Share

Kita Berteman

Penulis: Dewanu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Di saat seperti ini, ada yang mau ketemu?" Andra menatap tajam ke arah Zein, kesal. "Lo sadar enggak sih kita lagi sibuk? Seharusnya lo bisa tolak aja."

Zack ikut menimpali, "Iya, Zein. Lo tuh nggak bisa tegas kalau udah sama cewek cantik."

Suasana rapat seketika canggung. Meski begitu, Andra akhirnya mengalah dan pergi menemui Sofi.

Saat melihat Sofi dengan dress kuning cerah itu, Andra sejenak terpana. Kecantikan Sofi memang memukau. Wajah ayunya semakin lembut dan memikat. Dalam sekejap, semua kesalahan yang pernah Sofi perbuat seolah terlupakan. Sofi, yang sedang asyik mengamati lalu lalang orang dari jendela kafe, tak menyadari tatapan kagum Andra.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suami yang Dikhianati kini Mendominasi   Tukar

    Isabel tercengang dengan pernyataan Andra. Isabel terbelalak mendengar pernyataan Andra yang tiba-tiba. "Tuan Andra, apakah Anda sadar dengan konsekuensi dari keputusan ini?" tanya Isabel, suaranya terdengar khawatir. "Kapal Danore adalah aset paling berharga kita. Kapal itu menyumbang pendapatan sebesar 1 miliar dolar setiap bulannya. Mengapa Anda menukarnya dengan lahan, tanpa mempertimbangkan risiko yang mungkin terjadi?" Andra mengangkat wajahnya, menatap Isabel dengan tatapan tajam. "Tentu saja aku harus melakukannya, apanya yang salah? Aku bisa memutuskan yang kuanggap perlu." Ditatap begitu, Isabel menelan salivanya. Sikap arogan Andra sepertinya seringkali tertuju padanya. Sebenarnya ia tak mengerti alasan Andra sering bersikap k

  • Suami yang Dikhianati kini Mendominasi   Tegang

    Setelah memasuki ruang pertemuan, Andra terkejut melihat begitu banyak wajah-wajah familiar. Ternyata, hampir seluruh dewan direksi, komisaris, dan staf keuangan perusahaan sudah berkumpul di sana. Matanya langsung mencari sosok Isabel. Ketika menemukannya, ia langsung menghampiri wanita itu. "Ada apa ini? Kenapa aku tidak diberitahu tentang pertemuan ini?" suaranya meninggi sedikit. "Tuan, saya sudah mencoba menghubungi Anda berkali-kali," jawab Isabel dengan tenang. "Seharusnya kau memberitahuku lebih awal!" bentak Andra, meskipun berusaha menahan emosinya. Beberapa pasang mata tertuju pada mereka. Isabel diam saja. Ia tahu bahwa Andra sengaja

  • Suami yang Dikhianati kini Mendominasi   Pernah Berharap?

    "Tenang saja, kau tetap berada di posisimu, tapi kau tidak boleh ikut campur dalam proyek Andromeda." Isabel kembali menunduk lalu mengangguk patuh. "Aku mengerti," jawabnya pelan. Tentu saja, Isabel sedikit lega dengan penjelasan Andra. "Oke. Pergilah, dan terimakasih kopinya." Tiba-tiba suasana sedikit mencair setelah Andra mengulas sedikit senyum untuknya. Ketegangan di ruangan itu seketika menghilang.Isabel merasakan déjà vu. Perasaan familiar ini pernah ia rasakan sebelumnya. Seolah-olah ia sedang menjalani skenario yang sama berulang kali.

  • Suami yang Dikhianati kini Mendominasi   Pertemuan Dengan

    Andra melihat rincian schedule hari ini. Perhatiannya terpaku pada sebaris catatan pertemuan dengan utusan perusahaan Lucky Lucky, perusahaan mantan istrinya. "Kenapa ada pertemuan dengan perusahaan ini?" Andra menanyakan pada Zack, asisten barunya. "Aku tidak tau, Isabel yang memberiku catatan ini. Sepertinya mereka juga membuat reservasi makan siang di restoran ternama." "Apakah menurutmu ini pertemuan pribadi?" Andra sedikit cemas, terlihat jelas di wajahnya. "Ah kau ini, jelas itu atas nama perusahaan. Kau saja yang masih baper," omel Zack. "Benar juga, aku cuma

  • Suami yang Dikhianati kini Mendominasi   Pro-kontra

    Kegagalan Sofi membujuk Andra membuat Sera sangat kecewa. "Sofi, gunakan otakmu, kau harus mendapatkan setidaknya satu proyek yang berkolaborasi dengan perusahaan Andromeda. Riko sudah mendapatkan informasi, proyek ini adalah Mega proyek yang menjanjikan." Sofi mengerucutkan bibirnya, "Kau juga lihat tadi bagaimana aku berusaha, tapi sepertinya dia memang tidak butuh." "Tidak mungkin! Aku yakin jika kau sedikit merayunya dia akan luluh padamu. Aku masih bisa merasakan tatapan matanya kepadamu. Aku yakin dia masih mencintaimu!" Sofi sedikit tersentak, ia meragukan asumsi Sera, tapi... ucapan itu sepertinya masuk akal.

  • Suami yang Dikhianati kini Mendominasi   Makan Siang

    Tawaran Zack membuat Zein benar-benar gugup. Bagaimana tidak, ia sudah berjanji mentraktir Isabel makan siang. Berterus terang pada mereka berdua sepertinya bukan ide bagus. Apalagi kalau mengajak mereka makan bareng, rencananya pasti berantakan. "Ada apa denganmu, Zein? Lo beneran mencurigakan hari ini, apa ada sesuatu?" tanya Zack, matanya menyipit penuh selidik. Zein menggaruk-garuk kepalanya, gugup. "Ah, enggak kok. Masalahnya aku sudah janjian makan siang sama temanku..." "Sama cewek?" sela Zack dengan nada menggoda. Zein hanya bisa mengangguk pasrah. "Wow, itu sebabnya kau kelihatan gugup sekali," sahut

  • Suami yang Dikhianati kini Mendominasi   Ketegangan Bermakna Apa

    Zack hanya bisa menggelengkan kepala melihat perdebatan itu. Sepertinya tidak ada gunanya lagi untuk ikut campur ketika Andra sudah bersikap seperti ini. Isabel menatap Andra dengan tatapan tidak percaya. "Tuan Muda, hari ini saya harus menemani Tuan Daren dan Nyonya ke desa. Saya rasa Zack bisa menggantikan saya untuk tugas-tugas lain," usul Isabel dengan tegas. Andra mengerutkan kening, namun ia sudah memiliki rencana lain. "Tidak perlu khawatir, Ayah akan pergi sendiri hari ini," tegasnya sambil berdiri dan berjalan menjauh. Isabel memutar tubuhnya searah gerakan Andra, lalu iapun mengejarnya tergesa. "Bagaimana bisa, aku yakin ayah dan ibumu tidak akan setuju. Kebiasaan ini sudah sejak lama dan beliau sangat membutuhkanku," banta

  • Suami yang Dikhianati kini Mendominasi   Andalan

    Bagi Isabel, melayani keluarga Daren adalah pengabdian terbesar dalam hidupnya. Ia tak perduli dengan resiko yang harus ia terima. Dia sadar sepenuhnya untuk mencapai tujuan dalam hidupnya saat ini. Akhirnya kendaraan yang mereka tumpangi melaju dengan tenang. Kegelapan yang menyatu dalam cuaca dingin, benar-benar membuat jarak pandang seperti dalam ruangan sempit. Tikungan tajam, jalan aspal yang berlubang tidak membuat Isabel ragu untuk melaju. Sepertinya tidak ada yang bisa memejamkan mata semua orang yang ada di dalam mobil itu, hanya ketegangan yang ada. Suasana mencekam, mengingat sebentar lagi mereka harus melewati bukit rawan di tengah malam. Tiba-tiba Isabel menepi di sisi jalan yang dipenuhi semak belukar. Terlihat iapun membuka sebuah koper yang ternyata berisi beberapa senjata. Andra sempat mendelik melihatnya. "Bersiaplah, kau harus bersiap dengan segala kemungkinan saat di jalan seperti ini," kata Daren sembari mengambil sepucuk pistol. Andra menelan

Bab terbaru

  • Suami yang Dikhianati kini Mendominasi   Kemampuan

    Daren mengerutkan dahinya, berpikir soal jalan pikiran Andra yang selangkah lebih maju dibandingkan dengannya. Dia sedikit menyesal karena bersikap kasar pada putranya. "Aah... seharusnya kau bilang sejak awal..." "Ayah nggak nanya dulu. Lagipula ayah sudah mempercayakan Andromeda untukku, tapi Ayah masih juga menganggap aku anak kecil." "Ekhem... bukan begitu. Setidaknya kau ceritakan saja rencanamu, jadi ayah nggak akan protes." Andra sudah merapikan berkas lalu duduk di sofa dengan wajah berkerut seolah memikirkan sesuatu. "Apa yang kau pikirkan?" tiba-tiba sang ayah menegurnya. Andra menatap sejenak ayahnya, "Ayah, jasad Paman Burhan, bagaimana kita menemukannya? Aku penasaran bagaimana paman Gendon menyembunyikan." "Kita akan lihat nanti, sepertinya dia sudah mulai gelisah karena Isabel mulai ketahuan menyelidiki kematian ayahnya." Andra tertegun, "Bukankah itu terlalu berbahaya?" "Lalu harus bagaimana, dia pasti menduga akulah yang memprovokasi Isabel. Itulah

  • Suami yang Dikhianati kini Mendominasi   Sadar?

    "Setelah semua kesalahan yang kita lakukan, ternyata Andra masih membantumu juga membantuku. Tidakkah kamu merasa aneh?" katanya dengan mimik wajah serius, "Aku memikirkannya, apakah mungkin dia sebaik itu?" Riko tertegun, Andra memang tidak terkesan mendendam. Andai semua itu terjadi pada dirinya, bisa saja dia membunuh lelaki itu atau bahkan wanitanya. Andra punya kemampuan untuk melakukannya tapi dia sangat baik dan sempurna untuk berlapang dada. "Benar juga, aku hanya merasa dia lelaki lemah yang tidak berani melakukan apapun pada orang lain. Tapi siapa yang tau kalau dia merencanakan sesuatu?" Sofi juga Riko terdiam, mengenang betapa besar jasa Andra terhadap perusahaan mereka. "Aku sadar sekarang, sepertinya kita sudah dalam jeratan yang disiapkan Andra untuk menjadi bagian dari Andromeda...," tiba-

  • Suami yang Dikhianati kini Mendominasi   Berubah

    Dulu Andra tak seperti ini. Pria ini lemah lembut dan tidak mudah marah. Sangat aneh karena perubahan karakter terjadi hanya karena dia berkuasa. Perubahan emosi yang menggebu biasa dikarenakan ketidak puasan atas sesuatu tapi apa yang diharapkan Andra saat ini? Dokter Mark juga merasakan perubahan sikap Isabel yang semakin cerewet dan membantah ucapan Andra tanpa merasa bersalah. Seolah membuat Andra marah adalah sebuah cara untuk menunjukkan keterikatan dan menguji seberapa jauh Andra perduli dengannya. Saat ini dokter Mark justru sengaja membuat Andra meledak dengan mencoba memprovokasi Andra menyebutkan betapa perhatiannya Zein pada gadis ini. "Eh eh, kenapa kau bilang itu kolaborasi bodoh?" Andra tak menggubris lalu melenggang pergi meninggalkan dokter Mark bersama Isabel. Isabel terkekeh, merasa mendapatkan pembelaan dari dokter Mark. Saat dokter Mark melihatnya, Isabel hanya mengedikkan bahunya. "Kau bisa dipecat karenanya," dokter Mark memperingatkan. "Memang itul

  • Suami yang Dikhianati kini Mendominasi   Langkah Awal

    Ternyata Gendon keceplosan, raut wajahnya langsung pucat dan sorot matanya ragu menatap Andra yang menatapnya tajam. Bagaimanapun, seharusnya peristiwa itu tidak ada yang tau karena di tempat rahasia, terpencil dan Gendon sendiri waktu itu berada di luar negeri. Bahkan kebanyakan pengawal Tuan Daren tidak pernah tau apa yang terjadi kecuali satu atau dua orang saja orang kepercayaan yang menyembunyikan pertikaian itu. Hal itu sangat penting untuk membuat para tamu merasa aman dan melupakan kekacauan yang terjadi. Dan sekarang bagaimana bisa orang luar seperti Gendon bisa tau secara detil? "Bagaimana mungkin hal besar seperti ini tidak tahu? Aku ayahnya!" jawabnya karena merasa Andra mulai curiga. "Ayah, jangan marah, Andra sangat tegang dan kuatir karena aku terluka, jadi maklum saja kalau semua orang jadi sasarannya." Gendon kembali menatap Andra lalu putrinya seakan ingin tau sesuatu. "Kalian punya hubungan khusus? Apa aku salah?" tanya Gendon menyelidik, disambut t

  • Suami yang Dikhianati kini Mendominasi   Alasan

    "Bukan begitu, aku hanya mau memberitahu soal saham ayahmu di perusahaan Lucky Lucky, itu lebih penting daripada berbincang-bincang tak ada manfaatnya dengan Zein," terang Andra membuat alasan. "Aku serius, nggak bermaksud mengusir Zein dari sini, tapi karena masalah ini tidak bisa ditunda lagi." "Hmm, baiklah, apa yang ingin kau katakan," Isabel mendengkus, berbicara sambil memalingkan wajahnya, merasa kesal karena Andra semena-mena. "Sopan lah sedikit, aku ini atasanmu!" "Oh, baik tuan, apa yang akan tuan katakan padaku? Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk karyawanmu," ujar Isabel berubah formal. Andra tersenyum, lalu mengeluarkan berkas yang dia dapatkan dari Sofi. "Uang peninggalan ayahmu ini akhirnya menjadi milikmu. Kamu sudah bisa mengajukan klaim dan mengambilnya dari perusahaan itu." Is

  • Suami yang Dikhianati kini Mendominasi   Pendekatan

    Dokter Mark menggelengkan kepalanya lemah, "Rasanya Isabel masih berharap kasus ayahnya bisa mendapatkan keadilan. Isabel selalu mencari kesempatan untuk mencari makam ayahnya. Andra termenung, memang benar Isabel terlihat selalu gelisah dan mencari kesempatan untuk suatu urusan akhir-akhir ini. Mungkinkah Isabel sedang menyelidiki sesuatu? "Menurut dokter, siapa yang paling tau soal itu?!Pastilah dia adalah pelaku pembunuhan itu, apa karena chip itu?" "Masuk akal, tidak mungkin tanpa sebab yang pasti, Isabel orang yang cukup teliti dan pekerja keras. Aku merasa curiga ayah angkatnya terlibat dalam masalah ini." Andra sudah tau siapa Gendon, tapi sepertinya Isabel belum melakukan apapun. Dokter Mark kemudian memeriksa kondisi Isabel,. menatap gadis itu sedih. Beberapa lu

  • Suami yang Dikhianati kini Mendominasi   Rencana Isabel

    Andra semakin dekat memperhatikan, wajah pucat itu semakin memutih. Beberapa kali Andra mengedipkan mata, lalu mengucek mata dengan punggung tangannya, kalau melihat lagi wajah yang semakin memutih seperti mayat. Beberapa kali petir menggelegar keras seperti menyambar atas kepalanya. Andra merinding, merasa horor. Suasana remang, gelap dan berpetir ditambah Isabel yang memucat seperti di film-film horor. Tangan Andra terulur, menyentuh bahu Isabel lalu menggoyangkan sedikit. "Isabel... bangun... bangun," pelannya, berharap Isabel membuka mata. Akan tetapi Isabel tak bergeming, membuat Andra ketakutan. Iapun berinisiatif menyentuh dahi Isabel. "Panas sekali... apa...," kembali Andra menyentuh lebih banyak area wajahnya. "Wajahnya sangat panas, apa dia demam?"

  • Suami yang Dikhianati kini Mendominasi   Tawaran

    "Kenapa memangnya? Akulah yang bertanggungjawab dengan urusan proyek ini, kenapa kau terkesan melarangku?" bantah Andra. Isabel mendengkus, haruskah berdebat lagi? Pekerjaan ini tidak terlalu penting untuk saat ini bahkan bisa dikatakan baru saja dimulai, jadi untuk apa diperiksa padahal dua hari yang lalu baru saja diperiksa. "Baiklah, aku mengerti." Andra duduk di samping Isabel. Setelah melaju mereka hanya diam seribu bahas. Tiba-tiba Isabel berkata, "Kenapa kau melakukannya? Apa kau sungguh berharap aku kalah dalam pertarungan semalam?" "Bagaimana kau tau, apa Doge memberitahumu?" Isabel tersenyum sinis, bukannya minta maaf, Andra malah menyalahkan Doge. "Tentu saja,

  • Suami yang Dikhianati kini Mendominasi   Sikap

    Zein, Romi, dan Zack mencari keberadaan Isabel tapi Andra memberi isyarat untuk mereka segera kembali. Zack dan Romi akhirnya kembali tapi Zein yang tak tau apa-apa hanya bisa ketakutan dan gelisah. Zein memutuskan untuk mencari keberadaan Isabel apapun yang terjadi. Zein berjalan ke dekat dermaga mendapati Isabel sedang bersimpuh di atas bebatuan. Tak ada siapapun di sana, Isabel bersimpuh dan sesekali terlihat air matanya mengalir. "Isabel... kaulah di sana?".Zein memanggilku, berharap ia tidak mengusik ketenangan Isabel. "Zein, kenapa kau masih di sini?" Zein mendekat lalu memeluk Isabel sedih. "Maaf karena aku tidak bisa membantumu, aku..."

DMCA.com Protection Status