All Chapters of Suami yang Dikhianati kini Mendominasi: Chapter 11 - Chapter 20

23 Chapters

Kenyataan

Setelah presentasi berlangsung di dalam ruangan, Riko benar-benar dibuat takjub oleh ketajaman analisis Andra. Saat presentasi denah real estate berlangsung, Andra seakan-akan telah membaca pikiran Riko. Ia dengan mudah mengidentifikasi setiap kelemahan proyek yang diajukan, seolah-olah telah mempelajari proyek ini jauh sebelum presentasi dimulai. Kemampuan analitis Andra yang luar biasa membuat Riko semakin kagum sekaligus waspada. Setelah tim presentasi Riko menyerah dan tidak mampu membantah argumen Andra, Andra bangkit dari kursinya. Dengan suara yang tenang namun penuh otoritas, ia menyampaikan kesimpulannya. "Tuan Riko, Anda sedang mencoba membangun sesuatu di atas fondasi yang rapuh. Ibarat ingin mengisi gelas yang sudah penuh, Anda hanya akan membuat semuanya tumpah dan berantakan." "Saya khawatir proyek ini justru akan memperburuk cit
Read more

Kau lebih Baik

Setelah membentak Isabel, penyesalan mulai merayapi hati Andra. Ketegangan di wajahnya perlahan mereda saat melihat Isabel hanya membalas dengan senyuman tipis. "Maafkan aku, Isabel," ujarnya dengan nada lebih lembut, "Aku sedikit emosi tadi." Isabel menggelengkan kepala. "Tidak apa-apa, Tuan. Namun, saya mohon Anda untuk mempertimbangkan kembali keputusan Anda. Ingatlah bahwa perusahaan Ardene pernah membantu kita saat perusahaan kita hampir bangkrut." Kalimat Isabel membuat Andra terdiam sejenak. Ia tidak pernah tahu tentang kebaikan yang pernah dilakukan Ardene kepadanya. "Kenapa kau tidak memberitahuku tentang ini sebelumn
Read more

Kritikan

Andra mengritik Isabel keras, bagaimanapun seorang ayah harus dihormati. "Tuan Muda, perusahaan ini punya prosedur yang harus ditaati, tidak semua orang bisa menemui Anda," bantah Isabel pelan. "Tapi dia juga pamanku, kau bisa bertanya dulu padaku. Aku bisa mengijinkan ayahmu untuk menemuiku." Isabel menegang, tatapan matanya terlihat ragu, "Tidak, ayah tidak boleh menemui Anda!" Andra heran, Isabel terlihat sangat tegang saat mengatakannya.
Read more

Tunjukkan Kemampuanmu

Andra merenung dalam. Ia tahu betul bahwa Lucky Lucky belum sepenuhnya gulung tikar. Pasti ada sisa aset atau saham yang bisa diklaim Isabel, meski jumlahnya mungkin tak seberapa. Sayang sekali kinerja perusahaan itu benar-benar anjlok. "Kenapa tidak kuambil saja saham itu?" gumamnya dalam hati. Namun, pikirannya segera teralihkan. "Ah, untuk apa repot-repot? Masalah orang lain bukan urusanku." Ia memutuskan untuk tidak ikut campur. Fokusnya kini tertuju pada Andromeda. "Ini saatnya membuktikan kemampuan diri," tekadnya. "Ayah sudah memberiku wewenang penuh, aku akan manfaatkan sebaik-baiknya." Ia berjalan menuju ruang perpustakaannya, mengambil sebuah buku cerita anak-anak. Sambil menatap sampul buku yang menggambarkan pul
Read more

Tujuan

Pamannya ini berusaha keras untuk bisa datang ke perusahaan. Sudah pasti tujuan paman Gendon adalah untuk ikut campur dalam perusahaan. "Kenapa paman ingin menemuiku?" Paman Gendon tertawa terbahak-bahak, matanya menyipit menjadi garis tipis, memperlihatkan kelicikannya. "Ayahmu memang sangat cerdas. Menyimpan semua kekayaan untuk putra tunggalnya. Sungguh, aku sangat mengaguminya!" sindirnya dengan senyum yang semakin melebar. "Isabel, putriku sendiri, ternyata pandai berbohong padaku. Sangat mengecewakan." Andra semakin gusar. Ia tahu betul apa yang dimaksud Paman Gendon dengan kata-kata itu. "Aku tidak mengerti maksudmu, Paman. Lebih baik kita bicarakan ini di dalam." Gendon mengikuti Andra masuk ke dalam rua
Read more

Kita Berteman

"Di saat seperti ini, ada yang mau ketemu?" Andra menatap tajam ke arah Zein, kesal. "Lo sadar enggak sih kita lagi sibuk? Seharusnya lo bisa tolak aja." Zack ikut menimpali, "Iya, Zein. Lo tuh nggak bisa tegas kalau udah sama cewek cantik." Suasana rapat seketika canggung. Meski begitu, Andra akhirnya mengalah dan pergi menemui Sofi. Saat melihat Sofi dengan dress kuning cerah itu, Andra sejenak terpana. Kecantikan Sofi memang memukau. Wajah ayunya semakin lembut dan memikat. Dalam sekejap, semua kesalahan yang pernah Sofi perbuat seolah terlupakan. Sofi, yang sedang asyik mengamati lalu lalang orang dari jendela kafe, tak menyadari tatapan kagum Andra.
Read more

Tukar

Isabel tercengang dengan pernyataan Andra. Isabel terbelalak mendengar pernyataan Andra yang tiba-tiba. "Tuan Andra, apakah Anda sadar dengan konsekuensi dari keputusan ini?" tanya Isabel, suaranya terdengar khawatir. "Kapal Danore adalah aset paling berharga kita. Kapal itu menyumbang pendapatan sebesar 1 miliar dolar setiap bulannya. Mengapa Anda menukarnya dengan lahan, tanpa mempertimbangkan risiko yang mungkin terjadi?" Andra mengangkat wajahnya, menatap Isabel dengan tatapan tajam. "Tentu saja aku harus melakukannya, apanya yang salah? Aku bisa memutuskan yang kuanggap perlu." Ditatap begitu, Isabel menelan salivanya. Sikap arogan Andra sepertinya seringkali tertuju padanya. Sebenarnya ia tak mengerti alasan Andra sering bersikap k
Read more

Tegang

Setelah memasuki ruang pertemuan, Andra terkejut melihat begitu banyak wajah-wajah familiar. Ternyata, hampir seluruh dewan direksi, komisaris, dan staf keuangan perusahaan sudah berkumpul di sana. Matanya langsung mencari sosok Isabel. Ketika menemukannya, ia langsung menghampiri wanita itu. "Ada apa ini? Kenapa aku tidak diberitahu tentang pertemuan ini?" suaranya meninggi sedikit. "Tuan, saya sudah mencoba menghubungi Anda berkali-kali," jawab Isabel dengan tenang. "Seharusnya kau memberitahuku lebih awal!" bentak Andra, meskipun berusaha menahan emosinya. Beberapa pasang mata tertuju pada mereka. Isabel diam saja. Ia tahu bahwa Andra sengaja
Read more

Pernah Berharap?

"Tenang saja, kau tetap berada di posisimu, tapi kau tidak boleh ikut campur dalam proyek Andromeda." Isabel kembali menunduk lalu mengangguk patuh. "Aku mengerti," jawabnya pelan. Tentu saja, Isabel sedikit lega dengan penjelasan Andra. "Oke. Pergilah, dan terimakasih kopinya." Tiba-tiba suasana sedikit mencair setelah Andra mengulas sedikit senyum untuknya. Ketegangan di ruangan itu seketika menghilang.Isabel merasakan déjà vu. Perasaan familiar ini pernah ia rasakan sebelumnya. Seolah-olah ia sedang menjalani skenario yang sama berulang kali.
Read more

Pertemuan Dengan

Andra melihat rincian schedule hari ini. Perhatiannya terpaku pada sebaris catatan pertemuan dengan utusan perusahaan Lucky Lucky, perusahaan mantan istrinya. "Kenapa ada pertemuan dengan perusahaan ini?" Andra menanyakan pada Zack, asisten barunya. "Aku tidak tau, Isabel yang memberiku catatan ini. Sepertinya mereka juga membuat reservasi makan siang di restoran ternama." "Apakah menurutmu ini pertemuan pribadi?" Andra sedikit cemas, terlihat jelas di wajahnya. "Ah kau ini, jelas itu atas nama perusahaan. Kau saja yang masih baper," omel Zack. "Benar juga, aku cuma
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status