บททั้งหมดของ Terjerat Gairah Pembantu Cantik: บทที่ 271 - บทที่ 280

401

[S2] Ada Apa Nih?

"Yang buat aku penasaran itu cuma satu— darimana karyawan biasa sepertimu bisa punya uang untuk beli parfum mahal?"DEG!Nilam kaget. Ia buru-buru beranjak dari pangkuan sang Bos. Dia mundur dan merapikan pakaiannya dengan gaya salah tingkah."Kenapa panik? Kamu menyembunyikan sesuatu dariku?""Enggak Pak." Nilam menggeleng. "Ini itu parfum KW, KW super ."Jean tersenyum tipis. Dia tau Nilam bohong. Tapi dia santai saja dan tetap mengikuti permainan gadis di depannya."Ya sudah cepat bereskan barang-barang kamu! Sebentar lagi waktunya istirahat." Jean berdiri lebih dahulu, dan Nilam mengikuti perintah pria itu dengan sigap.Sementara itu di tempat berbeda, Rina hampir kehabisan napas ketika sampai di meja Talita. Gadis yang sedang menunggu pesanannya itu mendelik kaget melihat ekspresi heboh sahabatnya. "Apa-apaan sih, Mba Rin? Kayak dikejar debt collector aja!" gerutu Talita, tapi tetap melirik Rina dengan penuh rasa ingin tahu. Rina menarik napas dalam sebelum duduk di samping T
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-04
อ่านเพิ่มเติม

[S2] Gak Berani Nanya

Langit sore mulai menggelap saat Nilam masuk ke dalam mobil yang dikemudikan oleh Surya. Perjalanan pulang biasanya terasa biasa saja, tapi kali ini, pikirannya terlalu penuh untuk bisa menikmati perjalanan. Kata-kata Rina dan Talita terus terngiang di kepalanya. ["Sebelum gosip buruk tentang kalian menyebar."]["Terus sampai kapan kamu mau digantung gini?"]Nilam memijat pelipisnya, merasa kepalanya berdenyut sejak meninggalkan kantor. Cara pria itu memperlakukannya tadi— kenapa terasa begitu intens?“Kenapa, Mba? Ngelamun terus dari tadi?” suara Surya membuyarkan lamunannya. “Aku pusing banget.”Surya melirik Nilam dari kaca spion, menyipitkan matanya sejenak sebelum kembali fokus menyetir. “Mau di anter ke klinik?"Nilam menghela napas. “Bukan... Bukan pusing yang gitu, tapi lainnya."Surya mengerutkan keningnya. Ia fokus melihat ke arah jalanan meskipun sesekali juga memperhatikan Nilam. "Ada masalah Mba?""Ada. Tapi gak terlalu penting sih.""Pasti masalah cowok ya kan?" sahu
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-04
อ่านเพิ่มเติม

[S2] Kemunculan Elisha

"Aww! Sakit.. Siapa yang—" Sebelum sempat menyelesaikan kalimatnya, tubuhnya sudah ditarik kasar ke belakang. Napasnya tercekat saat merasakan kuku-kuku tajam mencengkeram rambutnya. "Kamu dari dulu sama aja! Gak pernah berubah!" Suara seorang wanita terdengar penuh amarah di telinganya. "K- kamu siapa?"Seorang wanita dengan rambut panjang berwarna coklat tua, mengenakan setelan mewah dengan aksen emas di pergelangan tangannya. Wajahnya cantik, tapi ada sesuatu dalam sorot matanya yang membuat udara di ruangan ini terasa dingin. Wanita itu menyeringai kecil, tapi tatapannya tetap dingin. "Kamu pasti tahu siapa aku," ucapnya, suaranya terdengar rendah namun penuh tekanan.Nilam mengerutkan kening. Jantungnya berdetak semakin cepat. "A- aku gak tau kamu siapa!""Kamu gak usah pura-pura ya! Dasar pelakor!" bentak wanita itu."Aku Elisha," lanjut wanita itu dengan nada mengejek. "Istri Jean."Dunia Nilam seakan berhenti berputar sesaat. Istri?Bukankah ada gosip yang bilang kal
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-06
อ่านเพิ่มเติม

[S2] Dasar Pelakor

"A— aku… gak… bisa… napas…" suara Nilam melemah, tubuhnya mulai kehilangan tenaga. Tatapan Elisha dipenuhi amarah dan kebencian. "Kenapa kamu kembali?" bisiknya dingin. "Kenapa kamu gak mau menjauhi Mas Jean? Apa kamu mau mati, hah?"Nilam meronta sekuat tenaga, mencoba melepaskan cekikan Elisha yang semakin erat di lehernya. Pandangannya mulai kabur, tubuhnya melemah."A— aku… tolong…" suaranya hanya terdengar serak, hampir tidak keluar dari tenggorokannya. Air mata mengalir di sudut matanya."Gak akan ada yang nolongin kamu, Nilam!""Biar aja kamu mati!""L- lepasin!""Gak! Aku gak akan biarkan kamu hidup! Dasar pelakor!"Nilam berusaha melepaskan cengkraman Elisha di lehernya. Tapi susah— wanita itu berhasrat ingin menghabisinya."Mati aja sana! Mati dan masuk neraka aja kamu! Biar aku gak perlu repot-repot jagain Jean dari wanita macam kamu.""Khh... Le— lepas! Lepasin aku!""Sebelum kamu mati! Aku gak akan lepasin kamu, Nilam! GAK AKAN!""Ughh... Tolong... To— long..."Tidak ad
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-06
อ่านเพิ่มเติม

[S2] Gara-gara Kalian Berdua

"Itu siapa?""Itu mirip Mba Nilam...""Hah? Masa?""I— iya…" Talita mengangguk, tapi tatapannya tetap terpaku pada Nilam yang semakin mendekat ke arah mereka.Rina menelan ludah. "Kenapa dia kayak… hantu?" Talita sedikit mundur, ikut merasa merinding. "Jangan-jangan dia…"BRAK!"AAAKH!"Talita dan Rina langsung menjerit kecil saat Nilam tiba-tiba tersandung dan jatuh telungkup di lantai koridor. "Mba Nilam! K— kamu kenapa?!" Rina buru-buru mendekat, setengah takut, setengah khawatir. "Ayo bangun Mba!"Nilam hanya diam, tak bergerak selama beberapa detik. Talita dan Rina semakin panik."Mba?! kamu kenapa sih? Jangan bikin kita takut!"Dengan gerakan lambat, Nilam mengangkat kepalanya. Ia mengerjap beberapa kali sebelum menatap mereka dengan mata merah dan berair. "Aku gak bisa tidur…" keluhnya dengan suara parau.Talita dan Rina saling berpandangan. "Hah! Kenapa bisa?" tanya Rina hati-hati. Nilam menghela napas panjang sebelum menjawab, "Aku abis mimpi buruk…"Talita menaikkan
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-07
อ่านเพิ่มเติม

[S2 Kenapa Kamu Begitu?

Suara langkah kaki terdengar mendekat. Nilam, Talita, dan Rina spontan menoleh dan mendapati sosok Jean berdiri tak jauh dari mereka. Pria itu mengenakan setelan jasnya seperti biasa, dengan ekspresi tenang yang sulit ditebak. Namun, sorot matanya sedikit mengerut saat menangkap ekspresi tegang Nilam. "Trauma? Siapa yang trauma?" Suara Jean terdengar dingin, membuat ketiga wanita itu refleks menegakkan postur tubuh mereka. "Gak kok Pak! Gak ada yang trauma," Talita buru-buru tersenyum, berusaha terlihat santai. "Kita cuma ngomongin film." Jean tidak menunjukkan ekspresi apapun, tetapi tatapannya tetap tertuju pada Nilam yang sejak tadi menghindari kontak mata dengannya. "Bener Nilam?" Jean bertanya langsung pada Nilam. Tubuh Nilam menegang seketika. "Itu bener kok Pak..." Jean memperhatikannya dengan pandangan penuh selidik. "Tapi kenapa kamu keliatan gugup?" Nilam menelan ludah, merasa tidak nyaman berada di bawah tatapan tajam pria itu. Ia tidak mungkin mengatakan bah
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-07
อ่านเพิ่มเติม

[S2] Bicara Saja!

"S- saya..." Nilam mundur selangkah. Jantungnya berdebar kencang, bukan hanya karena ketakutan, tapi juga karena jarak antara dirinya dan Jean kini terasa begitu dekat. Aura pria itu begitu mendominasi, membuatnya sulit bernapas dengan benar.Jean masih menatapnya dalam-dalam, ekspresinya sulit ditebak. "Katakan padaku jika ada sesuatu yang mengganggu! Aku benci harus menjaga jarak dengan sekertarisku sendiri, Nilam."Nilam menunduk, berusaha menghindari tatapannya. "Saya… saya cuma lagi banyak pikiran, Pak. Gak ada yang perlu dikhawatirkan." Jean tidak langsung merespons. Ia justru lebih mendekat lagi, membuat Nilam kembali mundur sampai akhirnya tubuhnya menyentuh meja di belakangnya."Katakan apa itu!" perintah Jean, suaranya lebih rendah, lebih dekat. Nilam menahan napas. Ia bisa mencium aroma parfum khas pria itu—lagi. Campuran wangi maskulin yang elegan dan sedikit aroma kopi dari cangkir yang baru saja diminumnya."Apa ada hubungannya denganku?"Pertanyaan itu mengejutkan N
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-08
อ่านเพิ่มเติม

[S2] Ternyata Jean...

"Bapak sebenarnya duda atau gimana? Saya— penasaran..."Jean sedikit tersentak mendengar pertanyaan Nilam. Alisnya terangkat, dan untuk sesaat, ia hanya menatap perempuan itu tanpa berkata apa-apa."Kamu penasaran?" tanyanya akhirnya, suaranya terdengar lebih dalam. Nilam menelan ludah, lalu mengangguk pelan. "Saya… saya cuma ingin tahu, Pak. Soalnya, saya gak pernah dengar cerita bapak soal istri sebelumnya, jadi untuk antisipasi saya—" Jean menyela dengan nada datar, "Kamu liat aku pakai cincin nikah gak?"Nilam terdiam. Tatapannya otomatis tertuju pada tangan Jean yang— kosong! Tidak ada cincin di sana.Jean menarik napas panjang, seolah sedang mempertimbangkan sesuatu. Akhirnya, ia menegakkan tubuhnya dan menatap Nilam dengan ekspresi yang sulit ditebak. "Bapak— duda?" tanya Nilam.Jean mengangkat alisnya dan mengangguk kecil. "Hn.""Serius?" Nilam semakin penasaran. "Sudah berapa lama, Pak?" tanyanya hati-hati. Jean menatapnya sejenak sebelum akhirnya menjawab, "Empat tah
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-08
อ่านเพิ่มเติม

[S2] Boleh Ya, Pa?

"Papa!"Jean yang baru selesai mencuci piring bekas makan malam mereka, menoleh ke arah Qila yang masih duduk anteng di area meja makan. Bocah 10 tahun itu sedang menikmati keripik kentang sambil menunggu Papa nya selesai bersih-bersih."Apa Qila sayang?""Besok sabtu aku kan libur sekolah, boleh ga aku ikut ke kantor Papa?" tanya Qila sambil mengayun-ayun kakinya."Ngapain? Kan enak di rumah ama Bibi.""Bosan Pa. Aku mau ikut Papa.""Nanti di sana kamu malah lebih bosan gimana?" tanya Jean memastikan. Dia cuma jaga-jaga saja sih, soalnya sang anak tiap ikut ke kantor paling betahnya cuma beberapa jam saja. Kadang sebelum siang Qila merengek minta pulang. Padahal pekerjaannya masih belum selesai. "Nanti belum apa-apa kamu udah ngerengek minta di anterin pulang."Qila nyengir kuda saat papanya berkata begitu. "Ga bakal Pa.""Yang bener?" tanya Jean kembali memastikan. Kini ia sudah memutar badannya untuk melihat langsung ke arah putrinya. "Kamu udah 3 kali lho bilang hal yang sama. Tap
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-09
อ่านเพิ่มเติม

[S2] Siapa anak ini?

"Mba Nilam!"Gadis 23 tahun ini makin melongo. Apalagi saat Qila tiba-tiba maju dan memeluk perutnya."Mba Nilam ke mana aja selama ini? Qila kangen tau sama Mba."Nilam bingung. Antara membalas pelukan bocah ini, atau mencerna apa yang baru saja dikatakan oleh anak 10 tahun di depannya."K- kamu siapa ya? Kok bisa tau nama Mba?" tanya Nilam agak tergagap. Dia benar-benar tidak ingat pernah bertemu bocah ini sebelumnya. Tapi ga mungkin juga bocah ini salah orang karena si Qila ini benar saat memanggil namanya."Kita pernah ketemu sebelumnya ya? Atau gimana?""Mba masa sih lupa ama Qila?" Bocah berambut panjang itu bertanya balik. "Qila aja masih inget loh ama Mba.""Tapi Mba beneran lupa. Mba ga inget kapan kita ketemu.""Aku ini qila Mba. Anaknya Papa Jean. Dulu Mba kan pernah jadi ART di rumah Papa dan Mama. Terus kita kenal dan deket di sana.""Papa Jean?" Nilam makin bingung. Ekspresi wajahnya terlihat sangat lucu saat berusaha mengingat-ingat. "Maksudnya Pak Jean ya?""Iya Mba. M
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-11
อ่านเพิ่มเติม
ก่อนหน้า
1
...
2627282930
...
41
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status