All Chapters of Terjerat Gairah Pembantu Cantik: Chapter 281 - Chapter 290

401 Chapters

[S2] Hubungan Masa Lalu

["Mba Qila, ayo ikut Mba!"]["Mba Qila jangan sedih ya! Kan ada Mba Nilam!"]["Besok ayo kita belajar buat kue lagi, Mba."]["Mba Qila mau dikuncir gimana? Nanti Mba bantu deh."]Nilam menegakkan kepalanya saat tiba-tiba saja kepalanya di penuhi oleh suara-suara asing.Suara-suara asing bergema di kepalanya. Samar, tapi jelas. Suara seorang anak kecil yang tertawa, suara rengekan manja, suara panggilan penuh kasih.["Mba Nilam ayo main!"]["Mba Nilam mau nemenin Qila tidur kan?"]["Mba Nilam kenapa mau resign? Mba gak sayang lagi ya ama Qila?"]Gadis itu mencoba menggali ingatannya lebih dalam, tetapi semakin keras ia berusaha, semakin sakit kepalanya. Wajah-wajah kabur berkelebat, potongan-potongan kenangan datang silih berganti seperti kilatan lampu kamera yang menyilaukan. Ada tawa, ada pelukan hangat, ada seorang pria yang menggenggam tangannya erat... Namun wajah-wajah itu tetap buram. Ia tidak bisa melihatnya dengan jelas. Kecuali suaranya yang sama persis seperti gadis yang
last updateLast Updated : 2025-02-11
Read more

[S2] Butuh Pencerahan

Nilam menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya sebelum menatap Qila dengan lembut. Matanya menangkap tatapan bocah kecil itu yang berkaca-kaca, bibir mungilnya sedikit bergetar seolah menahan tangis. "Mba Qila... Kamu gak usah takut gitu," ucap Nilam pelan, suaranya terdengar hangat dan penuh kasih sayang. "Mba baik-baik aja, kok." Qila mengerjapkan matanya beberapa kali, tampak ragu-ragu sebelum akhirnya melepaskan genggaman kecilnya dari lengan Jean. Perlahan, gadis itu mendekat ke arah Nilam dengan langkah hati-hati. "Beneran, Mba?" lirihnya, nada suaranya dipenuhi kekhawatiran yang tulus. Nilam tersenyum kecil, berusaha menenangkan gadis kecil itu. "Iya, beneran." Perlahan-lahan, ekspresi Qila mulai melunak. Senyum malu-malu mulai muncul di wajahnya, meskipun masih ada sisa kekhawatiran di matanya. Jean, yang sejak tadi mengamati interaksi mereka berdua, akhirnya ikut bersuara. "Kalau kamu merasa gak enak badan, istirahat aja dulu, Nilam. Gak usah maksain d
last updateLast Updated : 2025-02-11
Read more

[S2] Bertemu Nana

Perempuan 23 tahun itu tidak langsung kembali ke rumah setelah jam kantor berakhir. Dia sedang menunggu seseorang yang bisa jadi saksi kunci mengenai masa lalunya. Masa lalu yang tidak pernah di bongkar oleh ibu kandungnya sendiri. Nilam duduk menunggu di salah satu caffe sambil menikmati jusnya dan jalanan padat di sore hari. Sesekali ia akan mengecek ponselnya untuk memastikan di mana patnernya itu sekarang. Walaupun badannya masih lemas dan kepalanya agak pusing efek pingsan tadi, tapi perempuan itu memaksa untuk pergi."Nilam!""Nana!"Hampir 10 menit menunggu, sosok yang dimaksud pun tiba. Dengan penuh suka cita, Nilam berdiri dan menyambut teman baiknya tersebut. "Nana... Akhirnya kita bisa ketemu. Aku kangen banget ama kamu.""Sama, aku juga." Nana membalas pelukan Nilam. Keduanya terlihat begitu heboh. "Ahh, udah lama banget kita gak ketemu kan?""Ayo duduk!" Nilam menarik pelan tangan Nana agar keduanya bisa duduk berhadapan. Setelah memesan minuman, barulah keduanya mulai m
last updateLast Updated : 2025-02-12
Read more

[S2] Jangan Ditutupi Lagi!

Nana menggigit bibirnya ragu. Ia memang punya sesuatu untuk Nilam, tetapi sebelum itu, ada hal yang harus dipastikannya lebih dulu. Ia menghela napas, menatap Nilam dengan serius. "Sebelum aku kasih sesuatu itu ke kamu, aku mau tanya dulu. Aku mau nanya sesuatu?" Nilam mendengkus. Apalagi sih yang ingin Nana pastikan? Dia sudah cerita banyak hal padanya, bahkan dengan begitu detail. "Emang apa yang mau kamu tanyain?""Soal, si Jean itu Nilam."Nilam menarik napas panjang sebelum mulai menjelaskan. "Jean yang aku ceritain itu bosku di kantor, Na. Dia duda, punya anak perempuan umur 10 tahun namanya Qila."Nana mengernyit. "Itu sih aku tau." "Terus kamu mau nanya apa?""Aku khawatir itu cuma mirip aja."Nilam menatap Nana dengan ekspresi sengit. "Kamu tau gak, tadi aku ketemu anaknya Pak Jean."Nana menunggu Nilam untuk melanjutkan. "Terus?""Qila bilang dia kenal aku," suara Nilam melemah, matanya menerawang. "Padahal setahuku, aku gak pernah ketemu dia sebelumnya." Nana terdia
last updateLast Updated : 2025-02-12
Read more

[S2] Aku Memang Pelakor, kan?

"Nana…" suaranya pelan, sedikit gemetar. "Kenapa kamu merahasiakan semuanya dariku?"Nana menunduk, ragu sejenak sebelum akhirnya menjawab, "aku gak bermaksud seperti itu." Ia menatap Nilam yang seperti ingin menangis. "Aku hanya mau nepatin janjiku ke Tante Mala dan—" Ia menelan ludah. "—Jean...""J- Jean? Jadi—""Seseorang yang seharusnya memberikan ini langsung ke kamu itu memang Jean. Jean yang seorang duda dan punya anak satu bernama Qila. Bos kamu— Nilam!" tegas Nana. Seakan menjawab semua rasa ingin tau Nilam dalam satu tarikan nafas.Nilam terperangah kaget. Ternyata benar dugaannya. Dia dan Jean memang pernah bertemu sebelumnya. Dengan semua perhatian Jean selama ini, membuat emua terasa related sekarang."Sebenarnya aku gak boleh kasih tau kamu, apalagi aku udah janji buat jaga rahasia ini sampai ingatan kamu pulih sendiri. Tapi aku gak tahan liat kamu seperti orang kebingungan." Nana menambahkan. "Tolong jangan kasih tau ke Jean ataupun Tante Mala ya! Ini rahasia kita."Nil
last updateLast Updated : 2025-02-13
Read more

[S2] Mama Bisa Jelaskan

[Hai, sayang. Aku tidak tahu apakah kita masih bisa bertemu lagi setelah kamu membaca surat ini. Tapi aku berharap, di mana pun kamu berada sekarang, kamu baik-baik saja. Nilam, aku hanya ingin mengatakan satu hal kepadamu, MAAF.Maaf karena aku pergi tanpa memberikan kepastian.Maaf karena meninggalkanmu di saat kamu sedang sakit dan membutuhkan aku di sisimu. Tapi, Nilam... aku ingin kamu tahu, semua ini aku lakukan demi kamu. Demi menyelamatkanmu. Demi kebaikanmu.Banyak orang berkata bahwa jika kita terus bersama, aku hanya akan membawa kesialan dan penderitaan dalam hidupmu.Tadinya, aku ingin menyangkal itu semua. Aku ingin melawan. Aku ingin tetap berada di sampingmu. Tapi aku terlalu naif, Nilam... Terlalu bodoh untuk menyadari bahwa mungkin mereka benar. Aku tahu, setelah membaca ini, mungkin kamu akan marah. Mungkin kamu akan membenci aku seumur hidupmu.Dan jujur, aku pantas mendapatkan itu. Aku pengecut. Aku tidak cukup kuat untuk bertahan. Aku tidak cukup
last updateLast Updated : 2025-02-13
Read more

[S2] Perjanjian Di Antara Kita

"Duduk dulu, Nak! Mama bisa jelasin semuanya..." Nilam menatap ibunya penuh ragu. Ia ingin marah, ingin membentak, tapi di satu sisi, hatinya juga ingin mendengar penjelasan yang selama ini disembunyikan darinya. Dengan berat hati, ia pun menurut. Setelah keduanya duduk, Bu Mala menarik napas panjang sebelum akhirnya berkata, "Mama gak pernah nyuruh Jean pergi, Nilam."Amarah yang tadi berkobar di dada Nilam perlahan meredup. Ia mengerutkan keningnya, menatap ibunya penuh tanda tanya. "Awalnya, iya. Mama memang marah dan kecewa pada Jean. Mama pikir dia cuma membawa sial buat kamu." Suara Bu Mala bergetar, ada luka lama yang kembali tergores dalam ingatannya. "Tapi setelah Jean membuktikan tanggung jawabnya dengan menangkap penjahat yang menabrak kamu, Mama sadar… kalau cintanya ke kamu itu tulus."Jantung Nilam berdegup lebih cepat. "Penjahat yang menabrakku?" ulangnya pelan. "siapa?"Tubuh Bu Mala bergetar pelan. Rasanya begitu sulit menyebut nama orang yang hendak menghabi
last updateLast Updated : 2025-02-13
Read more

[S2] Maaf ya Sayang...

Bu Mala menatap putrinya dengan mata membulat. "Apa?" desisnya pelan, seakan tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. "Maksudnya gimana sayang? Mama gak ngerti."Nilam melirik ke arah sang Mama, ekspresinya datar meskipun dalam hatinya sedang berkecamuk. "Selama ini aku kerja di kantor Jean, Ma. Aku sekretarisnya. Dia itu Bosku."Kedua manik Bu Mala melebar, berusaha mencerna kata-kata putrinya. "B- bagaimana bisa?"Nilam tersenyum miris. "Takdir mungkin."Bu Mala masih tampak syok. "Jadi… kalian tiap hari ketemu dan kerja bareng?"Gadis itu mengangguk pelan."Dan Jean—"Nilam menelan ludah. "Dia pura-pura gak kenal sama aku, Ma. Dia bersikap profesional seperti seorang atasan walaupun kadang dia bisa sangat baik dan perhatian. Yaah, mungkin dia melakukan itu tanpa sadar." Ia tersenyum getir. Suara tawanya terdengar begitu miris.Bu Mala terdiam, dadanya terasa sesak membayangkan bagaimana putrinya harus menghadapi semua ini sendirian. "Pasti kamu merasa bingung."Nilam meng
last updateLast Updated : 2025-02-14
Read more

[S2] Kenapa Kamu Jahat Banget?

"Kenapa kamu nangis?""Aku gak ingat apa pun," bisik Nilam. "Tapi anehnya aku merasa bahagia. Perasaan kosong yang selama ini ada dalam hatiku... hilang." Jean menatapnya lama. Di matanya, ada perasaan yang selama ini ia tahan. "Aku ingin kita mulai lagi dari awal," lanjut Nilam. "Aku gak peduli cerita kita seperti apa dulu, sedih atau menyakitkan. Aku ingin tahu semuanya, asalkan kamu ada di sampingku." Jean menggenggam kedua tangannya. "Kamu yakin, Nilam?""Aku yakin.""Kamu gak takut jatuh dan terluka lagi?" Nilam menggeleng tegas. "Aku lebih takut kehilangan kamu." Jean terdiam. Hatinyalah yang sekarang terasa berantakan. Sejak dulu, ia hanya ingin melindungi Nilam, tetapi kini, justru perempuan itu yang menunjukkan keberanian lebih besar darinya. "Kalau memang kita gak jodoh, kita nggak akan dipertemukan lagi seperti ini," tambah Nilam. "Tuhan sudah menuliskan jalan kita. Aku gak mau cari orang lain, Jean. Aku cuma mau kamu." Jean tersenyum tipis. Ia membingkai waja
last updateLast Updated : 2025-02-14
Read more

[S2] Kalian Ngapain Aja? 21+

"Mba Nilam ngapain ya ke ruangan Pak Jean?" gumamnya pelan."Apa Nilam mau minta resign? Tapi kok mendadak banget?""Apa ada masalah? Tapi apa masalahnya? Kok Mba Nilam juga keliatannya kesel banget tadi."Talita semakin resah. Dia khawatir rekannya itu akan berbuat onar atau menyebabkan masalah lain yang bisa berdampak buruk. Apalagi, sejak kemarin, Nilam memang terlihat lesu dan tidak fokus saat bekerja."Kamu kenapa sih, Lit? Dari tadi mondar-mandir nggak jelas?" suara Rina menyadarkan Talita dari pikirannya.Talita menoleh ke arah Rina yang masih duduk di mejanya, tampak santai sambil mengetik laporan.Alih-alih menjawab, Talita justru menghampiri Rani dan berbisik, "Aku khawatir sama Mba Nilam, Mba.""Khawatir kenapa?" Rina menatapnya dengan dahi berkerut."Nilam lama banget gak keluar-keluar dari ruangan Pak Jean. Aku khawatir dia ngelakuin sesuatu di dalam sana," ucapnya dengan nada pelan.Rina menghela napas dan menutup laptopnya. "Jangan su'udzon dulu, Lita. Bisa jadi Pak Jea
last updateLast Updated : 2025-02-14
Read more
PREV
1
...
2728293031
...
41
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status