All Chapters of Terjerat Gairah Pembantu Cantik: Chapter 171 - Chapter 180

401 Chapters

Dipermainkan

Pria dengan setelan kemeja warna putih dengan celana berwarna hitam tersebut kembali menghampiri Elisha sebelum berucap, "Mungkin kata-kata yang aku ucapkan, terdengar sangat sadis dan akan membuat kamu sakit hati. Tapi kamu harus sadar Elisha— bahwa seorang Pradikta, nggak akan mungkin menikahi seorang janda beranak satu seperti kamu."Hati Elisha berdenyut sakit ketika mendengar ucapan Dikta. Batinnya terasa sesak dan perih dengan fakta yang dilontarkan oleh sang atasan."Jelas dari status aja, kita udah jauh beda. Jadi aku mohon, mending kamu kubur dalam-dalam aja keinginan kamu untuk menjadi istriku. Paham?"Elisha memejamkan matanya. Semakin dibiarkan, Dikta justru semakin melukai perasaannya. "Kamu keterlaluan!""Bukan aku yang keterlaluan, tapi kamu yang gampang banget ditipu," pungkas Dikta sambil menyentuh pipi Elisha yang memerah. " Coba kamu sedikit jual mahal seperti Nilam, pasti rumah tangga kamu akan baik-baik saja.""Tapi s
last updateLast Updated : 2024-12-08
Read more

Di Hotel Berdua

"Cari hotel aja gimana?"Tuk!"Awww..." Nilam memegangi keningnya yang baru saja jadi korban sentilan Jean. "Sakit kak!" protesnya."Ya lagian, kamu ini. Kirain bakal nolak pas aku godain, malah ngajak check-in!"Nilam menyipitkan matanya sambil berbisik, "Salah sendiri nantangin. Ditantang balik kamu yang panik kan?"Jean menjilat bibirnya sambil berkata, "Ya udah. Kamu mau ke hotel mana?"Nilam menelan ludah. Panik sedikit tapi masih berusaha tenang seolah tidak terjadi apa-apa. "Hotel ya? Emm... Terserah kamu aja.""Oke. Masuk mobil dulu! Nanti aku pikirkan kita mau check-in di hotel mana," gumam Jean sambil menahan diri agar tetap cool. Walaupun dia setengah mati ingin tertawa karena melihat ekspresi panik Nilam di depannya.Gadis itu hanya menurut dan duduk di samping kursi kemudi. Dia sudah seperti anak ABG yang mau diculik Om-om. Ekspresi wajahnya super duper lucu menurut Jean.*"Kita s
last updateLast Updated : 2024-12-09
Read more

Si Polos

"Nih...""Em?!""Aku nyariin ini dari tadi."Gadis cantik itu semakin bingung ketika Jean menyerahkan sebuah brosur ke arahnya. "I- ini apa?""Itu brosur yang aku dapat saat meeting kemarin. Isinya menu baru di hotel ini. Aku tanya ke beberapa teman, katanya makananya enak dan rekomended. Makanya aku ngajak kamu ke sini."Nilam melongo. Ia menatap Jean yang tersenyum tanpa dosa ke arahnya. Bentar-bentar, mereka miss-com lagi kah?"Kamu mau pesen yang mana? Aku udah lapar nih?"Nilam menerima brosur itu dari pria yang masih berdiri di depannya. Sumpah, wajahnya sudah sangat merah. Gerak-gerik nya juga begitu canggung saat menyadari Jean hanya menggodanya."Kurang ajar!" Nilam memukulkan kertas tipis itu ke arah sang pacar. "Jadi daritadi kamu cuma ngerjain aku doang?""Lah? Kamu baru ngeh?""Akhhh! Sialan!" Nilam berdiri sambil berusaha memukul-mukul pelan lengan Jean. "Kurang ajar! Daritadi aku
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

Mama Kenapa?

Qila berdiri di depan pintu kamar Mamanya dengan wajah panik. Jantungnya berdebar, air matanya terus mengalir bersamaan dengan keringat dingin di tubuhnya. Anak mana yang tidak khawatir saat mendengar suara teriakan sang mama. Yang diiringi dengan jatuhnya beberapa barang pecah bela."Mama... Mama kenapa Ma? Mama..." Usia Qila memang masih 8 tahun. Tapi dia cukup peka dengan kondisi sekitarnya, termasuk sang Mama."Mama! Mama kenapa?!" Ia terus mencoba untuk memanggil Elisha agar segera keluar dari kamarnya. Tapi, sang Mama sama sekali tidak menggubris ucapannya."Mbak Qila..."Mendengar suara sang bibi ART, Qila pun langsung menghampiri wanita paruh baya itu dan memeluknya erat."Bi, Qila takut bi... Daritadi Mama teriak-teriak terus." Sambil menangis, Qila menceritakan apa yang sedang terjadi pada sang Bibi."Mbak qila tenang dulu ya!" pinta sang bibi."Apa kita telfon Papa aja ya Bi? Biar Papa ke sini buat ngeliat Mama? Qila beneran takut Bi," saran bocah itu dengan mata berkaca-ka
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

Terpantau Caper

"Qila, Mama mana Nak?" tanyanya dengan nada cemas."Mama di atas Pa," jawab Qila masih sambil menangis.Setelah mendengar jawaban putrinya, Jean pun naik ke lantai 2 di susul Nilam di belakangnya. Gadis itu sebenarnya tidak terlalu peduli dengan apa yang terjadi pada Elisha. Tapi dia harus ada di sana untuk jaga-jaga kalau seandainya Elisha sok caper di hadapan Jean."Elisha! Elisha!" Jean mengetuk pintu dengan tidak sabaran. Ia juga tidak lupa memanggil nama mantan istrinya beberapa kali supaya Elisha mau keluar. "Elisha! Kamu ngapain di dalam? Ayo keluar Sha! Ini aku, Jean!"Tidak ada jawaban. Suasana di dalam kamar yang hening membuat wajah Jean tampak pasi. Ia menatap Nilam dengan pandangan yang sulit diartikan."Elisha! Buka pintunya, Sha! Kamu kenapa Sha? Ayo cerita sama aku! Jangan diem kayak gini?"Masih hening."Sha! Kalau kamu nggak keluar, aku bakal dobrak pintunya!" ancam Jean. Tapi lagi-lagi janda cantik itu tida
last updateLast Updated : 2024-12-11
Read more

Kamu Takut Kan?

"Gimana? Udah tenang?" Itulah yang Jean tanyakan pada Elisha, tepat ketika mantan istrinya menyodorkan cangkir teh yang baru saja diminum olehnya.Elisha menganggukkan kepalanya. Dibanding beberapa saat lalu, perempuan itu memang lebih rileks sepertinya. "Makasih ya Mas.""Sebenarnya kamu ini kenapa? Kok bisa kamu marah-marah kayak tadi?" tanya Jean lagi. Ia sempat meletakkan cangkir yang dia terima dari Elisha dan menaruhnya ke atas meja."Kenapa kamu heran, kak? Bu Elisha itu udah sering kok marah-marah nggak jelas kalau di kantor." Nilam tadinya tidak mau terlalu ambil pusing, tapi melihat Elisha bersikap dramatis seperti beberapa waktu yang lalu, dia jadi dongkol setengah mati.Elisha melirik tajam ke arah Nilam. Yang tentu saja dibalas acuh oleh putri tunggal Bu Mala tersebut."Aku cuma sedikit kesal sama diriku sendiri Mas," jawab Elisha lirih. Mimik wajahnya dibuat sesedih mungkin agar orang lain— atau lebih tepatnya Jean, menjadi
last updateLast Updated : 2024-12-11
Read more

Bocah Kemarin Sore

"Kamu ini masih bocah. Anak kemarin sore. Tau apa soal hati dan perasaan orang lain?""Aku emang masih noob soal percintaan Bu Elisha," balas Nilam dengan nada penekanan. "Tapi aku tau betul gimana cara mempertahankan apa yang aku punya.""Maksud kamu apa ngomong gitu? Kamu pikir aku bakal rebut Mas Jean dari kamu?" sahut Elisha ketus.Nilam melipat kedua tangannya di depan dada. "Iya. Aku emang ngerasa gitu, Bu. Apalagi sejak Dikta nolak ibu.""Sok tau kamu.""Bukan sok tau. Tapi emang tau.""Kamu nguping?""Iya. Maklumin ya bu, kepo soalnya.""Nggak tau malu kamu!" amuk Elisha. Rasanya dia sudah benar-benar muak pada Nilam."Dikira ibu enggak?" Nilam mengangkat dagunya. Ia mendekati Elisha tanpa rasa takut sama sekali. "Sekarang apa niat ibu kayak tadi? Mau caper di depan kak Jean ya?"Elisha sudah mengangkat tangannya. Bersiap untuk menampar gadis itu."Elisha!!!" Tapi sayangnya Jea
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more

Cinta Berat

"Jangan bilang kamu lagi topless?"["Kok tau."]"Nebak aja sih."["Mau liat nggak?"]Nilam melotot kaget. "Liat apa?"Bukannya menjawab, Jean malah menjauhkan kamera depan ponselnya hingga memperlihatkan bahu lebarnya yang sempurna. Mundur sedikit lagi— dan Nilam bisa melihat dada bidang Jean yang cocok buat dijadikan bantal buat rebahan."Emm...." Nilam menarik bed covernya hingga menutupi separuh wajahnya. Ia sedang menyembunyikan pipinya yang memerah karena ulah Jean. ["Gerah banget di sini, Nilam."]"Masa sih? Emang kakak nggak nyalain AC?"["Udah. Tapi tetep aja panas."]"Aku malah sebaliknya kak. Di sini dingin banget."["Oh ya?"]"Uhm. Nih, aku sampai selimutan."["Hah..."]Helaan nafas Jean membuat Nilam bingung. "Kenapa kak?"["Aku jadi pengen ke sana deh. Supaya bisa gantiin posisi selimut kamu."]"Seandainya Mama keluar kota, uda
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more

Elisha Ngilang?

Sudah hampir satu minggu Elisha tidak masuk kantor. Dia ijin tidak masuk pada Dikta dengan alasan sakit. Walaupun sebenarnya itu hanya alibinya saja. Dan hari ini dia memilih untuk masuk kerja dan bersikap seolah tidak ada apa-apa.Elisha berniat untuk fokus saja pada pekerjaannya dan tidak mau banyak tingkah. Yah, ia ingin melewati hari-harinya seperti sebelum pertengkaran itu terjadi.Seperti yang sudah-sudah, hal yang pertama di lakukan oleh Elisha adalah membuatkan kopi untuk Pradikta. Ia masuk ke dalam ruangan sang Bos dan menyiapkan semua itu untuk sang atasan.Tepat setelah ia selesai membuat kopi, di waktu yang bersamaan, Dikta masuk ke dalam ruangan. Bos tampan itu sedikit terkejut saat melihat kehadiran Elisha setelah sekian lama."Wah, akhirnya kamu masuk kerja juga." Dikta mendekati Elisha lalu memeluknya dari belakang. Sayangnya, Elisha langsung menepis lengan pria itu dan menjauh beberapa langkah.Dikta mengerutkan alisnya.
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

Jangan Maksa!

"Lagi nyariin siapa Nilam?"Gadis itu menoleh. Tak jauh dari tempatnya berdiri, ada sosok seorang pemuda yang juga teman sekelasnya sedang berjalan ke arahnya."Eh, Anton! Ini nih, gue lagi nyari seseorang nih."Pemuda 20 tahunan itu mendekati Nilam dan berhenti di depannya. "Siapa?""Ada deh," balas Nilam sekenanya."Gimana kalo lo bareng ama gue aja? Kan arah rumah kita sama? Daripada lo celingukan di sini kayak anak hilang?"Nilam menatap cowok berjaket kulit di depannya sambari menggeleng. "Enggak bisa. Kan gue udah janji ama dia.""Aduh, Nilam... Cowok tukang telat itu nggak bisa dipercaya. Mending ama gue aja baliknya, udah pasti. Daripada lo ada di tengah parkiran kayak kerupuk yang lagi di jemur ya kan?""Kurang ajar ngatain gue kayak kerupuk.""Sorry."Nilam mengerucutkan bibirnya. "Udah sana! Lo balik duluan aja!""Yakin lo nggak mau bareng ama gue?" tanya Anton agak maksa. "Gue bawa helm cadangan kok. Nanti lo bisa pake itu.""Enggak usah, Anton. Makasih!""Yakin...""I—""
last updateLast Updated : 2024-12-14
Read more
PREV
1
...
1617181920
...
41
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status