Lahat ng Kabanata ng Terjerat Gairah Pembantu Cantik: Kabanata 301 - Kabanata 310

401 Kabanata

[S2] Rasa Penasaran

Dikta hanya tersenyum simpul sebelum menjawab, "Cuma ketemu temen kok, Ma. Urusan kerjaan."Bu Sinta sebenarnya agak ragu. Tapi dia mencoba untuk mempercayai Dikta karena tidak ingin menyinggung putranya tersebut. "Ya udah. Yang penting kamu gak aneh-aneh."Dikta tak mengatakan apapun dan langsung pergi setelah ibunya memberikan ijin. Dia tidak ingin orang 'itu' menunggu terlalu lama di tempat mereka janjian.***Malam sudah larut ketika Dikta akhirnya pulang. Suara derit pintu membuat Bu Sinta yang sejak tadi duduk di ruang tamu langsung berdiri. Raut wajahnya menunjukkan kelegaan sekaligus kekhawatiran saat melihat putranya memasuki rumah."Dikta, kamu lama sekali..." ucapnya lirih. "Mama khawatir kamu bakal bertindak nekat seperti dulu."Dikta melepas jaketnya, menghela napas panjang sebelum menatap ibunya. "Ma, aku cuma ngobrol sama teman lama. Gak ada yang perlu dikhawatirin!"Bu Sinta menatapnya lekat-lekat, mencoba mencari kebenaran dalam ekspresi anaknya. "Dikta, kamu gak boho
last updateHuling Na-update : 2025-02-20
Magbasa pa

[S2] Agak Curiga

"Talita! Nilam!" Keduanya langsung berhenti berdebat ketika mendengar seseorang memanggil namanya. Dan saat mereka menoleh ternyata itu adalah salah satu senior mereka di kantor yang mengajak mereka untuk naik ke atas karena sudah waktunya masuk kerja.Tanpa banyak membantah mereka mengangguk dan mengikuti sang senior. Nilam dan Talita berjalan ke atas dengan beriringan.Saat memasuki ruangan Jean, Nilam berusaha bersikap profesional. Yah, seperti permintaan Jean, saat di kantor mereka harus tetap fokus pada pekerjaan. "Selamat pagi, Pak Jean," sapanya dengan senyum manis. "Aku ingin menyampaikan jadwal kegiatan hari ini. Selain itu, seminggu lagi akan ada pengumuman investor perusahaan."Jean yang tengah fokus pada layar laptopnya mendongak dan menatap Nilam. Ekspresi wajahnya sedikit melunak saat melihat sekretaris yang sekaligus kekasihnya itu datang. "Pagi, Nilam. Duduk dulu! Ada beberapa hal lain yang harus kita bahas soal pengumuman investor perusahaan."Nilam mengangguk dan du
last updateHuling Na-update : 2025-02-21
Magbasa pa

[S2] Kerja Keras

Jean merogoh ponselnya dan melihat nama yang tertera di layar. Salah satu klien penting perusahaan. Ia menoleh ke arah Nilam, meminta izin dengan tatapan mata. Nilam hanya mengangguk pelan, memberi tanda bahwa tidak masalah jika Jean harus menerima panggilan itu.Jean melangkah ke samping, menempelkan ponsel ke telinganya. "Halo, Pak Jo? Ya, bagaimana kabarnya?"Nada suara Jean berubah lebih serius. Nilam hanya menyimak dari kejauhan, menunggu sambil sesekali melirik jam tangannya. Percakapan Jean tampaknya cukup penting, karena pria itu mulai berjalan mondar-mandir kecil di depan pintu ruangannya."Ya, saya mengerti... Tentu, kami akan pastikan semuanya berjalan sesuai rencana. Iya. Satu minggu lagi acaranya berlangsung. Benar Pak, saya harap anda bisa datang ke sana," ucap Jean, nada suaranya tegas namun tetap profesional.Nilam mendengar sekilas tentang acara investor yang akan datang. Sepertinya ada beberapa kendala yang sedang dibahas. Jean terus berbicara di telepon, suaranya se
last updateHuling Na-update : 2025-02-21
Magbasa pa

[S2] Orang Asing

"Sendirian aja Mba?"Nilam yang sedang menunggu Jean, reflek menoleh ke samping. Keningnya berkerut dalam ketika melihat siapa yang ada di sebelahnya. Seorang pria berperawakan tinggi tegap dengan masker dan topi hitam yang menutupi wajahnya. Pria itu terlihat misterius menurut Nilam."E- enggak, Mas," jawabnya disertai senyum tipis. "Saya datang berdua kok. Kebetulan dia masih ada di dalam.""Oh. Pacarnya ya?"Nilam mengangguk ragu. Sementara bibirnya menggumamkan kata "iya"."Oh."Hening di antara mereka berdua. Sampai akhirnya Nilam kembali buka suara, "Masnya sendiri ke sini ama siapa?""Sendiri.""Um, gitu ya?" Nilam mengangguk-angguk kecil. Sejujurnya dia agak sangsi saat melihat penampilan pria itu yang cukup mencurigakan. Namun dia tidak boleh suudzon kan?"Btw, mbanya cantik banget."Hah? Nilam kaget. Tapi sejujur kemudian, ia tersenyum canggung. Tiba-tiba sekali orang ini memujinya, padahal kenal saja tidak. Jadi sedikit antisipasi, ia mengambil jarak menjauh dari pria yang
last updateHuling Na-update : 2025-02-22
Magbasa pa

[S2] Agak Curiga

Sore harinya, Nilam, Talita, dan Rina berkumpul di depan kantor sebelum berangkat ke mall. Mereka sudah merencanakan hari ini sejak beberapa hari yang lalu untuk bersantai setelah minggu yang sibuk."Akhirnya kita bisa jalan-jalan juga!" seru Talita penuh semangat."Iya, udah lama banget kita gak hangout kayak gini," tambah Rina sambil tersenyum.Nilam mengangguk setuju, ia terlihat sama girangnya dengan kedua rekannya. "Aku gak sabar mau shopping.""Sama iiih," Talita mengangguk setuju. "Moga aja aku gak khilaf. Gajian masih seminggu lagi soalnya.""Ingetin aku juga buat gak kalap ya, Mba," sahut Nilam. Sambil menempelkan sebelah pipinya ke pundak Rina."Ya udah ayo berangkat! Itu taksinya udah datang," ajak Rina dengan penuh semangat.Setelah tiba di mall, mereka langsung berkeliling, melihat-lihat berbagai toko. Mereka membeli beberapa baju dan makeup untuk dipakai ke kantor, sambil sesekali tertawa dan bercanda satu sama lain. Tidak hanya itu, mereka juga sibuk bertukar pendapat s
last updateHuling Na-update : 2025-02-22
Magbasa pa

[S2] Ayo Dong Papa!

Di sebuah ruangan rumah yang cukup luas, Jean berdiri dengan kaku di tengah-tengah, sementara Qila menatapnya dengan ekspresi penuh harapan. Musik K-pop yang enerjik sudah mengalun dari speaker, mengisi ruangan dengan dentuman ritme yang cepat."Papa, coba gerakinnya kayak gini!" Qila memperagakan beberapa gerakan tari yang terlihat lincah dan penuh semangat. Tangannya bergerak dengan anggun, sementara kakinya melangkah dengan irama yang pas.Jean menghela napas, menatap putrinya dengan pasrah. "Qila, Papa ini udah tua. Mana bisa gerak secepat itu?" ucap Jean memberikan alasan.Qila mendelik sebal. "Papa gak tua! Papa kan masih 30an, masih kuat dan masih bisa dance Kpop.""Qila, Papa bisa ngelakuin apapun tapi jangan joget dong!" ia memohon. Baru juga mulai tapi Jean merasa energinya terkuras habis."Coba dulu Papaaaa... Yaaah, pleaseee..." pinta Qila sambil menunjukkan mata puppynya. "Kalau gak ama Papa, ama siapa lagi Qila latihan?" Qila mulai merajuk.Jean menghela nafas. Dia palin
last updateHuling Na-update : 2025-02-22
Magbasa pa

[S2] Nikah Aja, Gimana?

"Eh bentar...""Ada apa Qila?"Ia menatap sang Papa. "Aku baru inget sesuatu.""Sesuatu? Apa?" Jean bertanya dengan penuh rasa penasaran."Besok kita jadi piknik gak Pa? Yang katanya ama Mba Nilam."Jean menganga. Bisa-bisanya dia hampir lupa hal penting tersebut. "Oh iya. Papa hampir lupa.""Ya udah, aku mau tidur cepet deh." Qila bersiap naik ke atas."Iya. Sebelum tidur jangan lupa gosok gigi ama cuci kaki ya! Jangan lupa berdo'a."Qila mengangguk dengan semangat. "Iya Pa! Selamat malam...""Malam sayang..." Jean melihat Qila berlari ke atas meninggalnya. Sedangkan dia sendiri langsung pergi menuju dapur dan berniat membuat kopi untuk teman mengejarkan laporan sebelum tidur.***"Kamu lagi ngapain Nilam?"Perempuan 23 tahun itu menengok sebentar ke arah sang Mama. Ia yang sibuk memasukkan makanan ke dalam rantang makanan hanya berkata, "Ini Ma, lagi siapin bekal.""Buat?""Piknik."Bu Mala mengerutkan keningnya. "Piknik ke mana?""Pantai.""Sama?"Nilam menghentikan kegiatannya. Ia
last updateHuling Na-update : 2025-02-23
Magbasa pa

[S2] Piknik Bertiga

"Kalian janji di mana?""Di taman sekitar sini.""Ke sana naik apa?""Minta tolong anter si Surya."Bu Mala mengangguk. Ia sudah mode pasrah dengan apapun yang anaknya itu lakukan. "Hati-hati di jalan ya!"Nilam memberikan kecupan di pipi sang Mama. "Dah Mama.""Daaah..." Bu Mala melihat putrinya melangkah keluar dengan wajah sedikit merona. Setelah menutup pintu, Nilam menarik napas panjang sebelum berjalan menuju taman—tempat di mana Jean sudah menunggunya.Saat tiba di taman, mata Nilam langsung menangkap sosok Jean dan Qila yang sudah lebih dulu menunggunya di bawah pohon rindang. Jean bersandar santai di salah satu dahan pohon dengan tangan terlipat di dada, sementara Qila berdiri di sampingnya dengan ekspresi sedikit canggung. Bocah sepuluh tahun itu tampak mengenakan dress putih selutut bermotif bunga kecil berwarna biru, dengan rambut hitam panjangnya diikat menjadi dua kuncir rendah. Sepasang sandal putih melengkapi penampilannya yang terlihat manis dan sederhana.Jean, sepe
last updateHuling Na-update : 2025-02-23
Magbasa pa

[S2] Pengen Bawa ke KUA

"Bawa dong, emang kamu mau makan apa?""Burger?""Jelas itu ada.""Kentang?""Ada banget.""Donat, Mba?""Tenang aja. Mba juga bawa cake.""Kalkun goreng?"Nilam terdiam sejenak, lalu menatap Qila yang sudah menahan tawa."Kalau mau kalkun, sana minta Papa kamu nangkap dulu. Baru Mba gorengin kalau udah dapet," balas Nilam sambil meringis lebar."Ngaco. Di sini mana ada kalkun. Ada tuh, nemo. Siapa tau kalian berdua pengen coba."Mereka tertawa kompak. Jean yang duduk di samping mereka hanya menggelengkan kepala, heran dengan tingkah dua perempuan itu.Saat makanan sudah tersaji, mereka mulai menikmati bekal dengan lahap. Qila dan Jean terus memuji masakan Nilam yang lezat."Mba Nilam, masakannya selalu enak," ujar Qila dengan mulut penuh makanan."Iya, bener. Harusnya kamu ga usah kerja di kantor, Nilam. Buka usaha restoran aja, pasti banyak peminatnya," tambah Jean.Nilam tertawa, lalu menatap mereka berdua. "Kalau ga ada pengunjung gimana?"Jean tersenyum. "Aku ama Qila yang bakal
last updateHuling Na-update : 2025-02-23
Magbasa pa

[S2] Jangan Pak!

"T—tunggu, Pak Jean, jangan—" Terlambat. Jean sudah lebih dulu menyiramkan air ke arahnya lagi, membuat Nilam menjerit geli. Tawa mereka bercampur dengan suara ombak, seakan dunia hanya milik mereka bertiga. Di tengah kebersamaan itu, saat mata mereka bertemu—Jean menatapnya lebih lama dari biasanya. Seakan membaca sesuatu di balik sorot mata Nilam, sesuatu yang lebih dari sekadar keseruan bermain air.Namun sebelum suasana berubah semakin dalam, Qila yang tertawa di samping mereka menarik kembali perhatian. "Aku menang! Aku bisa bikin Papa mainan pasir juga!" Jean dan Nilam akhirnya tertawa, mengakui kekalahan mereka di tangan gadis kecil itu. Tapi di dalam hati mereka, ada sesuatu yang lain. Sesuatu yang belum terucap, tapi mulai terasa begitu nyata.Angin pantai berhembus lembut, membawa aroma laut yang khas. Langit mulai berubah jingga, menandakan matahari perlahan turun ke ufuk barat. Namun, keseruan mereka masih jauh dari selesai. Puas dengan istana pasir dan saling siram
last updateHuling Na-update : 2025-02-23
Magbasa pa
PREV
1
...
2930313233
...
41
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status