Все главы Terjerat Gairah Pembantu Cantik: Глава 391 - Глава 397

397

[S2] Charge Terbaik

Di dalam ruangannya, Nilam tampak duduk dengan alis mengernyit, satu tangan menahan ponsel di telinga sementara tangan satunya mengetuk meja dengan irama tak beraturan—pertanda ia mulai kehilangan kesabaran.“Iya, Pak. Saya ngerti soal itu. Tapi kami udah sepakat dari awal, warna kemasannya itu harus warna sapphire, bukan blue sky,” ujarnya tegas. “Dan soal ukuran font logo, saya minta 14pt, bukan 10. Itu terlalu kecil. Klien kita gak akan terima kalau ini gak sesuai.”Ia menarik napas panjang, berusaha menahan diri. “Saya kasih waktu sampai sore ini ya, Pak. Kalau belum sesuai juga, saya pertimbangkan ganti vendor.”Klik. Telfon ditutup dengan tegas.Nilam menghembuskan napas panjang, mencoba meredakan amarah yang tadi hampir meledak. Tapi rasa kesalnya belum sepenuhnya reda. Ia berdiri dan melangkah menuju ruangan Jean tanpa pikir panjang. Ia membuka pintu perlahan tanpa mengetuk, sesuatu yang sudah jadi kebiasaannya sejak hubungan mereka jadi semakin dekat.Jean sedang sibuk dengan
last updateПоследнее обновление : 2025-04-08
Читайте больше

[S2] Minta Tolong Boleh?

Nilam menegakkan kepalanya dan menatap pria itu dengan alis berkerut. "Bicara apa?"Jean menatap wajah Nilam yang kini serius, seolah menimbang-nimbang harus mulai dari mana. Tangannya masih melingkar di pinggang kekasihnya, mencoba menjaga kehangatan di antara mereka meski kalimat yang akan ia ucapkan mungkin sedikit mengusik.“Tadi pagi,” Jean memulai, suaranya pelan, “aku sempat ketemu Talita.”Alis Nilam langsung naik. “Mba Talita? Di mana?”“Di lobi. Pas aku baru sampai.”Nilam mulai duduk tegak, tak lagi bersandar manja. “Terus?”Jean mengangkat bahu sedikit. “Katanya... dia mau bicara denganku, tapi karena tadi ada telfon mendadak, jadi dia gak sempat jelasin mau ngomong apa."Nilam menyipitkan mata. “Tumben?"Jean mengendikkan bahu. “Aku juga gak tahu."Nilam menggigit bibir bawahnya. Wajahnya jelas menunjukkan rasa penasaran yang mulai berubah jadi kekhawatiran kecil. “Kalau dia sampai nemuin kamu berarti itu hal yang penting banget.""Menurut kamu gitu?" tanya Jean sambil me
last updateПоследнее обновление : 2025-04-10
Читайте больше

[S2] Ada Apa Sih Mba?

"Jangan-jangan kamu mau resign ya Mba?" tebak Nilam dengan asal.Talita buru-buru menggeleng, terlalu cepat malah, sampai rambutnya ikut bergoyang. “Enggak! Bukan itu, bukan... aku gak mau resign, kok.”Rina dan Nilam sama-sama saling pandang. Keduanya makin curiga. Nilam menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi, matanya tak lepas dari wajah Talita yang semakin kelihatan gelisah.“Kalau bukan mau resign, terus apa?” tanya Nilam yang terlihat semakin penasaran.Talita kembali menunduk, jemarinya mencengkeram gelas air di tangan seperti pegangan hidup. Ada jeda cukup lama sebelum ia akhirnya bersuara lagi.“Aku… cuma lagi banyak pikiran aja, Mba.”Nilam menyipitkan mata. “Masalah kerjaan?”Talita menggeleng.“Masalah keluarga?”Talita terdiam. Diamnya terlalu lama, terlalu ragu, terlalu penuh beban. Sampai akhirnya ia mengangkat bahu dengan senyum tipis. “Yaa, gitu deh.”Rina mulai bersuara, nadanya sedikit bercanda untuk mencairkan suasana. “Duh, bikin penasaran deh kamu Tal. Jangan-jan
last updateПоследнее обновление : 2025-04-11
Читайте больше

[S2] Kegilaan Dikta

Dikta menarik paksa Talita ke kamar. Langkah-langkah mereka berisik menghantam lantai, suara gesekan sepatu dan rontaan Talita memenuhi rumah perempuan itu.“Lepasin aku, Dikta! Ahh! Sakit!!” Talita berteriak, tangannya menahan kusen pintu, tapi tenaga Dikta jauh lebih kuat. Dalam sekali tarikan, perempuan itu terhempas masuk ke dalam kamarnya sendiri.Dikta menutup pintu dengan keras, menciptakan bunyi 'braak’ yang menggema. Sorot matanya gelap. “Kamu pikir kamu bisa main-main sama aku, hah?”Talita menelan ludah. Ia bersandar di kepala ranjang, tubuhnya gemetar hebat. “Kamu gak punya hak buat memperlakukan aku kayak gini!" bentak Talita, "Kamu lupa siapa yang udah bantuin kamu selama ini. Mana rasa terima kasih kamu!"Dikta mendorong tubuh Talita ke ranjang, membuat teman baik Nilam tersebut reflek mengaduh kesakitan. "Apa yang kamu berikan gak berarti apapun buatku! Toh— kamu memberikan semua itu tanpa paksaan kan?""Dasar cowok gila! Psikopat kamu Dik!" maki Talita nyaris berteria
last updateПоследнее обновление : 2025-04-12
Читайте больше

[S2] Mencari Keberadaan Talita

Setelah mengurus beberapa dokumen di ruangan finance, Nilam berjalan menuju ujung lorong kantor—menuju ruang kerja Jean. Pintu ruangannya sedikit terbuka. Dari balik pintu, terlihat Jean sedang duduk di kursinya, fokus membaca laporan di layar laptop. Sesekali ia menyeruput kopi yang sudah mulai dingin.Tok tok.Jean menoleh. “Masuk aja, Nilam!”Nilam masuk dan langsung duduk di kursi yang menghadap ke meja kekasihnya itu. Ia terlihat sedikit gelisah, membuat Jean menghentikan kegiatannya dan memandangnya penuh perhatian.“Ada apa? Muka kamu kenapa ditekuk gitu?”Nilam menghela napas. “Talita gak masuk kerja hari ini. Dia juga gak ngasih kabar.”Jean menaikkan alis. “Talita? Tumben?"Nilam mengangguk cepat. “Aku juga gak tau. Mba Rina udah coba hubungi dia dari tadi pagi. Tapi HP-nya gak aktif, chat juga centang satu. Pas aku coba sendiri, emang hapenya gak aktif.”Wajah Jean langsung berubah serius. "Mungkin dia butuh waktu sendiri dan lagi gak pengen diganggu.""Mba Talita bukan tip
last updateПоследнее обновление : 2025-04-13
Читайте больше

[S2] Mencari Keberadaan Talita 2

Saat keduanya masih sibuk mencari tau di mana posisi Talita, tiba-tiba saja terdengar suara deheman keras dari arah belakang mereka. Dan itu adalah seorang ibu-ibu paruh baya yang kebetulan berdiri di sana. Tubuhnya dibalut daster motif bunga, rambutnya digulung ke atas dengan penjepit plastik besar. Di tangannya tergenggam kantong belanja. Wajahnya sedikit heran, tapi tetap ramah. "Kalian ini siapa? Ada perlu apa?" tanyanya sambil menghampiri mereka perlahan. Jean dan Nilam langsung menoleh. Jean sedikit mengangguk sopan. “Permisi, Bu. Kami teman kantor Talita. Mau cari dia… tapi dari tadi gak ada jawaban. Rumahnya sepi.” “Oh… kalian temannya Talita, ya?” Ibu itu menatap pintu rumah di depannya, lalu menghela napas. “Saya ibu Ratih. Ibu yang punya kontrakan ini." Nilam maju sedikit. “Ibu tahu Talita ke mana? Kami khawatir… dia gak masuk kerja hari ini, dan gak ada kabar. HP-nya juga gak aktif.” Bu Ratih memutar tubuhnya, menatap pintu rumah Talita dengan sorot mata penuh pertimb
last updateПоследнее обновление : 2025-04-15
Читайте больше

[S2] Fokus Ke Diri Sendiri Dulu

Suasana di dalam mobil terasa hening. Hanya suara mesin yang mengisi kekosongan di antara mereka. Lampu-lampu jalan menari pelan di kaca jendela, seolah mengiringi perasaan gundah yang masih menyelimuti hati Nilam. Tangan Jean memegang kemudi, sementara tatapannya sesekali mencuri-curi pandang ke arah Nilam yang duduk diam, memeluk tas di pangkuannya.“Masih kepikiran Talita?” tanya Jean akhirnya, dengan suara pelan.Nilam hanya mengangguk pelan tanpa menoleh.Jean menarik napas sejenak, lalu tersenyum tipis. “Sayang… aku ngerti kamu khawatir. Tapi jangan terlalu OVT ya! Talita kan udah ngabarin, dan sejauh ini infonya sama seperti yang bu Ratih bilang. Jadi, kita harus percaya sama dia.”Nilam mengatupkan bibirnya erat. Ada bagian dalam dirinya yang ingin percaya sepenuhnya. Tapi ada di sisi lain perasaannya mengatakan jika ada sesuatu yang tidak beres.“Aku ngerasa... ada sesuatu yang masih mengganjal," bisiknya akhirnya. “Perasaanku gak enak aja.”Jean mengalihkan tangan kirinya da
last updateПоследнее обновление : 2025-04-16
Читайте больше
Предыдущий
1
...
353637383940
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status