"Aku butuh kamu buat berakting nanti. Kamu bakal teriak minta tolong, pura-pura panik, bilang kalau Nilam terpeleset dari tebing dan jatuh ke laut. Kamu bisa, kan?" Talita menatapnya tak percaya. "Aku… aku gak tahu…" Dikta mencengkeram dagunya, memaksanya menatap langsung ke matanya yang gelap dan menakutkan. "Kamu bisa, Tal. Kita udah sejauh ini. Jangan tiba-tiba kamu berubah jadi pengecut." Talita menggigit bibirnya, menahan air mata yang hampir jatuh. Ia tidak punya pilihan lain, bukan? Kalau ia mundur sekarang, bisa saja Dikta akan membahayakan dirinya juga. Jadi, dengan suara nyaris bergetar, ia mengangguk. "Bagus," kata Dikta, menyeringai puas. Tanpa membuang waktu lagi, mereka mulai berjalan menuju tebing yang dimaksud Dikta. Langkah Talita terasa berat, seakan tiap langkahnya menuntunnya ke dalam jurang yang tak berujung.Sementara itu, Nilam tetap terkulai lemas di bahu Dikta, tak menyadari bahwa hidupnya kini berada di ujung tanduk.Dikta berdiri di tepi tebing,
Last Updated : 2025-03-18 Read more