang mengatakan ada masalah, tapi itu bukan masalah kesuburan.”“Kalau bukan masalah kesuburan, lalu apa? Bagaimana mungkin

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   112. Menjadi Ayah yang Dibanggakan

    Bella memperhatikan peristiwa itu dari kejauhan. Dia melihat Miranda keluar dengan air mata di pipi dan wajah yang menyiratkan kesedihan mendalam.Diam-diam, Bella merasa ada harapan baru. Jika Miranda sudah tersingkir dari hidup Sean, mungkin kini ada kesempatan baginya untuk mendekati pria yang selama ini dia kagumi secara diam-diam.Dengan semangat baru, Bella bersiap menunggu kesempatan untuk bicara dengan Sean. Namun, tepat saat dia hendak mendekat, dia melihat Rangga berjalan melewatinya dengan membawa beberapa kotak susu. Rangga melangkah cepat menuju ruangan Sean, tetapi Bella berhasil menghentikannya di lorong.“Rangga,” panggil Bella dengan senyum ramah. “Untuk siapa susu itu?” tanyanya sambil melirik kotak-kotak di tangan Rangga yang dia ketahui brand ternama untuk produk susu ibu hamil.Rangga menoleh, sedikit terkejut, tapi kemudian tersenyum tipis. “Ini untuk Bu Lila,” jawab Rangga singkat.Mendengar jawaban itu, senyum Bella perlahan memudar, tergantikan oleh keterkejut

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   113. Awal Perubahan Besar

    Dengan sokongan dana yang melimpah dari Sekar dan kelihaian Andika dalam berbisnis, perusahaan yang didirikan Andika telah berkembang pesat dalam waktu singkat, menjadi kekuatan baru di bidang investasi.Kesuksesan itu membuat Andika dan Sekar bisa mengangkat kepala saat berada di tengah-tengah keluarga besar Wismoyojati. Seperti dalam acara keluarga yang digelar di sebuah hotel mewah malam ini.Acara keluarga besar Wismoyojati digelar meriah di aula sebuah hotel mewah, penuh dengan para pengusaha properti ternama. Sekar berdiri di samping Andika, memperhatikan suaminya yang kini tampak begitu elegan dan percaya diri dalam setelan jas hitam yang rapi. Semua orang menghormatinya, bahkan yang dahulu memandang sebelah mata.Andika melangkah dengan tenang, menyapa para kerabat dengan senyum yang penuh percaya diri. Saat dia memasuki lingkaran para pengusaha senior, termasuk beberapa yang memiliki pengaruh besar di bidang properti, Andika mulai berbicara tentang perusahaan sekuritasnya d

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   114. Kebahagiaan dalam Hubungan Rahasia

    Seperti yang sering didengar, harta, tahta dan wanita akan menjadi ujian berat bagi seorang pria. Setelah sukses dalam bisnis dan memiliki posisi yang mentereng, kini Andika dihadapkan pada pesona gadis lugu yang membuatnya merasa menjadi seorang lelaki sejati.Sebagai seorang istri, Sekar memang mengabdi dengan tulus. Tetapi segala kelebihan yang dia miliki membuat Andika sering merasa rendah diri dihadapan perempuan yang telah memberinya seorang putra tersebut. Jauh berbeda saat berada berasama Risda, gadis itu membuatnya merasa begitu dominan dan dibutuhkan.Tanpa berpikir panjang, Andika melangsungkan pernikahan siri dengan Risda, tanpa pengetahuan siapa pun, hanya pihak keluarga Risda saja yang hadir menjadi saksi.Setelah pernikahan yang hanya dengan mengucap kalimat akad tanpa adanya perayaan apa pun, Risda tetap bekerja sebagai office girl di kantor. Pasangan pengantin sembunyi-sembunyi itu memanfaatkan setiap kesempatan untuk bisa saling berdekatan dan memadu kasih, layaknya

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   115. Tamu Pagi Hari

    Sebagai putri tunggal, Sekar adalah satu-satunya penerus bagi perusahaan keluarganya. Meski di tengah kesibukannya, Sekar tetap berusaha melayani Andika, tetapi banyak celah kosong yang tidak bisa dia tutupi. Karena kesibukan Sekar dalam mengelola perusahaan keluarga, hingga tujuh tahun pernikahan Andika dan Risda tidak terendus olehnya.Sekar tersenyum puas melihat Andika dan Sean bercengkerama di ruang keluarga. Andika duduk berhadapan dengan Sean yang baru saja menceritakan pencapaiannya di sekolah. Wajah Andika terlihat penuh rasa bangga, dan Sekar merasa hangat di hatinya melihat suaminya memberikan perhatian begitu besar pada putra semata wayang mereka."Papa bangga sekali sama kamu, Sean. Memenangkan lomba OSN itu bukan hal mudah," ujar Andika sambil mengusap kepala Sean lembut penuh rasa bangga."Terima kasih, Pa. Sean janji akan belajar lebih rajin lagi!" Sean sangat bahagia, matanya berbinar karena pujian dari sang ayah.Sekar memperhatikan interaksi mereka dengan perasaan p

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12

Bab terbaru

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   418. Meminta Bantuan Tante Delisa

    "Bapak, Ibu." suara Lila bergetar antara terkejut dan bahagia. Ia tidak tahu kapan mereka datang, tapi melihat mereka ada di sini membuat hatinya begitu hangat.Tanpa pikir panjang, Lila menoleh ke arah Sean, matanya berbinar penuh rasa syukur. Dia yakin semua ini pasti karena suaminya.Saking bahagianya, tanpa sadar Lila memeluk dan mencium sang suami dengan penuh kehangatan, sebagai ucapan terima kasih karena sudah memenuhi permintaannya.Baru setelahnya, Lila menyadari bahwa semua orang di ruang makan menyaksikan kemesraan mereka. Orang tuanya tersenyum penuh arti, sementara Brilian yang duduk di kursinya malah menutupi wajah dengan kedua tangan."Aduh, Papa Mama! Aku lagi makan!" protesnya dengan wajah memerah.Lila terkekeh malu, sementara Sean justru tertawa bangga. "Biarin, Brilian. Papa cuma dapat sedikit jatah perhatian dari Mama kamu sekarang, jadi harus dimanfaatkan," ucap Sean dengan santai, menggoda putranya.“Ayo!” Sean menggandeng tangan Lila, mengantarnya menuju ke ked

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   417. Paling Miskin

    Sean tersenyum tipis, lalu menggenggam tangan istrinya. “Apa pun hasilnya, aku hanya ingin kamu dan bayi-bayi kita sehat. Itu yang paling penting.”Mereka pun melanjutkan perjalanan pulang, membiarkan harapan itu tetap ada, namun tanpa terlalu terikat padanya.Lila menatap Sean penuh haru. Di dalam hatinya, ia merasa menjadi wanita paling beruntung di dunia. Seorang gadis sederhana yang tumbuh dalam keluarga biasa, kini berada di sisi pria sebaik Sean. Ia tidak hanya menikahi laki-laki yang mencintainya dengan tulus, tetapi juga seseorang yang selalu menjadikannya prioritas dalam hidupnya.Namun, kenyataan yang lucu adalah bahwa di dalam keluarga Wismoyojati, Sean justru menjadi yang paling ‘miskin’. Bukan dalam arti sebenarnya, tetapi dalam kepemilikan aset. Sekar, dengan ketegasan dan kecermatannya, sudah membagi saham perusahaan tanpa memanjakan putranya sendiri.Sekar masih memegang kendali dengan lima puluh persen saham, memastikan bahwa perusahaan tetap berada di jalur yang bena

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   416. Berharap Kejutan

    Sean yang sejak tadi mendengar dengan saksama langsung menggenggam tangan Lila, merasakan kecemasan yang mulai mengalir dari istrinya.“Tapi kondisi Lila dan bayi sehat, kan, Dok?” tanya Sean memastikan bahwa tidak ada yang perlu mereka khawatirkan lebih jauh.Dokter Amira mengangguk. “Benar. Semua hasil pemeriksaan sejauh ini sangat baik. Berat bayi dalam rentang normal, tekanan darah Lila juga stabil, tidak ada indikasi komplikasi. Yang perlu kita perhatikan adalah menjaga agar semuanya tetap seperti ini sampai waktu persalinan tiba.”Lila menunduk sejenak, mencerna semua yang dikatakan oleh dokter. Ia mengerti, tetapi di dalam hatinya, ada sedikit kekecewaan.Bukan tentang adu nyali merasakan proses persalinan normal seperti kebanyakan ibu lainnya, tetapi Lila memiliki sejarah buuk dengan persalinan secara caesar.“Jadi, yang paling penting sekarang adalah memastikan Lila tidak terlalu lelah, tetap menjaga pola makan, dan menghindari stres.” Dokter Amira melanjutkan kalimatnya deng

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   415. Jalan yang Tidak Mungkin

    Sekar berdiri di tengah ruangan, tatap matanya menyapu seluruh karyawan Mahendra Securitas yang telah berkumpul. Suaranya tegas namun tetap bersahabat saat dia melontarkan pertanyaan."Apakah kalian mengenal Marina Adriana?"Sejenak suasana hening, lalu beberapa karyawan lama saling berpandangan sebelum akhirnya mengangguk dengan mantap. Nama itu bukanlah nama asing bagi mereka. Rina, begitu mereka biasa memanggilnya, adalah sosok yang pernah menjadi bagian dari keluarga besar Mahendra Securitas.Sekar tersenyum kecil, lalu melanjutkan dengan nada lebih santai, "Nah, kalau begitu, izinkan aku memperkenalkan suaminya."Sekar menoleh ke arah Ryan yang berdiri di sampingnya. "Yang berdiri di sampingku ini adalah Ryan Aditya Mahendra, suami dari Marina Adriana. Dan mulai hari ini, dia yang akan menggantikan posisi Lila sebagai pemimpin di Mahendra Securitas."Tawa meriah langsung memenuhi ruangan. Tidak hanya karena cara Sekar memperkenalkan Ryan, tetapi juga karena Ryan sendiri bukanlah

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   414. Babak Baru Kehidupan

    Lila menghela napas panjang sambil merapikan meja kerjanya. Semua dokumen penting sudah disortir, file-file tersusun rapi, dan barang pribadinya mulai dikemasi. Esok hari, Ryan sudah akan menggantikan posisinya.Saat itu, pintu ruangannya diketuk. Lila menoleh dan melihat Ryan berdiri di ambang pintu. Mereka saling menatap sejenak sebelum Lila melempar senyum dan memberi isyarat agar adik iparnya itu masuk.Di hadapan banyak orang, mereka bisa bersikap biasa saja. Profesional, seperti dua rekan kerja yang hanya berbagi tanggung jawab. Namun, saat hanya berdua, kecanggungan itu muncul begitu saja.Ryan berjalan mendekat, melihat meja yang hampir kosong. “Jadi, ini hari terakhirmu di sini,” ucap Ryan yang mencoba bersikap santai kala berhadapan dengan Lila.Lila mengangguk. “Ya. Besok semua yang ada di sini sudah menjadi tanggung jawabmu.”Ryan menatap sekeliling. Ia berusaha mengendalikan perasaannya. Bukan tentang masa lalu dirinya yang sudah pernah berada di posisi Lila, tetapi tenta

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   413. Janji Ryan

    Anggap saja nekat, Sekar kembali melakukan pertemuan dengan Tetapi pertemuan mereka tidak seprivate pertemuan-pertemuan terdahulu. Mereja hanya melakukan pertemuan sambil makan siang di sebuah restoran yang tidak jauh dari kantor Ryan.Wajah Sekar tetap tampak serius seperti biasanya, mencerminkan kegelisahan yang sudah ia tahan sejak pagi. Senyum sumir terukir di bibir Sekar saat Ryan duduk tepat di hadapannya.“Kau sudah urus pengunduran dirimu?” tanya Sekar tanpa basa-basi.Ryan mengangkat kepala, melihat Sekar yang tampak terburu-buru. Ia menghela napas sejenak sebelum menjawab, “Tinggal menunggu serah terima saja. Masih ada beberapa tanggung jawab yang harus kuselesaikan.”Sekar menatapnya lekat, seakan memastikan bahwa Ryan benar-benar serius dengan keputusannya.“Tapi aku pastikan awal bulan nanti aku sudah bisa ke Mahendra Securitas,” lanjut Ryan dengan nada meyakinkan.Seketika ketegangan di wajah Sekar mereda. Ada kelegaan di matanya, meskipun ia berusaha untuk tidak terlalu

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   412. Trauma yang Mengancam

    Sean menyendiri di ruang kerja, bukan karena banyaknya pekerjaan yang belum dia selesaikan, tetapi ada beban pikiran lain yang sulit dia singkirkan. Dan dia tidak ingin Lila mengetahuinya.Sekar yang sedang mengambil air minum di dapur melihat lampu ruang kerja putranya belum juga padam. Hal itu membuatnya penasaran hingga ingin melihat dan mengetahui apa yang sedang dilakukan putranya saat tengah malam begini.Sekar berjalan pelan menuju ruang kerja Sean. Ia melihat putranya duduk di belakang meja, bahunya sedikit membungkuk, tatapan matanya kosong menatap layar laptop yang bahkan belum menyala.“Sean?” panggil Sekar lembut.Sean mengangkat wajahnya, sedikit terkejut melihat ibunya berdiri di ambang pintu. “Ma?”Sekar melangkah masuk, menaruh gelas air yang dibawanya di meja. “Kamu belum tidur?”Sean menghela napas, lalu menyandarkan punggungnya ke kursi. “Belum ngantuk.”Sekar mengamati wajah putranya yang terlihat lelah, bukan karena pekerjaan, tetapi karena sesuatu yang mengganggu

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   411. Kekecewaan Brilian

    Setelah mobil terparkir sempurna di garasi, Lila masih terlihat ragu untuk turun. Rasa takut itu belum sepenuhnya pergi dari hati Lila. Dia tidak ingin mengecewakan anak dan ibu mertuanya.Sean mematikan mesin mobil, lalu meletakkan tangannya di atas perut istrinya. “Jangan membuat kehadiran mereka seperti tidak diterima. Aku yakin kita semua sangat menyayanginya.”Lila mengangguk samar. Saat Sean akan membuka pintu, Lila menahan tangannya seolah tidak ingin keluar.“Beri aku kekuatan,” ucap Lila sambil mengangkat dagunya, dengan senyum menggoda.“Manja banget mama yang satu ini.” Tanpa ragu, Sean melabuhkan satu kecupan yang mendalam. “Kamu harus tanggung jawab untuk melanjutkan semua ini nanti malam.”“Tapi aku harus banyak istirahat, lho.”“Aku yakin kamu akan beristirahat dengan lebih baik, setelah semua tanggung jawabmu selesai.”“Sean ….”Sean bergegas keluar tanpa mempedulikan rengekan Lila. Bukan karena tidak peduli, dia hanya tidak ingin menerkam istrinya di garasi saat hari

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   410. Obat Kecewa

    Sean menggenggam erat tangan Lila saat mengemudikan mobil, sesekali melirik istrinya yang duduk diam di sampingnya. Lila menatap keluar jendela, dan Sean bisa melihat sudut matanya yang mulai basah.Hatinya mencelos. Lila jarang menangis tanpa alasan.Sean menghela napas, lalu menepikan mobil ke bahu jalan. Dia mematikan mesin, lalu berbalik menghadap istrinya.“Sayang, ada apa?” tanya Sean lembut meski dia sudah tahu alasan sebenarnya yang membuat istrinya menangis.Lila menggeleng, menundukkan wajahnya. Tapi Sean tahu lebih baik. Dia meraih bahu istrinya dan menariknya ke dalam pelukan.“Maaf...” suara Lila terdengar lirih, hampir tak terdengar.Sean mengerutkan kening. “Maaf untuk apa?”Lila mengusap matanya yang mulai basah. “Aku tahu ini konyol, tapi... aku merasa mengecewakan. Aku berharap ada anak perempuan di antara mereka. Aku ingin ada satu anak perempuan di rumah kita.”Sean tersenyum kecil, lalu mengangkat dagu Lila, menatap mata istrinya dengan penuh kelembutan. “Sayang,

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status