Share

Jangan Maksa!

last update Last Updated: 2024-12-14 18:40:38

"Lagi nyariin siapa Nilam?"

Gadis itu menoleh. Tak jauh dari tempatnya berdiri, ada sosok seorang pemuda yang juga teman sekelasnya sedang berjalan ke arahnya.

"Eh, Anton! Ini nih, gue lagi nyari seseorang nih."

Pemuda 20 tahunan itu mendekati Nilam dan berhenti di depannya. "Siapa?"

"Ada deh," balas Nilam sekenanya.

"Gimana kalo lo bareng ama gue aja? Kan arah rumah kita sama? Daripada lo celingukan di sini kayak anak hilang?"

Nilam menatap cowok berjaket kulit di depannya sambari menggeleng. "Enggak bisa. Kan gue udah janji ama dia."

"Aduh, Nilam... Cowok tukang telat itu nggak bisa dipercaya. Mending ama gue aja baliknya, udah pasti. Daripada lo ada di tengah parkiran kayak kerupuk yang lagi di jemur ya kan?"

"Kurang ajar ngatain gue kayak kerupuk."

"Sorry."

Nilam mengerucutkan bibirnya. "Udah sana! Lo balik duluan aja!"

"Yakin lo nggak mau bareng ama gue?" tanya Anton agak maksa. "Gue bawa helm cadangan kok. Nanti lo bisa pake itu."

"Enggak usah, Anton. Makasih!"

"Yakin..."

"I—"

"
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Kencan Manis

    "Gimana? Udah siap?"Nilam melihat ke arah Jean sebentar dan menggangguk. Rasanya dia sudah siap untuk meluncur."Pegang tanganku!" titah Jean. Setelah Nilam melakukannya, Jean pun dengan hati-hati menarik tubuh Nilam untuk ikut berseluncur pelan. Posisi keduanya sekarang saling berhadapan satu sama lain dengan saling menggenggam."Liat aku aja, Nilam! Kalau kamu liat ke bawah, kamu malah nggak bakal fokus!"Nilam mengangkat kepalanya setelah mendengar arahan Jean. Walaupun kesulitan tapi gadis itu terlihat senang."Susah..." rengek Nilam."Nggak apa. Gerakan kamu udah bagus kok. Bentar lagi juga kamu bakal terbiasa."Nilam lagi-lagi hanya mengangguk. Ia terlihat berusaha keras untuk mengimbangi Jean. Walau sering oleng dan hampir jatuh, tapi ia terlihat senang sekali.Sungguh, gadis itu tidak menyangka jika kencannya dengan Jean hari ini memberikan pengalaman baru yang cukup menyenangkannya baginya.Tapi..."Fokus Nilam!" omel Jean ketika Nilam justru sibuk melihat ke arahnya."Udah

    Last Updated : 2024-12-14
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Pesta Ulang Tahun

    "Pa, gimana kalo kita kasih kejutan buat Mama?" tanya Qila bersemangat.Nilam mendelik. 'Kalau ada kejutan, berarti bakal ada momen Elisha caper ke Jean dong?'"Kejutan gimana?" tanya Jean dengan sabar."Mama kan pulangnya malem Pa, nanti sebelum Mama pulang papa ke rumah aja. Nanti kita kasih kue-nya ke mama," ucap Qila memberi saran.Jean tidak langsung memberikan jawaban. Dia justru lebih dahulu melihat ke arah Nilam seolah meminta persetujuan.Paham dengan maksud tatapan sang kekasih, Nilam pun berucap, "Wah, ide bagus tuh Mbak Qila." Dia memasang wajah excited agar Qila tidak curiga padanya. "Nanti kita juga bisa kasih hadiah buat Mama kamu."Jean menghela nafas panjang, dia pikir Nilam tidak akan setuju karena nanti dia harus bertemu dengan Elisha."Tuh kan, emang ide Qila itu bagus Pa." Qila makin girang."Tapi, Mbak Nilam boleh ikut nggak?" tanya gadis itu kemudian.Qila mengerutkan keningnya. "

    Last Updated : 2024-12-15
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Sengaja Membuat Cemburu

    "Suapan pertama mau mama kasih ke Qila..." Dengan wajah sumringah ia menyuapi putrinya itu."Makasih Ma," balas Qila happy."Suapan kedua buat..." Elisha terlihat ragu-ragu untuk menyebut nama Jean. Tapi dari tatapan matanya jelas mengisyaratkan untuk siapa suapan tersebut."Buat Papa aja Ma!" Qila lebih dahulu memotong. Dan tentu saja itu bisa jadi alasan yang bagus buat Elisha."Kalau Papa kamu mau Qila," desis Elisha lirih.Jean hanya diam saja. Sementara Nilam, jangan ditanya, ekspresi wajahnya sudah tidak enak sejak tadi."Papa! Papa mau kan disuapin Mama?" tanya Qila sambil menggunvangkan lengan lelaki itu.Duda tampan itu hanya melirik ke arah Nilam. Namun kali ini, Nilam memilih untuk pura-pura tidak melihatnya."Papa..." rengek Qila.Demi Qila, Jean terpaksa membuka mulutnya dan menerima suapan dari Elisha."Yai..." Qila berseru semakin senang. "Selamat ulang tahun ya Mama.""

    Last Updated : 2024-12-15
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Berebut Perhatian Jean

    Jean menarik nafas panjang. Ia sudah janji pada Bu Mala untuk tidak membuat Nilam kecewa."Sayang..." Jean membungkukkan punggungnya agar sejajar dengan Qila. "Makan malamnya lain kali aja nggak apa kan?"Qila mengerutkan keningnya. Tampak tidak setuju dengan ucapan sang Papa. "Papa harus nganterin Mbak Nilam pulang. Kan kasian kalau Mamanya khawatir."Nilam yang berdiri di belakang Jean mencoba untuk bersikap tenang. Meskipun jujur saja, dia merasa girang karena Jean memihaknya."Kan Mbak Nilam udah besar, dia bisa pulang sendiri Pa," rengek Qila. Ia terlihat ingin menangis karena penolakan sang Papa."Tapi Papa tadi ke sini kan sama Mbak Nilam, masa sekarang Mbak Nilam harus pulang sendiri? Kan bahaya sayang." Jean berusaha membujuk putrinya. "Lain kali Papa janji kita bakal makan sama-sama.""Papa jahat! Papa udah nggak sayang lagi ya ama Qila!""Enggak gitu sayang... Papa—""Mas! Ayo dong! Toh cuma

    Last Updated : 2024-12-16
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Akal-akalan Elisha

    Sepanjang acara makan tersebut, Elisha terus memancing putrinya untuk membahas hal-hal yang sering mereka lakukan saat masih menjadi keluarga yang utuh. Dari mulai hal yang sepele sampai ke hal-hal yang romantis. Jean sebenernya tidak ingin terlalu menanggapi. Kecuali jika anaknya bertanya atau mengatakan sesuatu padanya.Pria itu berusaha menjaga perasaan Nilam yang tampak semakin tidak nyaman di situasi tersebut. Sampai akhirnya, Jean mengambil alih suasana."Dulu juga pas Mama sibuk kerja kita mainnya seru banget ya, Qila. Belajar masak sama Mbak Nilam, buat kue, buat cemilan.""Wah, iya Pa. Dulu seru banget pas belajar bikin cup cake ama Mbak Nilam. Dihias-hias juga lagi." Qila menanggapi dengan antusias."Qila mau masak bareng lagi nggak kapan-kapan?" tanya Nilam yang akhirnya bisa masuk ke tengah obrolan mereka."Mau banget lah, Mbak. Nanti ajarin bikin donat ya?" pinta Nilam."Siap, Mbak Qila.""Qila jadi kangen p

    Last Updated : 2024-12-16
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Memanfaatkan Qila

    "Qila."Bocah 8 tahun yang sedang duduk di sofa sambil memperhatikan sang mama yang sedang memakaikan kaos kaki untuknya tersebut, hanya menaikan alisnya ketika sang Mama memanggil namanya."Ada apa Ma?" tanya bocah itu dengan nada riang seperti biasanya."Mama boleh cerita ke kamu nggak?" tanya Elisha dengan wajah lesu yang dibuat-buat."Cerita apa?""Mama— sebenarnya nggak suka ama Mbak Nilam."Ucapan tak terduga Elisha itu tidak langsung dapat tanggapan dari putrinya."Kamu sadar nggak sih sayang, kalau Mbak Qila itu pinter banget ngerebut perhatian Papa dari kamu," lanjut Elisha mulai meracuni otak polos putrinya."Hem?""Inget nggak kemarin? Pas kamu maksa Papa buat makan sama-sama kita? Tapi, Papa kamu malah mau anterin Mbak Nilam pulang dibandingkan kumpul sama kamu," tutur Elisha sambil mengerutkan keningnya. Memasang ekspresi sedih guna menarik simpati Qila."Tapi kan abis itu Papa mau

    Last Updated : 2024-12-17
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Harus Lebih Bijak

    "Jean..."Panggilan lemah pria itu makin membuat Jean merasa bersalah. Karena belum bisa mewujudkan keinginan Pak Wijaya sebulan yang lalu."Gimana acara ulang tahun mantan istri kamu kemarin? Lancar?"Jean menatap sendu pria paruh baya tersebut. Tidak menyangka hal itulah yang pertama kali ditanyakan oleh beliau. Padahal kondisinya sedang tidak baik, tapi Pak Wijaya masih sempat memikirkan orang lain."Lancar Pak. Walaupun ada sedikit ketegangan.""Kenapa? Apa mantan istri kamu cemburu karena kamu membawa pacar baru kamu ke acara itu?"Jean diam selama beberapa saat. Sebenarnya itu bukan masalah penting yang harus dia ceritakan pada Pak Wijaya."Kamu harus tegas, Jean."Pria itu mendongak dan menatap lurus ke arah Pak Wijaya."Kamu harus bisa memposisikan diri sebagai ayah dan pasangan yang baik," lanjut Pak Wijaya."Saya bingung Pak," desis Jean. "Setiap bersama anak saya, saya seperti orang

    Last Updated : 2024-12-18
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Masuk Rumah Sakit?!

    Nilam buru-buru ke rumah sakit yang Jean sebutkan di telfon. Ia di antar oleh Surya langsung menuju ke lokasi dengan perasaan kalut. Dia takut pacarnya itu kenapa-kenapa. Sebab Jean sendiri tidak menjelaskan apapun ketika memintanya datang ke sana."Kak Jean!" Begitu melihat kekasihnya, Nilam langsung berlari dan menghamburkan pelukannya ke dalam dekapan Jean.Sambil menangis dia terus saja bertanya bagaimana keadaan Jean, mana yang sakit, bagaimana kronologinya, bahkan gadis itu sama sekali tidak memberi kesempatan untuk Jean buka suara. Pria itu hanya berdiri sambil membalas pelukan Nilam."Nilam... Aku nggak apa-apa!"Nilam melepaskan pelukannya. Ia pindai sekujur tubuh Jean untuk memastikan apakah duda di depannya ini hanya berusaha untuk menenangkannya."Serius kakak nggak apa-apa?""Iya." Ia tersenyum lembut sambil menyeka jejak basah di pipi Nilam. "Liat sendiri kan aku nggak kenapa-kenapa.""Terus kenapa kakak di

    Last Updated : 2024-12-18

Latest chapter

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Kabar Pernikahan Jean

    Di saat begitu, tiba-tiba saja suara dari televisi kecil yang menggantung di sudut ruangan terdengar lebih jelas. Awalnya hanya sekilas suara pembawa berita yang menyebut nama-nama populer di dunia bisnis, tapi tak lama, gambar wajah Jean dan Nilam terpampang jelas di layar.Devi yang tadinya menunduk menepuk-nepuk punggung balita, refleks mendongak ke arah TV.“Eh, itu bukannya?” gumam Devi.Elisha pun spontan ikut menoleh. Pandangannya langsung tertumbuk pada tayangan berita infotainment yang menampilkan potongan-potongan video pernikahan mewah. Ada kilatan blitz kamera, dekorasi bunga warna peach dan putih, dan tentu saja—sosok Jean yang mengenakan setelan jas putih elegan, berdiri di samping seorang wanita cantik bergaun pengantin berwarna senada.“Jean, pengusaha muda sukses sekaligus duda beranak satu, hari ini resmi menikahi Ayunda Nilam Wijaya anak dari pengusaha properti Wijaya dan ibunya Bu Mala, pemilik franchise minuman terkenal di Indonesia. Pernikahan mereka digelar seca

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Hari-hari Elisha

    Suara anak-anak menyanyi riang memenuhi aula kecil yang terang oleh cahaya matahari yang menyusup dari jendela. Di tengah kerumunan anak-anak itu, berdiri seorang wanita dengan senyum keibuan—rambutnya dikuncir sederhana, seragam berwarna abu-abu yang dikenakan pun tak bisa menyembunyikan aura keibuannya.Elisha...Mantan istri Jean itu kini tengah menjalani kegiatannya yang seperti biasa. Dan karena hari ini hari senin, ia dapat jadwal mengajar untuk anak-anak panti asuhan sebagai bentuk kontribusi sosialnya“Ayo, kita ulang lagi dari bagian reff-nya ya, pelan-pelan, satu-satu.”Elisha mengangkat tangannya memberi aba-aba. Tangannya menggenggam ukulele kecil, yang ia petik lembut untuk mengiringi anak-anak menyanyi. Suaranya sabar, tidak pernah meninggi, bahkan ketika beberapa anak mulai tak fokus."Bunda, aku lupa nadanyaaa,” rengek salah satu anak.Elisha tertawa kecil. “Nggak apa-apa, kita ulang bareng-bareng. Kita belajar pelan-pelan ya, sayang.”Anak-anak kembali tertawa, suasan

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Dihantui Rasa Iri

    "Liat deh, Dikta!"Dikta yang sedang bersantai sambil bermain ponsel, dikejutkan dengan kedatangan ibunya yang heboh. Di tangan kanannya Bu Sinta membawa sebuah ponsel yang hendak ditunjukkan padanya."Liat ini deh, Nak!" Bu Sinta memberikan hapenya pada Dikta."Apa ini Ma?" tanya pria berambut sedikit panjang itu."Itu acara pernikahan Jean dan Nilam kemarin."Dikta yang tadinya tak begitu tertarik dengan kabar yang akan di sampaikan oleh Mamanya, seketika mengalihkan pandangannya ke arah ponsel pintar tersebut.Di dalamnya ada beberapa foto pernikahan Nilam yang meriah. Dari proses pengikatan janji suci hingga resepsi. Foto-foto itu di posting di akun IG bu Mala. Tentu saja caption yang menyayat hati."Akhirnya Nilam nikah juga ya," ucap Bu Sinta kagum. "Tapi sayang, suaminya itu duda. Musuh kamu pula."Dikta terdiam. Ucapan sang Mama terdengar nyelekit tapi ada benarnya. Yang dimaksud musuh di sini bukanlah musuh di persidangan, tapi rival sesama CEO perusahaan."Padahal Nilam masi

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Bulan Madu 21+

    "Kayaknya, ga usah nunggu lama, aku bakal hamil deh, Yang." Jean yang sudah dilanda rasa kantuk itu seketika membuka lagi kelopak matanya, karena mendengar ucapan Nilam barusan. "Kenapa?" Ia melirik ke arah sang istri yang sedang membalut tubuhnya menggunakan bedcover hingga sebatas leher. "Gimana enggak, kamu jago banget nembaknya. Rahimku berasa penuh gara-gara kamu keluar beberapa kali tadi." Jean seketika jadi salting. Ucapan Nilam yang terdengar Nilam itu benar-benar membuatnya salah tingkah. Ia memiringkan tubuhnya dan memeluk perut Nilam. "Ya bagus dong, supaya Qila gak terlalu lama menunggu punya adiknya." Nilam meringis kecil. Ia sedikit kegelian saat Jean mengusap pelan perutnya yang rata. "Aku juga seneng banget kalau punya anak dari ibu se gemesin dan secantik kamu," lanjut Jean sambil mengecup pipi Nilam. "Kamu maunya anak laki-laki atau perempuan?" tanya Nilam kemudian. Sejujurnya dia memang sudah sangat mengantuk, ditambah aktivitas panas keduanya beberapa waktu

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Malam Indah (21+)

    "Capeknya..." Kasur yang empuk adalah tempat yang paling Nilam impikan sejak beberapa jam yang lalu. Punggungnya benar-benar sudah pegel karena terus berdiri di acara resepsi. Kakinya juga. Kalau bukan Tuhan yang nyiptain, kakinya udah patah sih kayaknya. "Ganti baju dulu, Nilam sayang. Kamu juga belum bersih-bersih." Jean yang mengikuti gadis itu di belakangnya, mulai melepaskan jas pengantinnya. FYI, mereka emang langsung nyewa satu kamar hotel yang berada di gedung yang sama dengan acara resepsi karena permintaan Nilam. Maklum, kaum mager seperti Nilam ga bakal sanggup kalau setelah resepsi harus pulang dulu ke rumah atau apartemen. Apalagi jaraknya hampir 2 jam dari sini. "Mager sayang. Maunya langsung tidur." "Emang kamu ga sumpek pake gaun gitu?" Nilam membuka matanya. Ia melihat ke arah Jean yang sedang menyingsingkan lengan kemeja panjangnya. "Ya sumpek sih. Tapi beneran mager banget ini." Jean menggelengkan kepalanya. Ia tersenyum maklum sambil menarik kedua pergelanga

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Hari Terbaik

    Setelah Nana dan Reno pamit, Jean menoleh pada Nilam yang dari tadi terus tersenyum sambil menyambut para tamu. Tapi ia tahu, senyuman itu mulai terasa dipaksakan. “Sayang, kamu kelihatan capek.” Nilam sempat menggeleng kecil, masih ramah melambai ke tamu lain. “Nggak kok. Aku gak apa-apa.” Jean tersenyum tipis, lalu mengisyaratkan pada salah satu panitia untuk membawakan segelas air putih. Tak lama, air itu datang bersamaan dengan dua kursi yang langsung diletakkan agak ke sisi, masih dekat pelaminan tapi sedikit lebih tenang. “Duduk dulu, ya!” bisik Jean seraya menggandeng tangan istrinya. Nilam sempat ragu, tapi akhirnya menurut. Sepatunya yang berhak tinggi sudah terasa menyiksa dari tadi. Ia duduk pelan-pelan sambil menarik napas dalam. “Thanks, sayang,” ucapnya tulus. Jean ikut duduk di sebelahnya, lalu meraih tangannya dan menggenggamnya erat. “Hari ini milik kita berdua. Tapi aku gak mau kamu maksain diri demi kelihatan kuat. Nikmati aja, ya?” Nilam tersenyum lembut.

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Hari Pernikahan Jean dan Nilam

    Hari H pun tiba. Suasana pernikahan Nilam dan Jean dipenuhi dengan kebahagiaan dan kehangatan keluarga. Rangkaian bunga yang indah dan dekorasi yang bersinar menambah nuansa romantis di ruang pernikahan. Kedua pasangan itu berdiri di panggung resepsi dengan senyuman yang tak terus terkembang di wajah masing-masing, sama-sama siap untuk memulai babak baru dalam kehidupan mereka. "Kamu cantik banget." Nilam tersenyum malu, entah sudah berapa kali Jean mengatakan itu padanya hari ini. Dan yeah, gadis itu memang terlihat sangat cantik sekaligus anggun. Gaun pengantin warna putihnya begitu pas di tubuh ramping Nilam, rambutnya sengaja di sanggul ala modern. "Kamu juga keren banget," balas Nilam sambil memandang ke arah suaminya. Yah, beberapa saat yang lalu mereka telah mengikat janji suci pernikahan dengan di saksikan para tamu undangan. Manik gelap Nilam menatap lekat ke arah Jean yang begitu gagah dengan setelan jas warna putih, dasi hitam, dan sepatu fantofel. Terlihat sederh

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Mendekati Hari H

    Malam itu, sekitar pukul sembilan. Kamar Nilam terlihat rapi, dengan lampu tidur yang menyala temaram di sudut ruangan. Ia duduk di atas kasur, bersandar pada tumpukan bantal sambil memeluk guling. Rambutnya diikat seadanya, dan wajahnya hanya dipoles skincare malam tanpa riasan. Di pangkuannya, ponsel menyala dengan wajah Jean terpampang di layar—video call yang akhirnya tersambung setelah seharian saling sibuk.“Hai sayang…” sapa Jean, tersenyum kecil dari balik layar. Ia terlihat sedang duduk di ruang kerjanya, dengan kaos polo abu-abu kesayangannya dan rambut sedikit berantakan.Nilam mengerucutkan bibir, memeluk guling lebih erat. “Kamu lama banget angkatnyaaaa…”“Sorry, sayang. Tadi aku baru selesai meeting sama vendor catering,” jawab Jean sambil menyender ke kursi. “Tapi sekarang kamu udah dapet aku seutuhnya, nih.”Nilam mendesah pelan, lalu matanya memandang Jean dengan tatapan manja. “Aku kangen banget… tahu gak?”"Kita kan gak ketemu baru hari ini.""Tapi bagiku ini udah l

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Fokus Ke Diri Sendiri Dulu

    Suasana di dalam mobil terasa hening. Hanya suara mesin yang mengisi kekosongan di antara mereka. Lampu-lampu jalan menari pelan di kaca jendela, seolah mengiringi perasaan gundah yang masih menyelimuti hati Nilam. Tangan Jean memegang kemudi, sementara tatapannya sesekali mencuri-curi pandang ke arah Nilam yang duduk diam, memeluk tas di pangkuannya.“Masih kepikiran Talita?” tanya Jean akhirnya, dengan suara pelan.Nilam hanya mengangguk pelan tanpa menoleh.Jean menarik napas sejenak, lalu tersenyum tipis. “Sayang… aku ngerti kamu khawatir. Tapi jangan terlalu OVT ya! Talita kan udah ngabarin, dan sejauh ini infonya sama seperti yang bu Ratih bilang. Jadi, kita harus percaya sama dia.”Nilam mengatupkan bibirnya erat. Ada bagian dalam dirinya yang ingin percaya sepenuhnya. Tapi ada di sisi lain perasaannya mengatakan jika ada sesuatu yang tidak beres.“Aku ngerasa... ada sesuatu yang masih mengganjal," bisiknya akhirnya. “Perasaanku gak enak aja.”Jean mengalihkan tangan kirinya da

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status