บททั้งหมดของ Terjerat Gairah Pembantu Cantik: บทที่ 311 - บทที่ 320

401

[S2] Hari Yang Menyenangkan

"Kapan-kapan, kita ke pantai lagi ya, Pa," pinta Qila dengan nada manja. "Iya, sayang." "Eh—gak! Qila mau ke taman safari aja. Mau lihat gajah, singa, macan." Jean tertawa. "Kamu kalau mau lihat singa ga usah jauh-jauh, sayang. Lihat aja Mba Nilam. Sama aja kan?" Nilam melirik Jean dengan tatapan tajam. "Tuh kan, garangnya sama banget kayak singa," lanjut Jean, membuat Qila semakin tertawa. "Kalau mau lihat gorilla, lihat aja Papa kamu. Sama gedenya," balas Nilam tak mau kalah. "Hahaha! Iya, Mba! Papa kan besar juga!" sahut Qila sambil terpingkal. "Banyak bulu juga," tambah Nilam iseng. "Bulu? Di mana?" tanya Qila polos. Nilam menundukkan kepala, menatap area bawah Jean sambil tersenyum nakal. "Di situ! Ehehehehe." Jean melotot, tetapi Nilam hanya tertawa puas. Setelah sekitar 30 menit perjalanan keluar dari pantai, suasana di dalam mobil menjadi lebih hening. Qila sudah tertidur di bangku belakang, kelelahan setelah seharian bersenang-senang. "Qila udah tidur, Kak," ujar
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-24
อ่านเพิ่มเติม

[S2] Mau Ke Mana?

Beberapa hari telah berlalu sejak malam di depan rumah Nilam. Semua berjalan seperti biasa di kantor. Jean tetap sibuk dengan pekerjaannya, dan Nilam menjalankan tugasnya dengan lancar. Siang itu, suasana kantor cukup tenang ketika Jean tiba-tiba merapikan mejanya dan mengambil kunci mobil. Nilam yang duduk di mejanya agak kaget saat Jean muncul di luar jam makan siang. "Kamu mau ke mana?" tanya Nilam sambil meliriknya curiga. Jean yang sedang mengenakan jasnya menoleh sebentar dan tersenyum tipis. "Ada urusan kecil. Aku pergi sebentar." Nilam menyipitkan mata, merasa ada sesuatu yang disembunyikan Jean. "Urusan apa? Kan di jadwal—" "Emang gak ada di jadwal. Ini urusan khusus." Perkataan pria itu semakin membuat Nilam penasaran. "Emang mau ke mana sih? Aku gak boleh ikut?" Jean tertawa kecil dan berjalan mendekatinya. Dengan santai, ia mengusap puncak kepala Nilam sebelum berkata, "Kamu di sini aja! Lagian aku cuma pergi bentar kok. Dan— gak ada yang perlu dikhawatirkan!"
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-24
อ่านเพิ่มเติม

[S2] Keputusan Penuh Penyesalan

"Harusnya kamu tidak perlu mengambil keputusan seperti itu?"Jean mengepalkan tangannya. "Saya pikir waktu itu yang terbaik bagi Nilam adalah menjauh dari saya. Saya tidak ingin membuatnya semakin terluka dengan segala situasi yang terjadi."Jean mengusap wajahnya, frustrasi dengan dirinya sendiri. "Saya terlalu pengecut saat itu. Saya takut menjadi orang yang hanya membawa kesedihan untuknya. Saya takut jika saya tetap di sisinya, saya malah semakin membuatnya menderita."Bu Mala mengamati pria di hadapannya, ekspresi lembut sekilas muncul di wajahnya sebelum ia kembali bersikap tegas. "Buktinya sekarang apa? Walaupun kamu berharap Nilam dapat lelaki yang lebih layak, tapi ujung-ujungnya kamu juga yang ditemuinya? Sepertinya kalian memang berjodoh.""Saya harap juga begitu." Ia menatap lawan bicaranya dengan penuh tekad. "Sekarang tujuan saya hanya ingin bersama Nilam dan membahagiakannya. Saya sangat mencintainya, Bu."Bu Mala menatap Jean dalam-dalam, mencari kesungguhan di matanya
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-25
อ่านเพิ่มเติม

[S2] Cerita Sini!

Nilam menegakkan punggungnya dan memasang ekspresi santai. "Bukannya aku gak mau cerita, tapi ini itu rahasia."Kamu nih, mulai main rahasia-rahasiaan sekarang?" Rina bertanya penasaran."Enggak! Nilam menggeleng! Ini cuma soal keluarga kok," Dustanya. Berharap kedua temannya itu percaya dengan ucapannya."Beneran?" Talita masih bersikeras untuk mencari tau.Dan Nilam hanya mengangguk sambil berusaha mengalihkan pembicaraan. "Udah-udah jangan bahas sesuatu yang gak penting! Ayo kita makan lagi!" Kekasih Jean itu menarik makanannya mendekat dan mulai menyantapnya. Ia berusaha untuk santai di depan teman-temannya.***"Haaa..." Nilam menjatuhkan tubuhnya di atas sofa. Selepas makan siang, ia langsung masuk ke ruangan Jean dan mencari tau apakah pria itu sudah kembali atau belum. Tapi sayangnya, ketika ia tiba di sana, tempat tersebut masih kosong.Ia duduk di sofa. Berencana untuk menunggu di sana. Tanpa sadar, rasa kantuk mulai menyerangnya. Setelah seharian bekerja dan pikirannya dipe
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-25
อ่านเพิ่มเติม

[S2] Hadiah Manis

Nilam mengerutkan keningnya saat melihat Jean mengeluarkan sesuatu dari kantong kemejanya. "I- itu apa?""Hadiah." Jawaban singkat Jean membuat Nilam semakin bingung."Hadiah?""Iya. Coba buka!"Nilam mengambil benda itu dari tangan Jean. Sebuah kotak beludru hitam yang dia sendiri tak yakin apa isinya benar sesuai dengan apa yang ada di dalam otaknya.Jean memperhatikan perempuan itu dengan seksama. Membiarkan Nilam membuka kado yang sempat ia beli saat pulang bertemu Bu Mala.KleekKotak itu terbuka. Dan betapa terkejutnya Nilam ketika tau isinya. "Kalung?"Mata Nilam membulat saat melihat isi kotak beludru itu. Sebuah kalung perak dengan liontin kecil berbentuk kupu-kupu berkilauan di dalamnya. Ia menatap Jean dengan penuh tanya, sementara pria itu hanya tersenyum tipis, menunggu reaksinya."Kamu suka?" tanya Jean, suaranya terdengar lembut.Nilam masih terdiam. Jemarinya menyentuh liontin itu dengan hati-hati, seolah takut kalau ini hanya ilusi. "Sukaaa... Suka banget malah. Ini i
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-27
อ่านเพิ่มเติม

[S2] Next Target

Bukannya langsung menjawab, pria itu justru menghampiri Nilam. Dan berdiri di sebelahnya. "Itu mobil pacar Mba udah kelihatan!"Nilam mengerutkan keningnya. Ia menoleh ke arah yang dimaksud oleh pria asing itu dan tersenyum begitu sadar jika memang benar mobil tersenyum milik Jean."Kok mas tau kalau—" ucapan Nilam seperti tertelan udara ketika sadar jika pria yang dia ajak bicara barusan, sudah menghilang dari pandangannya.Jean membuka pintu mobil dari dalam dan menunggu hingga Nilam masuk. Begitu gadis itu duduk di kursi penumpang, ia segera menutup pintu dan menatapnya penuh selidik. "Kamu kenapa? Kok kayak orang bingung?" tanyanya sambil menyalakan mesin mobil. Nilam tersentak, lalu buru-buru menggeleng dengan senyum kecil. "Enggak kok, Pak. Cuma— haus," balas Nilam disertai cengiran."Mau mampir ke minimarket dulu?""Boleh juga.""Ayo kita cari minum dulu."Nilam tersenyum, ia mencoba bersikap biasa saat di depan Nilam, tapi dalam hatinya ada sedikit rasa cemas. Ia tidak bis
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-27
อ่านเพิ่มเติม

[S2] Selalu Bersama

Di meja makan, Nilam duduk di antara Jean dan Qila. Meja kayu besar itu kini penuh dengan hidangan yang ia masak sendiri. Ada udang Jimbaran, sup iga, dan ayam panggang madu. Aroma lezatnya memenuhi ruangan, membuat Qila tak sabar untuk mencicipi. "Waah! Ini kelihatannya enak banget!" seru Qila dengan mata berbinar. "Udah lama Qila gak makan enak."Jean mengambil sendok dan mulai mencicipi ayam panggang madu. Ia mengunyah perlahan, lalu melirik ke arah Nilam yang menatapnya penuh harap. Setelah beberapa detik, ia memasang ekspresi serius. "Jujur, ini—" Nilam menahan napas, sementara Qila juga ikut penasaran. "... enak banget!" Nilam menghela napas lega dan tertawa. "Pak Jean, jangan bercanda gitu! Aku hampir jantungan!" Jean terkekeh. "Beneran, ini enak. Masakan kamu emang gak perlu diragukan lagi.""Kan kamu yang sering underestimate." Nilam menyipitkan matanya, sementara Jean hanya bisa garuk-garuk kepalanya yang tidak gatal.Qila pun ikut menyendok sup iga dan memakannya
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-27
อ่านเพิ่มเติม

[S2] Ambisi Jahat

Sementara itu di sebuah rumah kontrakan kecil di pusat kota padat penduduk. Dikta baru saja meletakkan ponselnya di atas meja. Matanya menatap kosong ke arah halaman rumah yang ukurannya hanya cukup untuk satu mobil dengan pohon mangga di sudut pagar.Sejak seminggu lalu, dia dan Mamanya pindah ke sini. Kontrakan kecil yang cukup pengap dan satu jauh berbeda dengan rumahnya dulu. Sangat-sangat jauh berbeda.Beberapa saat lalu, pria yang kini terlihat lebih kusut dan tak terawat itu baru saja menelpon 'kawanannya'. Seseorang yang membantunya mencari informasi mengenai Jean termasuk orang-orang di dekatnya.Yah— JEAN. Tujuan hidup Dikta sekarang ini hanyalah membalas dendam pada pria itu. Dan pion yang tepat untuk membuat pria itu hancur hanyalah satu orang, Nilam.Tangannya mengepal. Giginya beradu. "Aku gak akan diam aja, Jean," gumamnya dengan suara rendah. "Kamu harus ngerasain sendiri gimana rasanya kehilangan segalanya. SEGALANYA!" Baru saja ia tenggelam dalam pikirannya, suar
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-27
อ่านเพิ่มเติม

[S2] Gak Mood

Hari ini entah mengapa Nilam rasanya seperti enggan berangkat bekerja. Tiba-tiba saja badannya terasa lelah, letih dan lesu. Walaupun pada akhirnya ia tetap berangkat bekerja, mengingat hari ini adalah hari yang begitu penting bagi perushaan tempat dirinya bekerja. Tapi tetap tak ada semangat dalam dirinya yang hanya menghela napas, menundukkan kepalanya di atas meja kerja, atau menyandarkan tubuhnya ke kursi kerja miliknya. Saat Nilam tengah menikmati kegalauannya, tiba-tiba saja Rina dan Talita datang mengejutkan dirinya. "Pagi Mba Nilam!" teriak Rina dan Talita bersamaan. Mereka menuju ke meja kerja masing-masing. Nilam menyambut, "Ish! Kalian berdua ini membuatku terkejut saja!" Nilam langsung kembali menundukkan kepalanya ke atas meja. Rina dan Talita memperhatikan Nilam lalu saling bertatapan mata menilai penampilan Nilam yang wajahnya juga agak pucat seperti orang tak makan berhari-hari. "Kamu kenapa, Mba?" tanya Talita yang penasaran. "Rasanya agak gugup, nih! Pengen p
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-27
อ่านเพิ่มเติม

[S2] Bos Mesum!!!

Nilam langsung kicep karena bibir Jean hinggap di bibirnya secara tiba-tiba layaknya suapan tutup mulut. Nilam langsung merona karena ia belum mempersiapkan dirinya untuk menerima tindakan Jean yang grasak-grusuk itu. Kedua tangan Nilam ia kerahkan sekuat tenaga untuk mendorong Jean agar melepaskan ciumannya. "Kamu ini ngapain, sih?!" Nilam cemberut karena kesal. "Kenapa? Kamu enggak suka?" Jean menyunggingkan bibirnya, sengaja menggoda Nilam. Bukannya tak suka, Nilam sih mau-mau aja ya tapi kondisinya mereka kan lagi di kantor. Jadi kalau ada yang lihat bisa berabe. Nilam masih cemberut namun juga menjawab Jean, "Pikir aja sendiri!" Nilam membuang muka. Jean tersenyum simpul melihat Nilam yang bertingkah seperti bocah kecil. Jean langsung menarik Nilam ke pangkuannya. "Ah?!" Nilam terkejut. "Kamu ini! Kalau tadi aku jatuh gimana?!" protesnya lalu mencubit lengan Jean. Kini posisi Nilam duduk di atas paha Jean sehingga Nilam membelakangi Jean. Tempat duduk yang begitu n
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-27
อ่านเพิ่มเติม
ก่อนหน้า
1
...
3031323334
...
41
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status